Perkenalkan namaku Aslam usiaku sekarang 20 tahun dengan tinggi badan
180 cm dan berat 75 kg. Aku ingin menceritakan awal aku tertarik dengan
mamaku sampai akhirnya berhasil menyetubuhinya. Kisah ini dimulai saat
usiaku 12 tahun.
Aku terlahir dari keluarga yg cukup sederhana dengan dua bersaudara,
kakakku bernama Nadia berusia 14 tahun. Papaku bernama Hans Supit
berusia 38 tahun seorang Bintara TNI berpangkat Pelda berdarah
Manado-Belanda dengan postur tinggi 175 kg dan berat 70 kg bermata agak
sipit dan berwarna biru, sedangkan mamaku dulunya seorang PNS, tetapi
karena papaku sering dipindahkan lokasi dinasnya otomatis dia ga bekerja
lagi. Saat itu mamaku yg bernama Aisha Sultan berumur sekitar 36 tahun,
keturunan Melayu-Pakistan, sehingga berhidung mancung, berkulit putih,
memiliki mata yg besar dan berwarna coklat dan tentu saja berdada cukup
besar (163cm/60kg/36D). Jika kulihat fotonya saat itu, mamaku berwajah
sangat cantik, dan aku juga memiliki fisik yg lebih mirip dengan mamaku
dengan mata coklat yg besar dan juga wajah yg ganteng hehehehe.
Kami tinggal di komplek pemukiman padat di kota Bandung di Jawa Barat.
Nah di wilayahku kebetulan ada seorang bapak-bapak yang bekerja sebagai
tukang minjemin duit (tukang kredit). Perawakannya seingatku, kurus,
pendek dan berkumis cukup tebal. Sebut saja pak Raden. Pak Raden sering
keluar masuk kampung untuk memberikan pinjaman kepada ibu-ibu rumah
tangga, bisa berupa barang atau perlengkapan rumah tangga atau langsung
uang cash. Karena papaku termasuk hanyalah seorang Bintara TNI, gajinya
pun tidak seberapa, hingga mamaku merupakan salah satu pelanggan
setianya, ya tidak ada yang aneh memang.
Hingga di suatu pagi di hari Sabtu ketika papaku tidak ada dirumah
karena sedang dinas luar dan kakakku sedang ada acara di sekolahnya
sekitar jam 10 pagi, aku seperti layaknya anak kecil lainnya sering
bermain-main di rumah tetangga yang memang berdempetan dengan rumahku.
Karena ingin jajan, aku memutuskan untuk pulang ke rumah untuk minta
uang ke mamaku. Ketika membuka pintu rumah, tampaknya mamaku sedang
kedatangan tamu, yaitu pak Raden. Saat itu aku ga terlalu peduli,
mungkin karena aku masih terlalu kecil untuk mengerti bahwa ada sesuatu
antara mamaku dengan pak Raden. Ya Mamaku tampak mesra dengan pak Raden.
Dia duduk menempel dengan pak Raden, seingatku mamaku menggenakan
pakaian yang cukup seksi, daster yang memperlihatkan belahan dadanya
yang besar, dan roknya tersingkap hingga pahanya sedikit terlihat. Aku
tidak pernah melihat mamaku memperlakukan tamunya seperti itu. Bahkan
akupun jarang melihat mama dan papaku saling berangkulan mesra di kursi
sofa ruang tamu itu. Dan kini aku menyaksikannya, tapi bukan antara
mamaku dengan papaku, tapi mamaku dengan pria asing. Ketika aku masuk,
pak Raden cukup kaget, tetapi mamaku terlihat cuek. Mungkin karena
dianggapnya aku masih terlalu kecil untuk mengerti.
Bahkan akupun tidak terlalu mengerti atau curiga, ketika pak Raden
membisikan sesuatu ke mamaku, dan kemudian mamaku pun tersenyum.
"Aslam, kamu maen dulu di luar ya, ini duit jajannya". ucap mamaku
dengan tersenyum. Aku yang memang anak kecil, tentu saja senang, senang
disuruh maen, apalagi diberi uang jajan.
Saat itu aku pun langsung ke luar rumah untuk jajan. Sepulangnya dari
warung, aku balik lagi ke rumah. Tapi tidak kutemukan mamaku dan pak
Raden di kursi ruang tamu itu. Akupun berteriak mencari-cari mamaku,
tetapi tidak ada jawaban. Rumahku sangat kecil, dan hanya memiliki satu
kamar yang berpintu, 2 kamar tidur yang lain hanyalah kasur tempat tidur
yang disekat-sekat menggunakan lemari ataupun triplek. Kamar tidur yang
berpintu adalah kamar tidur papa-mamaku, sementara kamar yg lain
dipakai untuk tidur aku dan kakakku.
Karena mamaku tidak menyahuti panggilanku, akupun langsung mencari-cari.
lokasi pertama yang menjadi tujuan pencarianku tentu saja kamar
orangtuaku.
Kulihat pintu kamarnya tertutup, jarang sekali pintu kamar itu ditutup,
dan sekarang tertutup. Aku mencoba membuka pintunya namun terkunci.
"maa... mamaa.... " kembali aku berteriak memanggil mamaku yang kuduga
memang sedang ada didalam kamar. Karena tidak ada jawaban, akupun
mencoba mengintip lewat lubang kunci. Aku pun kaget melihat apa yang
terjadi di dalam.
Saat itu kulihat mamaku terlentang, busana yg digunakan sudah tidak
terpakai dengan benar, karena dadanya yang besar menyembul dengan
leluasa. Aku sudah hapal bentuk dada mamaku, karena dulu sering mandi
bersamanya. Buah dadanya sangat montok, dengan puting hitam yang lebar.
Dan saat itu, kulihat dada itu sedang diremas-remas oleh pak Raden yang
duduk didepan tubuh mamaku. Pak Raden saat itu masih mengenakan baju,
tetapi celananya kulihat ada di lantai, bertumpukan dengan celana dalam
dan kutang yang biasa dipakai mamaku. Kemudian mamaku melebarkan kedua
pahanya yang putih mulus, sementara rok dasternya sudah tersingkap
hingga perut, sehingga aku bisa melihat rimbunnya bulu-bulu kemaluan
mamaku.
Melihat hal tersebut kontan saja kontolku mengeras. Untuk pertama
kalinya aku merasa terangsang dengan mamaku sendiri. Aku pun mulai
membuka celanaku dan mengocok penisku sambil terus memperhatikan apa yg
terjadi di dalam antara mamaku dan Pak Raden
Pak Raden mengayunkan pantatnya seperti menumbuk selangkangan mamaku
dengan selangkangannya. Setiap kali tubuh mereka merapat, saat itu juga
kudengar rintihan mamaku. Sesekali mereka berciuman, kemudian sesekali
juga pak Raden melepaskan ciumannya untuk menghisap-hisap tetek mamaku
dan membuatnya meracau seperti yang kepedasan. Terkadang pak Raden
bangkit kemudian memundurkan pantatnya, hingga kulihat gerakan batang
kejantanannya keluar dibalik rimbunnya bulu jembut mamaku sebelum
kemudian memasukkannya kembali dengan cepat.
Hal itu dilakukannya berulang-ulang, sebelum kemudian mamaku yang
bangkit dan mendorong pak Raden untuk tidur terlentang. Kemudian mamaku
menggoyang-goyangkan pantatnya bagaikan joki kuda yang sedang menunggang
kuda. Bedanya kalo joki kuda bergerak sambil memegang kudanya, kali ini
mamaku yang dipegangi oleh tunggangannya. Saat mamaku meliuk-liukan
pantat diatas selangkangan pak Raden, tangan pak Raden tidak pernah
ketinggalan untuk meremas-remas tetek montok mamaku. Jika dilihat
sekarang mungkin semua orang pun akan terangsang melihat pemandangan
itu. Mamaku yang berwajah cantik dengan bentuk tubuh yang montok, sedang
bergerak liar menyetubuhi pria asing yang bukan suaminya. Pakaian yang
tersangkut sekenanya ditubuhnya, menambah keseksian gerakan tubuhnya.
Dasternya belum terlepas, hanya teteknya saja yang dikeluarkan oleh pak
Raden agar bisa diremas dan dihisapnya. Sementara bagian bawahnya, tentu
saja sudah tidak berpenutup lagi, membuka ruang sebebas-bebasnya bagi
pak Raden meloloskan batang kejantanannya yang hitam dan panjang ke
lubang kenikmatan mamaku yang seharusnya hanya menjadi milik papaku.
Entah apa yang terjadi, gerakan liar mamaku semakin menjadi-jadi sebelum
akhirnya badannya menekuk diiringi teriakan "ahkkkhkk.... " ibuku dan
pak Raden. Rupanya mereka berdua telah orgasme. Aku yg sedang mengintip
pun merasakan juga akan orgasme dan CROOT CROOT CROOT Ahh! Akhirnya aku
pun keluar dan menumpahkan spermaku ke lantai. Karena lemas aku pun
bersandar di dinding untuk beristirahat sejenak.
Suasana menjadi hening, hanya nafas mereka saja yang terdengar
seolah-olah mereka habis berolahraga berat. Mamaku tampak memeluk pak
Raden dengan erat, matanya terpejam menngumpulkan nafas, begitu juga pak
Raden, tangannya mengusap-usap punggung mamaku yang mulus. Mereka
kembali berciuman, sebelum akhirnya mamaku berbaring disamping pak Raden
dan memeluknya.
Mereka terdiam cukup lama, aku yang telah selesai orgasme bergegas
membersihkan sisa-sisa ceceran sperma yang ada di lantai kemudian aku
pergi menuju kamarku agar tidak ketahuan Tidak lama kemudian, mungkin
sekitar setengah jam-an kulihat pak Raden keluar dari rumahku. Akupun
langsung masuk ke ke kamar mamaku selepas pak Raden pergi, kulihat ia
sedang tidur terlentang dan cairan sperma putih kental yang amat banyak
itu mengalir pelan membasahi sprei. Aku pun kembali terangsang melihat
pemandangan ini. Ingin rasanya kuentot mamaku habis-habisan saat itu,
namun akal sehatku masih bekerja sehingga hal tersebut urung kulakukan.
Aku hanya mengocok penisku sambil memegangi tetek mamaku, tak lama
kemudian "Ahh Mama CROOT CROOT CROOT!" Kusemprotkan spermaku ke teteknya
yg montok lalu mengoleskannya ke seluruh tubuh mamaku. Aku yakin mamaku
tidak akan curiga dan mengira bahwa Pak Radenlah yg melakukan ini.
Setelah selesai mengocok penisku aku langsung kembali ke kamar lagi,
dan tertidur.
6 tahun kemudian
2 bulan sesudah kejadian perselingkuhan tersebut, papaku mendapatkan
promosi untuk mengikuti Secapa (Sekolah Calon Perwira) di Bandung selama
8 bulan karena papa dianggap berprestasi. Selama papa mengikuti Secapa,
mamaku memang terlihat beberapa kali terlihat membawa lelaki ke rumah.
Ya mamaku bercinta dengan lelaki-lelaki itu walaupun tidak setiap hari
dia membawa teman lelakinya namun frekuensinya cukup sering dan hebatnya
dia mampu menyembunyikan itu dari kakakku Nadia tapi sayangnya aku
mengetahui semua perbuatannya.
Setelah Papa selesai mengikuti Secapa, papaku pun naik pangkat dari
Pelda menjadi Letda (Letnan Dua). Selain itu papa juga dipindah tugaskan
ke Mabes TNI di Jakarta. Karena itulah kami sekeluarga memutuskan untuk
pindah ke Jakarta selepas papa mendapatkan promosi pangkat dan jabatan.
Kini setelah 5 tahun kami pindah ke Jakarta papaku telah menyandang
pangkat sebagai Lettu (Letnan Satu) TNI.
Kenaikan pangkat papa dari Bintara menjadi perwira TNI berpengaruh juga
pada ekonomi keluarga kami. Jika dulu kami hanya sanggup mengontrak
rumah kecil dan memiliki satu sepeda motor, saat ini kami tinggal di
rumah yg lebih besar dan memiliki mobil untuk sarana transportasi jika
ingin bepergian jauh. Ya memang hidup keluargaku jauh dari kata mewah,
namun saat ini kami hidup berkecukupan dan tidak kekurangan seperti saat
di Bandung dulu. Ya aku merasa sangat bersyukur dengan perubahan di
keluargaku.
Mamaku sendiri saat ini berusia 42 tahun, masih sangat cantik namun
badannya terlihat lebih berisi dan dibandingkan 6 tahun yg lalu. Ya
tepat 3 bulan setelah kepindahan kami ke Jakarta, rupanya mamaku hamil
lagi. Kami sekeluarga sangat senang dengan kabar ini. Papaku menganggap
kehamilan mama sebagai anugerah atas kenaikan pangkat dan promosinya ke
Mabes TNI. Beberapa bulan kemudian tepat ketika mamaku berusia 38 tahun,
lahirlah adikku yang berjenis kelamin laki-laki dan diberi nama Afiq.
Kini adikku Afiq sudah berusia 4 tahun dan sudah bersekolah di taman
kanak-kanak (TK).
Satu hal yang aku heran walaupun sebenarnya aku sangat senang dengan
itu. Semenjak kami pindah ke Jakarta 5 tahun lalu, mamaku sudah tidak
pernah terlihat menjalin hubungan dengan lelaki lain seperti saat di
Bandung dulu. Ya papa dan mamaku terlihat lebih mesra semenjak
kepindahan kami kesini. Sering di waktu malam aku mendengar suara
desahan dan erangan mesra dari kamar kedua orang tuaku. Melihat hal itu
biasanya aku hanya bisa melampiaskannya dengan onani sambil membayangkan
tubuh mama. Terpikir olehku kapan aku bisa menikmati tubuh mama seperti
papa dan lelaki-lelaki selingkuhannya. Kulihat setiap lelaki yang
menyetubuhi mama pasti merasakan kepuasan yang amat sangat dalam baik
itu papa maupun lelaki lain. Namun aku masih bersabar menunggu waktu yg
tepat untuk bisa menikmati tubuh mamaku dan menyemburkan spermaku ke
dalam rahimnya yg subur itu.
Sewaktu mama hamil, ada sedikit kekhawatiran dari diriku mengenai anak
yg dikandung mama. Aku takut adikku yg ada di rahim mama bukan hasil
dari benih papaku mengingat kelakuannya yg suka selingkuh di masa lalu.
Tapi akhirnya ketakutanku tidak terjadi. Diantara kami bertiga justru
Afiq lah yg memiliki kemiripan fisik paling identik dengan papa. Mata
Afiq yang biru dan sipit dan juga raut wajahnya menegaskan bahwa Afiq
adalah anak dari benih papaku dan bukan dari lelaki lain. Melihat itu
aku pun merasa lega. Papa dan mamaku terlihat sangat menyayangi Afiq
karena dia memang bocah yg lucu dan menggemaskan. Mereka mencurahkan
kasih sayangnya dengan sangat besar walaupun tidak sampai memanjakannya.
Mama dan papaku selalu berusaha memenuhi keinginan Afiq selama hal
tersebut masih masuk akal dan bermanfaat baginya. Aku dan kakakku Nadia
pun bersikap maklum dengan sikap papa dan mama karena Afiq merupakan
anggota termuda di keluarga kami. Aku dan kakakku sangat suka bermain
dengan Afiq namun karena aku sibuk dengan sekolah dan kakakku juga
sekarang sedang berkuliah di Kota Semarang maka kami hanya bermain
ketika kami sedang libur.
Sewaktu Afiq masih bayi, aku sering melihat mamaku menyusuinya dengan
penuh kasih sayang. Mamaku menyusui Afiq sambil mengelus kepalanya
dengan penuh kelembutan bahkan terkadang sampai meneteskan air mata. Aku
pun heran sesayang itukah mama terhadap Afiq sampai terkadang harus
berurai air mata ketika menyusuinya? Entahlah mungkin aku akan tahu
jawabannya nanti di kemudian hari.
Namun yang pasti ketika mama menyusui Afiq aku merasa sangat terangsang.
Bentuk dada mamaku yang sangat montok begitu menggodaku ditambah lagi
sikapnya yang cuek yaitu membiarkan aku melihatnya menyusui Afiq tanpa
rasa malu. Mungkin karena aku anaknya jadi dia tidak begitu
mempermasalahkannya. Namun melihat itu keinginanku untuk menyetubuhinya
semakin besar. Setelah menunggu sekian lama akhirnya aku menemukan
kesempatan yg tepat untuk menyetubuhi mamaku.
Setelah menempuh Ujian Nasional SMA, aku pun libur sejenak sebelum nanti
mempersiapkan diri untuk mengikuti program intensif SBMPTN di Bimbingan
Belajar. Di saat libur itulah mamaku mendapat undangan pernikahan
keponakannya di kampung halamannya di Kota Medan. Awalnya mamaku ragu
untuk pergi kesana mengingat jarak yg jauh dan Afiq yg masih kecil tidak
ada yg menjaga apalagi kakakku Nadia masih kuliah di luar kota awalnya
membuat mamaku ragu dan khawatir untuk pulang kampung. Namun setelah
diyakinkan oleh papaku ditambah lagi Oma Ibu dari papaku akan datang
dari Manado ke Jakarta untuk menengok cucunya Afiq dan menginap di rumah
kami. Karena hal itulah yang membuat mamaku akhirnya memutuskan untuk
pergi ke Medan menghadiri pernikahan keponakannya. Kami sekeluarga pun
bersepakat bahwa aku akan menemani mama ke Medan sementara Afiq akan
dijaga oleh papa omaku di Jakarta. Dalam hati aku sangat senang dengan
keputusan ini dan memberikanku kesempatan untuk menyetubuhi mamaku. Aku
pun membeli beberapa butir obat tidur untuk memuluskan rencanaku selama
di Medan nanti.
Akhirnya hari yang ditunggu pun tiba. Aku dan mama bersiap-siap mengemas
koper dan barang-barang lain yang akan dibawa ke Medan. Saat ini omaku
sudah tiba di Jakarta
Selasa, 11 September 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar