Selasa, 11 September 2018

Membalas Perbuatan Mamaku

Perkenalkan namaku Aslam usiaku sekarang 20 tahun dengan tinggi badan 180 cm dan berat 75 kg. Aku ingin menceritakan awal aku tertarik dengan mamaku sampai akhirnya berhasil menyetubuhinya. Kisah ini dimulai saat usiaku 12 tahun.

Aku terlahir dari keluarga yg cukup sederhana dengan dua bersaudara, kakakku bernama Nadia berusia 14 tahun. Papaku bernama Hans Supit berusia 38 tahun seorang Bintara TNI berpangkat Pelda berdarah Manado-Belanda dengan postur tinggi 175 kg dan berat 70 kg bermata agak sipit dan berwarna biru, sedangkan mamaku dulunya seorang PNS, tetapi karena papaku sering dipindahkan lokasi dinasnya otomatis dia ga bekerja lagi. Saat itu mamaku yg bernama Aisha Sultan berumur sekitar 36 tahun, keturunan Melayu-Pakistan, sehingga berhidung mancung, berkulit putih, memiliki mata yg besar dan berwarna coklat dan tentu saja berdada cukup besar (163cm/60kg/36D). Jika kulihat fotonya saat itu, mamaku berwajah sangat cantik, dan aku juga memiliki fisik yg lebih mirip dengan mamaku dengan mata coklat yg besar dan juga wajah yg ganteng hehehehe.
Kami tinggal di komplek pemukiman padat di kota Bandung di Jawa Barat. Nah di wilayahku kebetulan ada seorang bapak-bapak yang bekerja sebagai tukang minjemin duit (tukang kredit). Perawakannya seingatku, kurus, pendek dan berkumis cukup tebal. Sebut saja pak Raden. Pak Raden sering keluar masuk kampung untuk memberikan pinjaman kepada ibu-ibu rumah tangga, bisa berupa barang atau perlengkapan rumah tangga atau langsung uang cash. Karena papaku termasuk hanyalah seorang Bintara TNI, gajinya pun tidak seberapa, hingga mamaku merupakan salah satu pelanggan setianya, ya tidak ada yang aneh memang.

Hingga di suatu pagi di hari Sabtu ketika papaku tidak ada dirumah karena sedang dinas luar dan kakakku sedang ada acara di sekolahnya sekitar jam 10 pagi, aku seperti layaknya anak kecil lainnya sering bermain-main di rumah tetangga yang memang berdempetan dengan rumahku. Karena ingin jajan, aku memutuskan untuk pulang ke rumah untuk minta uang ke mamaku. Ketika membuka pintu rumah, tampaknya mamaku sedang kedatangan tamu, yaitu pak Raden. Saat itu aku ga terlalu peduli, mungkin karena aku masih terlalu kecil untuk mengerti bahwa ada sesuatu antara mamaku dengan pak Raden. Ya Mamaku tampak mesra dengan pak Raden. Dia duduk menempel dengan pak Raden, seingatku mamaku menggenakan pakaian yang cukup seksi, daster yang memperlihatkan belahan dadanya yang besar, dan roknya tersingkap hingga pahanya sedikit terlihat. Aku tidak pernah melihat mamaku memperlakukan tamunya seperti itu. Bahkan akupun jarang melihat mama dan papaku saling berangkulan mesra di kursi sofa ruang tamu itu. Dan kini aku menyaksikannya, tapi bukan antara mamaku dengan papaku, tapi mamaku dengan pria asing. Ketika aku masuk, pak Raden cukup kaget, tetapi mamaku terlihat cuek. Mungkin karena dianggapnya aku masih terlalu kecil untuk mengerti.

Bahkan akupun tidak terlalu mengerti atau curiga, ketika pak Raden membisikan sesuatu ke mamaku, dan kemudian mamaku pun tersenyum.
"Aslam, kamu maen dulu di luar ya, ini duit jajannya". ucap mamaku dengan tersenyum. Aku yang memang anak kecil, tentu saja senang, senang disuruh maen, apalagi diberi uang jajan.
Saat itu aku pun langsung ke luar rumah untuk jajan. Sepulangnya dari warung, aku balik lagi ke rumah. Tapi tidak kutemukan mamaku dan pak Raden di kursi ruang tamu itu. Akupun berteriak mencari-cari mamaku, tetapi tidak ada jawaban. Rumahku sangat kecil, dan hanya memiliki satu kamar yang berpintu, 2 kamar tidur yang lain hanyalah kasur tempat tidur yang disekat-sekat menggunakan lemari ataupun triplek. Kamar tidur yang berpintu adalah kamar tidur papa-mamaku, sementara kamar yg lain dipakai untuk tidur aku dan kakakku.

Karena mamaku tidak menyahuti panggilanku, akupun langsung mencari-cari. lokasi pertama yang menjadi tujuan pencarianku tentu saja kamar orangtuaku.

Kulihat pintu kamarnya tertutup, jarang sekali pintu kamar itu ditutup, dan sekarang tertutup. Aku mencoba membuka pintunya namun terkunci.
"maa... mamaa.... " kembali aku berteriak memanggil mamaku yang kuduga memang sedang ada didalam kamar. Karena tidak ada jawaban, akupun mencoba mengintip lewat lubang kunci. Aku pun kaget melihat apa yang terjadi di dalam.

Saat itu kulihat mamaku terlentang, busana yg digunakan sudah tidak terpakai dengan benar, karena dadanya yang besar menyembul dengan leluasa. Aku sudah hapal bentuk dada mamaku, karena dulu sering mandi bersamanya. Buah dadanya sangat montok, dengan puting hitam yang lebar. Dan saat itu, kulihat dada itu sedang diremas-remas oleh pak Raden yang duduk didepan tubuh mamaku. Pak Raden saat itu masih mengenakan baju, tetapi celananya kulihat ada di lantai, bertumpukan dengan celana dalam dan kutang yang biasa dipakai mamaku. Kemudian mamaku melebarkan kedua pahanya yang putih mulus, sementara rok dasternya sudah tersingkap hingga perut, sehingga aku bisa melihat rimbunnya bulu-bulu kemaluan mamaku.

Melihat hal tersebut kontan saja kontolku mengeras. Untuk pertama kalinya aku merasa terangsang dengan mamaku sendiri. Aku pun mulai membuka celanaku dan mengocok penisku sambil terus memperhatikan apa yg terjadi di dalam antara mamaku dan Pak Raden

Pak Raden mengayunkan pantatnya seperti menumbuk selangkangan mamaku dengan selangkangannya. Setiap kali tubuh mereka merapat, saat itu juga kudengar rintihan mamaku. Sesekali mereka berciuman, kemudian sesekali juga pak Raden melepaskan ciumannya untuk menghisap-hisap tetek mamaku dan membuatnya meracau seperti yang kepedasan. Terkadang pak Raden bangkit kemudian memundurkan pantatnya, hingga kulihat gerakan batang kejantanannya keluar dibalik rimbunnya bulu jembut mamaku sebelum kemudian memasukkannya kembali dengan cepat.

Hal itu dilakukannya berulang-ulang, sebelum kemudian mamaku yang bangkit dan mendorong pak Raden untuk tidur terlentang. Kemudian mamaku menggoyang-goyangkan pantatnya bagaikan joki kuda yang sedang menunggang kuda. Bedanya kalo joki kuda bergerak sambil memegang kudanya, kali ini mamaku yang dipegangi oleh tunggangannya. Saat mamaku meliuk-liukan pantat diatas selangkangan pak Raden, tangan pak Raden tidak pernah ketinggalan untuk meremas-remas tetek montok mamaku. Jika dilihat sekarang mungkin semua orang pun akan terangsang melihat pemandangan itu. Mamaku yang berwajah cantik dengan bentuk tubuh yang montok, sedang bergerak liar menyetubuhi pria asing yang bukan suaminya. Pakaian yang tersangkut sekenanya ditubuhnya, menambah keseksian gerakan tubuhnya. Dasternya belum terlepas, hanya teteknya saja yang dikeluarkan oleh pak Raden agar bisa diremas dan dihisapnya. Sementara bagian bawahnya, tentu saja sudah tidak berpenutup lagi, membuka ruang sebebas-bebasnya bagi pak Raden meloloskan batang kejantanannya yang hitam dan panjang ke lubang kenikmatan mamaku yang seharusnya hanya menjadi milik papaku.

Entah apa yang terjadi, gerakan liar mamaku semakin menjadi-jadi sebelum akhirnya badannya menekuk diiringi teriakan "ahkkkhkk.... " ibuku dan pak Raden. Rupanya mereka berdua telah orgasme. Aku yg sedang mengintip pun merasakan juga akan orgasme dan CROOT CROOT CROOT Ahh! Akhirnya aku pun keluar dan menumpahkan spermaku ke lantai. Karena lemas aku pun bersandar di dinding untuk beristirahat sejenak.
Suasana menjadi hening, hanya nafas mereka saja yang terdengar seolah-olah mereka habis berolahraga berat. Mamaku tampak memeluk pak Raden dengan erat, matanya terpejam menngumpulkan nafas, begitu juga pak Raden, tangannya mengusap-usap punggung mamaku yang mulus. Mereka kembali berciuman, sebelum akhirnya mamaku berbaring disamping pak Raden dan memeluknya.

Mereka terdiam cukup lama, aku yang telah selesai orgasme bergegas membersihkan sisa-sisa ceceran sperma yang ada di lantai kemudian aku pergi menuju kamarku agar tidak ketahuan Tidak lama kemudian, mungkin sekitar setengah jam-an kulihat pak Raden keluar dari rumahku. Akupun langsung masuk ke ke kamar mamaku selepas pak Raden pergi, kulihat ia sedang tidur terlentang dan cairan sperma putih kental yang amat banyak itu mengalir pelan membasahi sprei. Aku pun kembali terangsang melihat pemandangan ini. Ingin rasanya kuentot mamaku habis-habisan saat itu, namun akal sehatku masih bekerja sehingga hal tersebut urung kulakukan. Aku hanya mengocok penisku sambil memegangi tetek mamaku, tak lama kemudian "Ahh Mama CROOT CROOT CROOT!" Kusemprotkan spermaku ke teteknya yg montok lalu mengoleskannya ke seluruh tubuh mamaku. Aku yakin mamaku tidak akan curiga dan mengira bahwa Pak Radenlah yg melakukan ini. Setelah selesai mengocok penisku aku langsung kembali ke kamar lagi, dan tertidur.

6 tahun kemudian
2 bulan sesudah kejadian perselingkuhan tersebut, papaku mendapatkan promosi untuk mengikuti Secapa (Sekolah Calon Perwira) di Bandung selama 8 bulan karena papa dianggap berprestasi. Selama papa mengikuti Secapa, mamaku memang terlihat beberapa kali terlihat membawa lelaki ke rumah. Ya mamaku bercinta dengan lelaki-lelaki itu walaupun tidak setiap hari dia membawa teman lelakinya namun frekuensinya cukup sering dan hebatnya dia mampu menyembunyikan itu dari kakakku Nadia tapi sayangnya aku mengetahui semua perbuatannya.

Setelah Papa selesai mengikuti Secapa, papaku pun naik pangkat dari Pelda menjadi Letda (Letnan Dua). Selain itu papa juga dipindah tugaskan ke Mabes TNI di Jakarta. Karena itulah kami sekeluarga memutuskan untuk pindah ke Jakarta selepas papa mendapatkan promosi pangkat dan jabatan. Kini setelah 5 tahun kami pindah ke Jakarta papaku telah menyandang pangkat sebagai Lettu (Letnan Satu) TNI.

Kenaikan pangkat papa dari Bintara menjadi perwira TNI berpengaruh juga pada ekonomi keluarga kami. Jika dulu kami hanya sanggup mengontrak rumah kecil dan memiliki satu sepeda motor, saat ini kami tinggal di rumah yg lebih besar dan memiliki mobil untuk sarana transportasi jika ingin bepergian jauh. Ya memang hidup keluargaku jauh dari kata mewah, namun saat ini kami hidup berkecukupan dan tidak kekurangan seperti saat di Bandung dulu. Ya aku merasa sangat bersyukur dengan perubahan di keluargaku.

Mamaku sendiri saat ini berusia 42 tahun, masih sangat cantik namun badannya terlihat lebih berisi dan dibandingkan 6 tahun yg lalu. Ya tepat 3 bulan setelah kepindahan kami ke Jakarta, rupanya mamaku hamil lagi. Kami sekeluarga sangat senang dengan kabar ini. Papaku menganggap kehamilan mama sebagai anugerah atas kenaikan pangkat dan promosinya ke Mabes TNI. Beberapa bulan kemudian tepat ketika mamaku berusia 38 tahun, lahirlah adikku yang berjenis kelamin laki-laki dan diberi nama Afiq. Kini adikku Afiq sudah berusia 4 tahun dan sudah bersekolah di taman kanak-kanak (TK).

Satu hal yang aku heran walaupun sebenarnya aku sangat senang dengan itu. Semenjak kami pindah ke Jakarta 5 tahun lalu, mamaku sudah tidak pernah terlihat menjalin hubungan dengan lelaki lain seperti saat di Bandung dulu. Ya papa dan mamaku terlihat lebih mesra semenjak kepindahan kami kesini. Sering di waktu malam aku mendengar suara desahan dan erangan mesra dari kamar kedua orang tuaku. Melihat hal itu biasanya aku hanya bisa melampiaskannya dengan onani sambil membayangkan tubuh mama. Terpikir olehku kapan aku bisa menikmati tubuh mama seperti papa dan lelaki-lelaki selingkuhannya. Kulihat setiap lelaki yang menyetubuhi mama pasti merasakan kepuasan yang amat sangat dalam baik itu papa maupun lelaki lain. Namun aku masih bersabar menunggu waktu yg tepat untuk bisa menikmati tubuh mamaku dan menyemburkan spermaku ke dalam rahimnya yg subur itu.
Sewaktu mama hamil, ada sedikit kekhawatiran dari diriku mengenai anak yg dikandung mama. Aku takut adikku yg ada di rahim mama bukan hasil dari benih papaku mengingat kelakuannya yg suka selingkuh di masa lalu. Tapi akhirnya ketakutanku tidak terjadi. Diantara kami bertiga justru Afiq lah yg memiliki kemiripan fisik paling identik dengan papa. Mata Afiq yang biru dan sipit dan juga raut wajahnya menegaskan bahwa Afiq adalah anak dari benih papaku dan bukan dari lelaki lain. Melihat itu aku pun merasa lega. Papa dan mamaku terlihat sangat menyayangi Afiq karena dia memang bocah yg lucu dan menggemaskan. Mereka mencurahkan kasih sayangnya dengan sangat besar walaupun tidak sampai memanjakannya. Mama dan papaku selalu berusaha memenuhi keinginan Afiq selama hal tersebut masih masuk akal dan bermanfaat baginya. Aku dan kakakku Nadia pun bersikap maklum dengan sikap papa dan mama karena Afiq merupakan anggota termuda di keluarga kami. Aku dan kakakku sangat suka bermain dengan Afiq namun karena aku sibuk dengan sekolah dan kakakku juga sekarang sedang berkuliah di Kota Semarang maka kami hanya bermain ketika kami sedang libur.

Sewaktu Afiq masih bayi, aku sering melihat mamaku menyusuinya dengan penuh kasih sayang. Mamaku menyusui Afiq sambil mengelus kepalanya dengan penuh kelembutan bahkan terkadang sampai meneteskan air mata. Aku pun heran sesayang itukah mama terhadap Afiq sampai terkadang harus berurai air mata ketika menyusuinya? Entahlah mungkin aku akan tahu jawabannya nanti di kemudian hari.

Namun yang pasti ketika mama menyusui Afiq aku merasa sangat terangsang. Bentuk dada mamaku yang sangat montok begitu menggodaku ditambah lagi sikapnya yang cuek yaitu membiarkan aku melihatnya menyusui Afiq tanpa rasa malu. Mungkin karena aku anaknya jadi dia tidak begitu mempermasalahkannya. Namun melihat itu keinginanku untuk menyetubuhinya semakin besar. Setelah menunggu sekian lama akhirnya aku menemukan kesempatan yg tepat untuk menyetubuhi mamaku.

Setelah menempuh Ujian Nasional SMA, aku pun libur sejenak sebelum nanti mempersiapkan diri untuk mengikuti program intensif SBMPTN di Bimbingan Belajar. Di saat libur itulah mamaku mendapat undangan pernikahan keponakannya di kampung halamannya di Kota Medan. Awalnya mamaku ragu untuk pergi kesana mengingat jarak yg jauh dan Afiq yg masih kecil tidak ada yg menjaga apalagi kakakku Nadia masih kuliah di luar kota awalnya membuat mamaku ragu dan khawatir untuk pulang kampung. Namun setelah diyakinkan oleh papaku ditambah lagi Oma Ibu dari papaku akan datang dari Manado ke Jakarta untuk menengok cucunya Afiq dan menginap di rumah kami. Karena hal itulah yang membuat mamaku akhirnya memutuskan untuk pergi ke Medan menghadiri pernikahan keponakannya. Kami sekeluarga pun bersepakat bahwa aku akan menemani mama ke Medan sementara Afiq akan dijaga oleh papa omaku di Jakarta. Dalam hati aku sangat senang dengan keputusan ini dan memberikanku kesempatan untuk menyetubuhi mamaku. Aku pun membeli beberapa butir obat tidur untuk memuluskan rencanaku selama di Medan nanti.

Akhirnya hari yang ditunggu pun tiba. Aku dan mama bersiap-siap mengemas koper dan barang-barang lain yang akan dibawa ke Medan. Saat ini omaku sudah tiba di Jakarta
                 

0 komentar:

Posting Komentar