Malam ini merupakan malam pertama D
& L sebagai suami istri. Di kamar, D & L mengganti pakaiannya
dengan piyama tidur yang nyaman dan santai dipakainya. Begitu rebah ke
ranjang, keduanya langsung saling berpagut. Saat itu Danny merasakan
adanya hal yang aneh pada dirinya. Sepertinya jantungnya berdegup lebih
cepat dan lebih keras. Semangat libidonya menjadi sangat menyala-nyala.
Nafsu birahinya menjadi demikian membara. Malam itu mata Danny yang
nampak menjadi merah seakan terbakar menyaksikan Lia istrinya yang
teramat sangat seksi. Saat menyaksikan pengantinnya tergolek di ranjang,
dia ingin secepatnya menyetubuhinya.
Kemudian dengan serta merta tanpa
menunjukkan kelembutan atau sentuhan-sentuhan awal, bahkan dengan cara
agak kasar, dilucutinya pakaian tidur istrinya Lia, kemudian juga
pakaiannya sendiri. Perasaan yang menggebu-gebu ini ternyata juga
melanda Lia sendiri. Saat Danny melucuti pakaiannya, dengan desahan yang
keras Lia juga menunjukkan ketidaksabarannya.
Diraihnya tonjolan besar pada
selangkangan Danny yang nampak menggunung. Sebelum sempat Danny
menelanjangi dirinya sendiri, di betotnya ****** Danny dari sarangnya.
Langsung di kulumnya. Mereka, para pengantin ini nampak dikuasai nafsu
birahi yang sudah tidak dapat mereka kendalikan sendiri. Mereka saling
merangsek, saling mencengkeram dan meremas, saling menjilat dan
menyedoti, saling melampiaskan dendam birahinya. Suasana riuh rendah
oleh desah dan rintih pasangan ini sungguh sangat erotis bagi siapapun
yang mendengarnya.
Mungkinkah hal itu disebabkan oleh
suasana romantis villa mewah ini. Suasana romantis yang memilik kekuatan
untuk mendongkrak libido mereka dengan tajam sehingga nafsu birahi
mereka sepertinya begitu terbakar. Nampak Lia yang telah telanjang bulat
menunjukkan buah dadanya yang sangat ranum mengencang. Putingnya yang
memerah mencuat keras tegak di bukit ranum kencang itu, seakan menanti
siapapun yang bersedia mengulum dan menyedotinya.
Sementara itu ****** Danny demikian
pula. Darahnya telah penuh terpompa pada urat-urat batangnya. ******
Danny ngaceng dengan keras sekali. Urat-uratnya bertonjolan di
sekeliling batang itu. Kepalanya yang cukup besar berkilatan yang
disebabkan darahnya menekan keluar hingga membuat kulitnya tegang dan
mengkilat. ****** itu terus mengaduk-aduk wilayah selangkangan istrinya.
Dia mencari lubang vagina Lia yang juga sudah merekah kehausan menunggu
****** Danny untuk menembusnya.
Pagutan, ciuman, gigitan yang disertai
erangan, desahan dan rintihan dari Danny dan Lia saling bersambut.
Keduanya benar-benar tenggelam dalam nafsu birahi yang sangat tinggi.
“Ayyooo Dannyyy, masukkan tongkolmuuuu.. ayyooo Dann…”.
“Mana memiawmu sayangggg… tongkolku sudah tidak dapat tahan nihhh. ingin secepatnya memasuki lubang surganmuuuu… LIAAAAAA!”
“Ayyooo Dannyyy, masukkan tongkolmuuuu.. ayyooo Dann…”.
“Mana memiawmu sayangggg… tongkolku sudah tidak dapat tahan nihhh. ingin secepatnya memasuki lubang surganmuuuu… LIAAAAAA!”
Tak pelak lagi, dengan penuh ketidak
sabaran, mereka, Danny dan Lia ini sepertinya telah dirasuki kegilaan
birahi. Mereka nyaris seperti hewan, yang melampiaskan nafsunya
berdasarkan naluri hewaniahnya. Berbagai obsesi seksual yang
sesungguhnya bersifat sangat pribadi dan tersimpan dalam-dalam di
sanubari masing-masing, tidak dapat tersembunyikan lagi tumpah di malam
pertama bulan madu mereka di Villa Forest Green yang sangat romantis
ini. Ujung ****** Danny sudah tepat di bibir lubang vagina Lia ketika
tiba-tiba dengan sangat mengejutkan terdengar pintu kamar digedor-gedor
dengan sangat kasar dan keras.
“Haaiiiii, yang di dalam kamarrr! Bukaa! Buka pintunyaa! Atau aku yang akan buka dengan paksa! Ayyyooooo bukkaa!”.
Amukan birahi seksual D & L yang sedang memuncak langsung runtuh. Dengan geragapan mereka langsung diserang kecemasan dan ketakutan hebat. Mereka sama sekali tidak pernah memperhitungkan adanya kemungkinan seperti ini. Di villa mewah yang sejuk dan penuh kesan tenang dan aman ini sama sekali tidak menyiratkan kemungkinan-kemungkinan seperti ini. Danny langsung mendekap istrinya yang nampak langsung gagap histeris penuh ketakutan.
Amukan birahi seksual D & L yang sedang memuncak langsung runtuh. Dengan geragapan mereka langsung diserang kecemasan dan ketakutan hebat. Mereka sama sekali tidak pernah memperhitungkan adanya kemungkinan seperti ini. Di villa mewah yang sejuk dan penuh kesan tenang dan aman ini sama sekali tidak menyiratkan kemungkinan-kemungkinan seperti ini. Danny langsung mendekap istrinya yang nampak langsung gagap histeris penuh ketakutan.
Kemudian menyusul gedoran lagi dan
gedoran yang semakin kasar lagi. Dengan gemetar dan ketakutan yang hebat
kedua pengantin pria dan wanita itu serta merta menarik selimut seakan
dapat bersembunyi sambil menutupi ketelanjangannya. Dan akhirnya
terdengar tendangan-tendangan yang sangat kuat. Pintu kamar tidur itu
jebol. Daun pintunya terbanting ke lantai dengan mengeluarkan suara yang
sangat keras. Danny dan Lia menggigil. Mata mereka terpaku tajam ke
arah lubang pintu yang telah jebol tebuka itu.
Mereka melihat ada 2 orang bertopeng
setengah telanjang kecuali cawat-cawat mereka yang menutupi aurat
mengayun-ayunkan kapak di tangannya. D & L semakin ketakutan,
menggigil gemetar. Kedua orang itu menutupi kepalanya dengan semacam
rajutan kaos gelap, persis seperti yang terjadi di film-film kriminal
atau peristiwa-peristiwa teror di TV. Yang nampak hanya mata mereka yang
beringas dan suara mereka yang terdengar keras, kasar dan brutal.
”Ho, ho, ho, ha, ha, ha…, rupanya sepasang pengantin cantik dan tampan ini sedang bercumbu… uhhhh… Uhhh nikmatnya nihhh…”. Kemudian salah satu dari mereka mendekat ke ranjang.
Dengan kekuatan tangannya dia renggut selimut yang menutupi Danny dan Lia. Dengan sekali renggut selimut itu langsung terbuka dan tampaklah Danny dan Lia yang bugil saling berpelukan histeris. Langsung dilemparkannya selimut itu ke lantai.
”Ho, ho, ho, ha, ha, ha…, rupanya sepasang pengantin cantik dan tampan ini sedang bercumbu… uhhhh… Uhhh nikmatnya nihhh…”. Kemudian salah satu dari mereka mendekat ke ranjang.
Dengan kekuatan tangannya dia renggut selimut yang menutupi Danny dan Lia. Dengan sekali renggut selimut itu langsung terbuka dan tampaklah Danny dan Lia yang bugil saling berpelukan histeris. Langsung dilemparkannya selimut itu ke lantai.
”Ampuuunnnnnnn Paakk… Jangan
diapa-apakan kamiii… ampunnnn.. a.. mpuunn …”, Lia menangis dan gagap
karena didera ketakutan yang amat sangat.
Seolah-olah tidak mendengar suara-suara iba tersebut, ketakutan maupun sikap protes dari Danny dan Lia, kedua orang itu langsung membuka kedoknya. Dan betapa terperanjatnya Danny dan Lia ketika melihat siapa kedua begundal itu.
Seolah-olah tidak mendengar suara-suara iba tersebut, ketakutan maupun sikap protes dari Danny dan Lia, kedua orang itu langsung membuka kedoknya. Dan betapa terperanjatnya Danny dan Lia ketika melihat siapa kedua begundal itu.
Mereka adalah Tory dan Pedro yang
sebelumnya dianggap sangat santun dan menyenangkan oleh pasangan D &
L ini. Tanpa dapat dicegah lagi Danny yang dalam keadaan bugil langsung
bangkit hendak mengamuk dan melawan kedua orang itu. Tapi dari
penglihatan sepintas sudah jelas, Danny bukanlah lawan mereka berdua.
Tubuh Tory dan Pedro yang kekar dan penuh otot bukan lawan Danny. Dengan
mudah dia dilumpuhkan, tangan-tangan kuat Pedro meringkusnya kemudian
kedua tangan dan kaki Danny diikat dan tubuhnya dibiarkan tergeletak di
lantai.
Mereka tidak mengacuhkan segala protes,
hujatan dan caci maki Danny. Dengan tertawa penuh kemenangan mereka
merasa puas dengan lancarnya perbuatan keji mereka. Selanjutnya Tory dan
Pedro lebih tertarik untuk memusatkan perhatian pada pengantinnya yang
cantik, yang juga bugil dan tanpa daya tergolek di ranjangnya.
Permohonan ampun dan tangisan ketakutan penuh pilu dari bibir mungil Lia
sama sekali tidak menggetarkan hati para begundal itu. Mungkin hati
mereka memang telah mereka buang jauh-jauh.
Tangan-tangan Tory dan Pedro tidak sabar
lagi untuk menjamah tubuh cantik mulus Lia itu. Tapi saat Pedro
mendekat untuk meraih pahanya, tanpa dia duga kaki Lia menendang
matanya. Gelagapan dan kepedihan pada matanya membuat Pedro terduduk
sambil menutup mukanya. Melihat hal itu dengan sigap Tory langsung
merangkul Lia. Pengantin yang berontak dan berteriak-teriak histeris
ketakutan itu ditindihnya. Tubuh putih mulus telanjang itu dipeluk dan
diringkusnya tanpa banyak kesulitan, bahkan nampaknya Tory ini sangat
menikmati apa yang harus dia lakukan. Tangan kanan Lia direnggutnya. Dia
keluarkan tali dari kantongnya. Tangan itu diikatnya kuat-kuat ke tiang
bagian atas ranjang itu. Dan tangan kirinya kembali direnggut untuk
diikatkan ke tiang ranjang di bagian sebelah atas yang lain.
Tentu saja Lia yang dilanda ketakutan
yang amat sangat langsung berontak dan meronta seperti kuda betina yang
liar. Kaki-kakinya menendang-nendang apa saja yang ada di dekatnya. Tapi
semua perlawanan itu hanya sia-sia. Kaki-kaki itu, oleh Pedro yang
sudah baik matanya direnggut dan diikatkannya ke kaki ranjang bagian
bawah kanan dan kiri.
Peristiwa itu sungguh menjadi
penampakkan yang sangat erotis baginya. Lia, sang pengantin, bidadari
yang mulus, dewi berkulit kuning putih tanpa cacat, perempuan jelita
yang mengamuk dengan liar, melawan dua begundal setengah telanjang
dengan tubuh hitamnya yang berkilat karena keringatnya. Para begundal
brutal itu nampak kewalahan saat meringkus Lia.
Dengan cara merangkulkan
tangan-tangannya serta menekankan wajah-wajah mereka sekenanya pada
tubuh yang sangat merangsang birahi milik si jelita, Tory dan Pedro
memerlukan kerja keras sambil menikmati sensual tubuh Lia. Akhirnya sang
korban yang jelita itu benar-benar tak berdaya. Dan kini, kaki dan
tangan Lia telah terikat kuat-kuat pada ranjang pengantinnya. Dan untuk
keberhasilannya, para pendatang brutal itu langsung disuguhi pemandangan
yang sangat spektakuler, merangsang dan erotis sekali. Tangan Lia yang
terikat ke bagian atas kanan dan kiri ranjang membuat ketiaknya yang
indah nampak terbuka.
“Uuhhh… Akan kubenamkan hidungku ke
lembah ketiakmu yang indah itu.. lidahku, bibirku akan menjilati dan
menyedotmu Liaaa…”, begitu begitu pikir begundal-begundal tersebut.
Dan paha Lia yang kini telah mengangkang terbuka, memamerkan memiawnya yang ranum menggunung yang langsung mendongkrak nafsu birahi kedua serigala lapar dan brutal itu. Keduanya tercekat menyaksikan dengan penuh takjub kemaluan Lia yang ditutupi bulu-bulu tipis merekah yang seakan menunggu jamahan tangan-tangan kasar mereka atau jilatan lidah dan sedotan bibir tebal mereka atau bahkan tusukan ******-****** kedua begundal brutal itu.
Dan paha Lia yang kini telah mengangkang terbuka, memamerkan memiawnya yang ranum menggunung yang langsung mendongkrak nafsu birahi kedua serigala lapar dan brutal itu. Keduanya tercekat menyaksikan dengan penuh takjub kemaluan Lia yang ditutupi bulu-bulu tipis merekah yang seakan menunggu jamahan tangan-tangan kasar mereka atau jilatan lidah dan sedotan bibir tebal mereka atau bahkan tusukan ******-****** kedua begundal brutal itu.
Tak tahan menyaksikan tindakan brutal
yang dilakukan Pedro dan Tory pada istrinya, Danny berteriak-teriak
dengan harapan ada orang lain yang mendengarkannya di tengah hutan sepi
itu. Ulah itu hanya jadi tertawaan para begundal. Tory menyuruh Pedro
untuk menyumpal mulut Danny dan menyeretnya ke kamar sebelah. Pedro
langsung bertelanjang melepas cawatnya sendiri yang dekil dan pesing
untuk di sumpalkan pada mulut Danny. Tentu saja Danny jadi gelagapan
panik menerima perlakuan kotor Pedro itu. Tetapi mana dapat ia melawan
dengan kaki dan tangannya yang masih terikat erat-erat.
Dan Tory juga langsung bertelanjang
melepas cawatnya. Dia sumpalkan cawatnya yang sama dekilnya ke mulut Lia
yang langsung berkelojotan karena jijik dan ingin muntah. Tetapi
sia-sia pula. Dan akhirnya tanpa daya pasangan D & L ini menjadi
tawanan Pedro dan Tory. Dan tanpa terhindarkan, Danny maupun Lia
dihadapkan pada pemandangan yang selama ini dianggapnya sangat tabu.
Kedua orang ini menyaksikan ****** lelaki lain, ****** Pedro dan Tory
yang telah ngaceng berat. ******-****** mereka yang nampak tegak dan
kaku itu sungguh luar biasa. Mengingatkan pada pisang tanduk di
sepanjang jalan Bogor. Besar dan panjangnya tak kurang dari 20 cm dengan
garis tengah sekitar 4,5 cm.
Bagi seorang wanita semacam Lia, ******
sebesar itu membuat khayalannya langsung melayang. Lia membayangkan
bagaimana rasa pedih dan sakitnya apabila ****** itu dipaksakan menembus
memiawnya yang masih perawan. Akankah hal itu akan terjadi pada dirinya
yang hingga kini bahkan suaminya pun belum pernah benar-benar menjamah
memiawnya itu? Akankah Pedro dan Tory mendahului Danny sebagai pemilik
yang sah atas vaginanya secara bergiliran memaksakan ******-******
mereka itu menembus memiawnya? Lia sangat takut dan merasa ngeri dengan
pikirannya yang mengkhayal sejauh itu. Dia menggigil kemudian menutup
matanya.
Sementara itu bagi Danny, melihat Pedro
dan Tory yang memiliki ****** sebesar dan sepanjang itu rasa percaya
dirinya langsung runtuh. Dia bayangkan apabila istrinya sempat mereka
paksa untuk menerima ****** mereka, dan pada akhirnya Lia mendapatkan
kenikmatan serta kepuasan dengan ******-****** sebesar itu, dapat
dipastikan dia tidak mungkin mampu mengungguli Pedro maupun Tory. Dan di
belakang hari dapat dipastikan Lia tidak akan pernah puas berhubungan
seks dengan dirinya. Lia akan dengan sebelah mata saja melayani dia
sebagai suaminya.
Danny sangat terpukul. Membayangkan
istrinya Lia mendesah serta merintih mendapatkan kenikmatan birahi dari
Tory dan Pedro. Hatinya langsung ciut.
“Yo, ambil minuman itu lagi. Kita buat mereka lebih galak lagi”, terdengar Tory menyuruh Pedro.
Kata-kata Tory itu menjadi pikiran Danny maupun Lia. Minuman apa itu? Bikin galak lagi” Apakah hal itu yang membuat mereka demikian panas birahinya saat memasuki peraduan setelah makan malam tadi? Mungkinkah Pedro dan Tory memasukkan obat perangsang seks pada makan malam mereka tadi?
“Yo, ambil minuman itu lagi. Kita buat mereka lebih galak lagi”, terdengar Tory menyuruh Pedro.
Kata-kata Tory itu menjadi pikiran Danny maupun Lia. Minuman apa itu? Bikin galak lagi” Apakah hal itu yang membuat mereka demikian panas birahinya saat memasuki peraduan setelah makan malam tadi? Mungkinkah Pedro dan Tory memasukkan obat perangsang seks pada makan malam mereka tadi?
Tak lama kemudian Pedro balik dengan
sebotol cairan berwarna kuning bening. Pertama-tama pada Danny. Tangan
Tory memegangi kepala dan membuka sumpal mulut Danny yang langsung panik
ketakutan. Kemudian Pedro menjejalkan mulut botol ke mulut Danny dan
memaksakan untuk minum. Ketika Danny berusaha menolak dengan cara
memalingkan wajahnya, Tory memeganginya dan membekap hidungnya. Karena
tersedak Danny terpaksa menelan cairan dari botol itu. Dia merasakan
asin dan pesing. Jangan-jangan air kencing mereka ini. Dengan cara yang
sama cairan itu juga dijejalkan pula pada mulut Lia.
“Nahhhh, bapak dan ibu, jangan khawatir…
Itu adalah minuman demi kesehatan pak Danny yang tampan dan bu Lia yang
jelita…, sebentar lagi bapak dan ibu pasti akan semakin segar, ha, ha,
ha…”.
Beberapa saat kemudian, pasangan D & L merasakan dunia seakan berputar-putar. Pandangan matanya mengabur. Jantungnya berdegup lebih kencang. Lia merasakan darahnya memanas. Dan gambaran ******-****** Pedro serta Tory yang luar biasa itu mendekat.
Beberapa saat kemudian, pasangan D & L merasakan dunia seakan berputar-putar. Pandangan matanya mengabur. Jantungnya berdegup lebih kencang. Lia merasakan darahnya memanas. Dan gambaran ******-****** Pedro serta Tory yang luar biasa itu mendekat.
Dia merasakan seakan-akan ujung-ujung
****** mereka menyentuh gerbang bibir vaginanya. Dia merasakan
rangsangan birahi yang hebat, seperti halnya saat ****** Danny suaminya
menyentuh vaginanya. Sementara itu Danny juga merasakan darahnya yang
memanas. Nafsu birahinya meledak-ledak. Ingin rasanya menjilati
selangkangan Lia istrinya yang saat ini terbuka memamerkan nonoknya di
atas ranjang pengantinnya. Ingin rasanya dapat secepatnya terbebas dari
para begundal itu untuk kemudian melanjutkan apa yang tadi telah hampir
dilakukannya, tongkolnya menembus memiaw istrinya.
“Lemparkan Danny ke kamar sebelah”. Si Pedro kembali melaksanakan perintah Tory.
Dengan mulutnya yang kembali tersumpal cawat Pedro dan perasaannya yang mabuk dan ingin muntah akibat minuman yang dijejalkan tadi, Danny diseret ke kamar sebelah. Kemudian pintunya dikunci. Danny sangat penasaran, kesal dan marah. Semula dia berharap dapat tetap sekamar dengan istrinya. Setidak-tidaknya matanya masih dapat menikmati tubuh bugil istrinya yang terikat di ranjang, sehingga ledakan birahinya yang kini melanda nafsunya dapat sedikit tersalurkan.
Dengan mulutnya yang kembali tersumpal cawat Pedro dan perasaannya yang mabuk dan ingin muntah akibat minuman yang dijejalkan tadi, Danny diseret ke kamar sebelah. Kemudian pintunya dikunci. Danny sangat penasaran, kesal dan marah. Semula dia berharap dapat tetap sekamar dengan istrinya. Setidak-tidaknya matanya masih dapat menikmati tubuh bugil istrinya yang terikat di ranjang, sehingga ledakan birahinya yang kini melanda nafsunya dapat sedikit tersalurkan.
Di lain pihak Lia yang ditinggalkan
suaminya tak dapat menghindarkan pandangannya pada ****** Pedro dan Tory
yang nampak sedemikian besar dan panjangnya. Batang ******-****** yang
dikelilingi urat-urat itu semakin nampak perkasa. Kepala helmnya yang
yang tumpul membulat berkilatan kena cahaya lampu kamar. Lia sendiri
belum pernah menyaksikan secara langsung ****** lelaki dewasa seperti
yang dilihatnya sekarang ini. Dia hanya ingat bahwa pernah melihat
******-****** sebesar itu dari VCD porno yang disaksikan ramai-ramai
bersama teman-temannya pada saat jam istirahat di kantor.
Sewaktu vaginanya siap ditembus ******
Danny dia hanya merasakan ujung ****** yang hangat merangsang
bibir-bibir vaginanya. Dia ingat betapa nikmatnya saat birahinya menjadi
demikian memuncak yang disebabkan ujung ****** Danny itu. Dia merasakan
keinginannya yang sangat kuat agar Danny secepatnya menembus
kemaluannya. Bibir vaginanya sangat kehausan untuk melahap batang ******
Danny. Tapi kini Danny tidak lagi berada di kamar ini. Yang nampak kini
adalah Pedro dan Tory yang sama-sama telah berbugil ria. Dan
******-****** mereka itu, kenapa mata Lia dibuatnya sangat terpesona”
******-****** itu tegak ngaceng dengan kokoh dan tegarnya.
Lia berpikir akankah mereka juga akan
seperti Danny? Menempelkan atau menusukkan ******-****** yang luar biasa
itu ke bibir vaginanya? Akankah dia akan membiarkan dan menerima
kehadiran ******-****** yang bukan milik suaminya itu? Akankah dia mampu
menerima serangan badai nafsu serigala para brutal itu? Dari celah
matanya yang basah karena air mata, Lia melirik ke ****** para brutal
tersebut.
Tiba-tiba perasaan seperti yang terjadi
pada saat bersama Danny memasuki kamar usai makan malam tadi melintas.
Rasa ingin, ingin, ingin, ingin, keinginan yang kuat, keinginan yang
meledak-ledak, ingin Danny melanjutkan tusukan tongkolnya ke lubang
kemaluannya, melanjutkan kenikmatan birahi yang mulai memuncak.
Mungkinkah itu” Bagaimana mungkin”
Yang nampak jelas siap melakukan itu
justru Tory dan Pedro yang telah telanjang bulat dengan ******-******
keras besar panjang mereka itu. Mereka sangat siap dan sangat mungkin
memperkosanya. Ooohh…, alangkah ngerinyaaa… Lia berusaha menepis
perasaan yang sangat menakutkan itu. Dipalingkan wajahnya dari
******-****** itu. Sungguh ngeri membayangkan ****** sebesar dan
sepanjang milik para brutal itu menembus memiawnya. Apabila hal itu
terjadi pasti akan merobek-robek vaginanya.
Tetapi darah dan jantung ini” Mengapa
darah dan jantung Lia terus berdegup kencang sejak makan malam tadi
seakan ada yang terus merangsangnya. Dan kini bahkan semakin kencang
serta kuat memacu darahnya, setelah Tory dan Pedro mencekoki cairan
kuning bening tadi. Apakah itu obat perangsang seksual yang membuat
dirinya tidak dapat melepaskan pandangannya atau memalingkan wajahnya
dari ******-****** Pedro dan Tory itu? Ah, sangat mungkin…! Bukankah
Pedro dan Tory nampak jelas telah mempersiapkan semua rencana jahatnya
ini. Topeng itu, kampak itu, gedoran di pintu itu. Semua merupakan
bagian rencana jahatnya. Dengan memberikan obat perangsang birahi
seksual, korbannya akan cepat takluk dan mengikuti kemauan bejat
seksualnya. Korbannya akan patuh untuk menjadi budak seksualnya.
Lia akan cepat menyerah dan sangat
kehausan untuk secepatnya menikmati ******-****** para pejantan itu.
Ahhh…, degup jantung ini…, kenapa jadi sulit sekali, membuang
keinginannya untuk tidak kembali melirik ******-****** pejantan itu.
“Oohh.., jangannnn… jangannnn…!”
Lia memejamkan matanya untuk menghapus semua lintasan pikirannya, wajahnya memucat, kemudian memerah, kemudian kembali memucat, kembali memerah. Bayangan akan ******-****** besar itu jadi berbalik sangat menggairahkannya.
“Oohh.., jangannnn… jangannnn…!”
Lia memejamkan matanya untuk menghapus semua lintasan pikirannya, wajahnya memucat, kemudian memerah, kemudian kembali memucat, kembali memerah. Bayangan akan ******-****** besar itu jadi berbalik sangat menggairahkannya.
Perasaan ngeri, takut, cemas tetapi
tidak sepenuhnya ingin benar-benar menghindar, rasa birahi yang terus
mengejarnyaa, dirasuki dengan penuh kebimbangan dan keraguan, semuanya
serba bercampur aduk. Lia dilanda kebingungan yang amat sangat.
Khayalan-khayalan liarnya yang terus memburu tidak dapat dilenyapkan
dari kepalanya. Detak dan degup jantungnya juga tak dapat
dikendalikannya.
“Akankah…, Ohhh…, ampuni aku Danny…, Dannyyyyyyy…, ampuni akuuuu…, aku tidak mampu mengambil keputusan…, tolongggg…, aku membutuhkan kk… kkaamuuu… uuuu.. uuuhhhh…”. Dan memang, keputusan akhirnya bukanlah di tangan Lia.
“Akankah…, Ohhh…, ampuni aku Danny…, Dannyyyyyyy…, ampuni akuuuu…, aku tidak mampu mengambil keputusan…, tolongggg…, aku membutuhkan kk… kkaamuuu… uuuu.. uuuhhhh…”. Dan memang, keputusan akhirnya bukanlah di tangan Lia.
Begitu terlempar ke kamar buangannya,
pertama-tama yang dicari Danny adalah lubang. Lubang atau celah di
dinding, dimana dia dapat mengintip istrinya yang telanjang. Pengaruh
minuman yang dijejalkan Pedro dan Tory tadi membuat libido Danny
terangsang dengan hebat, saat ini yang diperlukan Danny adalah dapat
mengintip istrinya telanjang, dia ingin melakukan mastubasi.
Ternyata dia dapatkan, kamar villa yang
seluruhnya dibuat dari kayu dan balok itu memberikan celah di antara dua
baloknya. Celah itu cukup longgar. Danny serta merta beringsut ke celah
itu. Tetapi ternyata celah itu terlampau tinggi di atas kepala Danny.
Dengan ikatan tali pada tangan dan kakinya Danny kesulitan untuk berdiri
maupun sekedar jongkok. Sementara celah itu dapat dia raih
setidak-tidaknya dengan berjongkok. Dia mengamati sekeliling kamar itu.
Dari kamar sebelah terdengar suara riuh. Terdengar
“hah, huh, hah, huh…”, suara istrinya yang mulutnya terbungkam celana dalam dekil milik Tory.
Danny jadi panik, dia memastikan sesuatu telah terjadi pada istrinya. Dia gulingkan tubuhnya ke sebuah kotak kayu di pojok kamar itu. Dia coba menendang kotak itu dengan kaki terikat agar dapat didekatkan ke dinding. Berhasil. Danny kembali berguling. Memerlukan perjuangan cukup panjang untuk dapat memanjat kotak itu dengan kaki dan tangan yang terikat.
“hah, huh, hah, huh…”, suara istrinya yang mulutnya terbungkam celana dalam dekil milik Tory.
Danny jadi panik, dia memastikan sesuatu telah terjadi pada istrinya. Dia gulingkan tubuhnya ke sebuah kotak kayu di pojok kamar itu. Dia coba menendang kotak itu dengan kaki terikat agar dapat didekatkan ke dinding. Berhasil. Danny kembali berguling. Memerlukan perjuangan cukup panjang untuk dapat memanjat kotak itu dengan kaki dan tangan yang terikat.
Sementara itu suara istrinya sudah
terdengar berbeda, dalam waktu singkat suara itu telah berubah menjadi
desahan dan rintihan, disamping juga terdengar suara Tory atau Pedro
atau kedua-duanya. Mereka terdengar berbicara dalam bahasa daerah mereka
yang Danny sama sekali tidak memahami artinya, tetapi Danny memastikan
mereka sedang melakukan sesuatu hal yang tidak senonoh pada Lia istrinya
yang kini terikat dan telanjang bulat di depan mereka.
Akhirnya setelah berjuang keras untuk
memanjat kotak kayu itu, dalam keadaan terikat tangan dan kakinya mata
Danny kini dapat menyaksikan Tory sedang memeluk dan menciumi kedua
payudara istrinya. Dan Pedro dari arah lain sedang memeluk paha Lia
serta wajahnya tenggelam dalam selangkangannya. Nampak kepala Pedro naik
turun menjilati arah kemaluan Lia.
Seketika itu juga seolah-olah ada sejuta
petir menghantam kesadaran Danny. Dia langsung terjungkal ke lantai.
Danny kehilangan kesadarannya. Tetapi hanya sesaat, dalam keadaan
terkapar di lantai nampak kelopak mata Danny yang lelah pelan-pelan
terbuka. dan kemudian dengan cepat dia bangkit dan kembali berusaha
merangkak ke kotak itu untuk mengintip celah di dinding itu.
Bermenit-menit dia lalui untuk mampu
kembali pada posisi dimana dia dapat mengintip kamar istrinya yang saat
ini sedang digarap oleh Tory dan Pedro. Suara erangan yang telah
berganti menjadi suara desahan dan rintihan istrinya terus terdengar,
juga pembicaraan antara Tory dan Pedro yang tidak diketahui maknanya
oleh Danny terdengar semakin cepat bersahut-sahutan.
Sementara itu telah terjadi hal yang
aneh pada diri Danny, mungkin pengaruh dari makanan dan minuman yang
dicekokkan oleh para begundal itu ke mulutnya atau setelah menyaksikan
istrinya dikerjai secara brutal oleh dua begundal itu sehingga
membuatnya terjungkal ke lantai, atau mungkin juga campuran dari
keduanya. Saat dia kembali menaiki kotak itu, dorongan keinginannya
sudah berganti. Dia tidak lagi ingin mengintip untuk melihat istrinya
yang telanjang atau untuk menyaksikan bagaimana istrinya dengan gigih
melawan kedua brutal itu.
Yang diinginkannya sekarang adalah
menyaksikan bagaimana kedua brutal itu yang dengan ****** besar dan
panjangnya dapat memberikan kenikmatan erotik dan sensasional kepada
istrinya. Sekarang dia ingin menikmati pemandangan bagaimana istrinya
dient*t oleh para begundal itu. Danny kembali ngaceng berat. Lebih
sensasional daripada sebelumnya. Dia ingin secepatnya menyalurkan
syahwatnya. Dia ingin melakukan masturbasi sambil menonton istrinya
dient*t para berandal-berandal di kamar sebelah itu.
Inikah yang disebut “shock terapy”“
Sebuah peristiwa yang sangat luar biasa yang mampu dengan seketika
mengubah mental, selera, cara pandang ataupun keyakinan seseorang. Yang
mampu mengubah Danny, dari ketakutan serta kekhawatiran yang mencekam,
menjadi sesuatu yang justru dia harapkan untuk terjadi” Dari yang
awalnya berkeinginan untuk menolong menjadi keinginan untuk ikut
menikmati”
Dan itulah yang terjadi. Saat matanya
kembali di lubang ingintipan tersebut, kini dia menyaksikan bahwa telah
terjadi perkembangan. Nampak sumpal pada mulut istrinya sudah dilepas,
walaupun pada tangan dan kakinya masih terikat pada ranjang itu. Nampak
istrinya menggeliat-geliat tetapi tidak berteriak menolak. Yang
terdengar justru desahan dan rintihan dari mulut Lia yang terdengar
penuh kenikmatan, bahkan mata Lia nampak memandang Tory dengan
tongkolnya yang sangat besar, sedang memompa kemaluannya.
Danny melihat bagaimana pinggul istrinya
sedemikian bergairahnya menjemput keluar masuknya ****** Tory yang
kelewat besar itu. Adakah Lia juga telah diterkam obat perangsang itu,
sehingga membuatnya kini menyerah dalam jarahan seksual para begundal
itu?
“Ah masa bodohlah, aku sendiri punya kebutuhan pula, birahiku ooohhhhh, menyaksikan istriku dient*t para begundal itu”, demikian pikir Danny.
“Ah masa bodohlah, aku sendiri punya kebutuhan pula, birahiku ooohhhhh, menyaksikan istriku dient*t para begundal itu”, demikian pikir Danny.
Jarak lubang dengan posisi istrinya yang
terikat ini tidak lebih dari 1 meter di kamar yang relatif sempit itu.
Danny dapat dengan nyata menyaksikan mengkilatnya batang ****** Tory
yang keluar masuk menembus memiaw Lia istrinya. Tanpa dapat dicegah, air
liur Danny menetes saat melihat ****** Tory yang luar biasa itu.
Telinganya yang menangkap suara desahan dan rintihan istrinya yang tidak
lagi terbungkam itu sebagai pertanda kenikmatan yang sedang melanda
istrinya. Danny tersenyum. tongkolnya yang ngaceng dipepetkannya ke
dinding. Pelan-pelan digosok-gosokkannya. Duhh…, nikmatnyaaaa…
Dari lubang ingintipan itu, Danny melihat Tory semakin cepat memompa. Makin cepat, makin cepat, cepat, cepat… Dan,
“AACCHH…”, terdengar teriakan Tory… Dan sperma Danny muncrat berbarengan dengan air mani Tory yang tumpah-ruah di kemaluan dan tubuh istrinya Lia.
Itulah kepuasan seksual pertama sejak perkawinannya dengan Lia istrinya, pada hari-hari yang seharusnya penuh bahagia, pada hari-hari bulan madunya.
“AACCHH…”, terdengar teriakan Tory… Dan sperma Danny muncrat berbarengan dengan air mani Tory yang tumpah-ruah di kemaluan dan tubuh istrinya Lia.
Itulah kepuasan seksual pertama sejak perkawinannya dengan Lia istrinya, pada hari-hari yang seharusnya penuh bahagia, pada hari-hari bulan madunya.
Kemudian Danny lemah terduduk. Tetapi
tidak lama. Dia mendengar kembali suara-suara desahan dan rintihan dari
kamar sebelah, Danny kembali mengintip. Kini dia melihat Pedro menindih
tubuh istrinya. Dia melumat leher, ketiak dan dada Lia. Sementara tangan
kanannya memegang tongkolnya yang bukan main indahnya di mata Danny
kini, dan tangan kirinya memeluk pinggul Lia untuk menempatkan lubang
kemaluannya persis di ujung tongkolnya.
Dan yang menjadi sasaran birahi Danny
sekarang adalah menyaksikan istrinya Lia menggeliat-geliatkan pinggulnya
menahan kenikmatan pada saat vaginanya melahap ujung ****** Pedro.
Tubuhnya dicekal oleh otot-otot lengan Pedro. Dan vagina Lia dengan
penuh kepasrahan menerima tembusan dan tusukan nikmat dari begundal
brutal itu.
Mata Danny melotot melihat adegan-adegan
itu. tongkolnya kembali bangkit ngaceng. Obat perangsang yang
dicekokkan padanya membuat tongkolnya tidak dapat tidur. Dan kembali
dinding kamarnya menerima gosokan ****** Danny. Dan keadaan Lia sendiri,
tak terhindarkan lagi, kebrutalan para begundal itu mulai menjadi, Lia
menyaksikan wajah Tory langsung tenggelam, dia rasakan sedotan bibir
tebal dan jilatan-jialatan lidah kasarnya yang merambahi ketiak, leher,
dadanya…
Dia rasakan bagaimana bibir Tory
mencaplok kedua payudaranya. Lidahnya menari-nari pada putingnya.
Gigitan kecil tetapi terasa sangat kasar membuat putingnya menjadi
perih. Tetapi yang dia rasakan sangat aneh adalah…, perasaan ngeri,
takut dan cemas itu, mengapa pupus, ternyata pupus, mengapa yang hadir
kini justru rasa haus yang amat sangat. Dia diserang rasa kehausan yang
amat sangat. Ingin sekali dia mendapatkan air untuk tenggorokannya.
Ingin sekali, ingin sekali. Dia sangat menantikan Tory mengangkat celana
pesingnya yang membungkam mulutnya. Dia sangat menantikan bibir tebal
Tory melumat bibirnya. Dia ingin sekali meminum ludah Tory langsung dari
mulutnya.
“Oohhhh Toryi tolooong… akuuu hauss…, tolong Toryii, tolongggg…”.
Dan kehausan itu semakin menjadi ketika dilihatnya Pedro menyusul menenggelamkan wajahnya ke selangkangannya. Lidah Pedro yang juga kuat dan kasar itu langsung menjilat seluruh bibir kemaluannya. Langsung membor lubang vaginanya.
Dan kehausan itu semakin menjadi ketika dilihatnya Pedro menyusul menenggelamkan wajahnya ke selangkangannya. Lidah Pedro yang juga kuat dan kasar itu langsung menjilat seluruh bibir kemaluannya. Langsung membor lubang vaginanya.
Untung saja Tory tahu…, Tory yang telah
55 tahun itu tahu reaksi perempuan yang kehausan saat menerima jilatan,
sedotan, sentuhan lidah maupun bibir atau sodokan ******. Dia tahu
bagaimana desakan birahi akan membuat tenggorokannya mengering dan
seorang perempuan akan meminta agar secepatnya dilumat bibirnya untuk
dapat menyedot ludah lelaki yang menyetubuhinya dan secepatnya
kemaluannya ditembus ****** besarnya.
Tory yang sangat berpengalaman itu serta
merta meraih celana dalamnya yang sejak tadi disumpalkan pada mulut
Lia. Kemudian secepat kilat bibirnya melumat bibir sensual pengantin
cantik itu. Dan serta merta, Lia langsung menyambutnya dengan penuh
kelahapan birahinya. Dia dengan histeris menyedot ludah Tory. Bahkan
dari bibirnya juga keluar bisikan-bisikan kehausannya.
“Pak Toryi, ayyooo, Lia udah tidakk tahannn…, ayyooo Pak Toryi…, Lia udah pengin ****** Pak Tory ituu…, ayoooo Pak Toryiii …”.
“Pak Toryi, ayyooo, Lia udah tidakk tahannn…, ayyooo Pak Toryi…, Lia udah pengin ****** Pak Tory ituu…, ayoooo Pak Toryiii …”.
Tory tahu bahwa Lia sedang dalam keadaan
tersiksa oleh deraan nafsu birahinya sendiri, dia tolak Pedro dari
keasyikannya melumati kemaluan Lia, kemudian dirabanya kemaluan indah
itu. Cairan birahinya sudah membanjir. Dan Tory dengan cepat mengambil
posisi. Dia kangkangkan selangkangan Lia, untuk kemudian dia menempatkan
tongkolnya di antara selangkangan Lia itu. Diarahkannya ****** itu
langsung ke lubang vagina Lia, yang telah sangat kehausan menunggunya.
Karena Lia masih perawan, sejago-jagonya
Tory tetap saja segalanya masih harus diusahakan dengan keras. ******
itu setiap kali meleset dari targetnya. Mungkin licin. Beberapa kali
Tory merasa tongkolnya sudah tepat berada di mulut vagina Lia, meleset
lagi. Dan saat berhasil tembus, Lia berteriak kesakitan, dan Tory
melihat darah keperawanan Lia mengalir dari bibir vaginanya. Selaput
perawan Lia telah robek. Kemaluan Lia sudah berhasil ditembus ******
Tory. Kemudian Tory mulai memompa. Pelan…, pelan…, pelan…, tetapi Lia
sendiri yang sudah sangat kegatalan ingin lebih cepat… Dan Tory menurut
untuk mempercepat…
Dari balik kamar, Danny ternyata ikut
menyaksikan saat-saat itu. Hingga dia saksikan bagaimana Tory
memuntahkan bermili-mililiter air maninya ke dalam memiaw istrinya Lia
itu. Dan dalam kesempatan itu, Danny juga menyalurkan birahinya hingga
spermanya menyemprot dinding tempatnya mengintip istrinya menikmati
genjotan Tory.
Sungguh suatu pengalaman yang sangat
dahsyat bagi perawan seperti Lia ini. Seumur-umur baru kali inilah dia
merasakan nikmatnya senggama. Saat Tory melepas spermanya tumpah di
dalam vaginanya, Lia pun mendapatkan orgasme pertamanya. ****** Tory
masih berada di dalam lubang vaginanya saat Pedro datang. Dia menepuk
punggung Tory, mengisyaratkan meminta “jatah”nya.
Lia menatap kehadiran Pedro dengan
pandangan penuh gairah dan birahi. Orgasme yang baru saja diraihnya
bersama Tory belum menghabiskan semangat libidonya. Kegatalan birahi
pada kemaluannya masih menuntut gesekan batang-batang penuh kejantanan
dari para pecundang ini. Dan begitu Pedro datang serta langsung
menembakkan rudalnya pada memiaw Lia, ditariknya tubuh Pedro. Dia ingin
Pedro ******* nonoknya dengan bibir tebal Pedro tetap melumat bibirnya.
Dia ingin menguras ludah dari mulut Pedro. Dia ingin mendengarkan desah
dan rintih Pedro yang merasa kelimpungan oleh jepitan vaginanya langsung
di telinganya.
Dia ingin hidungnya mengendus seluruh
keringat yang keluar dari tubuh Pedro. Dia ingin Pedro melumat
ketiaknya, payudara dan putingnya. Kini Lia telah menjadi kuda betina
yang binal. Dia tidak lagi memikirkan Danny. Dia hanya ingin Danny
bergabung dalam kenikmatan bersama ini. Dia ingin Danny menerima
kenyataan dunia ini. Dia ingin Danny untuk tetap setia dan menurut saja
pada dewa-dewa jantan yang begundal dan brutal ini. Lia berkeyakinan
kedua brandal begundal brutal ini adalah dewa-dewa jantan yang membawa
sejuta kenikmatan. Danny harus patuh dan tunduk pada mereka.
Sementara itu di kamar lain… Danny kini
menyadari bahwa Pedro dan Tory telah memberikan kenikmatan tak terhingga
pada Lia istrinya. Dia berfikir sederhana, kalau ******-****** Pedro
dan Tory itu nikmat bagi Lia yang dicintainya, tentunya akan nikmat pula
bagi Danny yang mencintainya khan? Suatu logika yang sangat rasional.
Kalau Lia meminum dengan rasa segar ludah Pedro maupun Tory, tentunya
ludah itu juga akan menyegarkan bagi Danny khan? Dan pada akhirnya semua
bagian tubuh Pedro maupun Tory mestinya nikmat dan layak untuk
dinikmati semuanya khan?
Kini ganti Danny yang diserang rasa
haus… Tiba-tiba terdengar kunci kamar itu dibuka oleh seseorang. Nampak
Pedro dan Tory masuk dan memeriksa wajah Danny. Kemudian dia periksa
pula tongkolnya. Mereka tersenyum. Kemudian Pedro dan Tory memeriksa
dinding di dekat kotak kayu dimana Danny tadi mengintip. Diamatinya
dinding itu. Dan saat ditemukannya sperma Danny yang masih meleleh pada
dinding, kembali Pedro dan Tory tersenyum puas. Danny berharap sumpal
mulutnya dilepaskan seperti halnya Lia istrinya.
Tapi ternyata tidak. Kedua begundal itu kini menyodorkan ****** mereka ke wajahnya.
“Ooohh…, mereka hendak membuang air kencingnya ke wajahku”, pikir Danny.
Danny menunggunya dengan perasaan penuh birahi. Dia amati ****** Tory yang ujungnya bulat seperti jamur merang. Lubang kencingnya menganga lebar. Dan Ujung ****** Pedro nampak agak belang. Kulupnya masih membungkus, tanda bahwa dia belum ngaceng sempurna.
“Ooohh…, mereka hendak membuang air kencingnya ke wajahku”, pikir Danny.
Danny menunggunya dengan perasaan penuh birahi. Dia amati ****** Tory yang ujungnya bulat seperti jamur merang. Lubang kencingnya menganga lebar. Dan Ujung ****** Pedro nampak agak belang. Kulupnya masih membungkus, tanda bahwa dia belum ngaceng sempurna.
Dan akhirnya, seerrr… dan seeerrrrr…,
kencing Tory dan Pedro langsung mengguyur wajah Danny. Celana dalam
Pedro itu ternyata langsung menyerap cairan kuning itu. Di dalam
mulutnya, Danny merasakan hangat air kencing mereka berdua. Dia berusaha
menelannya sebanyak mungkin. Inilah obat haus bagi Danny. Sedemikian
banyaknya kencing Pedro dan Tory sehingga membuat Danny tampak seperti
mandi. Seluruh tubuhnya basah kuyup oleh air kencing mereka. Bau pesing
air kencing itu seakan-akan menjadi bau sedap bagi Danny yang sedang
horny.
Setelah selesai, Pedro mengambil celana
dalam yang menyumpal pada mulut Danny. Danny lega. Akhirnya rahangnya
dapat beristirahat setelah sekitar 4 jam menganga. Tetapi ternya urusan
masih belum selesai. Pedro memerintahkan Danny untuk membuka mulutnya
lagi. Diperasnya air kencing Pedro dan Tory yang terserap dalam celana
dalam Pedro itu ke mulut Danny. Dan tanpa disuruh lagi Danny langsung
menjilatinya.
Kemudian Tory berbicara.
“Kamu sekarang jadi budakku. Tahu”. Danny seakan mendengar berita gembira.
Dia mengangguk angguk senang. Kemudian Pedro menuntun menuju kamar dimana Lia masih terikat di ranjangnya.
“Hai, pelayanku, budakku, anjingku… Bersihkan nonok istrimu dari peju-peju (sperma) kami yang tertinggal di dalamnya. Kamu sedot dengan mulutmu sampai bersih. Cepat”.
“Kamu sekarang jadi budakku. Tahu”. Danny seakan mendengar berita gembira.
Dia mengangguk angguk senang. Kemudian Pedro menuntun menuju kamar dimana Lia masih terikat di ranjangnya.
“Hai, pelayanku, budakku, anjingku… Bersihkan nonok istrimu dari peju-peju (sperma) kami yang tertinggal di dalamnya. Kamu sedot dengan mulutmu sampai bersih. Cepat”.
Ternyata Tory dan Pedro ini benar-benar
seorang ahli kejiwaan yang hebat. Mereka pakar sekali dalam hal
mengubah, merusak dab menghancurkan mental orang lain. Dan tampak
sekarang…, Danny telah tercuci otaknya menjadi budak yang penurut dan
****** yang siap menunggu perintah tuannya. Dia siap untuk melakukan
apapun, termasuk minum air kencing mereka atau bahkan lebih dari itu.
Tidak ada lagi rasa tabu, jijik, jorok bagi para budak mereka.
Lia juga telah diubah sebagai budak
seksnya. Pasangan itu akhirnya kembali seperti halnya yang diharapkan
oleh para tamu dalam acara pesta kemarin siang,
“Semoga Danny dan Lia selalu saling melengkapi”. Dengan karakter baru setelah melalui garapan Tory dan Pedro, pasangan Danny dan Lia tetap saling melengkapi.
Setidak-tidaknya di depan para berandal brutal itu.
“Semoga Danny dan Lia selalu saling melengkapi”. Dengan karakter baru setelah melalui garapan Tory dan Pedro, pasangan Danny dan Lia tetap saling melengkapi.
Setidak-tidaknya di depan para berandal brutal itu.
Dan kini Danny merangkak di lantai
menuju tepian ranjang. Dia datangi nonok Lia yang masih basah penuh
sperma yang meleleh dari lubang vaginanya. Danny harus membersihkan
dengan lidahnya. Dia dekatkan bibirnya menuju vagina yang penuh lelehan
sperma Pedro dan Tory itu. Lidahnya menjilati dan bibirnya langsung
menyedotnya hingga nonok Lia kembali kosong.
Sejak kehadiran Danny kembali ke
kamarnya dan kemudian menjilati kemaluannya dari sisa-sisa sperma yang
dibuang Tory dan Pedro ke dalam vaginanya, Lia hanya dapat menyaksikan
dengan diam. Pandangannya pada Danny sudah hambar. Bukannya karena Danny
tidak dapat menyelamatkan dia saat-saat menderita. Tetapi Lia kini
yakin bahwa Danny tidak mungkin dapat memberikan kenikmatan ranjang
macam Pedro dan Tory. Danny tidak akan mampu merangsang birahinya untuk
meraih orgasmenya. Dan di mata Lia kini, Danny memang hanya pantas
menjadi budak atau ****** yang menjilati sperma buangan tuannya.
Semua yang dilakukan Danny sepenuhnya
berada dalam pengawasan Pedro dan Tory. Mereka puas melihat Danny.
Mereka juga puas melihat Lia. Kini tali-tali mereka akan dilepaskan.
Pedro dan Tory yakin bahwa Danny dan Lia sekarang bukan lagi Danny dan
Lia pada 4 jam yang lalu.
“Tadi saat kalian datang, kami sepenuhnya melayani kalian. Sekarang kamu menjadi pelayan-pelayan kami, menjadi budak-budak kami, menjadi ******-****** yang setia pada kami. Dengar, kami akan bermurah hati melepaskan tali kalian. Agar kalian selalu siap menjalankan perintah kami berdua”.
“Tadi saat kalian datang, kami sepenuhnya melayani kalian. Sekarang kamu menjadi pelayan-pelayan kami, menjadi budak-budak kami, menjadi ******-****** yang setia pada kami. Dengar, kami akan bermurah hati melepaskan tali kalian. Agar kalian selalu siap menjalankan perintah kami berdua”.
Kemudian tali-tali mereka dilepaskan.
Tory memerintahkan keduanya untuk mandi dan berganti pakaian. Pedro dan
Tory akan menunggu mereka untuk makan malam di teras kebun. Tempat itu
sengaja dipilih karena malam ini adalah malam purnama. Danny dan Lia
akan disuguhi pemandangan malam yang sangat indah. Tory membisikkan
kepada Danny dan Lia, bahwa dia telah memasak makanan kesukaan mereka.
Sebelum meninggalkan pasangan itu, Pedro dan Tory menyampaikan selamat
malam dengan sangat santun.
0 komentar:
Posting Komentar