Setelah lulus dari universitas aku bekerja di salah satu perusahaan
swasta terkemuka di jakarta, meniti karir sebagai eksekutif muda yang
merupakan impian banyak orang sekarang ini. Semuanya berjalan normal
sampai suatu hari, kedua orang tuaku yang sudah berusia senja menyuruhku
menikah dengan salah seorang anak dari kerbat mereka. Pernah terlintas
di kepalaku untuk tidak menuruti kemauan kedua orang tuaku, tetapi apa
lagi yang bisa kuperbuat untuk mereka selain menjalani pernikahan tanpa
adanya hubungan rasa cinta sebelumnya.
Namaku Ilham, karena merupakan anak satu-satunya , kedua orangtuaku sangat ingin cepat-cepat memiliki cucu dariku
Wanita itu namanya Ida, dia seumuran denganku dia juga bekerja di salah
satu perusahaan swasta sebagai general manager. Hari pernikahan kami
berjalan lancar, yang kami berdua lakukan hanya tersenyum dan
melambaikan tangan saja sepanjang hari, tidak seperti pasangan lainnya
yang sangat antusias dengan perkawinannya kami berdua atau mungkin saya
lebih tepatnya malah seolah-olah tidak perduli dengan apa yang terjadi
dengan apa yang terjadi hari itu.
Malam pertama kami bisa di bilang sangat aneh,tak ada hiasan pengantin,
suasana yang harusnya romantis berubah menjadi sekaku es. Sepanjang
malam tidak ada satupun dari kami yang memutuskan untuk membuka
pembicaraan terlebih dahulu. Matahari mulai menampakan diri di ufuk
timur, kuputuskan untuk keluar dari kamar ku untuk membuat secangkir
kopi di dapur. Setengah jam sudah dan kopi di cangkirku hampir habis,
gue ke kantor dulu, pulangnya mungkin agak kemaleman ujar Ida sambil mengenakan sepatu di ruang tengah.
Kata-katanya tidak dapat ku hiraukan, seakan terbawa dalam lamunan
banyak hal yang menghantui pikiranku, suara pintu depan kemudian
menyadarkanku bahwa wanita yang menyapaku tadi adalah istriku. Waktu
terasa begitu lambat berjalan, setelah semua pekerjaanku di kantor
selesai kuputuskan untuk pulang dan beristirahat. Setibanya di rumah
keadaan sepertinya masih sama seperti dulu saat aku masih membujang,
tidak ada yang berubah,..... tiba tiba
udah pulang kamu? tanya ida diiringi dengan senyum
sorry yah tadi gue nggak sempet masak, kita delivery aja yah sambungnya.
Tanpa berkata satu katapun aku berjalan pergi meninggalkannya, seperti
belum yakin kalau semua ini sudah terjadi. Setelah mandi ku nyalakan
televisi, tidak lama setelah itu terdengar bunyi bel dari pintu depan,
ternyata kedua orang tua kami datang berkunjung.
eh, kok nggak bilang kalau mau dateng? tanya Ida kepada kedua orangtua kami sambil menggandeng tanganku,
Tangan Ida terasa dingin, mungkin karena dia baru selesai mandi dan
sepertinya Ida belum memakai daleman. Kedua buah dadanya menjepit
lenganku,dan entah sengaja atau tidak Ida mulai mengosokan kedua buah
dadanya naik turun, sebenarnya kejadian itu sangat aku nikmati namun
karena memang pada dasarnya kami tidak memiliki rasa cinta, jadi aku
memutuskan untuk bersikap normal.
Kunjungan kedua orang tua kami berakhir pukul 23.30 malam, kejadian tadi
membuatku bingung harus bersikap seperti apa. Seumur hidup baru pernah
aku diperlakukan seperti tadi, bisa saja kejadian tadi kunikmati, tetapi
Ida bukanlah wanita yang kucintai.
Yang anehnya lagi, hingga kedua orang tua kami pulang Ida tetap
menggandeng tanganku, seakan tidak ingin dilepaskannya. Tidak ingin
terus dalam keadaan yang membuatku seperti orang bodoh itu, kulepaskan
tanganku dari dekapannya dan pergi ke ruang kerjaku
Langkah kakiku menuju ruang kerja terasa semakin berat, Ida sebenarnya
hanya ingin memulai sesuatu yang baik, tetapi mungkin aku terlalu serius
menanggapinya. Saat pekerjaan kantorku hampir selesai Ida datang
menghampiriku
masih marah ya?, maaf deh lain kali gue bakal ngasih tau lo dulu kalo
gue mau berimprovisasi suara Ida terdengar pelan penuh penyesalan,
Nggak, gue nggak marah.. gue cuma bingung aja tadi, mau nanggepinnya
gimana balasku, perlahan mulai ku sadari bahwa tidak ada jalan keluar
lain selain membicarakan semua masalah dengan baik-baik
ya udah, kalo gitu gue tidur duluan yah..sambung Ida dengan senyum manis di wajahnya
Untuk ukuran kecantikan, Ida termasuk wanita yang cantik dan menawan,
sebagai wanita karir yang selalu mementingkan penampilan, Ida sebenarnya
sangat sexy. Walaupun orangnya perfectionis Ida tetap bisa membagi diri
agar tetap bisa jadi orang yang asik, contohnya di kantor dia selalu
berusaha terlihat berwibawa dan selalu rapih sedangkan di rumah dia
sering hanya memakai celana jeans pendek dan baju tanpa lengan. Selain
itu Ida sebenarnya orang yang mudah mencairkan suasana dan nyambung jika
diajak bercerita tetapi karena pada dasarnya belum memiliki rasa sayang
jadi masih sangat sungkan bagiku untuk melakukan sesuatu padanya.
Malam itu sofa di ruang tv menjadi tepat tidurku, sengaja kubiarkan Ida
tidur sendiri di kamar karena masih ada sesuatu yang mengganjal dalam
diriku. Keesokan harinya Ida bangun lebih dulu, segera ia menuju ruang
tv dan melihatku yang sedang tidur
loh, nggak tidur di dalem? Entar masuk angin loh suara Ida terdengar di pagi hari saat ku coba untuk mengumpulkan nyawa,
nggak apa-apa,.......kalo gue tidur ama lo, entar kesannya gimana gitu kataku sambil mengusap mata
gue buatin kopi mau nggak? tanya Ida
nggak, nggak usah gue bisa buat sendiri kok jawabku
udah, nih... ujar Ida sambil menyodorkan secangkir kopi kepadaku,
setelah itu dia duduk tepat disampingku, sangat dekat hingga paha kami
berdua bersentuhan. Pagi itu Ida menggunakan hotpants dan baju kaos
oblong yang kebesaran, membuatnya semakin terlihat sexy
nggak ngantor? tanyaku basa-basi, jantungku berdetak kencang saat
selesai bertanya ida menaruh tangannya di pahaku, dan menatapku dengan
matanya yang indah,
jam sembilan lewat dikit baru gue berangkat, lo? tanya Ida balik
sama, gue juga...... kita berangkat bareng mau nggak? Balasku
Siap komandan,,. Jawab Ida sambil tertawa,
Waktu sebelum berangkat ke kantor itu kami gunakan untuk bercanda dan
saling mengenal lebih dekat lagi. Hari itu terasa sangat singkat,
tugas-tugas di kantor terasa lebih ringan mungkin karena suasana hatiku
yang sedang senang. Sepulang kantor kujemput Ida di kantornya kemudian
kami makan malam di sebuah restoran dekat rumah kami, setelah itu kami
pulang
Sesampainya di rumah, kuputuskan untuk mandi dan langsung menonton tv.
Jam menunjukan pukul 21.00 tetapi mataku sudah terasa berat, sambil
menahan rasa kantuk kulangkah-kan kakiku menuju kamar, segera pintu
kamar kubuka sedikit dan hendak masuk kedalamnya tetapi langkahku
tertahan oleh sebuah pemandangan yang baru pertama kali ku lihat seumur
hidup, lemari baju Ida terbuka, Ida sedang sibuk mencari-cari bajunya
dalam keadaan topless dan hanya memakai celana jeans pendek . Refleks
langsung kututup pintu itu sembari meminta maaf.
Walaupun beberapa detik tadi sangat kunikmati, melihat kedua buah dada
Ida yang lumayan besar dihadapan mataku, sangat ranum dan bentuknya pun
bulat sempurna juga kencang, tapi kembali lagi rasa bersalah memenuhi
kepalaku hingga membuatku lupa bahwa itu adalah hal yang wajar bagi
suami istri
Da, sorry gue mau ngambil bantal, gue nggak ngintip kok ujarku dari
luar kamar, memang terdengar sangat bodoh jika ada seorang suami yang
meminta maaf saat melihat istrinya telanjang, tetapi itulah yang terjadi
padku sekarang ini
nggak apa-apa masuk aja.... sahut Ida dari dalam kamar
Dengan menggunakan tangan kiri, kututup mataku sedangkan tangan kananku meraba-raba permukaan tempat tidur untuk mencari bantal
udah, tanganya dilepas aja, matanya dibuka suara Ida terdengar sambil mencolek pinggangku
Sorry, gue bukan mau ngintip tadi, gue bener-bener nggak sengajaujarku sedikit malu-malu.
nyantai aja lagi, gue yang di intip kok lo yang panik......gue juga
baru pertama kali diintipin cowok balas Ida sambil tertawa,
eh, nggak pegel apa tidur di sofa? Enakan tidur di sini bareng gue... sambung Ida sambil menepuk tempat tidur.
udah, cepetan tvnya di matiin dululanjut wanita itu sambil sedikit mendorongku,
Setelah tv ku matikan, terus langkahku kuarahkan kembali ke kamar. Di
kamar Ida sudah berada di atas tempat tidur, kakinya yang jenjang dan
putih membuat suasana hatiku tak-karuan. Sikap Ida yang sangat baik
padaku membuatku mulai menikmati perjodohan ini dan sedikit membuka
hatiku bagi wanita ini.
sini, ujar Ida sambil membetulkan posisi bantal yang berada di sampingnya
Kurebahkan tubuhku tepat disampingnya dan langsung kupejamkan mataku, berharap tidak terjadi hal-hal yang aneh malam itu
lo masih punya pacar yah waktu kita nikah kucoba untuk membuka mataku
pelan-pelan, kutatap wajahnya yang kini sangat dekat denganku, posisi
tubuh Ida sudah menindih sebagian tubuhku
nggak,, emang napa? tanyaku balik
penasaran aja, abisnya lo dingin banget..serem tau jawab ida sambil tersenyum kecil
gue cuman kaget aja, keadaan berubah drastis banget ujarku
ohh... gue kira lo jeruk makan jeruk lagi... sambung wanita itu
ahh....lo kate gue maho? jawabku bercanda, tangan Ida perlahan mulai memelukku perutku dan mulai lah dia menutup matanya
abisss..... cekikik Ida memenuhi ruangan itu
Karena tidak bisa lagi menahan kantuk akhirnya kami berdua tertidur
sampai pagi, hanya tertidur tanpa melakukan sesuatu. Keesokan harinya
Ida bangun terlebih dahulu, sepanjang malam dia memelukku dan tertidur
dengan posisi setengah tubuhnya menindih tubuhku, dengan posisi seperti
ini kedua buah dadanya menempel pada tubuhku dan kurasakan kehangatan
yang beda dari sebelumnya.
beb,...bangun ih nggak ngantor kamu? tanya Ida sambil menjepit hidungku.
beb?,,, bebek kali? jawabku bercanda
iiih tuh kan bercanda lagi, teus maunya dipanggil apa? tanya Ida lagi,
terserah kamu deh... ujarku sambil mengucek-ngucek mata.
Mulai pagi itu, di kantor hidupku terasa semakin indah. Ida sangat
perhatian padaku dan terus saja mengirimkan SMS yang menanyakan
kegiatanku dan lain-lain. Dan mulai pagi itu kehidupan kami mulai
berubah seperti pengantin baru pada umumnya.
Sehabis jam kantor, ku arahkan mobilku langsung pulang. Dirumah, Ida
ternyata pulang lebih cepat. Malam itu ida mengenakan baju kaos bola
barcelona dengan celana hotpants, baju itu dimodifikasinya hingga bahu
sebelah kanannya terlihat keluar dari leher baju bola itu.
baju bola gue tuh?.tanyaku
iya..,, emang istri itu nggak boleh pake baju suaminya? tanya Ida balik,
nggak juga sih,,,eh tapi kamu cantik loh kayak gitu ujarku menggodanya
udah ah...makan dulu sana....keburu dinginkata ida sambil menunjuk ke arah ruang makan
Selain cantik, baik hati dan sangat profesional dalam segala hal, Ida
juga jago masak. Sehabis makan, aku segera pergi ke ruang tv menemui Ida
yang sedang asik mencari siaran film-film box office yang biasa diputar
di tv saat larut malam.
duduk sini,...deket gue suara Ida terdengar saat kakiku mulai menginjak ruang tv.
Sambil memegang sekaleng minuman dingin, perlahan kutempatkan tubuhku
tepat disampingnya. Ida langsung menarik tanganku dan menggengam
jemariku erat-erat. Perasaan ku tidak menentu, sudah lama sekali sejak
aku duduk di bangku SMA baru sekarang lagi ada cewek yang begitu dekat
denganku seperti ini.
Sebegai laki-laki normal, firasatku mengatakan bahwa ada sesuatu yang
ingin dikatakan oleh Ida tetapi dia masih malu karena sikapku yang masih
begitu cuek, kucoba untuk memberi perhatian sedikit untuknya. Kucoba
sandarkan tubuhku ke kursi dan benar saja, Ida langsung menyandarkan
kepalanya di bahuku. Ku naikan tanganku sedikit agar Ida bisa meletakkan
kepalanya di dadaku. Tubuh Ida sangat hangat, kubiarkan tangannya
menyusuri pinggangku lalu dipeluknya.
da,....kalo mau minta tolong, atau mau ngomong sesuatu, kasih tahu aja...,,, aku siap bantu kok ujarku untuk memecah suasana.
kamu masih belum nerima kenyataan kalo kita udah nikah ya? tanya Ida pelan,
dulu sih iya,,,, tapi sekarang udah nggak,...abis kamu baik, cantik lagi gombal ku
ih gombal,. Balas Ida, sambil mencubit pinggangku
kalo aku sih pasrah aja ama orang tuaku mau di suruh apa juga, yang penting pekerjaanku nggak keganggu sambung Ida
aku mau minta sesuatu sama kamu lanjut Ida
minta apa? tanyaku
ehm,,...gimana ngomongnya ya.. jawab Ida
udah,. Bilang aja nggak usah malu Ujarku
beneran nih , gak apa-apa?..tanya Ida
iya...beneran..,,trus apa?
boleh minta cium nggak? pinta Ida
ooh.. langsung kudaratkan bibirku ke pipinya.
iiihh...bukan di situ, tapi di sini ujar Ida sambil menunjuk bibirnya.
Sebenarnya pada waktu itu, hatiku ingin sekali menciumnya tetapi seumur
hidupku, belum ada satupun wanita yang pernah ku cium, gaya pacaranku
saat SMA dulu juga paling Cuma gandengan tangan saja, tidak lebih. Oleh
karena itu beberapa lama kupikirkan hingga
kamu nggak mau yah.,, nggak apa-apa deh kalo gitu ujar Ida dengan nada sedikit kecewa
nggak ,, gue cuma.. perkataanku terhenti
Cuma apa...? tanya Ida
belum pernah ciuman... ujarku malu-malu, mukaku semakin merah saat selesai mengatakannya.
astaga,.. jadi kalo nanti kita ciuman, itu jadi first kiss lo dong?
Masih dalam keadaan bingung dan malu, Ida menganggkat wajahku yang tertunduk malu. Menatapnya dengan penuh rasa cinta.
gue yang pertama, mau nggak? tanya Ida
Perasaan ku seperti melayang-layang diudara. Senang sekali rasanya,
memang dulu tidak pernah kuharapkan Ida yang menjadi First kiss ku,
tetapi karena dia begitu baik dan menyenanggakan akhirnya kubiarkan
semuanya berjalan seperti air mengalir.
gue ajarain dulu yah, terus nanti kalo udah bisa, lo bales ya? pinta ida.
Segera diciumnya kedua bibirku. Bibir Ida sangat tipis dan hangat,
beberapa detik kunikmati bibirnya yang menempel pada bibirku. Tak lama
setelah itu, Ida mulai memagut bibirku dan mulai menjulurkan lidahnya
kedalam mulutku.
dibales dong ujar Ida di sela-sela serangannya ke bibirku
Kubalas ciumannya dengan cara yang sama seperti yang dia ajarkan.
mmhhh hanya itu segelintir suara yang dapat kudengar dari mulut Ida
Setelah beberapa menit, kulepaskan ciumanku. Ida tertawa lepas sambil memandangiku.
nah, bibir lo udah nggak perjaka lagi.,, sapa dulu dong gurunya. Ujar Ida sambil menepuk dadanya
gila juga lo ya,.. master banget deh kayaknya,.. buka kursus juga yah? tanyaku
ya nggak lah,... gue juga baru pertama kali praktek nih, yang biasanya
cuman gue baca di buku ama di film bf ternyata rasanya dahsyat yah
jawab Ida
Baru ku tahu kalo Ida juga baru pertama kali ciuman dengan cowok,
mungkin karena sepintas dia orangnya perfectionist jadi cowok-cowok pada
sungkan mau jadi pacarnya.
jadi bibir lo juga udah nggak perawan nih? candaku.
apa lagi yang masih perawan? tanyaku menggodanya
ya semuanya lah... jawab Ida sambil menarik bibirku.
mau dong nyobain...? candaku
sok atuh,...silahken... jawab Ida sambil menarik tanganku mendekati tubuhnya.
sorry,.. gue becanda kok...,, ujarku
beneran juga nggak apa-apa sambung Ida
nanggung gak sih rasanya kalo cuman gitu-gitu aja lanjut Ida memancing ku
terus maunya gimana? tanyaku
nggak ngerti-ngerti juga? jawab Ida
ngomongnya langsung aja, nggak usah berbelit-belit bingung gue sambungku
gue mau dientotin ama lo..beiby balas Ida sambil menarik bajuku
Kurasakan seperti ada yang mencongkel keluar jantungku dengan pisau yang
sangat tajam, tak ku sangka sebenarnya selama ini walaupun perbuatanku
kepada Ida sangat kasar, ternyata dia masih memendam hasrat yang begitu
dalam padaku.
yah...,,gue tabu...nggak tau harus gimana duluan ujarku
kan ada film Bokep..,, liat dari situ aja bisa kan? balas ida
gue coba deh,..jawabku
Ida segera berjalan menuju kamr tidur kami dan kembali membawa kotak
kecil yang kukira isinya adalah segala macam peralatan make up seperti
yang biasa wanita-wanita career koleksi, tapi ternyata isinya adalah
kumpulan DVD film-film porno dari jepang, latin, blonde, redhead,
amateur, dan lain-lain.
lengakap banget,..hobby nonton ginian yah? tanyaku sambil melihat-lihat koleksi kasetnya
eh, ini punya temen kantor aku lagi,..nonton sih sering tapi kalo punya koleksi sebanyak ini....enggak deh jawab Ida
gue kira lo hyper kataku bercanda
eh hyper juga asik tau, bisa siap setiap saat sambungnya sambil
tertawa dan terus mencari sebuah kaset yang menurutnya sangat bagus
nah ini dia akhirnya ketemu. Ujar Ida sambil merapihkan kaset-kaset lain yang berantakan di atas sofa di ruang tv.
nontonnya di kamar aja, supaya kalau capek bisa langsung tidurr sambung Ida
emangnya kita mau nyangkul? Capek? tanyaku bercanda. Sebenarnya
suasana hatiku saat ini sangat takkaruan ada senang bercampur bingung,
kata-kata yang keluar dari mulut Ida menandakan bahwa dia sudah sangat
mempercayaiku dan sangat menyayangiku, sementara aku masih bingung
dengan perasaanku sendiri
Adegan film pertama di kaset itu dipenuhi dengan ciuman, Ida menyuruhku duduk diatas tempat tidur dan dia duduk di pangkuanku.
tau gak, itu tuh namanya foreplay ujar Ida
Mulailah ida memagut bibirku, selama beberapa menit kami mempertahankan
posisi seperti itu. film pun berganti adegan, sekarang pemeran cowok di
film itu mulai menggerayangi tubuh pemeran wanitanya. Baju pemeran
wanita di singkap keatas dan payudara wanita itu mulai diemut oleh
pemeran pria itu.
pengen deh di gituin Ida tiba-tiba melepaskan ciuman kami dan mengatakannya,
Posisi ida sekarang duduk berhadapan denganku, Ida duduk di pangkuanku
ya udah,..bajunya di buka ujarku
Ida membuka bajunya perlahan, sedikit demi sedikit gumpalan daging di
dadanya itu mulai tersingkap, ukuranya benar sangat besar, sama seperti
saat pertama kali kulihat dengan tidak sengaja. Seperti orang bodoh,
kedua buah dadanya hanya kuperhatikan tanpa berbuat apa-apa
kok cuman diliatin doang, aku pake lagi nih bajunya ujar Ida ngambek
sorry, speechless aja gue....gede amir...seumur-umur baru pernah liat
yang ginian,...eh besar pula lagi dapatnya balasku untuk meredakan
ngambeknya
ya udah.,,, di emut dong ujar ida lagi kali ini diiringi dengan senyum
nggak ahh....entar lecet, terus kalo lo mandi pasti nyeri kataku
jadi gimana dong? tanya Ida
aku jilatin aja mau nggak? tanyaku balik
Ida langsung menarik kepalaku ke arah buah dadanya, lidahku kujulurkan
dan mulai menyentuh permukaan kulit buah dadanya. Kujilat melingkar
membentuk huruf O disekitar putingnya dan ujung putingnya ku sentuh
perlahan menggunakan ujung lidahku.
Mmhh...enak beb,,,terus..,,terus.. yang kanan juga,..aahh desah ida yang membuatku bersemangat melakukannya.
Lima belas menit kuserang kedua payudaranya, hanya suara desahan yang
keluar dari bibir manis Ida,..saat tubuh ida mengelijang hebat,
kurasakan ada cairan membasahi celanaku.,
da,..celana lo basah.,, ujarku, ku biarkan dadanya basah dan kutatap wajahnya yang sangat manis.
iya,..gue jadi tadi..ujar ida sambil menciumi pipiku
Adegan di film kini berubah lagi, penis si pemeran pria yang sudah
sedari tadi tegang mulai diurut turun naik oleh pemeran wanitanya. Dan
setelah sudah cukup tegang, mulailah penis itu dimasukkan kedalam mulut
wanita itu.
mau gue gituin nggak? tanya Ida
udah gak usah, lain kali aja jawabku cepat.
nggak apa-apa, nggak usah malu.....enak lagi balas Ida
Ida segera menarik celanaku, dan langsung menggenggam penisku yang belum menegang sama sekali dibalik celana dalamku.
gila,...gue udah hampir dua kali orgasme,...lo bediri aja belon...make obat apa? tanya ida
obat apaan?,...gue aja baru sekali diginiin jawabku
Ida kemudian menarik turun celanaku.
besar juga.,,beda dikit lah ama yang di film ujar ida, sambil tersenyum Ida mengenggam penisku
Ida mulai menganggkat penisku dan mulai mengurutnya dari atas ke pangkal
paha selma 10 menit, rasanya seperti berenang di awan, apa lagi saat
Ida menempelkan bibirnya ke ujung kepala penisku dan menghisapnya
pelan..,,
udah...udah...ujarku sambil mencoba menarik penisku keluar dari mulut Ida,
Tak lama setelah itu kerasakan sesuatu keluar dari penisku, tidak dapat
lagi kutahan. Kupejamkan mataku dan saat ku buka, Ida masih berada dalam
posisi jongkok dan wajahnya berlumuran cairan berwarna putih yang tak
lain dan tak bukan adalah spermaku.
aku kan dah bilang,.... ujarku
hahaha...asik...asik bukanya marah, Ida justru tertawa kegirangan,
Ku kenakan lagi celanaku dan segera mengambil handuk di lemari untuk membersihkan spermaku di wajah Ida
ketelen gak? tanyaku
dikit.. jawab Ida sambil tersenyum.
Tibalah film itu di puncak aksinya, si pemeran pria di film itu menarik
turun celana dalam pemeran wanitanya dan mulai melumat daerah kewanitaan
perempuan itu.
rebahan deh..... ujarku
Saat Ida berbaring di tempat tidur, kutempatkan tubuhku tepat diatasnya
dan mulai menciumnya lagi. Kali ini tidak terlalu lama, segera
kupindahkan sasaranku ke bagian lehernya, seperti instruksi di film itu.
Mmhh..suara Ida pelan
Tak lama setelah itu, kedua buah dadanya kumainkan, kupijat pelan dan
mulai kujilat perlahan. Turun ke bagian perut dan anehnya lagi, tali
hotpants Ida sudah tidak terikat dan sepertinya Ida tidak mengenakan
celana dalam
cewek kok nggak pake celana dalam, ujarku sambil mencubit pipinya
kalo nggak ada lo sih gue pake,... tapi kalo ada lo, masa iya gue pake,..entar tiba-tiba lo minta? Gimana? balas ida.
Ida mulai menaikan pinggulnya dan menurunkan celananya. Sekarang Ida
sudah tidak mengenakan sehelai benang pun di tubuhnya. Semua yang selama
ini tertutup kain baju ataupun celana sekarang jelas terlihat
dihadapanku, pinggul ida lumayan besar, pantatnya montok dan yang
membuatku sangat bahagia dalah vaginanya yang tidak memiliki bulu
sedikitpun.
sering cukur neng? tanyaku
nggak juga sih,..gak tau kenapa,, bulunya lama numbuh jawab ida.
Ida menarik kepalaku mendekati vaginanya yang sudah basah sedari tadi.
Aroma kewanitaan yang baru pernah seumur hidup ku cium ternyata sangat
wangi, mungkin karena seringnya dirawat.
Perlahan mulai kujilati daging yang berada di belahan vagiannya itu, ku
mainkan suasana dengan sesekali mempercepat jilatanku di liang
kemaluannya. Semakin cepat kujilat, semakin Ida menjepit kepalaku di
tengah kedua pahanya.
kalo gue tau enaknya gak ketulungan gini,...gue minta aja yah dari awal gumam Ida
Kali ini, kusingkap lobang kemaluannya dan ku hisap menggunakan bibir
membentuk huruf O, sesuai dengan instruksi yang ada di film itu. Ida
semakin mengejang hebat dan mencoba menarik rambutku agar kepalaku
menjauh dari vaginanya, tetapi seperti yang ku baca di buku jika terjadi
hal seperti itu kita malah sering menghentikan permainan. Tentu saja
itu adalah sebuah kesalahan yang sangat besar.
Ku teruskan permainanku hingga kurasakan suatu cairan keluar membasahi lidahku.
Keluar lagi? tanyaku
iya,...enak deh jawab ida
ya udah,...gitu aja dulu yah,...kepala gue sakit banget, abis lo jambak tadi ujarku
masa udahan sih?... sorry tadi gue kelepasan jadinya narik-narik rambut kamu gitu deh... balas Ida.
entar baru nyambung lagi..yah pintaku
iya, tapi jangan lama-lama jawab Ida,
Ida hanya terbaring di tempat tidur, kututupi tubuhnya dengan selimut.
Film porno itu kami pause sebentar. Aku segera menuju westaffel untuk
mencuci muka, kulihat waktu menunjukan pukul 03.00 pagi hari. Saat itu
ku sadari bahwa sekarang dalam diriku tidak hanya ada cinta, tetapi juga
ada nafsu untuk istriku Ida. Setelah meminum segelas air, aku segera
kembali ke kamar. Ida menyambutku dengan senyum penuh rasa sayang, ku
rebahkan tubuhku disampingnya.
da.,,gue mau,..minta maaf,..kalo gue udah kasar sama lo sejak kita
nikah, padahal lo juga nggak tahu apa-apa kan? Sekarang gue ngerasa
bersalah banget ujarku
biarin aja berlalu yang kayak gitu mah,...gak usah dipikir lagi, Ida
juga udah lupa......kamu juga makin hari makin asik....seneng aku jawab
ida.
Saat itu terasa sangat panas, ku buka baju kaos ku dan tinggal memakai celana basket yang sejak tadi ku pakai.
ribet banget nih selimut...ujar ida sambil menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhnya
Ida segera memulai lagi adegan di film yang tadi kami pause. Ida
menarik tanganku dan menempelkan telapak tanganku ke selangkagannya.
Kini adegan di film itu bertambah panas, pemeran pria di film itu mulai
memasukkan penisnya kedalam vagina pemeran wanita. Pemeran wanita di
film itu hanya menggumam takkaruan.
Beberapa menit kami menyaksikan film itu. Kali ini Ida hanya terpana
melihat adegan di film itu. Mungkin Ida masih takut untuk mencobanya.
mau coba gituan? tanya Ida
kalo sekarang nggak bisa, gak apa-apa juga.....lo aja yang master belum siap apa lagi gue ujarku
kita coba tapi pelan-pelan yah...soalnya gue masih perawan ujar Ida
gak apa-apa nanti aja,...jawabku
tapi gue pengen banget.. sambung Ida
ya uda.,,,tapi bakal sakit loh nanti..balasku
Ida mulai menaikan pinggulnya dan pantatnya kusanggah dengan bantal. Ku
buka sedikit lebar lubang kemaluannya, memang benar. Selaput dara masih
utuh didalamnya, merah merona dan terlihat segar.
beneran masukin sekarang? tanyaku.
iya tapi pelan-pelan yah jawab ida
iya balasku
Kumasukkan penisku perlahan kedalam vagina Ida. Hangat, perih dan
sempit, terasa seperti disedot vaccum cleaner. Saat semua bagian sudah
mulai terbenam, kulihat Ida meneteskan air mata. Sedih sekali melihatnya
seperti itu, kulihat darah membekas di batang penisku. Sejenak kupikir
untuk melepaskan penisku dari dalam vagina Ida. Tetapi apa yang terjadi,
ida malah menggoyangkan pinggulnya
sakit? tanyaku pelan
udah nggak kok,...perih aja tadi, banget... jawabnya
mau diterusin? tanyaku lagi
iya.. jawab ida manja
Perlahan mulai ku maju mundurkan pinggulku, makin lama makin cepat. Ida hanya menggumam sambil meremas buah dadanya.
ennnaaakk,,, ujar Ida
mmhh ...guuee....keelluuaarr.. jerit ida
Orgasme Ida disusul olehku, senang sekali melihatnya malah tertawa
diakhir permainan kami. Cairan yang keluar dari vagina Ida bercampur
sedikit dengan darah.
da..sorry tadi gue keluarin di dalem..ujarku
nggak apa-apa kali,..kalo nanti gue bunting,,bapaknya ni anak kan elo jawab ida.
Hanya bisa tertawa, kami berdua tertawa sejadi-jadinya melihat perbuatan kami tadi. Akhirnya kami pun kelelahan dan tertidur.
Selasa, 11 September 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar