Sebut saja namaku Jessica. Meskipun di umurku yang ke 29 ini aku sudah menjadi ibu dari 2 orang anak, namun badanku yang mungil seringkali membuat orang mengira aku masih perawan. Tak jarang orang menggodaku atau mengajak kenalan, jika aku tidak sedang bersama anak-anakku. Buat yang penasaran dengan fisikku, rambutku coklat panjang, wajahku kecil, kulitku putih, dan yah, rasanya untuk ibu 2 anak, tubuhku memang masih bisa bersaing dengan para remaja atau perawan. Malah, kadang aku merasa buah dadaku yang besar & semakin besar setelah menyusui, justru bisa membuatku unggul jika dibandingkan para perawan.
Aku dan Imajinasiku
Aku tahu, begitu kalian melihat rupaku beberapa dari kalian mulai menolak percaya bahwa aku sudah menjadi seorang ibu dari 2 anak. Bukan sombong, tapi memang begitulah biasanya anggapan orang ketika melihatku. Tapi cukuplah, bukan karena itu aku bisa berada di forum ini, bercerita kepada orang-orang yang tidak kukenal tentang petualanganku bersama tubuhku.
Semuanya dimulai beberapa bulan yang lalu, dari akun salah satu media sosialku. Wajahku yg kerap dianggap cantik ini, memang membuat media sosialku cukup digandrungi. Pengikutku lebih dari beberapa belas ribu, yang aku sendiri bahkan tidak tahu siapa saja mereka. Dari mulai bocah sekolah, mahasiswa, pria seumurku, bahkan seumur ayahku kerap mengikuti akunku, mencoba menggodaku baik lewat pesan pribadi ataupun langsung, bahkan tidak jarang ada juga yang berkomentar kurang sopan. Mereka seakan tidak peduli dengan kehidupan pribadiku, dengan kenyataan bahwa aku adalah seorang wanita berkeluarga, dengan 2 orang anakku yang masih kecil-kecil.
Hingga suatu ketika, di hari yang biasa saja, aku mengetahui sesuatu. Salah satu pengikutku, kerap mengambil foto foto pribadiku yang cukup seksi (aku memang suka tampil seksi) , dan menyebarkannya dengan cara yang kurang pantas.
Dia mengambil fotoku, dan mencoba membandingkan bagian bagian pribadi di tubuhku dengan wanita lain. Dengan kata kata yang kurang pantas,tentunya. Foto itu tentu saja mendapatkan banyak komentar yang lebih tidak pantas lagi, dari mulai yang memuji hingga yang jorok. Namun anehnya, aku tidak merasa marah.
Buah dadaku yang cukup terekspos di foto itu , dibandingkannya dengan buah dada wanita lain. Dia bertanya kepada pengikutnya, mana yang lebih menggiurkan untuk dijamah. Komentar yang datang, tentu saja tidak kalah tak sopannya. Ada yang memilihku dan mengaku sudah menjadikan fotoku 'bahan ngocok' nya, hingga yang berkomentar ingin sekali menyelipkan alat kemaluannya diantara buah dadaku.
Awalnya, kupikir Ingin sekali rasanya aku mengamuk dan menghujat orang iseng itu, bahkan sempat terpikir untuk melaporkannya ke polisi. Namun anehnya, sebagian dari diriku justru merasa 'senang;. Entah kenapa, membaca komentar2 kotor orang akan diriku, membuat imajinasiku sedikit bermain. Malam harinya, aku membaca seluruh komentar orang tanpa satupun yang terlewati. Dan tanpa kusadari, setelah membaca semua komen kotor itu celana dalamku mulai terasa tidak nyaman. Ya, aku basah.
Malam itu, aku menyadari pikiran dan tubuhku tidak berjalan seiringan. Kepalaku yang ingin mengamuk, ternyata kalah dengan tubuhku yang menginginkan hal lain. Jariku terus bergerak memainkan handphone ku, membaca ulang seluruh komentar yang ada.
"mantap toketnya, ane pake coli ya"
"gede amat, jadi pengen nyobain ngisep"
"toketnya aja udah bikin ngaceng, jd penasaran bawahnya"
Entah kenapa, hatiku berdebar membacanya. Imajinasiku bermain liar, membayangkan pria yang tak kukenal sama sekali sedang memainkan alat kelaminnya, membayangkan tubuhku dan wajahku.
Perlahan, seakan bergerak tanpa disuruh, tanganku mulai meraba halus celana dalamku. Malam itu aku memang hampir telanjang, hanya menggunakan kaos hitam tanpa Bra dan celana dalam berwarna ungu.
Pikiranku melayang, membayangkan buah dadaku dimainkan oleh pria yang tak kukenal. Tanganku mulai menggerayangi buah dadaku. Putingku yang berdiri tegak jelas sudah tidak bisa kusembunyikan lagi. Kuintip sebentar suamiku yang sudah tertidur nyenyak. Lalu kubuka celana dalamku. Kuelus pelan vaginaku yang mulus tanpa bulu (aku memang cukur teratur) sambil terpejam. Nikmat sekali rasanya. Kubayangkan berapa banyak pria yang mengocok kemaluannya membayangkan diriku dan tubuhku. Vaginaku mulai banjir tak karuan. Sambil terus kumainkan buah dadaku, kumulai memasukkan jariku perlahan ke dalam vaginaku. Sulit sekali rasanya melakukannya tanpa bersuara saking nikmatnya.
Tanganku terus bergerak semakin kencang, memainkan buah dada dan alat kelaminku sendiri. Tak berapa lama, aku mulai merasakan nikmat yang luar biasa. Aku makin bernafsu, nafasku semakin kencang, dan kumasukkan 2 jari ke dalam Memekku.
Terus semakin kencang kumainkan vaginaku. Tak sanggup rasanya aku menahan erangan dan rasa nikmat yang kudapatkan. Pikiranku terus melayang, membayangkan beberapa pria tak dikenal telanjang didepanku, dan mengocok kemaluannya didepanku. Tepat ketika kubayangkan pria pria itu menyemprotkan sperma ke mukaku, tubuhku menggelinjang hampir tak terkontrol. Kedua jari di dalam memekku telah membuatku merasakan klimaks yang luar biasa.
Ketagihan
Sejak malam itu, aku memutuskan untuk mengurungkan niatku untuk menyerang akun kurang ajar itu. Entah kenapa, aku merasa sedikit bangga ketika wajah dan tubuhku dijadikan bahan bagi para lelaki berimajinasi. Bahkan, tidak jarang aku langsung merasa horny ketika membayangkannya.
Beberapa hari setelahnya ( dan setelah belasan kali bermasturbasi ) , aku mengajak kedua anakku berenang. Suamiku yang kerja tentu tidak ikut, sehingga aku membawa 2 orang pengasuh untuk membantu mengawasi anakku. Aku memang dari keluarga yang mampu, kalau tidak ingin dibilang kaya.
Ketika tiba di lokasi, aku langsung menyuruh para pengasuhku untuk menggantikan pakaian anakku, sementara aku langsung menuju tempat berganti pakaian. Sudah biasa rasanya, ketika aku berjalan seluruh mata lelaki tertuju padaku. Seakan mereka membayangkan tubuhku tanpa pakaian di pikirannya. Padahal, aku merasa pakaianku biasa biasa saja, enah kenapa tubuhku ini seakan jadi magnet bagi nafsu para pria.
Pakaianku saat itu :


Beres berganti baju, aku langsung menuju kolam untuk menyusul anak2ku yang sudah nyemplung duluan dijaga oleh pengasuhnya. Dan tidak perlu ditanya, dalam perjalananku dari ruang salin ke kolam, seluruh mata lelaki tertuju padaku. Padahal, aku merasa bikini yang kugunakan sebenarnya biasa biasa saja, normal untuk dipakai di kolam renang. Mataku sempat tertuju pada segerombolan anak muda, sepertinya SMA karena sebagian dari mereka menggunakan baju seragam sekolah. Mereka berbisik dan saling senyum sambil menunjukku diam diam. Mereka pikir aku tidak melihatnya.
Bikiniku saat itu :

Mereka tidak sadar, bukan cuma mereka yang senang bisa menikmati lekuk tubuhku yang hanya dibalut bikini pink ini, tapi sejujurnya aku juga menikmati membayangkan apa yang sedang mereka perbincangkan, dan berapa diantara mereka yang akan menggunakan memori akan diriku ini sebagai bahan untuk bermasturbasi nanti.
Masih berpura pura tidak tahu, aku berdiri dipinggir kolam menghadap anakku dan membelakangi gerombolan anak SMA itu. Dengan sengaja, kusingkap sedikit bagian belakang bikiniku agar belahannya sedikit terlihat , seakan akan membenarkan posisinya.
" Ayo, lihat baik baik... pake tubuhku buat bahan coli kalian.. " Pikiran dan imajinasiku mulai bermain liar. Meskipun membelakangi mereka, aku tahu mereka pasti sedang melihat pantatku dengan seksama, bahkan mungkin beberapa dari mereka sudah "on" karena tubuhku.

Tanpa kusadari, seakan lupa dengan anak anakku aku sudah merasa sangat horny. Aku yakin, memekku sudah mulai basah dan meminta sesuatu untuk dimasukkan. Aku tahu aku tidak bisa menolak kenikmatan yg akan kudapatkan ini. Saat itu, pikiranku hanya mencari bagaimana caranya aku bisa bermasturbasi saat itu juga. Kuminta para pengasuh untuk terus mengawasi anakku baik baik, dan berpura pura ketinggalan sesuatu di ruang ganti. Aku pun bergegas jalan ke ruang ganti.
Saat berjalan ke ruang ganti, aku melihat salah satu dari anak SMA itu memasuki ruang ganti pria. Anak berkacamata itu sepertinya yang paling pemalu, karena seingatku selain duduk terpisah lumayan jauh dengan teman temannya, dia juga pura pura tertunduk tidak melihat ketika aku berjalan dengan bikiniku tadi. Aku yang sudah mulai gelap mata dikuasai hasrat seksual, mulai meminta tubuh dan pikiranku untuk nekat. "jangan jangan sama sepertiku, dia horny dan ga kuat, jadi mau langsung disini." pikirku.
Kuintip perlahan ruang ganti pria. Setelah aku yakin tidak ada orang selain bocah SMA tadi, kuberanikan diriku untuk masuk. "kalau ketahuan, aku pura pura salah masuk saja", pikirku dalam hati. Ruang ganti pria berbentuk lorong yang cukup luas memanjang, dengan pintu ke ruangan2 kecil untuk membasuh dan berganti baju di sebelah kiri dan kanan lorong. Semua pintu terbuka, yang menandakan tidak ada orang, kecuali pintu paling ujung. Ku beranikan diri untuk mendekat, dan menempelkan kupingku.
"......" hening. Kutempelkan lebih erat kupingku mencoba menebak apa yg sedang terjadi didalam ruangan itu. Lalu kudengar bunyi shower dinyalakan. Kuakui, aku cukup kecewa. "Yah, mungkin dia memang sudah ingin membasuh tubuhnya saja" pikirku. Tapi tak berapa lama setelah ku memutuskan untuk keluar ruangan, aku mendengar sesuatu yang membuat jantungku berdebar keras.
"mmh... buka tante.." begitu bisikan yang kudengar dari balik ruangan, bersahutan dengan suara air yang mengocor deras dari shower. Jantungku berdegup keras. Kurasakan putingku mengeras dibalik bikiniku. kutempelkan lagi telingaku. "terus tante... dikit lagi..'" suara dari balik bilik. Tak bisa dilukiskan dengan kata kata betapa horny nya ku saat itu. Tanganku mulai meraba toketku pelan, sambil aku terus menempelkan telingaku ke bilik bocah itu. Tak lama sampai tanganku yang satu lagi juga ikut bermain, mengelus memekku yang sudah banjir perlahan dari balik bikiniku.
Aku tidak sanggup lagi. Pikiranku dan mataku sudah terbutakan oleh hasrat seksualku. Ku ketok pintu bilik itu dengan cukup keras menggunakan telapak tanganku. "TAP TAP TAP..". Suara air shower mendadak berhenti. Setelah hening beberapa saat, Bocah sma itu sepertinya memberanikan diri untuk bersuara. "Siapa...?'" katanya pelan dari balik pintu. Aku hanya diam tak bersuara. Akhirnya terdengar bunyi selot pintu dibuka. Sebelum pintu terbuka betul, ku dorong pintu itu lalu ku masuk kedalam, dan dengan cepat ku tutup & selot kembali pintu itu. Pemandangan yang kulihat betul betul semakin membuat badanku terasa panas.
Bocah SMA itu lumayan tinggi, (lebih tinggi dari badanku yang mungil ini) berkulit putih, dan dalam kondisi basah kuyup. Kuarahkan pandangan ke kemaluannya, dan terlihat kontolnya yang tidak berbulu sehelaipun masih berdiri tegak. Kontolnya bisa dibilang tidak besar, bahkan lebih kecil dari punya suamiku yang ukurannya standar-standar saja.
Mukanya terlihat sangat terkejut, entah harus berkata apa. Ketika dia membuka mulutnya, ku tutup mulutnya dengan tangan sambil berbisik. "sudah, diam saja. Aku tahu kamu lagi apa tadi.." Bisikku.
Dengan sigap , sambil menutup mulutnya dengan tangan kananku, ku genggam kontolnya dengan tangan kiriku. Kusentuh perlahan naik turun, bocah itu hanya terdiam sambil menggerak-gerakkan tubuhnya keenakan. Kubuka mulutnya setelah kuyakin dia nyaman dan pasrah.
"bayangin apa tadi sampe kaya gini..?" tanyaku
"maaf tante.... aku ga kuat... liat badan tante.. maaf tante...'" bisiknya berulang kali dengan pelan, malah kukira dia akan menangis kalau kubiarkan.
"ga bisa.. kamu udah perkosa aku di pikiran kamu.. harus ada ganjarannya.." Kataku sambil terus memainkan kontolnya dengan tangan kiriku.
"apa tante..?" Katanya pelan.
"kamu pasrah aja sekarang.. yang pertama.. kamu harus rela aku icipin rasa kontolnya.." bisikku.
Bocah itu hanya terdiam sambil memejamkan matanya berulang kali, keenakan.
Tanpa izin, aku langsung berlutut didepannya, Sehingga kontol mungilnya berdiri tepat didepan wajahku. Tak basa-basi, kumasukkan seluruhnya ke dalam mulutku. Aku selalu ingin mencoba ini dengan suamiku, namun ukuran kontol suamiku selalu membuatku tersedak dan gagal. Kuhisap dan kuemut kontol bocah ini tanpa ampun.
"aaah...tante... ahhh......" desahnya
"jangan berisik, atau aku berhenti nih," ancamku
"maaf tante.. plis tante, enak banget.. aku belum pernah gini.." katanya pelan.
Kulanjutkan menyepongnya. Kupegang tangannya yang menempel di dinding, lalu kuarahkan ke toketku yang masih berbikini. Awalnya dia kelihatan sedikit kaget, tapi tak berapa lama sebelum dia meremas dan bertualang masuk kedalam atasan bikiniku, dan memainkan putingku. Darahku rasanya sudah di pundah ubun ubun.
"Kamu gak penasaran kaya apa isinya bikiniku?" bisikku pelan
Bocah itu hanya terdiam bisu sambil terus meremas toketku.
Lalu aku berdiri, dan kubuka atasan bikiniku. Toketku terpampang jelas, dengan puting yang sudah berdiri tegak. Bocah itu hanya tertegun, menatap toketku tanpa berkedip, Mebuatku semakin panas.
"Tante, boleh aku foto untuk bahan dirumah? janji gak akan kusebar," katanya.
"enak aja! ini sudah ada didepan kamu sekarang, mau kamu cuekin aja? malah mau foto?" Bentakku.
"hehe.. maaf tante.. boleh kuhisap tante..?" tanyanya sopan.
Aku tak menjawabnya. Kupegang kepalanya dengan dua tangan, lalu kutempelkan ke toketku.
"ayo jilat.." kataku.
dia pun memainkan lidahnya di putingku. Rasanya nikmat sekali, orang yang tak kukenal ini memainkan toketku. Bawahan bikiniku sudah basah kuyup, namun bukan oleh air biasa tapi dari carian vaginaku yang sudah banjir kemana mana.
Tanganku terus mengocok kontolnya, sambil menikmati hisapannya di toketku. Tapi semua berlangsung tak lama, sebelum dia menggeliat tak karuan.
"tante... aku ga kuat... tante berhenti dulu..." katanya.
Tak kuacuhkan, malah semakin kencang kukocok kontolnya.
Crot.... crott......
Cairan hangat muncrat dari kontolnya, membasahi perutku. Dia langsung terdiam lesu, berhenti memainkan toketku.
"kurang ajar ya... udah enak sndiri ya?" kataku dengan nada sedikit mengancam.
"maaf tante... ampun.. saya kan udah minta tante berhenti tadi.." Katanya dengan suara yang seperti ketakutan.
"Oke. sekarang kamu baring." kataku.
Dia hanya menurut dan berbaring di lantai.
"tutup mata. Apapun yang kutempelkan di mulutmu, kamu emut dan jilat. jangan berhenti sampai kuminta, atau awaas ya." Tegasku dengan suara cukup keras.
Dia menutup matanya tanpa suara. Lalu dengan segera. aku jongkok diaras mukanya. Kusingkap sedikit bawahan bikiniku, hingga belahan memekku yang mulus terlihat jelas. Lalu kutempelkan di mulutnya. Tanpa perlu disuruh lagi, dia menghisap dan memainkan lidahnya di memekku. Rasanya nikmat sekali. Kugoyang goyangkan badanku, menyesuaikan dengan permainan lidahnya yang menjamah clitorisku. Saking nikmatnya, saat itu aku berpikir rasanya tak akan lama sebelum aku klimaks.
"mmmh... ahhhhh.. terus jilat... jangan berenti.. terus... mmmhh..." Aku mulai mendesah tak terkontrol.
Mungkin karena desahanku , terlihat kontolnya mulai menegang lagi dan jilatannya semakin liar.
"ahh....ahhh....ahhh...terusss... terusss......." aku terus mendesah cukup kencang.
Klimaks sudah mulai kurasakan, tapi ku tetap mendesah pelan sambil menggoyangkan memekku diatas mulutnya.
"aaaah...... aaahhh.....aaaahhh.... mmmmmmhhhhh...." Desahku semakin keras.
Tubuhku pun menggeliat tak karuan saat kurasakan klimaks itu datang. tangan kiriku meremas toketku sendiri, sementara tangan kananku memainkan kontol bocah itu.
"aaah..... udah.. stop... stop..." kataku saat klimaks sudah kurasakan.
Bocah itu perlahan berhenti.
"jangan buka matanya!. terus tutup." kataku.
dia hanya menurut dan terdiam. Bergegas kupakai kembali atasan dan bawahan bikiniku.
"aku keluar, dan kamu jangan keluar sampe 20 menit lagi. diem aja disini, awas ya," ancamku.
dia hanya mengangguk pelan, seperti ketakutan. Aku pun segera keluar,, meninggalkannya terbaring di lantai. Aku menyusul anakku di kolam dengan terburu buru, sambil rasa panas masih kurasakan di memekku.
20 menit sudah berlalu, namun tak kulihat lagi penampakan bocah itu di sekitar kolam. Hingga semuanya selesai , waktuku pulang dan sudah kembali berganti baju & berjalan menuju mobil, tak aku temukan lagi batang hidung bocah itu.
Setelah pengalaman pertamaku klimaks di tempat umum, saatnya pulang dan kembali ke dunia nyata.

Sejak malam itu, aku memutuskan untuk mengurungkan niatku untuk menyerang akun kurang ajar itu. Entah kenapa, aku merasa sedikit bangga ketika wajah dan tubuhku dijadikan bahan bagi para lelaki berimajinasi. Bahkan, tidak jarang aku langsung merasa horny ketika membayangkannya.
Beberapa hari setelahnya ( dan setelah belasan kali bermasturbasi ) , aku mengajak kedua anakku berenang. Suamiku yang kerja tentu tidak ikut, sehingga aku membawa 2 orang pengasuh untuk membantu mengawasi anakku. Aku memang dari keluarga yang mampu, kalau tidak ingin dibilang kaya.
Ketika tiba di lokasi, aku langsung menyuruh para pengasuhku untuk menggantikan pakaian anakku, sementara aku langsung menuju tempat berganti pakaian. Sudah biasa rasanya, ketika aku berjalan seluruh mata lelaki tertuju padaku. Seakan mereka membayangkan tubuhku tanpa pakaian di pikirannya. Padahal, aku merasa pakaianku biasa biasa saja, enah kenapa tubuhku ini seakan jadi magnet bagi nafsu para pria.
Pakaianku saat itu :


Beres berganti baju, aku langsung menuju kolam untuk menyusul anak2ku yang sudah nyemplung duluan dijaga oleh pengasuhnya. Dan tidak perlu ditanya, dalam perjalananku dari ruang salin ke kolam, seluruh mata lelaki tertuju padaku. Padahal, aku merasa bikini yang kugunakan sebenarnya biasa biasa saja, normal untuk dipakai di kolam renang. Mataku sempat tertuju pada segerombolan anak muda, sepertinya SMA karena sebagian dari mereka menggunakan baju seragam sekolah. Mereka berbisik dan saling senyum sambil menunjukku diam diam. Mereka pikir aku tidak melihatnya.
Bikiniku saat itu :

Mereka tidak sadar, bukan cuma mereka yang senang bisa menikmati lekuk tubuhku yang hanya dibalut bikini pink ini, tapi sejujurnya aku juga menikmati membayangkan apa yang sedang mereka perbincangkan, dan berapa diantara mereka yang akan menggunakan memori akan diriku ini sebagai bahan untuk bermasturbasi nanti.
Masih berpura pura tidak tahu, aku berdiri dipinggir kolam menghadap anakku dan membelakangi gerombolan anak SMA itu. Dengan sengaja, kusingkap sedikit bagian belakang bikiniku agar belahannya sedikit terlihat , seakan akan membenarkan posisinya.
" Ayo, lihat baik baik... pake tubuhku buat bahan coli kalian.. " Pikiran dan imajinasiku mulai bermain liar. Meskipun membelakangi mereka, aku tahu mereka pasti sedang melihat pantatku dengan seksama, bahkan mungkin beberapa dari mereka sudah "on" karena tubuhku.

Tanpa kusadari, seakan lupa dengan anak anakku aku sudah merasa sangat horny. Aku yakin, memekku sudah mulai basah dan meminta sesuatu untuk dimasukkan. Aku tahu aku tidak bisa menolak kenikmatan yg akan kudapatkan ini. Saat itu, pikiranku hanya mencari bagaimana caranya aku bisa bermasturbasi saat itu juga. Kuminta para pengasuh untuk terus mengawasi anakku baik baik, dan berpura pura ketinggalan sesuatu di ruang ganti. Aku pun bergegas jalan ke ruang ganti.
Saat berjalan ke ruang ganti, aku melihat salah satu dari anak SMA itu memasuki ruang ganti pria. Anak berkacamata itu sepertinya yang paling pemalu, karena seingatku selain duduk terpisah lumayan jauh dengan teman temannya, dia juga pura pura tertunduk tidak melihat ketika aku berjalan dengan bikiniku tadi. Aku yang sudah mulai gelap mata dikuasai hasrat seksual, mulai meminta tubuh dan pikiranku untuk nekat. "jangan jangan sama sepertiku, dia horny dan ga kuat, jadi mau langsung disini." pikirku.
Kuintip perlahan ruang ganti pria. Setelah aku yakin tidak ada orang selain bocah SMA tadi, kuberanikan diriku untuk masuk. "kalau ketahuan, aku pura pura salah masuk saja", pikirku dalam hati. Ruang ganti pria berbentuk lorong yang cukup luas memanjang, dengan pintu ke ruangan2 kecil untuk membasuh dan berganti baju di sebelah kiri dan kanan lorong. Semua pintu terbuka, yang menandakan tidak ada orang, kecuali pintu paling ujung. Ku beranikan diri untuk mendekat, dan menempelkan kupingku.
"......" hening. Kutempelkan lebih erat kupingku mencoba menebak apa yg sedang terjadi didalam ruangan itu. Lalu kudengar bunyi shower dinyalakan. Kuakui, aku cukup kecewa. "Yah, mungkin dia memang sudah ingin membasuh tubuhnya saja" pikirku. Tapi tak berapa lama setelah ku memutuskan untuk keluar ruangan, aku mendengar sesuatu yang membuat jantungku berdebar keras.
"mmh... buka tante.." begitu bisikan yang kudengar dari balik ruangan, bersahutan dengan suara air yang mengocor deras dari shower. Jantungku berdegup keras. Kurasakan putingku mengeras dibalik bikiniku. kutempelkan lagi telingaku. "terus tante... dikit lagi..'" suara dari balik bilik. Tak bisa dilukiskan dengan kata kata betapa horny nya ku saat itu. Tanganku mulai meraba toketku pelan, sambil aku terus menempelkan telingaku ke bilik bocah itu. Tak lama sampai tanganku yang satu lagi juga ikut bermain, mengelus memekku yang sudah banjir perlahan dari balik bikiniku.
Aku tidak sanggup lagi. Pikiranku dan mataku sudah terbutakan oleh hasrat seksualku. Ku ketok pintu bilik itu dengan cukup keras menggunakan telapak tanganku. "TAP TAP TAP..". Suara air shower mendadak berhenti. Setelah hening beberapa saat, Bocah sma itu sepertinya memberanikan diri untuk bersuara. "Siapa...?'" katanya pelan dari balik pintu. Aku hanya diam tak bersuara. Akhirnya terdengar bunyi selot pintu dibuka. Sebelum pintu terbuka betul, ku dorong pintu itu lalu ku masuk kedalam, dan dengan cepat ku tutup & selot kembali pintu itu. Pemandangan yang kulihat betul betul semakin membuat badanku terasa panas.
Bocah SMA itu lumayan tinggi, (lebih tinggi dari badanku yang mungil ini) berkulit putih, dan dalam kondisi basah kuyup. Kuarahkan pandangan ke kemaluannya, dan terlihat kontolnya yang tidak berbulu sehelaipun masih berdiri tegak. Kontolnya bisa dibilang tidak besar, bahkan lebih kecil dari punya suamiku yang ukurannya standar-standar saja.
Mukanya terlihat sangat terkejut, entah harus berkata apa. Ketika dia membuka mulutnya, ku tutup mulutnya dengan tangan sambil berbisik. "sudah, diam saja. Aku tahu kamu lagi apa tadi.." Bisikku.
Dengan sigap , sambil menutup mulutnya dengan tangan kananku, ku genggam kontolnya dengan tangan kiriku. Kusentuh perlahan naik turun, bocah itu hanya terdiam sambil menggerak-gerakkan tubuhnya keenakan. Kubuka mulutnya setelah kuyakin dia nyaman dan pasrah.
"bayangin apa tadi sampe kaya gini..?" tanyaku
"maaf tante.... aku ga kuat... liat badan tante.. maaf tante...'" bisiknya berulang kali dengan pelan, malah kukira dia akan menangis kalau kubiarkan.
"ga bisa.. kamu udah perkosa aku di pikiran kamu.. harus ada ganjarannya.." Kataku sambil terus memainkan kontolnya dengan tangan kiriku.
"apa tante..?" Katanya pelan.
"kamu pasrah aja sekarang.. yang pertama.. kamu harus rela aku icipin rasa kontolnya.." bisikku.
Bocah itu hanya terdiam sambil memejamkan matanya berulang kali, keenakan.
Tanpa izin, aku langsung berlutut didepannya, Sehingga kontol mungilnya berdiri tepat didepan wajahku. Tak basa-basi, kumasukkan seluruhnya ke dalam mulutku. Aku selalu ingin mencoba ini dengan suamiku, namun ukuran kontol suamiku selalu membuatku tersedak dan gagal. Kuhisap dan kuemut kontol bocah ini tanpa ampun.
"aaah...tante... ahhh......" desahnya
"jangan berisik, atau aku berhenti nih," ancamku
"maaf tante.. plis tante, enak banget.. aku belum pernah gini.." katanya pelan.
Kulanjutkan menyepongnya. Kupegang tangannya yang menempel di dinding, lalu kuarahkan ke toketku yang masih berbikini. Awalnya dia kelihatan sedikit kaget, tapi tak berapa lama sebelum dia meremas dan bertualang masuk kedalam atasan bikiniku, dan memainkan putingku. Darahku rasanya sudah di pundah ubun ubun.
"Kamu gak penasaran kaya apa isinya bikiniku?" bisikku pelan
Bocah itu hanya terdiam bisu sambil terus meremas toketku.
Lalu aku berdiri, dan kubuka atasan bikiniku. Toketku terpampang jelas, dengan puting yang sudah berdiri tegak. Bocah itu hanya tertegun, menatap toketku tanpa berkedip, Mebuatku semakin panas.
"Tante, boleh aku foto untuk bahan dirumah? janji gak akan kusebar," katanya.
"enak aja! ini sudah ada didepan kamu sekarang, mau kamu cuekin aja? malah mau foto?" Bentakku.
"hehe.. maaf tante.. boleh kuhisap tante..?" tanyanya sopan.
Aku tak menjawabnya. Kupegang kepalanya dengan dua tangan, lalu kutempelkan ke toketku.
"ayo jilat.." kataku.
dia pun memainkan lidahnya di putingku. Rasanya nikmat sekali, orang yang tak kukenal ini memainkan toketku. Bawahan bikiniku sudah basah kuyup, namun bukan oleh air biasa tapi dari carian vaginaku yang sudah banjir kemana mana.
Tanganku terus mengocok kontolnya, sambil menikmati hisapannya di toketku. Tapi semua berlangsung tak lama, sebelum dia menggeliat tak karuan.
"tante... aku ga kuat... tante berhenti dulu..." katanya.
Tak kuacuhkan, malah semakin kencang kukocok kontolnya.
Crot.... crott......
Cairan hangat muncrat dari kontolnya, membasahi perutku. Dia langsung terdiam lesu, berhenti memainkan toketku.
"kurang ajar ya... udah enak sndiri ya?" kataku dengan nada sedikit mengancam.
"maaf tante... ampun.. saya kan udah minta tante berhenti tadi.." Katanya dengan suara yang seperti ketakutan.
"Oke. sekarang kamu baring." kataku.
Dia hanya menurut dan berbaring di lantai.
"tutup mata. Apapun yang kutempelkan di mulutmu, kamu emut dan jilat. jangan berhenti sampai kuminta, atau awaas ya." Tegasku dengan suara cukup keras.
Dia menutup matanya tanpa suara. Lalu dengan segera. aku jongkok diaras mukanya. Kusingkap sedikit bawahan bikiniku, hingga belahan memekku yang mulus terlihat jelas. Lalu kutempelkan di mulutnya. Tanpa perlu disuruh lagi, dia menghisap dan memainkan lidahnya di memekku. Rasanya nikmat sekali. Kugoyang goyangkan badanku, menyesuaikan dengan permainan lidahnya yang menjamah clitorisku. Saking nikmatnya, saat itu aku berpikir rasanya tak akan lama sebelum aku klimaks.
"mmmh... ahhhhh.. terus jilat... jangan berenti.. terus... mmmhh..." Aku mulai mendesah tak terkontrol.
Mungkin karena desahanku , terlihat kontolnya mulai menegang lagi dan jilatannya semakin liar.
"ahh....ahhh....ahhh...terusss... terusss......." aku terus mendesah cukup kencang.
Klimaks sudah mulai kurasakan, tapi ku tetap mendesah pelan sambil menggoyangkan memekku diatas mulutnya.
"aaaah...... aaahhh.....aaaahhh.... mmmmmmhhhhh...." Desahku semakin keras.
Tubuhku pun menggeliat tak karuan saat kurasakan klimaks itu datang. tangan kiriku meremas toketku sendiri, sementara tangan kananku memainkan kontol bocah itu.
"aaah..... udah.. stop... stop..." kataku saat klimaks sudah kurasakan.
Bocah itu perlahan berhenti.
"jangan buka matanya!. terus tutup." kataku.
dia hanya menurut dan terdiam. Bergegas kupakai kembali atasan dan bawahan bikiniku.
"aku keluar, dan kamu jangan keluar sampe 20 menit lagi. diem aja disini, awas ya," ancamku.
dia hanya mengangguk pelan, seperti ketakutan. Aku pun segera keluar,, meninggalkannya terbaring di lantai. Aku menyusul anakku di kolam dengan terburu buru, sambil rasa panas masih kurasakan di memekku.
20 menit sudah berlalu, namun tak kulihat lagi penampakan bocah itu di sekitar kolam. Hingga semuanya selesai , waktuku pulang dan sudah kembali berganti baju & berjalan menuju mobil, tak aku temukan lagi batang hidung bocah itu.
Setelah pengalaman pertamaku klimaks di tempat umum, saatnya pulang dan kembali ke dunia nyata.

Bermain di mobil
Kira-kira seminggu sudah berlalu, sejak aku memaksa anak SMA yang baru berusia sekitar 18 tahun untuk memuaskan hasrat seksualku di tempat umum. Sejak kejadian itu, pikiranku semakin liar. Sudah beberapa kali suamiku meniduriku, tapi entah kenapa aku tidak merasakan kenikmatan seperti yang kualami dengan orang lain. Entah, rasanya ada yang berbeda. Bahkan, saat bercinta dengan suamiku aku kerap memejamkan mata, membayangkan ada kontol lain yang bisa kuhisap, atau ada tangan lelaki lain yang memainkan toketku.
Hari itu hari minggu. Aku dan suamiku menitipkan anak anak bersama neneknya, dengan niatan ingin berpacaran ke mall selayaknya remaja. Ya, mengulang masa-masa berpacaran yang sudah lama sekali tak kami rasakan. Seperti biasa, aku menggunakan pakaian seksi, kali ini dengan harapan akan semakin banyak orang yang melihatku, bernafsu padaku, dan akan membayangkan menyetunuhiku sesampainya di rumah mereka nanti.

Aku memakai rok mini dengan atasan kuning berbelahan sangat rendah, yang memperlihatkan sebagian sisi dari toketku. Aku sadar, rasanya kelakuanku semakin parah. Semakin sengaja aku ingin mempertontonkan tubuhku. Untung suamiku tidak keberatan.

Saat aku menunduk, aku sadar sebagian besar dari toketku menyembul terlihat. Membayangkan orang2 melihatnya rasanya sudah membuatku sangat horny.
Setibanya di mall, kami berpacaran seperti remaja. Setelah menonton, aku bergegas ke toko baju dengan niat berbelanja. Hobiku tentu saja sama seperti banyak wanita kebanyakan, foto foto di ruang ganti. Aku ambil baju seksi yg kusuka, lalu kufoto selfie di dalam ruang ganti.

setelah puas berfoto2 dengan gaya seksi, pandanganku terarah ke sebuah toko baju yang juga menjual hairclip. Kebetulan, hobiku juga mengoleksi hairclip. Aku senang ketika berambut pendek pada minggu ini, lalu memakai hairclip dan mendadak berambut panjang pada minggu berikutnya. Tak lupa ku juga bergaya di ruang ganti.


Terkadang, aku sengaja melepas celana dalamku dan keluar untuk mencoba baju yang lain. Tentu saja dengan berjalan sedikit seksi, dan terkadang menunduk agar pahaku terlihat hampir sampai pangkalnya.
Suamiku tidak mempedulikan pandangan semua orang padaku, yang seakan menelanjangiku dengan matanya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tak jarang, aku sengaja menunduk pura pura membenarkan posisi sepatu, memperlihatkan sebagian besar toket dan pantatku agar dapat memuaskan mata para pria disana. Tentu tidak lama, sebelum aku merasakan celana dalamku sudah mulai basah, membayangkan pandangan mata orang orang padaku.
Suamiku suka sekali belanja. Saat di mall, dia terkadang seperti lupa waktu, bahkan lupa dia membawa istri disampingnya. Asik sendiri seakan dunia hanya miliknya sendiri. Ide Nakalku kembali muncul dibuatnya.
"Sayang....," kataku manja.
"ya?" katanya datar tanpa memalingkan pandangan dari asesoris di toko handphone yang tak bosan bosannya dia lihat bolak balik.
"aku cape, boleh ga aku istirahat di mobil? biar kamu juga bisa santai aja, cuci mata shopping dulu...?" kataku.
"ooh, iya iya. gak lama nanti aku nyusul" kata suamiku.
Dalam hati, aku tahu gak lama yang dia maksud itu akan lebih dari 2 jam.
"oke deh yang.. aku ke mobil duluan yaa.." kataku pamit. Suamiku hanya mengangguk2an kepalanya, tetap berfokus pada belanjanya.
Setibanya di mobil, aku tahu aku harus melakukan sesuatu. Segera kubuka celana dalamku yang sudah basah tak karuan. langsung ku mengangkang di kursi depan, mengekspose memekku yang sudah meminta untuk disentuh.
Kuelus perlahan memekku yang sudah basah, sambil kuremas toket kiriku. Puting toketku yg mulus sudah mengeras, kupejamkan mata membayangkan ada beberapa lelaki yang meraba badanku. Kubayangkan ada yang mengocok kontolnya diatas toketku, ada yang menjilati memekku, dan ada yang memasukkan paksa kontolnya ke dalam mulutku. Rasanya sudah tak sanggup lagi aku menahan untuk memasukkan sesuatu kedalam memekku.
Kulihat kekiri kekanan, mencari sesuatu untuk membuatku merasakan kenikmatan.
Lalu, kutemukan remote cd player mobil. Pikiranku sudah gelap, terbutakan oleh rasa nikmat. Kugesekkan remot itu perlahan pada memekku, sambil tanganku terus memainkan toket dan putingku.
"mmmh......mhhhh...." desahku perlahan.
Ketika kubuka mataku, aku sadar ternyata aksiku ada yang menikmati. di Mobil yang terpakir sebelahku, tanpak seorang lelaki paruh baya yang seperti tidak percaya melihat apa yang kulakukan. Kaca mobilku memang sedikit gelap, namun masih bisa terlihat dari luar. Mengetahui sedang ditonton, nafauku semakin tak terkendali. Kulempar senyum nakal, sambil mengedipkan mata.
Godaanku tak sia sia. Terlihat tangan pria itu mulai bergerak2 di dalam mobil, dugaanku dia sedang mengocok kontolnya. Tentu saja, kapan lagi dia dapat tontonan gratis seperti ini, seorang wanita cantik sepertiku bermasturbasi didekatnya.
Aku semakin bernafsu. Perlahan, kumasukkan sebagian remote yang kutemukan tadi kedalam memekku yang sudah banjir.
"ahhhhh..........," desahku saan merasakan remote itu tergelincir masuk kedalam memekku.
Semakin kencang kumainkan remote itu keluar masuk memekku, sambil terus memandang pria paruh baya yang sedang coli sambil melihatku. Kubuka tali lengan bajuku, dan kuturunkan hingga perut. Terlihat jelas kedua toket putih mulusku dengan puting yang sudah berdiri tegak. Pria yang sedang menikmatiku terlihat semakin tidak percaya, dan semakin semangat menggerakkan tangannya.
"aaaah......aaaaaah......aaaah....," aku terus mendesah tidak mampu menahan kenikmatan yang kurasakan ini.
Semakin kencang kugerakkan remote itu keluar masuk memekku.
Klimaks yang kudambakan semakin terasa akan datang, semakin kencang kumainkan toketku dan memekku.
Sementara pria disebelah mobilku terlihat sudah merem-melek, seperti akan mendapatkan klimaks juga.
"mmmmhhhhhh...aaaaaah.....ahhhh....mmmhhh....," desahku menahan klimaks yang akan segera tiba, sambil terus memainkan remot itu di dalam memekku.
"aaaaaaaaaahhhhh.....aaaaaahhhhhhhhh.......aaaaaahhh...." desahku cukup kencang sambil menggeliat tak karuan, menikmati orgasme yang kurasakan.
Lalu aku mendadak terdiam. Luar biasa rasanya klimaksku tadi. kulihat mobil sebelah, pria tadi hanya melihat sambil terdiam, kurasa dia sudah berhasil mengeluarkan spermanya. Aku hanya tersenyum kecil, lalu memakai kembali pakaianku. Tak lama mobil pria tadi langsung pergi, mungkin dia malu atau entahlah.
Sekitar satu jam kemudian, suamiku datang. Tidak tahu apa yg terjadi, dia kelihatan cuek saja, dan segera mengajakku pulang
Malamnya di rumah, aku terus membayangkan apa yanh terjadi beberapa waktu belakangan ini. Aku mulai berpikir, sampai mana akam kuikuti kegilaanku akan hasrat seksual ini. Ku hanya tersenyum simpul, sambil berpikir didalam hati,
"sampai sejauh ini, belum ada kontol yang kubolehkan masuk kedalam memekku selain kontol suamiku. Kedepannya... rasanya aku mulai penasaran untuk mencoba memasukkan kontol lain ke dalam memekku", pikirku.
Aku tersenyum kecil, lalu memejamkan mata sambil berpikir kegilaan apa yang akan kulakukan selanjutnya..


Kira-kira seminggu sudah berlalu, sejak aku memaksa anak SMA yang baru berusia sekitar 18 tahun untuk memuaskan hasrat seksualku di tempat umum. Sejak kejadian itu, pikiranku semakin liar. Sudah beberapa kali suamiku meniduriku, tapi entah kenapa aku tidak merasakan kenikmatan seperti yang kualami dengan orang lain. Entah, rasanya ada yang berbeda. Bahkan, saat bercinta dengan suamiku aku kerap memejamkan mata, membayangkan ada kontol lain yang bisa kuhisap, atau ada tangan lelaki lain yang memainkan toketku.
Hari itu hari minggu. Aku dan suamiku menitipkan anak anak bersama neneknya, dengan niatan ingin berpacaran ke mall selayaknya remaja. Ya, mengulang masa-masa berpacaran yang sudah lama sekali tak kami rasakan. Seperti biasa, aku menggunakan pakaian seksi, kali ini dengan harapan akan semakin banyak orang yang melihatku, bernafsu padaku, dan akan membayangkan menyetunuhiku sesampainya di rumah mereka nanti.

Aku memakai rok mini dengan atasan kuning berbelahan sangat rendah, yang memperlihatkan sebagian sisi dari toketku. Aku sadar, rasanya kelakuanku semakin parah. Semakin sengaja aku ingin mempertontonkan tubuhku. Untung suamiku tidak keberatan.

Saat aku menunduk, aku sadar sebagian besar dari toketku menyembul terlihat. Membayangkan orang2 melihatnya rasanya sudah membuatku sangat horny.
Setibanya di mall, kami berpacaran seperti remaja. Setelah menonton, aku bergegas ke toko baju dengan niat berbelanja. Hobiku tentu saja sama seperti banyak wanita kebanyakan, foto foto di ruang ganti. Aku ambil baju seksi yg kusuka, lalu kufoto selfie di dalam ruang ganti.

setelah puas berfoto2 dengan gaya seksi, pandanganku terarah ke sebuah toko baju yang juga menjual hairclip. Kebetulan, hobiku juga mengoleksi hairclip. Aku senang ketika berambut pendek pada minggu ini, lalu memakai hairclip dan mendadak berambut panjang pada minggu berikutnya. Tak lupa ku juga bergaya di ruang ganti.


Terkadang, aku sengaja melepas celana dalamku dan keluar untuk mencoba baju yang lain. Tentu saja dengan berjalan sedikit seksi, dan terkadang menunduk agar pahaku terlihat hampir sampai pangkalnya.
Suamiku tidak mempedulikan pandangan semua orang padaku, yang seakan menelanjangiku dengan matanya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tak jarang, aku sengaja menunduk pura pura membenarkan posisi sepatu, memperlihatkan sebagian besar toket dan pantatku agar dapat memuaskan mata para pria disana. Tentu tidak lama, sebelum aku merasakan celana dalamku sudah mulai basah, membayangkan pandangan mata orang orang padaku.
Suamiku suka sekali belanja. Saat di mall, dia terkadang seperti lupa waktu, bahkan lupa dia membawa istri disampingnya. Asik sendiri seakan dunia hanya miliknya sendiri. Ide Nakalku kembali muncul dibuatnya.
"Sayang....," kataku manja.
"ya?" katanya datar tanpa memalingkan pandangan dari asesoris di toko handphone yang tak bosan bosannya dia lihat bolak balik.
"aku cape, boleh ga aku istirahat di mobil? biar kamu juga bisa santai aja, cuci mata shopping dulu...?" kataku.
"ooh, iya iya. gak lama nanti aku nyusul" kata suamiku.
Dalam hati, aku tahu gak lama yang dia maksud itu akan lebih dari 2 jam.
"oke deh yang.. aku ke mobil duluan yaa.." kataku pamit. Suamiku hanya mengangguk2an kepalanya, tetap berfokus pada belanjanya.
Setibanya di mobil, aku tahu aku harus melakukan sesuatu. Segera kubuka celana dalamku yang sudah basah tak karuan. langsung ku mengangkang di kursi depan, mengekspose memekku yang sudah meminta untuk disentuh.
Kuelus perlahan memekku yang sudah basah, sambil kuremas toket kiriku. Puting toketku yg mulus sudah mengeras, kupejamkan mata membayangkan ada beberapa lelaki yang meraba badanku. Kubayangkan ada yang mengocok kontolnya diatas toketku, ada yang menjilati memekku, dan ada yang memasukkan paksa kontolnya ke dalam mulutku. Rasanya sudah tak sanggup lagi aku menahan untuk memasukkan sesuatu kedalam memekku.
Kulihat kekiri kekanan, mencari sesuatu untuk membuatku merasakan kenikmatan.
Lalu, kutemukan remote cd player mobil. Pikiranku sudah gelap, terbutakan oleh rasa nikmat. Kugesekkan remot itu perlahan pada memekku, sambil tanganku terus memainkan toket dan putingku.
"mmmh......mhhhh...." desahku perlahan.
Ketika kubuka mataku, aku sadar ternyata aksiku ada yang menikmati. di Mobil yang terpakir sebelahku, tanpak seorang lelaki paruh baya yang seperti tidak percaya melihat apa yang kulakukan. Kaca mobilku memang sedikit gelap, namun masih bisa terlihat dari luar. Mengetahui sedang ditonton, nafauku semakin tak terkendali. Kulempar senyum nakal, sambil mengedipkan mata.
Godaanku tak sia sia. Terlihat tangan pria itu mulai bergerak2 di dalam mobil, dugaanku dia sedang mengocok kontolnya. Tentu saja, kapan lagi dia dapat tontonan gratis seperti ini, seorang wanita cantik sepertiku bermasturbasi didekatnya.
Aku semakin bernafsu. Perlahan, kumasukkan sebagian remote yang kutemukan tadi kedalam memekku yang sudah banjir.
"ahhhhh..........," desahku saan merasakan remote itu tergelincir masuk kedalam memekku.
Semakin kencang kumainkan remote itu keluar masuk memekku, sambil terus memandang pria paruh baya yang sedang coli sambil melihatku. Kubuka tali lengan bajuku, dan kuturunkan hingga perut. Terlihat jelas kedua toket putih mulusku dengan puting yang sudah berdiri tegak. Pria yang sedang menikmatiku terlihat semakin tidak percaya, dan semakin semangat menggerakkan tangannya.
"aaaah......aaaaaah......aaaah....," aku terus mendesah tidak mampu menahan kenikmatan yang kurasakan ini.
Semakin kencang kugerakkan remote itu keluar masuk memekku.
Klimaks yang kudambakan semakin terasa akan datang, semakin kencang kumainkan toketku dan memekku.
Sementara pria disebelah mobilku terlihat sudah merem-melek, seperti akan mendapatkan klimaks juga.
"mmmmhhhhhh...aaaaaah.....ahhhh....mmmhhh....," desahku menahan klimaks yang akan segera tiba, sambil terus memainkan remot itu di dalam memekku.
"aaaaaaaaaahhhhh.....aaaaaahhhhhhhhh.......aaaaaahhh...." desahku cukup kencang sambil menggeliat tak karuan, menikmati orgasme yang kurasakan.
Lalu aku mendadak terdiam. Luar biasa rasanya klimaksku tadi. kulihat mobil sebelah, pria tadi hanya melihat sambil terdiam, kurasa dia sudah berhasil mengeluarkan spermanya. Aku hanya tersenyum kecil, lalu memakai kembali pakaianku. Tak lama mobil pria tadi langsung pergi, mungkin dia malu atau entahlah.
Sekitar satu jam kemudian, suamiku datang. Tidak tahu apa yg terjadi, dia kelihatan cuek saja, dan segera mengajakku pulang
Malamnya di rumah, aku terus membayangkan apa yanh terjadi beberapa waktu belakangan ini. Aku mulai berpikir, sampai mana akam kuikuti kegilaanku akan hasrat seksual ini. Ku hanya tersenyum simpul, sambil berpikir didalam hati,
"sampai sejauh ini, belum ada kontol yang kubolehkan masuk kedalam memekku selain kontol suamiku. Kedepannya... rasanya aku mulai penasaran untuk mencoba memasukkan kontol lain ke dalam memekku", pikirku.
Aku tersenyum kecil, lalu memejamkan mata sambil berpikir kegilaan apa yang akan kulakukan selanjutnya..


0 komentar:
Posting Komentar