Jumat, 31 Januari 2020

Aku dan Tubuhku

Namaku Jessica

Sebut saja namaku Jessica. Meskipun di umurku yang ke 29 ini aku sudah menjadi ibu dari 2 orang anak, namun badanku yang mungil seringkali membuat orang mengira aku masih perawan. Tak jarang orang menggodaku atau mengajak kenalan, jika aku tidak sedang bersama anak-anakku. Buat yang penasaran dengan fisikku, rambutku coklat panjang, wajahku kecil, kulitku putih, dan yah, rasanya untuk ibu 2 anak, tubuhku memang masih bisa bersaing dengan para remaja atau perawan. Malah, kadang aku merasa buah dadaku yang besar & semakin besar setelah menyusui, justru bisa membuatku unggul jika dibandingkan para perawan.

Aku dan Imajinasiku

Aku tahu, begitu kalian melihat rupaku beberapa dari kalian mulai menolak percaya bahwa aku sudah menjadi seorang ibu dari 2 anak. Bukan sombong, tapi memang begitulah biasanya anggapan orang ketika melihatku. Tapi cukuplah, bukan karena itu aku bisa berada di forum ini, bercerita kepada orang-orang yang tidak kukenal tentang petualanganku bersama tubuhku.

Semuanya dimulai beberapa bulan yang lalu, dari akun salah satu media sosialku. Wajahku yg kerap dianggap cantik ini, memang membuat media sosialku cukup digandrungi. Pengikutku lebih dari beberapa belas ribu, yang aku sendiri bahkan tidak tahu siapa saja mereka. Dari mulai bocah sekolah, mahasiswa, pria seumurku, bahkan seumur ayahku kerap mengikuti akunku, mencoba menggodaku baik lewat pesan pribadi ataupun langsung, bahkan tidak jarang ada juga yang berkomentar kurang sopan. Mereka seakan tidak peduli dengan kehidupan pribadiku, dengan kenyataan bahwa aku adalah seorang wanita berkeluarga, dengan 2 orang anakku yang masih kecil-kecil.

Hingga suatu ketika, di hari yang biasa saja, aku mengetahui sesuatu. Salah satu pengikutku, kerap mengambil foto foto pribadiku yang cukup seksi (aku memang suka tampil seksi) , dan menyebarkannya dengan cara yang kurang pantas.

Dia mengambil fotoku, dan mencoba membandingkan bagian bagian pribadi di tubuhku dengan wanita lain. Dengan kata kata yang kurang pantas,tentunya. Foto itu tentu saja mendapatkan banyak komentar yang lebih tidak pantas lagi, dari mulai yang memuji hingga yang jorok. Namun anehnya, aku tidak merasa marah.

Buah dadaku yang cukup terekspos di foto itu , dibandingkannya dengan buah dada wanita lain. Dia bertanya kepada pengikutnya, mana yang lebih menggiurkan untuk dijamah. Komentar yang datang, tentu saja tidak kalah tak sopannya. Ada yang memilihku dan mengaku sudah menjadikan fotoku 'bahan ngocok' nya, hingga yang berkomentar ingin sekali menyelipkan alat kemaluannya diantara buah dadaku.


Awalnya, kupikir Ingin sekali rasanya aku mengamuk dan menghujat orang iseng itu, bahkan sempat terpikir untuk melaporkannya ke polisi. Namun anehnya, sebagian dari diriku justru merasa 'senang;. Entah kenapa, membaca komentar2 kotor orang akan diriku, membuat imajinasiku sedikit bermain. Malam harinya, aku membaca seluruh komentar orang tanpa satupun yang terlewati. Dan tanpa kusadari, setelah membaca semua komen kotor itu celana dalamku mulai terasa tidak nyaman. Ya, aku basah.

Malam itu, aku menyadari pikiran dan tubuhku tidak berjalan seiringan. Kepalaku yang ingin mengamuk, ternyata kalah dengan tubuhku yang menginginkan hal lain. Jariku terus bergerak memainkan handphone ku, membaca ulang seluruh komentar yang ada.

"mantap toketnya, ane pake coli ya"

"gede amat, jadi pengen nyobain ngisep"

"toketnya aja udah bikin ngaceng, jd penasaran bawahnya"

Entah kenapa, hatiku berdebar membacanya. Imajinasiku bermain liar, membayangkan pria yang tak kukenal sama sekali sedang memainkan alat kelaminnya, membayangkan tubuhku dan wajahku.

Perlahan, seakan bergerak tanpa disuruh, tanganku mulai meraba halus celana dalamku. Malam itu aku memang hampir telanjang, hanya menggunakan kaos hitam tanpa Bra dan celana dalam berwarna ungu.

Pikiranku melayang, membayangkan buah dadaku dimainkan oleh pria yang tak kukenal. Tanganku mulai menggerayangi buah dadaku. Putingku yang berdiri tegak jelas sudah tidak bisa kusembunyikan lagi. Kuintip sebentar suamiku yang sudah tertidur nyenyak. Lalu kubuka celana dalamku. Kuelus pelan vaginaku yang mulus tanpa bulu (aku memang cukur teratur) sambil terpejam. Nikmat sekali rasanya. Kubayangkan berapa banyak pria yang mengocok kemaluannya membayangkan diriku dan tubuhku. Vaginaku mulai banjir tak karuan. Sambil terus kumainkan buah dadaku, kumulai memasukkan jariku perlahan ke dalam vaginaku. Sulit sekali rasanya melakukannya tanpa bersuara saking nikmatnya.

Tanganku terus bergerak semakin kencang, memainkan buah dada dan alat kelaminku sendiri. Tak berapa lama, aku mulai merasakan nikmat yang luar biasa. Aku makin bernafsu, nafasku semakin kencang, dan kumasukkan 2 jari ke dalam Memekku.

Terus semakin kencang kumainkan vaginaku. Tak sanggup rasanya aku menahan erangan dan rasa nikmat yang kudapatkan. Pikiranku terus melayang, membayangkan beberapa pria tak dikenal telanjang didepanku, dan mengocok kemaluannya didepanku. Tepat ketika kubayangkan pria pria itu menyemprotkan sperma ke mukaku, tubuhku menggelinjang hampir tak terkontrol. Kedua jari di dalam memekku telah membuatku merasakan klimaks yang luar biasa.

Ketagihan


Sejak malam itu, aku memutuskan untuk mengurungkan niatku untuk menyerang akun kurang ajar itu. Entah kenapa, aku merasa sedikit bangga ketika wajah dan tubuhku dijadikan bahan bagi para lelaki berimajinasi. Bahkan, tidak jarang aku langsung merasa horny ketika membayangkannya.

Beberapa hari setelahnya ( dan setelah belasan kali bermasturbasi ) , aku mengajak kedua anakku berenang. Suamiku yang kerja tentu tidak ikut, sehingga aku membawa 2 orang pengasuh untuk membantu mengawasi anakku. Aku memang dari keluarga yang mampu, kalau tidak ingin dibilang kaya.

Ketika tiba di lokasi, aku langsung menyuruh para pengasuhku untuk menggantikan pakaian anakku, sementara aku langsung menuju tempat berganti pakaian. Sudah biasa rasanya, ketika aku berjalan seluruh mata lelaki tertuju padaku. Seakan mereka membayangkan tubuhku tanpa pakaian di pikirannya. Padahal, aku merasa pakaianku biasa biasa saja, enah kenapa tubuhku ini seakan jadi magnet bagi nafsu para pria.

Pakaianku saat itu :








Beres berganti baju, aku langsung menuju kolam untuk menyusul anak2ku yang sudah nyemplung duluan dijaga oleh pengasuhnya. Dan tidak perlu ditanya, dalam perjalananku dari ruang salin ke kolam, seluruh mata lelaki tertuju padaku. Padahal, aku merasa bikini yang kugunakan sebenarnya biasa biasa saja, normal untuk dipakai di kolam renang. Mataku sempat tertuju pada segerombolan anak muda, sepertinya SMA karena sebagian dari mereka menggunakan baju seragam sekolah. Mereka berbisik dan saling senyum sambil menunjukku diam diam. Mereka pikir aku tidak melihatnya.


Bikiniku saat itu :





Mereka tidak sadar, bukan cuma mereka yang senang bisa menikmati lekuk tubuhku yang hanya dibalut bikini pink ini, tapi sejujurnya aku juga menikmati membayangkan apa yang sedang mereka perbincangkan, dan berapa diantara mereka yang akan menggunakan memori akan diriku ini sebagai bahan untuk bermasturbasi nanti.

Masih berpura pura tidak tahu, aku berdiri dipinggir kolam menghadap anakku dan membelakangi gerombolan anak SMA itu. Dengan sengaja, kusingkap sedikit bagian belakang bikiniku agar belahannya sedikit terlihat , seakan akan membenarkan posisinya.

" Ayo, lihat baik baik... pake tubuhku buat bahan coli kalian.. " Pikiran dan imajinasiku mulai bermain liar. Meskipun membelakangi mereka, aku tahu mereka pasti sedang melihat pantatku dengan seksama, bahkan mungkin beberapa dari mereka sudah "on" karena tubuhku.



Tanpa kusadari, seakan lupa dengan anak anakku aku sudah merasa sangat horny. Aku yakin, memekku sudah mulai basah dan meminta sesuatu untuk dimasukkan. Aku tahu aku tidak bisa menolak kenikmatan yg akan kudapatkan ini. Saat itu, pikiranku hanya mencari bagaimana caranya aku bisa bermasturbasi saat itu juga. Kuminta para pengasuh untuk terus mengawasi anakku baik baik, dan berpura pura ketinggalan sesuatu di ruang ganti. Aku pun bergegas jalan ke ruang ganti.

Saat berjalan ke ruang ganti, aku melihat salah satu dari anak SMA itu memasuki ruang ganti pria. Anak berkacamata itu sepertinya yang paling pemalu, karena seingatku selain duduk terpisah lumayan jauh dengan teman temannya, dia juga pura pura tertunduk tidak melihat ketika aku berjalan dengan bikiniku tadi. Aku yang sudah mulai gelap mata dikuasai hasrat seksual, mulai meminta tubuh dan pikiranku untuk nekat. "jangan jangan sama sepertiku, dia horny dan ga kuat, jadi mau langsung disini." pikirku.

Kuintip perlahan ruang ganti pria. Setelah aku yakin tidak ada orang selain bocah SMA tadi, kuberanikan diriku untuk masuk. "kalau ketahuan, aku pura pura salah masuk saja", pikirku dalam hati. Ruang ganti pria berbentuk lorong yang cukup luas memanjang, dengan pintu ke ruangan2 kecil untuk membasuh dan berganti baju di sebelah kiri dan kanan lorong. Semua pintu terbuka, yang menandakan tidak ada orang, kecuali pintu paling ujung. Ku beranikan diri untuk mendekat, dan menempelkan kupingku.

"......" hening. Kutempelkan lebih erat kupingku mencoba menebak apa yg sedang terjadi didalam ruangan itu. Lalu kudengar bunyi shower dinyalakan. Kuakui, aku cukup kecewa. "Yah, mungkin dia memang sudah ingin membasuh tubuhnya saja" pikirku. Tapi tak berapa lama setelah ku memutuskan untuk keluar ruangan, aku mendengar sesuatu yang membuat jantungku berdebar keras.

"mmh... buka tante.." begitu bisikan yang kudengar dari balik ruangan, bersahutan dengan suara air yang mengocor deras dari shower. Jantungku berdegup keras. Kurasakan putingku mengeras dibalik bikiniku. kutempelkan lagi telingaku. "terus tante... dikit lagi..'" suara dari balik bilik. Tak bisa dilukiskan dengan kata kata betapa horny nya ku saat itu. Tanganku mulai meraba toketku pelan, sambil aku terus menempelkan telingaku ke bilik bocah itu. Tak lama sampai tanganku yang satu lagi juga ikut bermain, mengelus memekku yang sudah banjir perlahan dari balik bikiniku.

Aku tidak sanggup lagi. Pikiranku dan mataku sudah terbutakan oleh hasrat seksualku. Ku ketok pintu bilik itu dengan cukup keras menggunakan telapak tanganku. "TAP TAP TAP..". Suara air shower mendadak berhenti. Setelah hening beberapa saat, Bocah sma itu sepertinya memberanikan diri untuk bersuara. "Siapa...?'" katanya pelan dari balik pintu. Aku hanya diam tak bersuara. Akhirnya terdengar bunyi selot pintu dibuka. Sebelum pintu terbuka betul, ku dorong pintu itu lalu ku masuk kedalam, dan dengan cepat ku tutup & selot kembali pintu itu. Pemandangan yang kulihat betul betul semakin membuat badanku terasa panas.

Bocah SMA itu lumayan tinggi, (lebih tinggi dari badanku yang mungil ini) berkulit putih, dan dalam kondisi basah kuyup. Kuarahkan pandangan ke kemaluannya, dan terlihat kontolnya yang tidak berbulu sehelaipun masih berdiri tegak. Kontolnya bisa dibilang tidak besar, bahkan lebih kecil dari punya suamiku yang ukurannya standar-standar saja.

Mukanya terlihat sangat terkejut, entah harus berkata apa. Ketika dia membuka mulutnya, ku tutup mulutnya dengan tangan sambil berbisik. "sudah, diam saja. Aku tahu kamu lagi apa tadi.." Bisikku.

Dengan sigap , sambil menutup mulutnya dengan tangan kananku, ku genggam kontolnya dengan tangan kiriku. Kusentuh perlahan naik turun, bocah itu hanya terdiam sambil menggerak-gerakkan tubuhnya keenakan. Kubuka mulutnya setelah kuyakin dia nyaman dan pasrah.

"bayangin apa tadi sampe kaya gini..?" tanyaku

"maaf tante.... aku ga kuat... liat badan tante.. maaf tante...'" bisiknya berulang kali dengan pelan, malah kukira dia akan menangis kalau kubiarkan.

"ga bisa.. kamu udah perkosa aku di pikiran kamu.. harus ada ganjarannya.." Kataku sambil terus memainkan kontolnya dengan tangan kiriku.

"apa tante..?" Katanya pelan.

"kamu pasrah aja sekarang.. yang pertama.. kamu harus rela aku icipin rasa kontolnya.." bisikku.

Bocah itu hanya terdiam sambil memejamkan matanya berulang kali, keenakan.
Tanpa izin, aku langsung berlutut didepannya, Sehingga kontol mungilnya berdiri tepat didepan wajahku. Tak basa-basi, kumasukkan seluruhnya ke dalam mulutku. Aku selalu ingin mencoba ini dengan suamiku, namun ukuran kontol suamiku selalu membuatku tersedak dan gagal. Kuhisap dan kuemut kontol bocah ini tanpa ampun.

"aaah...tante... ahhh......" desahnya

"jangan berisik, atau aku berhenti nih," ancamku

"maaf tante.. plis tante, enak banget.. aku belum pernah gini.." katanya pelan.

Kulanjutkan menyepongnya. Kupegang tangannya yang menempel di dinding, lalu kuarahkan ke toketku yang masih berbikini. Awalnya dia kelihatan sedikit kaget, tapi tak berapa lama sebelum dia meremas dan bertualang masuk kedalam atasan bikiniku, dan memainkan putingku. Darahku rasanya sudah di pundah ubun ubun.

"Kamu gak penasaran kaya apa isinya bikiniku?" bisikku pelan

Bocah itu hanya terdiam bisu sambil terus meremas toketku.

Lalu aku berdiri, dan kubuka atasan bikiniku. Toketku terpampang jelas, dengan puting yang sudah berdiri tegak. Bocah itu hanya tertegun, menatap toketku tanpa berkedip, Mebuatku semakin panas.

"Tante, boleh aku foto untuk bahan dirumah? janji gak akan kusebar," katanya.

"enak aja! ini sudah ada didepan kamu sekarang, mau kamu cuekin aja? malah mau foto?" Bentakku.

"hehe.. maaf tante.. boleh kuhisap tante..?" tanyanya sopan.

Aku tak menjawabnya. Kupegang kepalanya dengan dua tangan, lalu kutempelkan ke toketku.

"ayo jilat.." kataku.

dia pun memainkan lidahnya di putingku. Rasanya nikmat sekali, orang yang tak kukenal ini memainkan toketku. Bawahan bikiniku sudah basah kuyup, namun bukan oleh air biasa tapi dari carian vaginaku yang sudah banjir kemana mana.

Tanganku terus mengocok kontolnya, sambil menikmati hisapannya di toketku. Tapi semua berlangsung tak lama, sebelum dia menggeliat tak karuan.

"tante... aku ga kuat... tante berhenti dulu..." katanya.

Tak kuacuhkan, malah semakin kencang kukocok kontolnya.

Crot.... crott......

Cairan hangat muncrat dari kontolnya, membasahi perutku. Dia langsung terdiam lesu, berhenti memainkan toketku.

"kurang ajar ya... udah enak sndiri ya?" kataku dengan nada sedikit mengancam.

"maaf tante... ampun.. saya kan udah minta tante berhenti tadi.." Katanya dengan suara yang seperti ketakutan.

"Oke. sekarang kamu baring." kataku.

Dia hanya menurut dan berbaring di lantai.

"tutup mata. Apapun yang kutempelkan di mulutmu, kamu emut dan jilat. jangan berhenti sampai kuminta, atau awaas ya." Tegasku dengan suara cukup keras.

Dia menutup matanya tanpa suara. Lalu dengan segera. aku jongkok diaras mukanya. Kusingkap sedikit bawahan bikiniku, hingga belahan memekku yang mulus terlihat jelas. Lalu kutempelkan di mulutnya. Tanpa perlu disuruh lagi, dia menghisap dan memainkan lidahnya di memekku. Rasanya nikmat sekali. Kugoyang goyangkan badanku, menyesuaikan dengan permainan lidahnya yang menjamah clitorisku. Saking nikmatnya, saat itu aku berpikir rasanya tak akan lama sebelum aku klimaks.

"mmmh... ahhhhh.. terus jilat... jangan berenti.. terus... mmmhh..." Aku mulai mendesah tak terkontrol.

Mungkin karena desahanku , terlihat kontolnya mulai menegang lagi dan jilatannya semakin liar.

"ahh....ahhh....ahhh...terusss... terusss......." aku terus mendesah cukup kencang.

Klimaks sudah mulai kurasakan, tapi ku tetap mendesah pelan sambil menggoyangkan memekku diatas mulutnya.

"aaaah...... aaahhh.....aaaahhh.... mmmmmmhhhhh...." Desahku semakin keras.

Tubuhku pun menggeliat tak karuan saat kurasakan klimaks itu datang. tangan kiriku meremas toketku sendiri, sementara tangan kananku memainkan kontol bocah itu.

"aaah..... udah.. stop... stop..." kataku saat klimaks sudah kurasakan.

Bocah itu perlahan berhenti.

"jangan buka matanya!. terus tutup." kataku.

dia hanya menurut dan terdiam. Bergegas kupakai kembali atasan dan bawahan bikiniku.

"aku keluar, dan kamu jangan keluar sampe 20 menit lagi. diem aja disini, awas ya," ancamku.

dia hanya mengangguk pelan, seperti ketakutan. Aku pun segera keluar,, meninggalkannya terbaring di lantai. Aku menyusul anakku di kolam dengan terburu buru, sambil rasa panas masih kurasakan di memekku.

20 menit sudah berlalu, namun tak kulihat lagi penampakan bocah itu di sekitar kolam. Hingga semuanya selesai , waktuku pulang dan sudah kembali berganti baju & berjalan menuju mobil, tak aku temukan lagi batang hidung bocah itu.

Setelah pengalaman pertamaku klimaks di tempat umum, saatnya pulang dan kembali ke dunia nyata.

Bermain di mobil


Kira-kira seminggu sudah berlalu, sejak aku memaksa anak SMA yang baru berusia sekitar 18 tahun untuk memuaskan hasrat seksualku di tempat umum. Sejak kejadian itu, pikiranku semakin liar. Sudah beberapa kali suamiku meniduriku, tapi entah kenapa aku tidak merasakan kenikmatan seperti yang kualami dengan orang lain. Entah, rasanya ada yang berbeda. Bahkan, saat bercinta dengan suamiku aku kerap memejamkan mata, membayangkan ada kontol lain yang bisa kuhisap, atau ada tangan lelaki lain yang memainkan toketku.

Hari itu hari minggu. Aku dan suamiku menitipkan anak anak bersama neneknya, dengan niatan ingin berpacaran ke mall selayaknya remaja. Ya, mengulang masa-masa berpacaran yang sudah lama sekali tak kami rasakan. Seperti biasa, aku menggunakan pakaian seksi, kali ini dengan harapan akan semakin banyak orang yang melihatku, bernafsu padaku, dan akan membayangkan menyetunuhiku sesampainya di rumah mereka nanti.



Aku memakai rok mini dengan atasan kuning berbelahan sangat rendah, yang memperlihatkan sebagian sisi dari toketku. Aku sadar, rasanya kelakuanku semakin parah. Semakin sengaja aku ingin mempertontonkan tubuhku. Untung suamiku tidak keberatan.



Saat aku menunduk, aku sadar sebagian besar dari toketku menyembul terlihat. Membayangkan orang2 melihatnya rasanya sudah membuatku sangat horny.

Setibanya di mall, kami berpacaran seperti remaja. Setelah menonton, aku bergegas ke toko baju dengan niat berbelanja. Hobiku tentu saja sama seperti banyak wanita kebanyakan, foto foto di ruang ganti. Aku ambil baju seksi yg kusuka, lalu kufoto selfie di dalam ruang ganti.



setelah puas berfoto2 dengan gaya seksi, pandanganku terarah ke sebuah toko baju yang juga menjual hairclip. Kebetulan, hobiku juga mengoleksi hairclip. Aku senang ketika berambut pendek pada minggu ini, lalu memakai hairclip dan mendadak berambut panjang pada minggu berikutnya. Tak lupa ku juga bergaya di ruang ganti.





Terkadang, aku sengaja melepas celana dalamku dan keluar untuk mencoba baju yang lain. Tentu saja dengan berjalan sedikit seksi, dan terkadang menunduk agar pahaku terlihat hampir sampai pangkalnya.

Suamiku tidak mempedulikan pandangan semua orang padaku, yang seakan menelanjangiku dengan matanya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tak jarang, aku sengaja menunduk pura pura membenarkan posisi sepatu, memperlihatkan sebagian besar toket dan pantatku agar dapat memuaskan mata para pria disana. Tentu tidak lama, sebelum aku merasakan celana dalamku sudah mulai basah, membayangkan pandangan mata orang orang padaku.

Suamiku suka sekali belanja. Saat di mall, dia terkadang seperti lupa waktu, bahkan lupa dia membawa istri disampingnya. Asik sendiri seakan dunia hanya miliknya sendiri. Ide Nakalku kembali muncul dibuatnya.

"Sayang....," kataku manja.

"ya?" katanya datar tanpa memalingkan pandangan dari asesoris di toko handphone yang tak bosan bosannya dia lihat bolak balik.

"aku cape, boleh ga aku istirahat di mobil? biar kamu juga bisa santai aja, cuci mata shopping dulu...?" kataku.

"ooh, iya iya. gak lama nanti aku nyusul" kata suamiku.

Dalam hati, aku tahu gak lama yang dia maksud itu akan lebih dari 2 jam.

"oke deh yang.. aku ke mobil duluan yaa.." kataku pamit. Suamiku hanya mengangguk2an kepalanya, tetap berfokus pada belanjanya.

Setibanya di mobil, aku tahu aku harus melakukan sesuatu. Segera kubuka celana dalamku yang sudah basah tak karuan. langsung ku mengangkang di kursi depan, mengekspose memekku yang sudah meminta untuk disentuh.

Kuelus perlahan memekku yang sudah basah, sambil kuremas toket kiriku. Puting toketku yg mulus sudah mengeras, kupejamkan mata membayangkan ada beberapa lelaki yang meraba badanku. Kubayangkan ada yang mengocok kontolnya diatas toketku, ada yang menjilati memekku, dan ada yang memasukkan paksa kontolnya ke dalam mulutku. Rasanya sudah tak sanggup lagi aku menahan untuk memasukkan sesuatu kedalam memekku.

Kulihat kekiri kekanan, mencari sesuatu untuk membuatku merasakan kenikmatan.

Lalu, kutemukan remote cd player mobil. Pikiranku sudah gelap, terbutakan oleh rasa nikmat. Kugesekkan remot itu perlahan pada memekku, sambil tanganku terus memainkan toket dan putingku.

"mmmh......mhhhh...." desahku perlahan.

Ketika kubuka mataku, aku sadar ternyata aksiku ada yang menikmati. di Mobil yang terpakir sebelahku, tanpak seorang lelaki paruh baya yang seperti tidak percaya melihat apa yang kulakukan. Kaca mobilku memang sedikit gelap, namun masih bisa terlihat dari luar. Mengetahui sedang ditonton, nafauku semakin tak terkendali. Kulempar senyum nakal, sambil mengedipkan mata.

Godaanku tak sia sia. Terlihat tangan pria itu mulai bergerak2 di dalam mobil, dugaanku dia sedang mengocok kontolnya. Tentu saja, kapan lagi dia dapat tontonan gratis seperti ini, seorang wanita cantik sepertiku bermasturbasi didekatnya.

Aku semakin bernafsu. Perlahan, kumasukkan sebagian remote yang kutemukan tadi kedalam memekku yang sudah banjir.

"ahhhhh..........," desahku saan merasakan remote itu tergelincir masuk kedalam memekku.

Semakin kencang kumainkan remote itu keluar masuk memekku, sambil terus memandang pria paruh baya yang sedang coli sambil melihatku. Kubuka tali lengan bajuku, dan kuturunkan hingga perut. Terlihat jelas kedua toket putih mulusku dengan puting yang sudah berdiri tegak. Pria yang sedang menikmatiku terlihat semakin tidak percaya, dan semakin semangat menggerakkan tangannya.

"aaaah......aaaaaah......aaaah....," aku terus mendesah tidak mampu menahan kenikmatan yang kurasakan ini.

Semakin kencang kugerakkan remote itu keluar masuk memekku.

Klimaks yang kudambakan semakin terasa akan datang, semakin kencang kumainkan toketku dan memekku.

Sementara pria disebelah mobilku terlihat sudah merem-melek, seperti akan mendapatkan klimaks juga.

"mmmmhhhhhh...aaaaaah.....ahhhh....mmmhhh....," desahku menahan klimaks yang akan segera tiba, sambil terus memainkan remot itu di dalam memekku.

"aaaaaaaaaahhhhh.....aaaaaahhhhhhhhh.......aaaaaahhh...." desahku cukup kencang sambil menggeliat tak karuan, menikmati orgasme yang kurasakan.

Lalu aku mendadak terdiam. Luar biasa rasanya klimaksku tadi. kulihat mobil sebelah, pria tadi hanya melihat sambil terdiam, kurasa dia sudah berhasil mengeluarkan spermanya. Aku hanya tersenyum kecil, lalu memakai kembali pakaianku. Tak lama mobil pria tadi langsung pergi, mungkin dia malu atau entahlah.

Sekitar satu jam kemudian, suamiku datang. Tidak tahu apa yg terjadi, dia kelihatan cuek saja, dan segera mengajakku pulang

Malamnya di rumah, aku terus membayangkan apa yanh terjadi beberapa waktu belakangan ini. Aku mulai berpikir, sampai mana akam kuikuti kegilaanku akan hasrat seksual ini. Ku hanya tersenyum simpul, sambil berpikir didalam hati,

"sampai sejauh ini, belum ada kontol yang kubolehkan masuk kedalam memekku selain kontol suamiku. Kedepannya... rasanya aku mulai penasaran untuk mencoba memasukkan kontol lain ke dalam memekku", pikirku.

Aku tersenyum kecil, lalu memejamkan mata sambil berpikir kegilaan apa yang akan kulakukan selanjutnya..




Orgasme

Hari demi hari kulewati dengan hasrat yang semakin membara. Semakin lama dan semakin sering aku bermasturbasi, semakin mudah aku terangsang. Tubuhku seakan mengikuti pikiranku yang semakin kotor. Belum lama ini, hanya membayangkan Orang bermasturbasi membayangkan diriku, Memekku bisa langsung banjir gak karuan. Rasa ingin tahuku semakin memuncak, rasanya banyak sekali hal yang ingin kucoba. Kontol suamiku rasanya semakin tidak cukup memenuhi kebutuhan badanku.

Hari ini hari kamis. Seperti biasa, suamiku sudah berangkan berkerja dari pagi buta. Hari ini aku sudah berniat untuk mencoba petualangan baru, sehingga setelah mandi, ku segera menitipkan kedua anakku ke rumah nenek nya. Aku beralasan kurang enak badan, dan perlu gym agar badanku fit kembali. Padahal, aku sudah berniat hanya ingin memamerkan tubuhku ke siapapun yang beruntung ada bersamaku nanti, aku sedikit berharap akan banyak yang mencuri2 fotoku untuk bermasturbasi. Duh, membayangkannya saja sudah banjir rasanya memekku.

Setibanya di GYM , aku segera berganti baju. Sudah tidak sabar rasanya memperlihatkan lekuk tubuhku.




Aku menggunakan tanktop berdada rendah, yang membuat toketku hampir menyembul keluar. Celana pendek yg kugunakan juga sangat ketat, hingga belahan memekku tercetak jelas. Dugaanku benar saja, begitu aku masuk ruangan GYM, semua mata sepertinya tertuju padaku, rasanya hampir semua yg ada disitu menelanjangiku dalam pikirannya masing masing.


Kira kira 30 menit aku berolahraga, sengaja melakukan gerakan2 yang mengundang. Bahkan aku rasa beberapa sempat langsung menuju WC saat aku sedikit bergoyang nakal sambil berpura2 mengangkat beban. Perasaanku bahwa kontol mereka berdiri karena melihatku justru membuatku semakin horny. Aku memutuskan untuk berenang, dengan tujuan hanya ingin cepat cepat menggunakan bikini, agar mereka yang sudah bernafsu melihatku semakin bingung dan semakin tak bisa menahan keinginannya untuk bermasturbasi membayangkan diriku.





Aku sudah berganti memakai bikini dan segera menuju kolam. Tapi aku tidak langsung berenang, aku sengaja merebahkan diri di kursi kolam. Aku memakai bikini pink minim, dengan belahan dada sangat rendah dan bagian bawah yang sangat tipis. Aku sengaja berganti2 posisi, bahkan kadang dengan sengaja sedikit menyingkapkan bawahanku, berpura2 membenarkan posisinya, padahal aku hanya ingin memperlihatkan belahan memekku sekejap saja.

Benar saja, tak lama aku di pinggir kolam, orang2 semakin banyak yg berhenti gym dan memutuskan untuk berenang. Aku berpikir positif saja, mungkin mereka memang cuma ingin menikmati badanku saja, hehe. Rejeki memang bukan untuk ditolak. Aku sengaja bergaya semakin centil, dan mengambil selfie beberapa kali. Rasanya vaginaku semakin basah tak tertahan, semakin bertambahnya mata yang tertuju padaku.





Semakin basahnya memekku membuat aku cukup gelisah. Aku merasa harus segera masuk ke kolam renang, sebelum orang2 menyadari bagian bawahku yang sudah basah kuyup ini. Aku pun segera masuk ke kolam, yang sekarang sudah cukup ramai penuh oleh lelaki2 yang tidak melepaskan pandangannya dariku.







Tak lama aku didalam kolam, ada seorang lelaki yang berani mendekatiku. Aku rasa dia memang percaya diri, karena dia punya perawakan yang cukup tinggi besar, kulit putih, dan wajah indo-chinese yang menurutku ganteng. Umurnya mungkin sekitar 24an, terlihat dari wajahnya yang masih cukup muda.

"halo," katanya membuka percakapan.

"ya," kataku ketus.

"Kamu jessica ya?" todongnya, sempat membuatku terkejut. Jangan jangan dia teman suamiku, apa kata suamiku kalau tahu kelakuanku seperti ini. Aku hanya mengangguk pelan dan terdiam, bingung harus berkata apa.

"haha, kaget ya kok aku tau? aku cuma follower instagram kamu. Boleh kenalan?" katanya.

Hatiku lega. ternyata dia cuma follower saja.

"Iya, bol- ," Belum beres aku menjawab, aku merasakan ada sentuhan tangan di pantatku. Kurang ajar, pikirku. Berani sekali dia.

"Hei, maksudnya ap-!" Aku berbisik cukup keras dengan maksud membuatnya mundur, tapi belum habis aku mengeluarkan kata dari mulutku, dia sudah menggerakkan tangannya jauh lebih cepat. Dia membuka bawahanku yang terendam air, dan memasukkannya ke dalam celana renangnya. Ya, sekarang aku tidak memakai bawahan sama sekali, di kolam yang berisi banyak lelaki.

"Diem ya jes, atau aku angkat kamu sekarang biar semua orang liat bawahan kamu yang ga pake apa apa!" bisiknya mengancam.

"Maksud kamu apa kok kaya gini tiba2, kurang ajar banget!" bisikku keras.

"Udah diem aja, aku tau cewe kaya kamu ngapain dari tadi mancing2. kamu nikmatin aja deh," Jawabnya, sambil menggerakkan tangannya menyentuh memekku. Rasanya ingin marah dan mengamuk, bila mengingat harga diriku yang tidak dianggap. Tapi rasa nikmat yang kurasakan saat tangan kekarnya menyentuh klitorisku membuatku buta dan hanya merasakan kenikmatan itu saja.

"mmmmh...." desahku.

"Nikmat kan.. udah kamu ngadep sana aja, biar orang2 gak curiga.. anggap aja kita lagi ngorbol biasa.. kontrol mukanya ga usah sange gitu ya, hahaha..." Katanya sambil memainkan tangannya di memekku. Sepertinya dia sudah sangat jago memainkan tangannya, membuatku semakin horny tak tertahan. Berat rasanya menahan muka normal, padahal inginku mendesah merem melek menikmati permainan tangannya.

"gila ya kamu.., awas kalo aku sampe ga puas disini.." godaku nakal.

"haha tenang aja..., aku masukin jariku ya?" jawabnya.

Aku hanya mengangguk pelan, sudah tidak sanggup membayangkan rasa nikmatnya.

"Aku masukin satu ya...," Bisiknya, sambil memasukkan jari tengahnya ke dalam memekku. Rasanya nikmat luar biasa, seakan ada kontol ereksi yang masuk ke dalam vaginaku. SUlit kubayangkan bahwa itu hanya jari.

"Aaah...!" Erangku cukup keras, lupa aku berada di tempat umum.

"ssst.. jangan desah.. pelan2 aja ya, haha.." Katanya sambil tersenyum nakal.

Benar saja, kulihat semua mata sempat tertuju padaku saat aku mendesah tadi. Aku hanya mengangguk pelan, sambil berusaha memasang wajah normal. DIa terus memainkan jarinya di dalam memekku, membuatku merasakan nikmat yang tak terbayangkan.

"Mau dua?" bisiknya.

Aku hanya mengangguk pelan lagi. Sudah pasrah rasanya tubuhku dimainkan seenak dirinya. Pikiranku hanya ingin merasakan orgasme di tempat umum, ditengah banyak lelaki2 lain.

"aku masukin satu lagi ya... jangan desah.." bisiknya lagi.

Kurasakan memekku semakin lebar, saat ada sebuah jari lagi masuk kedalamnya. Rasanya sungguh nikmat. Dia terus memainkan kedua jarinya masuk keluar memekku, membuatku kadang kelepasan dan bergeliat nikmat sambil memejamkan mata.

Dia terus memainkan jarinya, semakin lama semakin cepat, membuatku semakin dekat ke orgasme.

"pelan pelan dong... kalau gini terus bisa bisa aku orgasme langsung.." bisikku.

"hahaha.. oke,,," katanya. Tapi bukan semakin pelan yang dia lakukan, dia malah memainkan jarinya semakin kencang, sambil tangan satunya meremas pantatku dengan keras. Semakin aku tak tertahan untuk mendesah.

"aaah...ahhh....mmmh... aaah.... aku mau klimaks..... aaaah..." Bisikku sambil terus menggeliat tak karuan.

"aaaaaaaaaaaaahhhhhh.............." desahku cukup keras, saat kurasakan nikmat orgasme yang luar biasa.

Dia sepertinya tahu aku sudah orgasme dari geliat tubuhku. Gerakannya memelan, dan aku langsung melemas. Rontok rasanya tubuhku. Kupeluk dia sambil menyandarkan badan, aku seakan lupa sudah bersuami.

"makasih ya... nikmat banget....." bisikku sambil memeluknya lemas.

"nih pake lagi celana kamu... Sekarang, aku tunggu kamu di ruang ganti ya." BIsiknya sambil memberikan bawahanku dan mengedipkan mata genit.

Dia langsung keluar kolam dan berjalan ke ruang ganti. Aku hanya terdiam lemas, membayangkan apa yang akan kulakukan selanjutnya...

Jadi Penonton

===========================================================




Masih bergetar rasanya kakiku dari nikmatnya orgasme yang kurasakan. Pikiranku berkecamuk, sebagian diriku menolak mengikuti lelaki yang baru kukenal tadi ke kamar ganti. "Apa yang kupikirkan. Aku sudah menikah, memiliki suami, tapi aku baru saja membiarkan seorang lelaki memasukkan jarinya kedalam vaginaku!" Tapi sebagian lagi seperti terlena akan rasa nikmat yang kurasakan beberapa hari belakangan ini. Orgasmeku rasanya luar biasa jauh lebih enak dibandingkan dengan biasanya. Beberapa menit ku terdiam , bingung apa yang akan aku lakukan selanjutnya. Pandangan lelaki2 di kolam padaku, menelanjangiku dalam pikirannya, sudah tak kupedulikan lagi.


Akhirnya aku keluar dari kolam, dan berjalan pelan ke ruang ganti. Pasrah rasanya membayangkan apa yang akan kulakukan disana nanti. Kubuka pintu ruang ganti perlahan. Kosong, tidak ada siapa siapa disana.

"Mmm.. Haloo..?" Kataku pelan.

"Jangan-jangan kamar ganti lelaki yg dia maksud.. Gila aja kalau dia pikir aku senekat itu," pikirku dalam hati.

Aku sedang berjalan masuk ke bilik ganti berniat untuk mengganti bikiniku dan pulang saja, ketika kudengar bunyi pintu terbanting menutup dibelakangku. Kubalikkan badanku, dan kulihat- bukan hanya pria tadi- tapi dia dan 2 orang pria lainnya. Dari bentuk badannya, sepertinya mereka pengunjung fitnes atau mungkin instruktur. Badannya tegap2 dan besar, dengan wajah yang lumayan, meskipun pria yang membuatku orgasme di kolam tadi masih terlihat paling ganteng.

"Halo Jes," Ia membuka mulutnya.

Aku hanya terdiam, jantungku berdegup sangat kencang, bagaimanapun aku khawatir akan keselamatan diriku. Apa yg bisa kulakukan kalau pria pria ini punya niat buruk padaku.

"Jangan takut, ini temen temenku. Semuanya baik kok, dan mereka baru jadi follower Instagram kamu barusan aja, hehe," Katanya sambil berjalan mendekatiku.

Aku berjalan mundur perlahan.

"Jangan takut, kita janji kita ga akan lakuin apa yang kamu gak mau," Katanya mencoba menenangkanku.

Aku hanya terdiam. Entah kenapa, sempat2 nya aku melirik ke selangkangan mereka. Celana olahraga pendek yang mereka gunakan sangat ketat, memperlihatkan bentuk alat kelamin mereka. Dan entah kenapa, aku merasakan penasaran yang luar biasa.

"Kalian jangan ngedeket atau aku teriak!" Kataku cukup keras.

Mereka langsung terdiam menghentikan langkahnya.

"Tapi jes, kita janji ga akan ngapa2in kok. Tadi kamu ngerasa enak kan di kolam? Apa salah kalau sekarang aku pengen ngerasain enak juga? emangnya kamu ga penasaran sama kita? hehe..," Kata si pria yg sudah memasukkan jarinya ke dalam vaginaku di kolam tadi.

Aku terdiam sesaat.

"oke, tapi kalian diem dan jangan ngapa2in kalau aku ga suruh ya!," Kataku tegas.

Otak dan jantungku seperti berhenti bekerja, tak percaya apa yang baru saja mulutku katakan. "Mau dibawa kemana keliaran ini!" Pikirku dalam hati.

Seperti yang kuduga, ketiga pria itu hanya tersenyum dan mengangguk setuju.

"Buka celana kalian, aku pengen liat," Kataku. Pikiranku sudah tidak karuan, antara penasaran dan mentolol tololkan diriku sendiri yang sudah bersikap seperti wanita liar.

Mereka dengan sigap memperosotkan celananya, dan tampak didepanku 3 kontol dengan ukuran cukup besar, yang tercukur rapih dan kelihatan bersih terawat. Rasanya cairan sudah mulai ingin menetes dari vaginaku hanya karena melihatnya.

"Kenapa kok udah pada tegang,?" Tanyaku.

"Ya karena liat kamu lah jes. kita dari tadi selalu liat kamu, muka cantik kamu, toket kamu yang kenceng, pantat kamu....," Katanya.

Mereka mulai menggenggam kemaluannya, dan melakukan gerakan mengocok.

"Kamu ga mau bantu kita,?" Salah satu dari mereka berbicara.

Aku terdiam sesaat, lalu melepaskan handuk yang meliliti tubuhku. Tampaklah seluruh badanku meski masih menggunakan bikini.



Toketku hampir menyembul keluar, memperlihatkan kekencangannya.

3 Pria tadi seakan terhipnotis, dan mulai memainkan dan mengocok kelamin mereka masing masing.

"Jes, ternyata yang di Instagram gak palsu ya, badan kamu luar biasa..," Kata salah seorang dari mereka lagi.

Aku sedikit tersipu mendengarnya. Melihat 3 pria mengocok kelaminnya didepanku, sambil melihat tubuhku, rasanya aku jadi horny luar biasa.

Aku buka tali bikiniku, sehingga tampaklah kedua payudaraku seutuhnya didepan 3 pria asing ini. Putingku sudah berdiri kencang, seakan menantang mereka untuk menghisapnya.

"jes.. gila toket kamu indah banget... puting kamu pink... duh aku pengen megang..," Kata salah seorang dari mereka.

"Pegang aja, tapi pelan pelan ya," Bisikku pelan sambil memalingkan muka.

Seperti sebuah perintah, mereka langsung tiba tiba ada disekelilingku.

Salah satu dari mereka sudah memainkan payudaraku sambil mengocok kontolnya, salah satu lagi memegang tanganku, dan mengarahkannya ke kontolnya. Satu lagi ada disebelahku, menciumi leherku sambil menggesekkan kemaluannya ke pantatku. AKu sudah horny luar biasa rasanya.

"Kalian bakal aku bikin keluar semua. Tapi aku gak mau sex ya, aku ga mau hianatin suami aku," Bisikku sambil teesengal.

Mereka seperti tidak peduli dan terus melancarkan aksinya menggerayangi tubuhku.

Tak kusadari, aku sudah tidak memakai bawahan. Badanku sudah telanjang bulat, vaginaku sudah terekspos dan sudah digerayangi dari luar.

"Tiduran ya jes..," Kata salah satu dari mereka sambil merebahkan badanku di lantai.

Aku sudah pasrah. Sekarang badanku berbaring telanjang bulat di lantai, Payudaraku dimainkan oleh tangan salah satu dari mereka, seorang lagi menghisap payudaraku yg lain, dan si cakep yang menggerayangiku di kolam sudah berada dibagian bawah badanku, menciumi selangkanganku dengan bibirnya. Nikmat sekali rasanya.

Tidak lama sebelum salah satu dari mereka berdiri, dan menggesekkan kontolnya ke mukaku. Tanpa perlu dikomando lagi, langsung kumasukkan kedalam mulutku dan kumainkan dengan lidah. Salah satu dari mereka sudah menggesekkan kontolnya ke Payudaraku, dan salah seorang lagi menjilati vaginaku yang sudah banjir.

"mmmh... mhhhh.... mmm..." Gumamku dengan sebuah kontol di dalam mulutku.

"Aku ga kuat jes, kamu seksi banget. Aku keluar ya," Kata si cowo yang sedang kublowjob.

"mmmh..mhhhh!," Gumamku dengan maksud agar dia mengeluarkan kontolnya dari mulutku.

Seakan tidak didengar, dia malah menggerakkan kontolnya semakin kencang di dalam mulutku, dan... Crotttt...! Kurasakan cairan panas memenuhi mulutku.

"aaah...ahhhhhhhhhh... nikmat jesss....," Katanya sambil terus memainkan kontolnya di dalam mulutku yang sudah belepotan sperma.

Belum lama dia mencabut kontolnya, salah satu dari mereka sudah ada diatas badanku. Mengocok kontolnya diatas payudaraku sambil memainkan putingku.

"mmmh..aahhh," Desahku merasakan klitorisku dijilat dan dimainkan, sambil mulutku belepotan dengan sperma.

"Aku keluarin ya sayang," Kata yg memainkan kontolnya di atas payudaraku.

Aku hanya mengangguk pasrah.

"Ahhh..aaah... uuuhhh...," desahnya sambil mengocok kontolnya semakin kencang diatas payudaraku,

Crottt...!!!

Dia menumpahkan spermanya di payudaraku. Hangat rasanya. Kumainkan payudaraku, hingga sperma membalur semua bagiannya. 2 lelaki yang sudah klimaks itu sudah berada dipinggir, duduk sambil terdiam melihatku yang masih mendesah karena seorang lagi masih menjilati bagian kewanitaanku.

"jes, aku boleh masukin?," Kata si pria yang besamaku di kolam tadi sambil menjilati vaginaku,

"Engga. Jangan, aku mohon," Kataku. Aku masih mengingat suamiku dan tidak mau ada kontol lain yg masuk kedalam vaginaku.

"hehe.. iya gpp.. tp kocokin aku ya?," Katanya sambil tersenyum.

Jujur aku kaget, ternyata dia cukup baik menerimanya. Aku tersenyum dan mengangguk, lalu bangkit berlutut. Dia juga berdiri, sehingga kontolnya tepat didepan wajahku. Tanpa basa basi, kukocok kontolnya sambil kujilati bah zakarnya.

"aaah.. nikmat banget jes.. mmmh..." Katanya mendesah.

AKu semakin merasa panas. Ku kocok dan kumainkan kontolnya semakin kencang, hingga dia mulai merem-melek. Tangannya meraba payudaraku dengan kencang, dan memainkan putingku.

"Jes,,, aku mau keluar," Katanya sambil meremas payudaraku semakin keras.

"Sini di mukaku...," Kataku sambil tersenyum.

Dia langsung mengocok kontolnya didepan mukaku, dan crottt...!!

Mukaku langsung belepotan sperma hangatnya.

Dia hanya tersenyum, sambil terus mengocok perlahan kontolnya yang sudah memuntahkan semua spermanya.

Mukaku sudah belepotan sperma, begitu juga dengan mulut dan payudaraku.



Kulihat 3 pria didepanku yang terduduk sambil memainkan kontolnya yang sudah layu.

"Jadi, kapan kalian nge gym lagi,?" Tanyaku tersenyum centil, sambil memakaikan handuk ke tubuh telanjangku.

Tak lagi punya kuasa
=============================================


Setelah kejadian di gym, hampir setiap hari aku bermasturbasi. Dan setiap aku memainkan vaginaku, bayangan muka suamiku sudah tidak pernah muncul lagi. Mulai dari pria pria di gym, tetangga, orang yang tak kukenal, bahkan hingga teman kantor suamiku pun kerap kubayangkan. Kekhawatiran muncul dalam benakku, kenapa libidoku menjadi semakin liar seperti ini, dan apabila aku dihadapkan pada situasi bersama lelaki lain lagi, apakah aku masih sanggup menahan keinginan untuk mencoba memasukkan lelaki lain kedalam vaginaku?

---

Hari itu, aku menjemput suamiku ke kantor. Anak-anak kutinggal dirumah dengan pengasuh. Niatku, ingin memberikan waktu bagi suamiku, yang rasanya sudah cukup lama tak kuurus. Ada perasaan berdosa dalam diriku, dengan semua yang sudah kulakukan. Dengan bermaksud memberikan "quality time" buatnya, Aku sengaja berangkat beberapa jam lebih awal, dengan membawa makan siang dan tanpa memakai dalaman apapun, pikirku supaya nanti akan mudah untuk "main" sebentar di mobil. Kucoba telpon dia, tapi handphone nya mati. Whatsapp ku pun terhenti di ceklis satu. Mungkin habis batre, pikirku. Suamiku memang tidak pernah bawa charger ke kantornya. Tanpa memberi kabar, akupun berangkat ke kantornya membawa makan siang.



---

Sudah hampir 30 menit lebih aku diam didepan kantor suamiku. Dia masih tidak bisa dihubungi. Kuputuskan untuk memberanikan diri turun saja, dan masuk ke lobi kantornya. Aku berjalan perlahan dan hati hati, mengingat tidak ada apa-apa lagi didalam rok ku. Tas ku kuselendangkan didepan agar menutupi dadaku yang tanpa penahan, bergoyang-goyang naik turun seiring ku berjalan. Kantor suamiku siang itu kosong sekali. Memang, jam makan siang biasanya seluruh karyawan keluar, tapi kali ini bahkan resepsionis pun tidak ada. Hanya seorang satpam yang menyapaku, itupun didepan kantor. Karena tidak ada resepsionis, tanpa pikir panjang akupun masuk saja dengan niat langsung ke ruangan suamiku. Setibanya disana, aku cukup kecewa ruangannya pun kosong. Ruangan suamiku cukup luas, bahkan memiliki ruangan toilet sendiri. Maklum, suamiku memang salah satu pejabat tinggi di kantornya. Ya sudah, pikirku. Mungkin dia sedang makan juga diluar kantor, dengan handphone yang habis batre. Sama sekali tak ada pikiran aneh di benakku. Kuputuskan untuk keluar aja, kembali menunggunya di mobil, saat tiba- tiba, terdengar suara seorang wanita. "Aduh Mas...,". Jantungku rasanya mau copot. Desahan seorang wanita, yang datang dari dalam kamar mandi kantor suamiku.

---

Waktu rasanya terhenti. Aku terpaku diam berdiri, pandanganku kosong. Jantungku berdegup sangat kencang, seperti jantungan rasanya. Aku betul betul berusaha tidak mempercayai apa yang sebetulnya sudah tertebak. Aku berjalan perlahan, dan kutempelkan kupingku di pintu toilet suamiku.

"Ayo cepet mas, nanti keburu pada datang lagi.." suara si perempuan.

kuberanikan diri mengintip melalui lubang kunci. pemandangan yang kulihat betul betul membuatku tak bisa berkata kata.

Suamiku berdiri, dengan celana merosot hingga ke mata kakinya. Didepannya, resepsionis kantor nya - yang ku kenal - berlutut, dengan tangan mengocok dan sesekali memainkan lidahnya di kemaluan suamiku. Ingin rasanya kubilang hatiku hancur. Tapi, bukan itu yang kurasakan. mungkin aku sudah gila. Bukannya mendobrak pintu dan marah-marah, aku terus mengintip, penasaran dengan apa yang terjadi didalam.

Kemaluan suamiku berdiri sangat tegak. Rasanya, selama denganku belum pernah kemaluannya setegak itu. Ada rasa marah didalam hatiku. Resepsionis ini -namanya Arra , tidak jauh berbeda perawakannya denganku. Sama sama berbadan mungil.

Payudaranya, kulihat dari luar seragamnya memang cukup besar, membuatku melihat payudaraku dan berusaha membandingkan.



Kulitnya lebih coklat dariku, dengan rambut hitam panjang dengan kaki yang jenjang dan mulus. Aku terus mencoba menelanjanginya dalam pikiranku, berusaha menebak apa yang membuat suamiku tertarik padanya dan melupakan istrinya sendiri. Apakah aku tidak cukup cantik? padahal aku tahu banyak lelaki yang membayangkan diriku dalam libidonya.

"mmh...aaah..." suamiku mendesah keenakan, sambil a terus memainkan kemaluannya dengan lidah. Tangan suamiku mulai keluyuran, meremas remas dada si resepsionis.

Aku terus mengintip, pikiranku berkecamuk. Aneh sekali rasanya melihat suamiku dilayani orang lain seperti itu.

"buka dong.." suamiku akhirnya berbicara. Arra langsung berdiri, membuka seragamnya. Atasannya tinggal mengenakan Bra hitam. Dadanya besar dan kencang sepertiku.



Tak heran suamiku menikmatinya. Arra membuka rok dan cd nya, terlihat memeknya yang mungil, mulus tak berbulu, dengan warna yang sedikit lebih coklat dariku. Pantas suamiku menikmatinya.

mulustrasi resepsionis




Hatiku berdegup kencang, apakah suamiku dengan mudahnya memasukkan penisnya ke wanita lain, padahal aku pun hingga saat ini masih menahan perasaan ingin itu?

Suamiku mengangkat Arra yang sudah tinggal memakai bra saja kesamping wastafel. Ia kemudian menunduk dan membenamkan muka ke selangkangan Arra.

"aaah.. mas.... aaaah... mmmh..." Arra mulai mendesah nikmat. Aku menonton suamiku sendiri, sedang menjilati kemaluan wanita lain. Campur aduk rasanya hatiku. Suamiku terus memainkan kemaluan Arra dengan lidahnya.

"maas.. aaah.... udah maaas... aku keluar duluan bisa bisa..." desah arra sudah tak bisa mengatur nafasnya. Suamiku berhenti, dan berdiri didepan arra yang sudah banjir memeknya.

Penantianku pun tiba. Benarkah, semudah itu bagi suamiku untuk menghianatiku?

"Aku masukin ya?" suamiku berkata pelan.

Arra hanya mengangguk perlahan, masih kesulitan mengatur nafasnya.

"aaaaahhhhhh........maaasss. pelaan pelaan.." Desah Arra.

Dan suamiku memasukkan penisnya kedalam memek wanita lain. Penis yang sering kuhisap dan masuk kedalam vaginaku, kini sedang berada di dalam vagina wanita lain. Campur aduk rasanya hatiku. Suamiku mulai bergoyang, menggerakkan kontolnya keluar masuk memek arra.

"ahh..ahhh..ahhhh.." arra terus mendesah kenikmatan.

Kuputuskan, sudah cukup bagiku. Aku sudah tidak tahu harus berkata atau berbuat apa. Aku berdiri, dan keluar ruangan suamiku. Bergegas, kulari kedalam mobil.

----

Aku terduduk diam di dalam mobil. Rasa bingung, sedih, terkejut, dan... senang. Ya, senang. Aku tidak mengerti kenapa aku merasa bersemangat. Kulihat dadaku, tanpa bra, putingku menonjol keluar terlihat dari balik baju.



Kumasukkan tangan kedalam rok miniku, dan ya, vaginaku ternyata sudah basah. Melihat suamiku, menyetubuhi wanita lain.

Kubuka rok ku, dan di parkiran kantor suamiku, kumainkan memekku. Kusentuh perlahan, sambil kumainkan putingku yang sudah berdiri tegak. Tak butuh waktu lama, sebelum 2 jari sudah masuk kedalam memekku.

"aaahhhh...mmmmhhhh...ahhhh..." desahku pelan ,sambil menutup mata, membayangkan kejadian yang kulihat tadi.

"mmmh....mmmmhh.." desahku semakin tak tertahankan. Kedua jariku sudah basah kuyup, keluar masuk lubang vaginaku. Tanganku yg satu lagi meremas remas payudaraku, mataku terpejam, membayangkan suamiku dan arra yang saat ini pasti sedang mendesah nikmat bertua.

"aaaahhhhhh........." kataku sambil menikmati puncak kenikmatan. Tak butuh waktu lama sampai aku klimaks. Sungguh nikmat sekali rasanya.



---

Aku terdiam didalam mobil, masih setengah telanjang. pikiranku kosong, termenung dan tertegun. Lalu kuambil handphoneku. Kubuka pesan singkat, kucari nama seseorang.
.
Kuketik pesan, "hei, kapan mau ketemu lagi? Atau, mau di tempat gym lg aja? :p ". Lalu kutekan tombol sent.


0 komentar:

Posting Komentar