Jumat, 31 Januari 2020

Kos Nikmat

Kejadian ini terjadi 3 tahun lalu,
Namaku Dion, 22 tahun. Saat ini aku tinggal di kota X di tempatku kerja. Untuk tempat tinggal, aku memilih kos biar irit. Di kota ini, ku menemukan kos yang cukup murah, dan yang terpenting bebas hehe. Walaupun fasilitas kamar mandinya di luar, kos ku ini cukup nyaman. Jauh sebelum datang ke kota X, aku sudah janjian dengan pemilik kos yang bernama ibu Mike. Sampai suatu siang ku datang untuk bertemu dengannya. Aku sampai di gerbang kos, ku melihat perempuan berkerudung yang cantik. Ku datangi, lalu ku menanyakan bu Mike.

Aku : "Permisi, apakah bu Mike ada disini ?" tanyaku.
Mike : "Oh iya, saya sendiri. Ini Dion ya?" sambil mengulurkan tangan nya untuk bersalaman.
Aku : Menjabat tangan nya "iya bu, saya Dion yang janjian dengan ibu tempo hari"

"Ramah dan cantik sekali bu Mike, kulitnya putih, mulus, kencang, dan tubuhnya seksi" batinku.

Setelah pertemuan itu, aku diperkenalkan dengan penghuni kamar kos yang lain. Belum semua karena mungkin ada yang masih bekerja ataupun kuliah. Setelah itu aku diantarkan menuju kamarku.

Mike : "Ini Dion kamarmu, ini kuncinya. Sebelah kanan dan kiri kamarmu ini perempuan. Jangan nakal ya, bisa ku usir kamu hehe...." katanya mengingatkan sambil tersenyum menggoda.
Aku : "Siap laksanakan bu! Terimakasih"

"Mana mungkin nggak nakal kalo kos nya bebas gini hehe.." kataku dalam hati.

Mike : "Yaudah kalo gitu ibu pamit dulu ya, ada urusan lain"
Aku : "Iya bu, terimakasih. Hati-hati di jalan bu."
Bu Mike menggerakan jarinya yang bertanda OK sambil tersenyum.

"Aaah pantatnya menggoda" batinku.

Lalu aku segera masuk kamar untuk menata keperluan ku di kos ini, lalu berlanjut untuk istirahat.

Sore hari aku terbangun, ku melihat sudah jam 5. Cukup lama ku tertidur. Aku segera bangun dan mandi. Saat berjalan menuju kamar mandi, aku berpapasan dengan mbak Tia, dia salah satu penghuni kos yang sudah berkeluarga. Nampak tubuhnya yang sedikit gendut namun menggoda hanya dililit handuk. "Mbak" sapaku tersenyum. "Dingin" katanya sambil berjalan menuju kamarnya. "Duh itu mbakTia ngode minta di kasih anget anget kali ya? hihi" kataku dalam hati.

Selesai mandi, aku berencana membeli makan karena sudah cukup lapar. Aku berjalan di sekitar kos untuk mencari warung. Sampai ku melihat 2 perempuan nampak sedang asik berbicara di sebuah warung. Aku memutuskan untuk mendatangi warung itu. Dan ku ketahui bahwa pemilik warung ini adalah pak Rahmat. Aku memesan secangkir kopi untuk menunggu makanan pesananku, sambil menyulut rokok dan menikmati pemandangan 2 perempuan cantik. Tak lama mereka sudah mendapat makanan yang mereka pesan, lalu pergi. Pak Rahamat mengagetkanku


P Rahmat : "Yeu, liat cewek sampai ngelamun. Cantik ya?" sambil menepuk bahu ku.
Aku: "Eh, bapak ngagetin aja."
P Rahmat : "Kamu baru ya?" tanyanya.
Aku : "Iya pak, saya baru disini. Kos di situ" kataku sambil menunjuk kos ku.
P Rahmat : "Ini pesananmu"
Aku : "Makasih pak, permisi"
P Rahmat : "Iya sama sama."

Aku jalan balik ke kos dan melihat 2 perempuan yang ada di warung pak Rahmat tadi sedang makan bareng di kamar. Ku beranikan untuk menyapa mereka.

Aku : "Permisi mbak" sapaku saat melewati mereka.
Ina : "Iya mas" balasnya.
Lilis : "Loh, masnya tadi dari warung depan kan? Kos di sini juga?'

Aku berhenti.

Aku : "Iya mbak, saya baru hari ini masuk kos di sini"
Lilis : "Oh gitu"
Aku : "Iya, nama saya Dion mbak"
Lilis : "Aku Lilis"
Ina : "Aku Ina"
Aku : "Salam kenal ya. Kalo gitu saya ke kamar dulu mbak, mari."
Ina & Lilis : "Iya mas." kata mereka sambil tersenyum.

Tidak sulit untuk kenal dan akrab dengan penghuni kos di sini. Tapi aku hanya dekat dengan Ina dan Lilis, mungkin karena umur yang gak beda jauh dan obrolan kita nyambung.

Sudah 1 bulan aku tinggal di sini, semuanya masih baik baik saja. Sampai suatu hari saat mau mandi untuk bersiap kerja ku melihat 1 bilik kamar mandi tertutup. Lalu aku masuk ke bilik kamar mandi satunya. Ku nyalakan kran air, ku lucuti semua pakaianku. Tiba tiba ku mendengar suara desahan perempuan.

"Aaaah.....aaahhh.....ssshhh aaahhhh.... sayaaang...."
"Emmhhh enak syaaang aaahhh...."
"Aaahh..ahh...mmmhhhhh....."

Aku mempercepat mandiku karena penasaran dengan suara perempuan itu. Ku melihat ada celah di atas tembok pembatas kamar mandi. Ku naikkan kaki ku di bak mandi dan mengintip kamar mandi sebelah. Ternyata, mbak Lilis terlihat sedang memainkan kemaluannya sambil meremas payudaranya. Aku tertegun melihat pemandangan ini. Badan nya putih, bersih, mulus, payudaranya besar. Lama ku nikmati desahan dan kemolekan tubuh mbak Lilis.

"Aaaaaahhhhhhhhh........aaah..ahhh...... shhhh...aaahh...."

Makin cepat mbak Lilis memainkan jari di vagina nya, hingga terdengar suara gesekan "clok...clkkk...clookkkk...crrrtttt"
Tiba tiba mbak Lilis mendongak, tubuhnya mengejang, ia melebarkan kakinya dan.......

"Aaaaaaaahhhhhhhhhh...." satu lenguhan panjang yang menandakan bahwa mbak Lilis mendapatkan orgasmenya.

Dia lalu membersihkan kemaluannya, dililitnya handuk di badannya yang tanpa celana dalam dan bra. Aku berusaha untuk keluar dari kamar mandi duluan, agar bisa menggoda mbak Lilis dengan kontolku yang tegang. Benar saja, aku keluar kamar mandi lalu di susul mbak Lilis. Aku menyapanya.

Aku : "Pagi mbak Lilis"
Lilis : "Ehhh... emmm.. mas Dion" jawabnya gugup.
Aku : "Seger ya mbak mandi pagi gini" Seger yang ku maksud adalah tubuh mbak Lilis hehe...
Lilis : "Ii..iya mas. Seger"

Mbak Lilis tampak kaget saat melihat batang kemaluan ku berdiri tegak dan keras di balik kolor ku yang tanpa celana dalam. Saat aku menyadari bahwa mbak Lilis melihat kontol ku, ku goyangkan otot kemaluanku naik turun. Lama dia terdiam, dan aku punya kesempatan menikmati tubuh indahnya. Handuk yg dia pakai seperti tidak cukup menutup bagian tubuhnya, payudaranya menyembul dan pahanya terlihat olehku. Tiba tiba mbak Lilis tersadar dan berpamitan ke kamarnya.

Lilis : "Mm..mas Dion saya duluan ya" pamitnya.
Aku : "Eh iya mbak."

Mbak Lilis berjalan agak cepat, entahlah. Saat berjalan ku melihat celana dalam mbak Lilis jatuh dan dia tidak sadar. Lalu ku ambil dan ku simpan, buat kenangan hehe...
Sesampainya di kamar, aku menyimpan celana dalam berenda warna pink yang lucu milik mbak Lilis. Sempat ku hirup aromanya, sepertinya sudah dipakai. Namun baunya tetap harum. Lalu aku bersiap untuk kerja.
Kejadian pagi tadi lumayan mengganggu pikiranku saat bekerja. Tapi akhirnya pekerjaan ku selesai, aku bisa pulang lebih awal. Dan hari ini merupakan hari gajian pertama dari kantorku. "Pagi dikasih pemandangan dan vitamin dari mbak Lilis, di kantor aku terima gaji." syukurku dalam hati.

Jam 2 siang aku sudah berada di kos, karena memang sudah tidak ada kerjaan di kantor. Saat sedang tiduran, aku terbayang kejadian orgasme mbak Lilis lagi. Bentuk tubuhnya, suara desahannya, ekspresi saat dia muncrat, semua ada di pikiranku. Tak terasa kontolku bangun dari tidurnya, ingin berontak "bebaskan akuuuuuu" mungkin gitu hehe...

Aku membayangkan bahwa aku yang memuaskan mbak Lilis saat mandi. Menyiram halus tubuh seksi nya dengan air yang dingin, menggosok lembut tubuhnya dengan sabun, merapatkan tubuh kami berdua, memanjakannya dengan halus, menikmati semburan dari vaginanya.

"Aaaaaahhhh..... mbak Lilisss........."
Crotttt...crootttt.....crotttttt......

Menyemburlah sperma dari kontolku ~

Setelah membersihkan semuanya aku kembali ke kasur, dan ternyata aku tertidur dalam keadaan bugil.

Aku terbangun jam 5 sore, tidak nyaman, seperti ada yang mengintipku di jendela. Dan aku kaget karena selama aku onani dan membayangkan mbak Lilis hingga aku tertidur aku lupa menutup gorden jendela kamarku. Aku berusaha acuh soal itu. Aku berpikir "kalau mbak Lilis lihat ya brarti 1-1 , kalo orang lain yang lihat yaaaa.......anggap saja rejeki mereka hehee..."

Lalu aku memutuskan untuk mandi. Ku lihat semua penghuni kos sedang di kamarnya, menjelang maghrib biasanya seperti itu. Di depan kamar mandi ku bertemu Ina yang baru saja selesai mandi dengan celana gemes (hot pants) dan tangtop pinknya. Aku tidak melihat tali bra di bahunya, mungkin dia gak pake. Tubuhnya menghipnotis mataku, kupandangi dari ujung kaki hingga kepala. Sampai tiba tiba Ina mengagetkanku dengan cubitannya di lenganku.

Ina : "Hei, mas Dion liatin apasih sampe ngelamun gitu?"
Aku : "Eh..ngggg....nggak kok Ina." jawabku gugup dan malu.
Ina : "Hayo mas Dion liatin body Ina ya? Mas Dion suka ya?" Godanya padaku.
Aku : "Ya suka lah, kucing dikasih ikan asin pasti mau Na. hahaha..." Jawabku asal.
Ina : "Dasar mas Dion mesum." Ina memukul perutku.
Aku : "Becanda Na. hehe.."
Ina : "Males ah sama mas Dion mesum" Katanya sambil cemberut.
Aku : "Iya iya sorry Ina cantik. Nanti abis mandi ku traktir makan deh, sebagai permohonan maaf, sekalian traktir Ina karena aku hari ini gajian. Wanna?"
Ina : "Kalo urusan di traktir sih Ina mau mas, tapi kalo soal maaf liat nanti nraktir makan apa dulu. haha.." Kata Ina sambil berjalan meninggalkanku.
Aku : "Ajak mbak Lilis juga ya Ina cantik." suruhku setengah teriak.
Ina : "Oke bos"

Setelah itu akupun mandi~
Aku segera ke kamarku untuk berpakaian. Nggak sabar rasanya mau cepet cepet nraktir 2 perempuan cantik tetangga kos ini, siapa tau bisa di ajak minum sekalian kan. Karena biasanya tiap gajian aku menyisihkan uang untuk membeli jamu cap orang tua hehe....

Aku mengetuk pintu kamar Ina untuk mengajak nya makan. Setelah itu geser ke kamar mbak Lilis, ternyata mereka lagi dandan. Lalu keduanya keluar dari kamar hampir bersamaan.

Aku : "Sudah siap nona cantik?"
Ina : "Hayuk mas Dion"
Lilis : "Yuuk, laper nih mas." Kata mbak Lilis sambil mengelus perutnya.

Kami pun berangkat. Aku menuruti ajakan ke tempat makan yang mereka inginkan. Selesai itu kami pulang. Aku menyempatkan beli Orang Tua untuk ku minum di kos nanti. Sesampainya di kos, mbak Lilis menanyakan botol yang ku bawa.

Lilis : "Itu apa mas Dion?"
Aku : "Ini jamu mbak, biar anget sama badan seger."
Lilis : "Itumah amer (anggur merah), aku mau mas hehe..."
Aku : "Belum juga di tawarin, dianya mau sendiri" batinku.
Lilis : "Kan mas Dion udah nraktir, nah gantian Lilis yg nemenin minum. Ya nggak Na?" Tanya mbak Lilis sambil mencolek perut Ina.
Ina : "Ah Ina mah gak tau soal begituan. Terserah mbak Lilis aja wleeeeek." jawab ina sambil menjulurkan lidah nya.
Aku : "Yaudah ntar ketok pintu kamar aja mbak kalo mbak Lilis mau ikut minum. Ina ikut nggak?"

Ina : "Enggak ah mas, aku gak suka minum. Kalo di traktir makan lagi Ina mau. hihi..."
Aku : "Yeuuu, dasaar! Pikirannya makan mulu" aku mencolek perutnya.
Ina : "Udah ah aku duluan ke kamar ya mas, mbak. Makasih mas Dion."
Aku : "Iya sama sama Inaaa"

Kamipun kembali ke kamar masing masing.

Sesampainya di kamar, aku merapikan semua barang barangku. "Siapa tau mbak Lilis mau minum di sini kan hehe..." Tiba tiba ada yang mengetuk pintu kamarku. Ternyata mbak Lilis beneran mau nemenin minum. Ku persilakan dia masuk.

Lilis : "Kamarmu rapi juga ya mas. Biasanya cowok berantakan."
Aku : "Iya mbak, nggak nyaman kalo berantakan." Padahal nyiapin buat minum sama mbak Lilis, biar betah di kamarku hehe....
Lilis : "Jadi ditemenin minum mas?" hehe...
Aku : "Akusih ayok, tapi gapapa di sini mbak?"
Lilis : "Gapapa mas Dion. Tenang, ibu kos kan gak tinggal di sini. Jadi santai aja." mbak Lilis meyakinkanku.
Aku : "Yaudah sini mbak duduk. Eh tapi gausah manggil mas dong, kan aku lebih muda dari mbak."
Lilis : "Yaudah mas Dion juga gausah manggil mbak. Biar adil hehe...."
Aku : "Iya deh mbak, eh... Lis"

Kami pun minum dan ngobrol panjang ngalor ngidul. Bahkan Lilis sampai curhat bahwa dia kangen pacarnya yang jauh di Kalimantan. Pantes aja di kamar mandi sempet masturbasi. Mungkin rindu di goyang kekasihnya hihi....

Di tuangan terakhir dari botol ku berikan ke Lilis, tanpa sengaja minuman tumpah di baju longgar, dan di pahanya. Reflek aku pun membersihkan pahanya dengan tissue. Sedangkan Lilis mengibaskan bajunya. Pahanya putih, mulus, bersih dong. Jadi betah ngelapin. Hihi....

Aku : "Aduh maaf Lis." kataku sambil mengelap pahanya.
Lilis : "Eh gapapa Dion, aku tadi yang nyenggol gelasnya. Kamarmu jadi bau deh."
Aku : "Iya gapapa Lis, nanti bisa di bersihin. Santai."
Lilis : "Ah kamu jadi repot bersihin kamar deh. Tapi itu pahaku udah kering loh hihi..."
Aku : "Eh.. i..iya Lis" aku kaget dan malu saat itu.

Lalu aku berganti membersihkan lantai kamarku. Tiba tiba Lilis minta tolong untuk mengambilkan baju di kamarnya.

Lilis : "Dion, aku minta tolong ambilin baju di kamarku dong."
Aku : "Aduh aku gaenak Lis masuk kamar kamu tapi kamunya di sini."
Lilis : "Yaudah Lilis mau buka baju aja, gerah soalnya." Katanya sambil mengangkat bajunya.
Aku : "Ehhh jangan Lis" cegahku agar Lilis tidak membuka bajunya. "Aku ambilin di kamar mu aja ya."
Lilis : "Nah gitu dong, bajunya yang warna item di tumpukan lemari. Lumayan longgar biar gak gerah. Gausah liat yang lain lain tapi hihi...."
Aku : "Alaah kalo aku liat kan kamu gak tau, orang kamu di kamarku. Hahahaa..."
Lilis : "Dasar kamu yaaa, awas aja aneh aneh!"
Aku : "Iya iya Lilis yang cantiiiiik."

Aku beranjak ke kamarnya. Saat mencari baju yang diinginkan Lilis, aku melihat celana dalamnya yg ternyata memang lucu lucu. Aku suka hehe... Setelah ketemu kaos nya aku pun kembali ke kamarku. Saat di depan pintu, ku lihat Lilis sudah melepas bajunya, dia hanya mengenakan bra sedang membersihkan dadanya. Aku tertegun melihat tubuhnya, apalagi belahan payudaranya. Besar tapi tidak berlebihan. Cukup lama aku diam menikmati pemandangan itu. Lilis mengangetkan ku.

Lilis : "Ih Dion!!! keenakan dapet pemandangan gratis." tapi dia tidak berusaha menutupi tubuhnya.
Aku : "Abisnya kamu main buka buka baju aja, brarti kan dibolehin liat haha...ini bajunya Lis" aku mengulurkan kaos nya.
Lilis : "Abisnya gak nyaman sih, kamunya kelamaan. Hayo kamu liat apa di lemari ku?"
Aku : "Ya liat lemari lah Lis, kan nyari bajumu di lemari."
Lilis : "Ah awas aja kamu!!! Sini bajunya. Eh tapi kok gerah ya kalo mau pake baju."
Aku : "Jangan aneh aneh deh, dipake nih."
Lilis : "Iya iyaaa, dasar bawel."

Lilis pun memakai bajunya, setelah itu matanya beralih pandangan ke selangkanganku. Tanpa ku sadari ternyata kontol ku bangun. Cukup keras. Karena kebiasaan ku tidur cuma pake kolor tanpa celana dalam mungkin jadi terlihat jelas. Matanya tak bisa lepas.

Tiba tiba Lilis memintaku menemaninya ke kamar mandi untuk buang air kecil. Aku sempat menolaknya. Gapapa biar dia maksa dikit. Hehe...

Lilis : "Yaudah ntar kalo Lilis ada apa apa di kamar mandi pokoknya yang tanggung jawab kamu." Katanya sambil berdiri.
Aku : "Mana tega aku membiarkan Lilis cantik ini pergi ke kamar mandi sendiri." Aku berdiri di sebelahnya.
Lilis : "Katanya tadi gak mau."
Aku : "Yaudah kalo Lilis gakmau gapapa, kalo ada apa apa di kamar mandi brarti aku gak tanggung jawab wleeeeek."
Lilis : "Aaaaaaah Dion temenin!!" Rengeknya manja sambil menempelkan badan nya di lenganku.
Aku : "Ssssst, jangan berisik. Gaenak kalo ada yang denger Lis."
Lilis : "Siapa suruh gamau nemenin."
Aku : "Iya iya aku temenin."

Sepertinya Lilis sudah terpengaruh alkohol. Mukanya agak memerah dan sebelumnya tidak pernah merengek manja dan sedekat ini. Aku pun berjalan menemaninya ke kamar mandi. Ku rasakan payudaranya menempel di lenganku. "Aah kenyal sekali" batinku. Kontolku mulai bereaksi terhadap sentuhan Lilis. Setengah tegang dan bergoyang bersamaan dengan langkahku. Entahlah Lilis menyadarinya atau tidak. Sesampainya di kamar mandi, Lilis segera masuk ke kamar mandi, akupun mengikutinya.

Lilis : "Dion kenapa ikut masuk?"
Aku : "Kan nemenin Lilis pipis. Katanya minta di temenin."
Lilis : "Ya nggak sampe dalem kamar mandi jugaak Dioooon...ih." dia nampak kesal tapi tidak ada penolakan yang keluar kecuali dari mulutnya.
Aku : "Yaudah sih pipis doang. Lilis di wc tuh jongkok. Aku juga kebelet." kataku sambil membalikkan badan agar aku tidak melihat Lilis.
Lilis : "Awas kalo sampe balik badan, ku timpuk gayung kamu."

Setelah dari kamar mandi, Lilis masih dikamarku. Kita berdua masih ngobrol. Dan tanpa sengaja aku menanyakan kejadian ketika Lilis masturb di kamar mandi.

Aku : "Lis, kamu suka main sendiri ya?"
Lilis : "Hah...maksudnya?"
Aku : "Iyaa, colmek. Yakaaaan?" tanyaku sambil mencolek perutnya.
Lilis : "Aah Dion ngintip yaaa?" dia bersandar di lenganku dan mencubit perutku.
Aku : "Aaw...sakit Lis." kataku sambil menyentil hidungnya.
Lilis : "Lagian Dion juga suka coli kan? Semua semuanya di lepas sampe bugil. Padahal siang siang gitu." katanya sambil menjulurkan lidahnya.

Disitu kami saling ejek karena sama sama ketahuan menuntaskan nafsu dengan tangan hahaha.. Untung sama sama mabuk.

Karena teringat kejadian itu, ku merasakan kontolku bangun. Apalagi ditambah kenyalnya dada Lilis yang menempel di lenganku. Cukup tegang, tidak maksimal. Lilis yang bersandar di bahuku berusaha memperbaiki posisi duduknya. Tangan nya bertumpu di pahaku. Aku berusaha menghindar karena geli. Itu justru membuat tangan Lilis terpeleset dan mengenai kontolku yang tegang.

Aku : "Aduhh...."
Lilis : "Aah maaf Dion, gak sengajaa. Kamu sih pake ngehindar."
Aku : "Geli Lis tadi, reflek."
Lilis : "Sakit ya ? Coba sini liat."

Aku meringis kesakitan dengan tidur terlentang sambil menutup kontolku dengan kedua tanganku. Tiba tiba Lilis menyingkirkan kedua tanganku dari selangkanganku, dan melorotkan celana kolorku. Yaa, dia kaget karena kontolku tegang. Aku yang malu berusaha menutupinya.

Aku : "Ah malu Lis."
Lilis : "Udah diem aja, katanya sakit. Lagian kan aku udah liat punyamu." katanya sambil memegang kontolku.
Aku : "Lisss....."
Lilis : "Aku obatin biar gak sakit."

Dengan lembut Lilis memegang kontolku.

Lilis : "Dedek udah gede ya, sakit ya? Lilis obatin yaaaa." kata Lilis yang sedang mengelus elus batang ku.

Aku hanya diam, merasakan lembut tangan Lilis.

Lilis : "Loh kok jadi gede Dion? Ini gede banget." Tanya nya terkaget.
Aku : "Ya gatau Lis, tanggung jawab ya." kataku sambil menahan tawa.
Lilis : "Gak mau, aku ngeri liat yg gede gede."
Aku : "Eits, kan Lilis mau ngobatin. Masih sakit Lis, aduh belum sembuh."
Lilis : "Yeuuuuu....inimah kamu keenakan Dion." katanya sambil tiba tiba menyentil ujung kontolku.
Aku : "Aaaaaw...tambah sakit, obatin dong Lilis." kataku merengek dan pura pur kesakitan.
Lilis : "Sakit kok makin keras." Kaata Lilis cemberut namun tetap mengelus batangku.

Lilis yang duduk bersimpu di antara pahaku, memamerkan payudaranya yang cukup besar. Karena dia mengenakan kaos yang longgar di bagian lehernya,dan saat itu ia menunduk menghadapku. Tanpa ku sadari, aku memejamkan mata merasakan elusan Lilis dan mendesah.

"Emhhh...ssshhh....."

Tiba tiba ku merasakan basah dan hangat di kontolku. Aku membuka mata, dan ternyata Lilis sedang memainkan kontolku dengan lidahnya. Aku memandangi Lilis dengan penuh nafsu. Dia semakin bersemangat, menjilati lalu menghisap batangku. Bibirnya hampir tidak muat menampung kontolku.

"Aaaaah....sssshh....aaaaaahhh" Aku mendesah, Lilis tidak memperdulikan desahanku, dia tetap sibuk dengan kegiatannya di selangkanganku.

"Sluuuuppp...sluuurpppp..slurpppp.." semangat sekali wanita ini.

Tiba tiba ia menghentikan hisapan di kontolku, membuka baju dan bra nya. Lilis menatap wajahku, "masih sakit Dion?" tanyanya sambil perlahan naik untuk mendindih tubuhku. Kali ini posisinya sejajar dengan ku, dada kami saling menempel. Saat aku hendak memeluknya, ia menolak.

"Sssssst...kamu diam ya, aku obatin dulu kontolmu."

Lilis bergeser turun ke bawah, wajahnya berhadapan dengan kontolku. Dia mencium ujung kontolku dan berkata "cepet sembuh sayang" lalu menepatkan kontolku di belahan dadanya.
"Aaaaah...shhhh....aaaaahh....Lilis...."

Aku menghentikan Elis yang sedang memanjakan batangku.

Aku : "Stop dulu Lis" kataku sambil bangun dari tidur.
Lilis : "Kenapa Dion? udah gak sakit? Apa kamu gak suka ?" Lilis duduk bersila di depan ku.
Aku : "Kalo kayak gini aku sih mau sakit terus aja hehe..."
Lilis : "Ihhhhh..." Lilis gemes dan memelukku.

Ku peluk tubuhnya, Lilis duduk di pangkuanku, lalu ku cumbu bibirnya.
"Muaaaaaahhh....sluurp...sluuup...sluurppp...mmmhh...muaaaahh"

Tanganku nggak mau kalah, kuremas lembut tetenya dengan tangan kananku, tangan kiriku mengelus leher dan punggungnya. Lidah kami beradu, saling hisap.

"Sluutpppp...sluppp...sluurpppp..mmhhh mmuaahhh...sluurp sluurpp sluuuurrrppp."

"Lilis suka?" tanyaku di tengah ciuman. Lilis tidak menjawab lalu menyambar bibirku lagi. "Muaaahhh...."

"Sluurpp..sluup...sluurpppp...aaaahhh...shhhh..mmuahhhhh..."

"Aaah....shhh...mmuahhhh...sluurppp....slurppp...Dion...emhhhh...sluurppp."

Aku menidurkan Lilis di kasur. Lalu aku di sampingnya. Masih ku cumbu bibirnya, ku jilat leher dan kupingnya. Tanganku menjamah tubuh indahnya.

"Sluurpppp...slurppp..mmhhh...muahhhh..sluurpppp"

Ku beri tanda di lehernya. "Aah..ssshhh..Dion sayaang, jangan disitu" Lilis menolak namun tetap membiarkan aku mencumbu lehernya. Tanganku menyusuri perut Lilis, lalu ku selipkan tangan ku ke dalam celananya. Memek Lilis sudah basah.

"Kamu banjir sayaang"
"Aaaah..shhhhh...aaaaaaaahhhh...emhhhh"

Lilis tidak menjawab, hanya mendesah ketika ku mainkan belahan memeknya. Lalu perlahan ku buka kancing celananya. Lilis membantu agar aku mudah. Ia melepas celana dan cd nya.

Setelah itu aku turun menuju selangkangannya, melebarkan kakinya. Dan terlihatlah pemandangan menakjubkan yang ku inginkan. Tampak cairan kental membasahi memek dan anusnya

"Gantian ya sayaang."

Ina hanya mengangguk. Lalu ku melancarkan aksiku.

"Sluuurpppp....sluppp...sluurrrppp...mhhh...." kujilati liang kewanitaannya.

"Aaahh...sssshh....aaaahhh Dion ... emhh aaaaahhh...."

Lilis menjambak rambutku, kepalaku ditekan ke memeknya pertanda bahwa ia menikmati. Satu tangan nya ber gerilya di payudara. Lilis kewalahan, seperti cacing kepanasan menghadapi lidahku. Kini ku menjilati lubang pantat Lilis.

"Sluurppp...sluurpppp...sluuuurrrrrppppp...mhhh mmuahhh...sluurpppp."

"Aaaahhh..geli sayaang...emmhhh aaahhh aaaahhh.....ssshh aaaahhh. Geli sayaang....emhhh enaaak....ouuuhhhhh"

Beberapa menit setelah itu aku memindahkan jilatan ku ke klitoris nya. Tampak mencuat biji kacang merah di atas lubang memeknya.

"Sluuurpp...slup...sluuurpppp..."

"Terus sayaang emmhhh enakkk banget"...aaaahhh....aaahhh.....

Memeknya makin basah akibat jilatanku dan cairan nafsu dari liang wanitanya. Tiba tiba Lilis menjambak rambutku, badannya bergetar, pantatny terangkat, pahanya kuat menahan kepalaku di selangkangannya.

"Aaaaaaaaaaahhhhhhhh.....sayaaaaaang......."

Lilis mendapatkan orgasme nya, dan semua cairannya membasahi wajahku. Dia tergeletak lemas di kasur, matanya terpejam, nafasnya terengah engah. Aku membiarkan Lilis menikmati sisa orgasmenya. Kini aku berada sejajar diatas tubuh lemasnya. Ku elus keningnya, merapikan rambut yang menutup wajahnya. "Mmuaaaaahh.." kucium bibirnya.

Lilis : "Aahhhhh...sshhhh...kok basah banget sayang?" tanyanya sambil membuka mata.
Aku : "Iya abis kebanjiran, bendungan nya jebol sayang. Hihi..."
Lilis : "Iiihhhh...Dion."

Lilis berusaha bangkit dari tidurnya, aku menyingkir dari hadapannya. Kini aku duduk bersila di samping Lilis.

Lilis : "Aku lemes, enak banget Dion." katanya sambil memelukku.
Aku : "Lilis suka? hehe.."
Lilis : "Bangeeeeeet."

Lilis mengetahui wajahku masih basah karena orgasme nya, lalu berusaha membersihkan wajahku.

Lilis : "Aduhh, maaf ya jadi kena banjir mukamu."
Kata Lilis sambil membersihkan wajahku dengan tissue, lalu memberikan kecupan di bibirku. "Muuaaah.."
Aku : "Aku mau di banjirin lagi, yang itu mau di siram juga Lis. Hehe..." kataku bercanda sambil menunjuk kontolku.
Lilis : "Dion ih.." Tiba tiba dia meremas batangku. "Rasain."
Aku : "Aduhh, kok galak yaaa.."

Lalu kami berdua rebahan di kasur. Lilis di sampingku, memelukku, paha kirinya berada di atas kontolku. Sesekali ia memberikan kecupan di leherku. Nikmat sekali sentuhan seperti ini. Kontolku mengeras, nafsuku sudah tinggi. Aku memutar badan hingga berhadapan dengan Lilis. Kucium kening dan kedua matanya. Entahlah, aku suka mencium mata perempuan.

Kami kembali berciuman. Tangan kananku tidak tinggal diam, kembali mengelus memek Lilis. Dia hanya mendesah pelan, lembut sekali desahannya.

"Emmhh..sayaang...shhhh..aaah.."

"Sshhhhh...aahhhhh..ahhhh..."

Kini aku berada diatas Lilis, ku jelajahi tubuh dari kepala hingga berhenti di selangkangan nya.

"Muaaahhh..sluurppp slupp sluurpppp." Ku cium dan ku jilati badan Lilis.

"Mmhh aaahhh...ssshh...aaaahhhh...."

Aku duduk diantara 2 kaki Lilis, ku lebarkan kakinya, kucium memeknya "muahhhhhh" lagi lagi basah. Lalu ku arahkan kontolku ke memeknya. Ku gesek kan ujung kontolku di belahan memek Lilis.

"Aaahhh..aaah...aahhhh." Lilis mendesah menggelengkan kepalanya. Apalagi ketika ku gesek klitorisnya dengan kontolku.

"Aaaahh...emmhhh...sayaang..aaahhh...geli sayaang..enaaak..aaah....."

"Terus Dion...aahh shhhh aaaahhh...enak banget sayaang emmhhh....."

Makin banyak cairan yg meleleh dari memeknya. Lalu kuarahkan kontol ku ke lubang memek Lilis. Perlahan ku masukkan, terasa sempit sekali memeknya.

Lilis : "Aaah sayaaang....ngggghhh pelan pelan. Sakit.... emmhhh"
Aku : "Memek kamu sempit banget Lis."
Lilis : "Enggghhh...Aku udah lama gak kaya gini Dion..aaaahhhh...ssshhh"
Aku : "Tahan ya Lilis sayang." kataku saat melebarkan kedua kaki nya. Sambil mendorong kontolku.
Lilis : "Emmmnhhhh.." Lilis hanya mendesah.

Ujung kontolku sudah masuk ke memeknya. Terasa sempit, hangat, dan basah. Dengan satu hentakan, ku berhasil memasukkan kontolku. Blessss...

"Aaaaaaahhhhh....."

Lilis memekik agak kencang, lalu ku tutup mulutnya dengan tanganku. Aku takut Ina mendengar. Nampak wajahnya menahan sakit. Otot di memeknya sangat kencang. Aku membiarkan Lilis merasakan kontolku di dalam memeknya. Kubuka tanganku yang menutupi mulut Lilis, nafasnya terengah engah. Lalu dia membuka mata.

Lilis : "Ngggghhh...bentar ya sayang, sakit. Punya kamu gede banget. Memek aku penuh."
Aku : "Iya Lilis sayang."

Kontolku masih di dalam memek Lilis. Aku tidak tega ketika melihat wajah Lilis yang kesakitan. Akupun menyingkirkan rambut yang menutupi keningnya, la kucium agar memberikan rasa nyaman padanya.

"Muaaaah.."

Lilis memelukku, lalu perlahan ku goyangkan kontolku di memeknya.

"Aaaahhh.....aaaaah....nngghhhh...aaaaaahhhhhhh..pelan pelan ya sayaang....emmhhhh...."

Lilis selalu mendesah ketika kontolku ku dorong hingga masuk semua ke memeknya.

Aku : "Memek kamu nikmat banget sayaang...aaahhhhh....aahh...." kataku berbisik di telinganya.
Lilis : "Ahhh...nggggghhhh...aaaaahhhh...kontol kamu juga nikmat sayang...emmmhhhh..."

Aku bangkit melepas pelukan Lilis, lalu bersiap memberi kepuasan padanya. Pelan kugoyang memek Lilis. Kami mendesah merasakan kenikmatan ini. Tempo goyanganku semakin cepat, raut kesakitan di muka Lilis pun hilang. Berganti dengan desahan desahan dan lenguhan lembutnya.

"Plokkk...plokkk...plokkkk..." Suara selangkangan kami beradu.

Lilis : "Aahh..aaaahhh....terus sayaang...mmhhh aaaahhh....sssshhh."
Aku : "Eemhhh...nggghhh......aaaahhh... ssshh..aaaahhh...enak banget sayaang..aaaahhh"
Lilis : "Aaahhh..aahh..ahhhhh..aaahhhh... aaahhh terus aaaaahhh...aaaaahhh"

Aku mempercepat goyanganku, 10 menit ku menghujam memek Lilis, tubuhnya mengejang, kepalanya mendongak, pantatnya diangkat.

Aku : "Aaahh...ngghh...aaahhh Lilis...aaaaahhhh"
Lilis : "Teruss sayanghhh.....terusss aaaahh....aahhhh..aaaahhhhhh....."
Aku : "Sssshh aaaahhh...ahhh..ahhh mmhhh sayang...aahhh..puasin memek kamu..mmhhhhh."
Lilis : "Aahh.... ahhhhhh...aaaahhhhhhh....."

Otot vaginanya tegang menjepit kontolku. Ku merasakan semburan dari dalam memek Lilis.

"Aaaahhh... aaahhh.....Aku keluar sayaaang.. aaaaaaaaaaaaahhhhh"

Cairan hangat menyiram kontolku. Orgasmenya kali ini lebih hebat. Membuat Lilis lemah tak berdaya. Aku yang tidak ingin kehilangan moment pun kembali memompa memek Lilis dengan cepat.

"plokkk....plokkk....plokkkkkk" sambil ku remas tete nya yang bergoyang.

"clokkkkk...clokkk.clokk...crrrtttt..clokkk...clokkk" Suara kontolku menghujam memek Lilis yang banjir."

Lilis : "Aaahh...saayaaanggg....aaaahhhh..."
Aku : "Aku mau keluar sayaaang.... aaahhh ahhhhh..."

Ku rasakan ada sesuatu yang berkumpul di ujung kontolku. Aku segera mencabut kontolku, mengangkang diatas payudara Lilis, kuarahkan ke dadanya.

"Aaaah....aku keluar sayaaangg..... aaaaaaaaaahhhhhhhhh"

CROTTTT...CROOOTTT...CROOTTTT...CROOOTTTT...

Banyak sekali sperma yang keluar dari kontolku, membasahi dadanya, bahakan menyembur hingga ke muka Lilis.

"Aaaaahhh.... nikmat sekali sayaang."

Ku sodorkan kontolku ke mulut Lilis, dia membersihkan sperma yg ada di kontolku. Menghisap sisa sisa cairan kenikmatanku, menjilat batang kemaluanku.

Setelah itu aku membersihkan dada dan wajah Lilis yang tersiram pejuhku. Lalu aku berbaring di sampingnya, memeluk tubuh lemahnya. Keringat membasahi tubuh kami. Lilis nampak masih menikmati sisa sisa kejadian ini, pandangan nya ke langit langit, nafas nya mulai teratur.

Lilis : "Dion sayaang....." Panggilnya sambil memutar badan nya ke arahku.
Aku : "Iya Lilisku sayaang."
Lilis : "No! aku aja yang panggil kamu sayang!" katanya sambil menjulurkan lidah.
Aku : "Hmmm.." gumamku sambil menyentil hidungnya pelan.
Lilis : "Tolong bersihin memek aku, aku lemes." Lilis sangat manja sekali saat ini.
Aku : "Iya tuan putri." aku bangkit dan menyentil putingnya yang masih mengacung.
Lilis : "Awwww..."

Ku ambil handuk kecil, kusiram dengan air hangat dari dispenserku, lalu menuju ke selangkangan Lilis. Ku lebarkan kakinya, melipat lututnya agar liang vaginanya terbuka. Banyak sekali cairan kenikmatan di memek Lilis, meleleh ke anusnya, hingga membasahi kasurku.

Aku : "Ini sih bukan banjir lagi, tsunami ini mah." Ledekku saat membersihkan memeknya.

"Hahahaha..." Lilis tertawa.

Ku peringatkan biar nggak berisik, ia lalu menutup mulutnya, namun tetap melanjutkan tawanya.

Setelah itu kami berpakaian. Namun Lilis membiarkan bra dan celana dalamnya di atas kasurku.

Aku : "Kok nggak di pake?"
Lilis : "Buat kamu aja sayang, kenang kenangan ngewe sama akuuuuuhhh." katanya centil sambil tertawa lirih.
Aku : "Hahaa dasarrr, kucubit hidungnya."
Lilis : "Awww, aku mau pipis, temeenin." rengeknya manja, sambil menggoyangkan dadanya yang menempel di lenganku.
Aku : "Iyaaa, tetenya biasa aja dong." kataku gemas sambil meremasnya. Lalu berdiri. "Yuk?"
Lilis : "Ihh nakal..." katanya sambil memanyunkan bibirnya.

Setelah dari kamar mandi, aku dan Lilis kembali ke kamar masing masing. Ku sempatkan menjailinya dengan menepuk pantatnya sebelum kami berpisah. Lilis menunjukkan muka marah dan mengacungkan genggaman tangan nya ke arah ku sambil masuk ke kamarnya, dan aku hanya tertawa.
Setelah kejadian itu, aku dan Lilis menjalani hari hari biasa, tidak ada yang berubah. Kupikir dia cukup dewasa karena kami saling membutuhkan. Bukan untuk perasaan, tapi untuk kepuasan yang lama di rindukan. Entahlah malam itu ada yang tahu tentang hubungan badan kami atau tidak. Ina yang kamarnya bersebelahan denganku pun biasa saja. Tetap centil seperti biasa.

Suatu sore saat aku pulang kerja, ku melihat Ina dan Lilis sedang berbincang. Ku menghampiri mereka.

Aku : "Hai nona nona cantik." Godaku pada mereka.
Ina : " Ishhh apasih mas Dion."
Lilis : " Tauk tuh, ganjen amat."
Aku : "Dih kok jadi galak galak gini. Ada apa sih?"
Ina : "Ini mas, mbak Lilis mau pulang ke rumahnya. Mamanya sakit. Terus mbak Lilis bingung mau pulang.
Aku : "Aduhh, sorry. Terus, kamu pulang naik apa Lis?"
Lilis : "Gatau, bingung. Uang ku tinggal untuk kebutuhan sehari hari disini, selain itu ku kirimkan untuk keluarga."
Aku : "Emmmm, mobilnya bu Mike kan banyak tuh, coba aja pinjem. Nanti aku yang anterin."
Ina : "Emang bu Mike mau kasih pinjem mobilnya mas ?"
Aku : "Ya gatauuu cantikkk, kan bisa tanya dulu."
Lilis : "Gausah aah, gak enak akunya."
Aku : "Udaaah, nanti aku yang tanya. Sekarang mau mandi dolooook."

Malamnya aku berusaha menghubungi bu Mike untuk meminjam mobilnya. Telfonku langsung di angkat oleh bu Mike. "Cepet amat kaya customer service provider." batinku.

Aku : "Malam bu Mike, boleh mengganggu waktunya sebentar ?"
Mike : "Iya malam juga Dion. Ada apa tumben telfon?"
Aku : "Ini bu......

Aku menjelaskan semua maslah yang di hadapi Lilis.

Mike : "Kebetulan, saya besok siang juga ada keperluan di daerah dekat dekat rumah Lilis. Gimana kalo bareng aja?"
Aku : "Kalo gitu mending saya yang setirin bu. Besok saya bisa ijin karena kerjaan saya udah selesai. Saya juga gabisa kalo ngebiarin ibu nyetir sendiri, apalagi perjalanan jauh, 3 jam loh bu."
Mike : "Aah beruntungnya, jadi gapapa nih Dion nganterin ibu sama Lilis?"
Aku : "Gapapa bu, ada Dion semua lancar. Hehe..."
Mike : "Alaaah kamu ini Dion. Yaudah besok pagi ibu ke kos ya, jam 8 harus siap."
Aku : "Siap bu bos!!" jawabku semangat karena bisa lama lama melihat bu Mike yang cantik hehe. "Yaudah bu, aku kasih tau ke Lilis dulu ya."
Mike : "Iya sudah, kasih tau Lilis."
Aku : "Makasih bu Mike yang cantik. Selamat malam."

Aku yang panik segera menutup telepon karena tanpa sengaja memanggil bu Mike cantik. "Aah semoga dia tidak mendengarnya." tenangku dalam hati.

Lalu aku keluar kamar, mengajak Ina untuk ke kamar Lilis.

"Tok...tok...tokkk. Inaa, Ina ina di dindiiiiing....."
Ina membukakakn pintu kamarnya.

Ina : "Ishh apasih mas Dion, kok jadi ina ina di dinding. Itukan cicaaaaaaak." katanya sambil cemberut.
Aku : "Hehe becandaaaa. Yok ke kamar Lilis."
Ina : "Emang ada apa mas?"
Aku : "Udaah ayok ah. Ganti dulu celanamu. Mentang mentang paha mulus terus di pamerin." Saat itu Ina mengenakan celana tidur yang sangat pendek.
Ina : "Hiiiihh mas Dion bikin kesel nih. Mata jelalatan amat gabisa liat yang bening bening."
Aku : "Siapa suruh di pamerin. Jadi rejeki ku dong hehe. Udah ah buruan kutunggu di kamar Lilis."

Aku meninggalkan Ina yang sedang ganti celana dan menuju kamar Lilis. Ku ketuk pintu kamarnya.

"Tok..tokk..tookkk. Lilis cantiiikkk."

Lilis : "Aah pasti Dion, aku gak mau di ganggu dulu."
Aku : "Aaah masa ? bukain dong, penting ini penting Lis. Penting beliung."
Ina : "Kenapa mas ? mbak Lilis gak di kamar?" tanyanya saat menghampiriku.
Aku : "Gamau bukain pintu nih mbak kamu. Katanya lagi gak mau di ganggu."
Ina : "Mbak ini Ina, bukain dong"

Ku mendengar suara langkah dari dalam menuju pintu. Ternyata kalau Ina yang minta langsung dibuka. Tampak Lilis sedang sedih, mungkin memikirkan mamanya. Akupun terdiam, berjalan masuk mengikuti Ina dan Lilis. Lalu aku menyampaikan obrolan ku dengan bu Mike di telepon tadi, agar Lilis bisa segera pulang dan tidak murung memikirkan mamanya. Lilis kaget, sepertinya senang.

Lilis : "Beneran bu Mike mau?"
Aku : "Iya beneraaaaan, jadi sekarang kamu beresin barang barang yang mau kamu bawa. Aku bantuin deh sama Ina"
Lilis : "Seriussss ?"
Aku : "Gak percaya amat sihhhhh"
Ina : "Aduhh kok Ina capek yaaa, ngantuk bangettt. Ina balik ke kamar yaaa?"
Aku : "Hai nona jangan pergi dulu." kataku sambil menarik celana trainningnya saat ia hendak berdiri. Saat ku tarik, ternyata bagian pinggangnya turun sampai ke bagian paha, memperlihatkan celana dalam Ina yang berwarna ungu.
Ina : "Mas Dioooonnnn!!" bentaknya sambil memukul kepalaku
Aku : "Aww kasaaar. Kan gak sengaja Inaaaaaa."
Ina : "Bodo!!!"

Ina tidak mungkin marah walaupun membentakku. Karena dia memang suka jadi bahan olokanku dan Lilis hehe .

Lilis : "Udah ah, malah pada ribut. Jadi bantuin gak nih?"
Aku : "Siap laksanakan bu bos!!"
Ina : "Mas Dion tuh mbak, awas ajaaa!!"
Aku : "Gak denger."
Ina : "Amin budeg. mampooss!!"

Lalu aku dan Ina membantu Lilis mengemasi barang barang yang akan dibawa. Selesai itu kami kembali ke kamar masing masing dan beristirahat.

Jam 6 pagi ku terbangun. Aku keluar kamar, sepi sekali. Belum ada aktivitas dari ke dua perempuan cantik ku. Akupun membangunkan mereka.

"Tok....tok....toookkk.. Ina bangun, udah jam 6 nih."
"Emmhhh iyaaaa." ku dengar suaranya menyaut. Lalu ke kamar Lilis.

"Tokkk...tokk...tokk...Lilis bangun."
"Iya Dion, udah bangun kok. Masuk aja." Ehh pagi pagi udah suruh masuk aja sama Lilis. Hihi...

Ku lihat Lilis sedang jongkok mengemasi barang bawaannya. Terlihat belahan dada mengintip dibalik kaosnya. Namun kupikir ini bukan waktu yang tepat. Aku ingin Lilis segera menemui keluarganya dan menemani ibunya.

Aku terdiam melamun membayangkan Lilis yang begitu sayang dengan keluarganya. Tiba tiba dia memelukku, mengucapkan terimakasih karena telah membantunya.

Lilis : "Makasih banyak ya Dion."
Aku : "Udah Lis gapapa, aku seneng kok bisa bantu kamu. Jangan sedih lagi, hari ini kamu bisa berkumpul di rumah dengan keluargamu, nemenin mama kamu. Selalu berdoa yang terbaik ya untuk kesembuhan mamamu."

Lilis semakin erat memelukku, meneteskan air matanya. "Makasih banyak Dion, makasih."

"Udah dong, masa jadi nangis gini." Cupcuuuuuuppp.. "Loh kok jadi manggil ucup." candaku menghiburnya.

"Ih Dionnn..."

Lilis tersenyum, lalu tiba tiba mencium pipi kananku. "muahhhh"

"Udah ah mau mandi Lis, kamu pagi pagi dah enak menang banyak nyium pipi. Hahaha..."

Keluar dari kamar Lilis ku melihat Ina setengah berlalri menuju kamarnya, mungkin kedinginan. Aku iseng aja godain dia.

"Inaa, celana mu jatoh." kataku sambil menunjuk lantai di bawahnya. Ina menundukkan kepala mencari celananya.

"Hihhh auk ah mas Dion." katanya kesal karena ku kerjain.

Ina masuk kamar, dan aku segera mandi.....

Jam 7:45 dari dalam kamar kulihat mobil sedan abu abu memasuki halaman kos. "Ah, bu Mike sudah datang" pikirku. Lalu seorang perempuan mengenakan gaun selutut berwarna hitam keluar dari mobil. Ya, benar itu bu Mike. Terlihat berbeda dengan dia waktu mengunjungi kosnya, juga dengan pertama kali ku bertemu dengannya.

"Ah ini mah bukan ibu ibu, dibilang abg juga masih oke." kataku dalam hati memuji kecantikannya.

"Bukannya dia biasanya pake jilbab ya?" tanyaku sendiri.

Bu Mike berjalan menghampiri kamarku, sambil sesekali menyapa balik penghuni kos yang menyapanya. Aku sudah bersiap membukakan pintu kamar kosku untuk bu Mike yang anggun ini.

"Pagi bu Mike." sapaku sambil membuka pintu.

Mike : "Ngangetin aja Dion, belum diketuk dah di buka aja. Kok kamu gak pake baju gitu?"
Aku : "Eehhh maap bu, tadi penasaran siapa yang dateng, aku ngintip dari jendela, pas liat ibu jadi lupa pake baju deh hehe.."
Mike : "Jangan jangan kamu suka ngintipin anak kos sini juga ya? Awas kamu kalo macem macem, tar kos an ibu jadi sepi kan repot hehe... Yaudah sana pake baju, kalo ada kemeja hitam ya. Ibu mau ke kamar Lilis dulu."
Aku : "Siap bu Mike."

Setelah berpakaian aku menuju kamar Lilis. Ku lihat bu Mike dan Lilis sedang ngobrol. Lalu ku menghampiri mereka.

Aku : "Udah siap Lis?" tanyaku.
Lilis : "Udah nih tinggal berangkat."
Mike : "Yaudah yuk berangkat. Keren amat kamu Dion?"
Aku : "Yadoooong, Dion. Hehe.... Sini aku bawain tas kamu Lis."
Mike : "Kok jadi kepedean." kata bu Mike sinis.
Lilis : "Emang gitu buk dia."

"Heheheheheeeee.." tawaku sambil membawakan tas Lilis.

Ina yang sudah siap berangkat ke kantor menghampiri kami.

Ina : "Yaaah udah mau berangkat ya?"
Mike : "Iya nih Ina, keburu panas kalo berangkat siang. Ina mau berangkat kerja?"
Ina : "Eh bu Mike kesayangan Ina." sapanya sambil cium tangan ke bu Mike. "Iya bu Ina mau berangkat."
Mike : "Yaudah bareng aja biar sekalian. Lagian juga deket kan kantornya."
Ina : "Gapapa bu? Asiiik..." Ina kegirangan.

Kami sudah berada di perjalanan mengantarkan Ina ke kantornya.

Ina : "Yaaah mbak Lilis pulang, tar sepi deh." katanya sambil memeluk Lilis.
Aku : "Tenang, ada mas Dion nih Na." sahutku asal.
Ina : "Mas Dion apasih nyambeeeer aja. Gamau aku sama mas Dion, nakaaaaal."
Mike : "Oh jadi Dion suka nakal Na?"
Lilis : "Iyaa tuh buuuu, nakal banget." Lilis mengadu.
Aku : "Lah kok jadi keroyokan."

Tak lama kami sudah sampai di kantor Ina.

Ina : "Makasih ya bu Mike udah boleh nebeng berangkat kerja." Sambil turun dari mobil.
Mike : "Iya sama samaa, semangat kerjanya Ina."
Lilis : "Daaaah Ina, kalo Dion nakal lapor ke bu Mike ya. hahaha..."
Ina : "Siap mbak. Haha.. Daaaah kesayangan Ina, hati hati."
Aku : "Daaah sayaaang." aku asal nyamber.
Ina : "Gak, Ina gak sayang sama mas Dion" katanya sambil berlalu masuk ke kantor.

Kamipun berangkat menuju ke rumah Lilis. Di perjalanan kami banyak ngobrol dan Lilis bercerita keadaan mamanya. Rupanya jalan menuju daerah tempat tinggal Lilis ini melewati kebun teh dan bukit bukit dengan pemandangan indah. Jalanan masih lengang, bisa menikmati suasana jalanan yang sepi, udara segar, serta pemandangan yang memanjakan mata. Tak terasa 2,5 jam perjalanan kami sudah sampai di daerah tempat Lilis tinggal.

Lilis : "Dion, nanti stop di jalan masuk ke desa itu yah." katanya sambil menunjuk jalan yang dia maksud.
Mike : "Loh kok gak sekalian Lis?" tanya bu Mike.
Lilis : "Enggak bu gapapa, udah ada kakak mau jemput disitu."
Aku : "Yakin Lis? Kakak apa nih? Kakak ketemu gede ya?" tanyaku bercanda.
Mike : "Dion ini apa apa kok disamber sih, mulutnya tuh loooooh."
Lilis : "Iyanih bu, pas sekolah mulutnya gak dibawa kali. Jadi ceplas ceplos gitu." Lilis cemberut.
Aku : "Kan becandaa, salah terus akutuh."
Lilis : "Dih apasih ini buk?"
Mike : "Gatau tuh."

Hahahahahahaha.......yaaaa, ku jadi bahan ledekan bu Mike dan Lilis.

Di depan gang yang Lilis maksud tadi sudah menunggu seorang laki laki dengan mengendarai motor. Akupun menghentikan mobil di depannya. Tampak terlalu muda untuk sebutan kakak seperti yang Lilis bilang. Ternyata itu adiknya.

Lilis turun dari mobil, menghampiri adiknya.

Ad : "Eh kakak." Kaget ketika tau yang turun dari mobil adalah kakaknya.
Lilis : "Ngelamun terus sih. Ini tolong bawain tas kakak sih dek."
Ad : "Iya iyaaa."

Bu Mike yang duduk di kursi depan menurunkan kaca mobil.

Mike : "Ibu langsung lanjut aja ya Lis."
Lilis : "Eh iya bu, makasih banyak ya. Makasih ya Dion." Lilis menghampiri lalu mencium tangan bu Mike.
Ad : "Makasih ya om, tante." ucap adiknya sambil tersenyum.

Bu Mike melambaikan tangan kepada Lilis, dan Lilis pun membalasnya. Akupun menginjak gas lalu melanjutkan perjalanan.

Mike : "Dih emang ibu kaya tante tante ya Dion? Masa dipanggil tante sih, orang udah ibu ibu gini."
Aku : "Ibu enak dipanggil tante jadi lebih muda, pake seragam SMA juga masih pantes, lah Dion jadi om om bu."
Mike : "Hahahahahahaa.....tua kamu Dion." katanya sambil memukul bahuku.
Aku : "Hih seneng banget gitu ya ketawanya tante Mike. Hahahaa.." balasku menertawakannya.
Mike : "Enak aja manggil tante, emang nakal ya kamu. Mulutnya tu lohhh hiiiiihhhhhhh." katanya sambil mencubit perutku.
Aku : "Aduduh sakit buuuu. Kan cuma bercanda hehe..."

Saat mencubit perutku, posisi duduk tante, eh bu Mike ini sedikit berubah. Menyebabkan gaunnya naik tersingkap hingga memamerkan paha putih mulusnya. Aku sempat melihatnya, sebelum bu Mike mengejutkan ku.

Mike : "Hmmm matanyaaaaa, seneng ya dapet pemandangan." katanya sambil menutup pahanya dan memperbaiki posisi duduk.
Aku : "Ehhh enggak kok bu. Emang pemandangan nya bagus tuh banyak kebun teh." kataku coba mengalihkan pembicaraan karena malu.
Mike : "Udah sana nyetir aja, liat depan tuh."
Aku : "Siap bu bos!!" "Bu, kita mau kemana sih? Kok Dion suruh pake kemeja item gini?"
Mike : "Hihh banyak nanya, mau ke kondangan temen Ibu." Kata bu Mike sambil memainkkan gadgetnya.
Aku : "Kondangan kok pake baju item, ini mah kaya orang ngelayat." kataku lirih menggerutu.
Mike : "Hmmmm ibu denger loh."

Akupun terdiam karena tidak enak dengan bu Mike, mau ku jawab bercanda takut dia marah.

Mike : "Loh kok mendadak jadi pendiem gini Dion? hihi..."
Aku : "Eh enggak kok bu, lagi konsen nyetir nih."
Mike : "Konsen nyetir apa konsen nyetir?" godanya.
Aku : "Takut salah ngomong, tar becanda takutnya ibu marah, jadi mendingan diem."
Mike : "Ululuhhhh Dion, padahal ibu mah gapapa. Asal gak kurang ajar ibu masih ngertiin candaan kamu kok. Jangan tegang gitu dong."
Aku : "Hehe iya bu maaf yaaa. Bu itu ada pertigaan mau belok kemana ?"
Mike : "Eh ke kiri Dion, maaf maaf."
Aku : "Siap bu."

Tak lama kami sampai di lokasi yang bu Mike maksud. Ternyata lokasi acaranya di vila yang cukup megah. Saat hendak keluar dari mobil, ku melihat tali gaun di bahu bu Mike mau lepas.

Aku : "Bu, itu tali gaunnya mau lepas. Dibenerin dulu.
Mike : "Eh untung belum lepas, kesenengen kamu ntar."
Aku : "Hehehee...."
Mike : "Malah ketawa, tolong bantuin benerin dong Dion."

Akupun mengencangkan ikatan tali gaunnya. Bu Mike lalu keluar dari mobil dan berjalan ke vila.
Mike : "Kamu kok malah diem aja di mobil sih Dion?"
Aku : "Loh emang Dion harus ngapain bu ? Ikut ibu?"
Mike : "Yaiyalaaaaaah, ayok buruan!"

Aku keluar mobil dan menyusul bu Mike.

Aku : "Kemaren bilang nya suruh nyetirin, suruh nganterin ibuk sih"
Mike : "Kalo itu salahku heheee...sorry Dion"

Kedatangan kami sudah disambut temen teman bu Mike yang sudah datang duluan. Mereka saling sapa dan cipika cipiki. Lalu aku menghampiri bu Mike.

A : "Loh siapa ini Mike?"
B : "Eheeemm."
Aku : "Saya Dion tante, keponakan tante Mike." jawabku asal karena bingung.
Mike : "Iya, keponakanku. Mumpung libur jadi kuajak dia, sekalian liburan lah. Kasian dia dirumah terus. Haha..."
A : "Yaudah yuk masuk, udah mulai tuh."

Aku berjalan bersama bu Mike di belakang teman temannya. Pemandangan di depan sangat menggairahkan, pantat yang bergoyang naik turun membuatku tertegun. Lalu ku berbisik pada bu Mike.

Aku : "Temen temen bu Mike cantik ya, seksi pula."
Mike : "Hih kamu kaya ga pernah liat cewek seksi aja." katanya sambil mencubit perutku. "Awas jangan aneh aneh ya."
Aku : "Iya iyaa bu, kan Dion cuma bilang."

Jam 2 siang acara selesai, bu Mike lalu berpamitan dengan teman teman nya. Kemudian kami menuju ke mobil untuk segera pulang.

Aku : "Bu Mike kenapa sih gak mau dipanggil tante?" tanyaku memecah keheningan.
Mike : "Gatau Dion, kesannya aneh aja. Kaya tante tante yang doyan berondong. Hihi.. Lagian juga emang udah ibu ibu kan."
Aku : "Ibu ibu tapi masih kek abg gini ya bu."
Mike : "Perempuan kalo punya badan harus dirawat, biar suami gak bosen."
Aku : "Seneng dong suaminya ibu gapernah bosen."
Mike : "Yadoooong."

Di tengah perjalanan, bu Mike berkata bahwa ia mengantuk.

Mike : "Dion, ibu mau tidur bentar ya. Ngantuk nih."
Aku : "Iya bu, tidur aja, istirahat. silakan."
Mike : "Gapapa kan? Ntar kamu ngantuk kalo ibu tinggal tidur."
Aku : "Enggak bu, tenang."

Bu Mike mengatur posisi kursinya agar nyaman untuk ia tidur. Setelah tak lama ia sudah memejamkan mata. Aku tertegun melihat kecantikan bu Mike. Lagi lagi gaunnya terangkat, membuat pahanya terlihat lebih luas. Kontolku terbangun dari tidurnya, perlahan tapi pasti mengeras di balik celanaku. Segera ku tepis nafsuku. "Ah sudahlah aku tidak mau kurang ajar, aku tidak ingin membuatnya kecewa dan marah." Ku gunakan kemeja ku untuk menutupi pahanya.

Tiba tiba aku melihat sepeda motor dihadapanku, melaju kencang, ingin mendahului bus di depannya. Jarak kami sangat dekat. Dengan sigap ku kurangi kecepatan, ku banting setir ke kiri, sempat keluar dari jalur aspal hingga membuat bu Mike kaget dan terbangun dari tidurnya.

Mike : "Ada apa Dion?" tanya nya panik.
Aku : "Maaf bu, ibu kaget ya? Tadi ada motor ugal ugalan, hampir aja nabrak kita. Terus Dion banting setir ke kiri. Jadi keluar jalur deh."
Mike : "Tapi kamu gapapa kan Dion?"
Aku : "Gapapa bu, Ibu sendiri gimana?"
Mike : "Ibu juga gapapa, cuma kaget aja tiba tiba kok jalannya gak rata, kaya kena lubang."
Aku : "Aduhh maaf ya bu jadi ganggu istirahatnya."
Mike : "Udah gapapa Dion yang penting kita selamat, masih utuh."
Aku : "Kaya cinta kita dong bu, utuhh...Hehehe" hiburku agar suasana mencair.
Mike : "Kok ya kamu malah sempet sempetnya bercanda Dionn."
Aku : "Biar gak tegang bu. Ini aja Dion masih gemeter."
Mike : "Aduhh, cepet cepet cari tempat deh Dion biar kamu tenang dulu. Oiya di depan nanti ada rest area di SPBU. Kita istirahat di situ aja."
Aku : "Siap bu."
Mike : "Loh kok kamu cuma pake kaos. Kemejamu dimana? Kamu gak aneh aneh kan Dion?"
Aku : "Kalo aneh aneh tar Dion diusir sama ibu kos tercantik di dunia dong. Kan sedih..." jawabku pura pura cemberut.
Mike : "Terus kemana kemeja kamu?" tanya bu Mike mendesak.
Aku : "Itu di paha bu Mike, tadi gaun ibu naik keangkat. Terus Dion tutupin aja pake kemeja. Biar gak dilalerin. hihi..."
Mike : "Kamu tu yaaaa, baik sama ibu, lembut sama ibu, tapi mulutnya tetep aja ngeselin. Pantesan Ina ngomel mulu."
Aku : "Tapikan becandaaaa bu."
Mike : "Udah ah buruan biar bisa Istirahat, nanti sekalian makan. Laperrr, disana tadi makan dikit. Malu mau ambil makanan banyak. Hihihi"
Aku : "Dasar emak emak, makan aja pake gengsi sama temen." gerutuku yang ternyata didengar bu Mike.
Mike : "Diooonnnn!!!!"

Plakkkkkk!! Bu Mike memukul kepalaku.

Aku : "Aww sakit bu, kasar ih."
Mike : "Siapa suruh ngatain ibu emak emak." jawabnya cemberut.
Aku : "Dipanggil tante gakmau, dikatain emak emak marah. Serba salah hidupku di hadapan perempuan."
Mike : "Emanggg!! Gausah mulai lagi deh Dion. Emang gak ada kapoknya ya kamu." Bu Mike mencubit lenganku.
Aku : "Udah ah mau diem aja, daripada jadi korban sasaran kemarahan ibu ibu lapar gara gara makan dikit di kondangan. Hahaha..."
Mike : "Dionnnnnn!!!!" teriaknya sambil melempar kemeja ke badanku.
Aku : "Bu Mikeeee!!!" ku lempar kembali kemejaku ke arah paha bu Mike.
Mike : "Loh kok ikut teriak, kok ikut lempar baju?"
Aku : "Heheheee...abisnya ibu ngeyel, udah dikasih baju buat nutupin paha malah di buang. Tar dikira Dion kurang ajar."
Mike : "Ohhh...hehe..nah gitu dong baik sama ibu. Makasih sayaaang.." katanya genit sambil mengelus pipiku.
Aku : "Hmmmmmm."

Sesampainya di SPBU, kami beristirahat menenangkan diri lalu makan. Setelah makan, bu Mike berjalan ke arah kamar mandi, dan aku menuju ke mobil. Ku lihat bu Mike berjalan ke arah ku dengan kedua tangan yang berusaha menutupi paha kanannya. Sepertinya gaun bu Mike robek. Aku keluar dari mobil lalu memberikan kemejaku untuk menutupi paha mulusnya, lumayan banyak yang memperhatikan bu Mike.

Aku : "Ini bu pake kemeja Dion aja, biar gak diliatin orang tuh."
Mike : "Iya Dion makasih ya. Buruan yuk."

Di tengah perjalanan ku perhatikan bu Mike tertidur, mungkin karena lelah. Aku masih berkonsentrasi memerhatikan jalanan karena ramai. Bu Mike yang tertidur tidak merasakan bahwa kemeja yang dipakai menutupi gaunnya terjatuh di kakinya. Tersuguhlah pahanya lagi yang mulus, kali ini paha bagian kanannya terlihat hingga ke pinggulnya, memperlihatkan celana dalam warna cream yang bu Mike pakai.

Kontolku bangun, berontak dari tidurnya. Kondisi yang sangat tidak nyaman. Perut kenyang, berkemudi, kontol tegaaang. Aaah terpaksa ku buka resleting celanaku, ku keluarkan benda keramatku agar menghirup udara bebas. Tentu saja sambil memastikan bahwa bu Mike masih tertidur. Lega rasanya kontolku sudah tidak terpenjara. Sesekali ku mengelusnya, seperti menyuruh anak kecil untuk tidur.

"Tidur ya nak, ini ibu kos ku. Kamu jangan nakal." Kataku kepada si kontol.

Berselang lama, ku sudah sampai di kota X. Hanya beberapa menit lagi sudah sampai kos. Ku masukkan kontolku yang sudah tenang. Saat berhenti di lampu merah aku mengambil kemeja ku, ku tutupkan lagi di paha bu Mike. Kemudian membangunkannya dengan lembut.

"Bu Mike, bangun. Udah mau sampe nih." kataku membangunkannya sambil menepuk lengannya.

Bu Mike membuka matanya, mengatur posisi kursi yang ia pakai tidur seperti semula. Ku lihat matanya sayu, wajah nya tak se ceria tadi, bibirnya pucat dan badannya lemah.

Aku : "Bu Mike gapapa kan? Kok lemes gitu. Ibu sakit?"
Mike : "Gapapa kok Dion, mungkin cape."
Aku : "Yaudah, Dion anter ke rumah ibu sekalian ya biar bisa langsung istirahat bu. Nanti sekalian mampir ke apotek."
Mike : "Ah gak usah Dion, kalo kamu anter ibu ke rumah tar kamu pulangnya gimana?"
Aku : "Itumah gampang bu."

Aku melajukan mobil menuju rumah bu Mike, tidak lupa mampir ke apotek. Chakeeeeep!! Eh bukan pantun ding 😂

Aku membelikannya vitamin sesuai apa yang dokter sarankan. Kemudian lanjut mengantar bu Mike.

Tibalah di rumah bu Mike yang megah, mewah sekali. Aku turun dari mobil, membukakan pintu untuk bu Mike dan berniat membantunya berjalan.

Mike : "Aah gausah, ibu masih kuat jalan sendiri Dion."
Aku : "Iya bu, ini obatnya. Diminum ya bu. Semoga cepet sembuh ibu kos ku yang cantik." kataku coba menghiburnya.
Mike : "Makasih ya Dion."
Aku : "Kalau gitu Dion langsung pulang ya bu, keburu ujan."
Mike : "Loh kamu naik apa ?"
Aku : "Itu ada ojek bu di depan. Tenaaaaang."
Mike : "Kamu yakin gak mau mampir dulu?"
Aku : "Gak ah, biar ibu bisa istirahat."
Mike : "Makasih ya Dion, kamu baik." kata bu Mike tersenyum sambil mengelus pipiku.

Aku tak tau apa maksud bu Mike. Yang pasti saat ini aku senang melihat ekspresinya yang berubah, dari lemah lalu perlahan menjadi senyum manis yang menenangkan. Kemudian aku berjalan keluar menuju gerbang.

"Mari pak." kataku saat melewati seorang lelaki setengah baya menuju gerbang.
"Langsung pulang den ? Mari saya bukakan gerbangnya."
"Iya pak keburu hujan. Makasih ya pak"
"Sama sama den, hati hati"

Turun hujan deras di sertai petir yang amat kencang di tengah perjalananku pulang bersama pak Saleh dengan motor ojeknya.

Sa : "Mas neduh dulu ya, saya cuma bawa jas hujan 1."
Aku : "Iya bapak pakai aja dulu, saya gampang pak. Ini ongkosnya pak, kembaliannya dibawa aja. Takut kalo nanti lupa."

Akhirnya aku memaksa pak Saleh melanjutkan perjalanan pulang. Sampai di kos aku langsung turun dan berlari ke kamar ku.

"Awas mas licin!!!!!" teriak Ina dari depan pintu kamarnya.

"Bruaaakkk!!!" Aku terpeleset di depan pintu kamarku.

Ina menghampiriku, membantuku berdiri.

Ina : "Mas Dioonnn!!!"
Aku : "Gapapa Na."
Ina : "Gapapa gimana orang suaranya keras banget gitu. Ina bantuin masuk kamar"
Aku : "Beneran gapapa Na. Aku mau mandi dulu, takut meriang."
Ina : "Yaudah mas Dion mandi dulu. Ina bikinin teh panas ya mas, ini biar lantainya Ina juga yang pel."
Aku : "Makasih ya Ina, sorry ngerepotin."
Ina : "Iya udah mas Dion mandi dulu, keburu basah semua ini kamar. Itu baju yang basah ditaroh ember Ina yang merah aja biar sekalian besok Ina cuciin."

Aku mengambil baju ku di lemari, lalu meninggalkan Ina di kamar. Hujan mulai mereda, tak sehebat tadi. Aku menyelesaikan mandiku lalu kembali ke kamar. Ina tidak di kamarku, tapi sudah ada teh panas di atas meja kecilku. Aku mengeringkan rambutku lalu segera ke kamar Ina.

Aku : "Inaaa...." panggilku sambil mengetuk pintu kamarnya.
Ina : "Iya mas, buka aja."

Ku buka pintunya, ku lihat Ina sedang menatap layar gadgetnya, lalu berdiri menghampiriku.

Aku : "Makasih ya Na udah dibikinin teh, udah di bantuin, beresin kamar pula."
Ina : "Iya mas sama sama. Mending sekarang mas istirahat. Pasti pusing kan kepalanya kebentur lantai? Besok lagi hati hati makanya."
Aku : "Iya iya, kan gak sengaja. Lumayan pusing juga ya kena lantai."
Ina : "Yaudah gih mas, teh nya juga keburu dingin tuh di kamar. Cepet sehat ya mas Dion."
Aku : "Makasih ya Ina cantik." kataku berlalu kembali ke kamar.
Ina : "Hihh masih aja genit."

Pagi hari, ku terbangun mendengar suara Ina di depan kamarku.

Ina : "Mas Dion, bangunn. Ina beliin sarapan bubur nih, Ina bawain teh juga."
Aku : "Iya na, masuk aja nggak di kunci kok."
Ina : "Ini mas makan sama minumnya."
Aku : "Makasih banyak Ina, taruh di meja aja dulu."
Ina : "Gimana mas, dah baikan?" tanya Ina sambil meletakkan makanan di meja.
Aku : "Mendingan kok Na, masih meriang aja ini gara gara keujanan semalem."
Ina : "Yaudah mas Ina berangkat ya, nanti kalo ada apa apa ngabarin."
Aku : "Iya Ina ku sayang. Semangat kerjanya ya, hati hati di jalan."
Ina : "Makasih mas Dion."

"Mau cium mas Dion ah biar cepet sembuh."
"Muahhhhh.....Hehe..."
"Daaaahhh mas"

Aku kaget Ina berani menciumku...
Setelah beberapa lama Ina pergi, ku mendengar suara bu Mike memanggilku. Lalu ku persilahkan dia masuk. Penampilannya seperti biasa saat mengunjungi kos. Mengenakan pakaian tertutup dan jilbab.

Mike : "Loh Dion, kamu kok masih selimutan aja? Kamu sakit?"
Aku : "Ini, cuma meriang bu."
Mike : "Aduhhh gara gara nganterin ibu pulang kamu jadi sakit gini. Pasti gara gara ujan semalem ya?"
Aku : "Ah enggak kok bu. Dion gapapa."
Mike : "Kamu udah makan? Biar ibu beliin ya?"
Aku : "Gausah repot repot bu, itu Ina udah beliin bubur tadi."
Mike : "Yaudah kamu duduk dulu, biar ibu suapin. Sini ibu bantuin kamu bangun."

Bu Mike memegang lenganku, entah sadar atau tidak payudaranya menempel di badanku. Kemudian bu Mike mengambil teh dan bubur di mejaku.

Mike : "Ini di minum dulu teh nya biar seger Dion."
Aku : "Iya bu, makasih." jawabku menerima teh lalu meminumnya.
Aku : "Sini makan, biar enakan."

Bu Mike menyuapi ku dengan penuh perhatian. Sesuap demi sesuap hingga habis. Perlakuannya membuatku menganggap dia seperti ibuku.

Aku merasa baikan, mungkin karena sudah makan. Aku lupa belum ijin ke kantor bahwa hari ini aku tidak bisa berangkat kerja. Ku ambil hp ku ternyata masih basah gara gara hujan semalam. Bu Mike sepertinya memperhatikanku.

Mike : "Hp mu kenapa Dion?"
Aku : "Ini masih basah bu, gabisa nyala. Aku mau telfon ke kantor, mau ijin."
Mike : "Yaudah pake hp ibu aja kalo mau telfon. Hp mu biar ibu aja yang benerin."
Aku : "Gausah bu, Dion pinjem hp buat telfon aja, ini biar Dion servis sendiri."
Mike : "Udah ah nih ijin dulu sama bos mu."

Selesai menelfon, ku kembalikan hp bu Mike.

Aku : "Makasih bu."
Mike : "Sama sama Dion. Ibu boleh nanya gak sama Dion?"
Aku : "Boleh, emang mau nanya apa bu?"

Bu Mike menunjukkan sesuatu dari hp nya. Dia menunjukkan video. Ku dengar suara laki laki "Tidur ya nak, ini ibu kos ku. Kamu jangan nakal." Lalu terlihat laki laki sedang menyetir sambil sesekali mengelus kontolnya. Aku pun panik, terkejut ternyata bu Mike merekam kelakuanku.

Aku : "Ma...maa..maaf bu. Itu gara gara gak sengaja liat paha sama celana dalem ibu. Tau tau bangun, gak nyaman keteken celana jadi ku keluarin aja. Tapi Dion gak macem macem kok bu. maaf." Kataku memelas.
Mike : "Ibu tau semua kok Dion, ternyata kamu emang gak macem macem sama Ibuk. Tapi kamu tau kenapa ibu lemes waktu itu?"
Aku : "Emang kenapa bu?"
Ina : "Ibu gakuat nahan nafsu, ibu sange banget Dion. Memek ibu basah banget waktu itu."
Aku : "Haaa ?" aku kaget dengan pengakuan bu Mike.
Mike : "Di rumah ibu bayangin kontol kamu, ibu gabisa tidur. Suami ibu juga lagi dinas luar kota. Ibu main sendiri gak lega Dion."
Aku : "Bu?"
Mike : "Dion mau ya bantuin ibu? Ini tanda makasih sama permohonan maaf ibu soalnya kamu jadi sakit gini. Dion gak perlu diem diem lagi liat paha ibu. Semuanya ku serahin ke kamu."

Bu Mike berjalan mengunci pintu kamarku. Lalu berdiri di hadapanku. Satu persatu pakaiannya dilepas, memamerkan indah bentuk tubuhnya. Tinggal bra dan celana dalam yang melekat di tubuhnya. Akupun bangkit lalu berdiri di hadapannya dengan kontolku yang tegang mengacung dibalik kolorku. Ku pegang bahunya.

Aku : "Bu, ibu kenapa harus kaya gini?"
Mike : "Ibu sange banget sayang, kamu udah ibu percaya buat memiliki tubuh ini setelah suamiku. Baru kamu yang tau ibu seperti ini selain suamiku. Puaskan ibu ya Dion sayang."
Aku : "Dion juga sudah mendambakan ibu sejak pertama bertemu."

Tiba tiba bibir kami sudah bertemu, beradu cumbu. Ku cium bibirnya dengan lembut, kuhisap lidahnya. Kontolku menempel ketat di badan bu Mike. Cukup lama kami ciuman sambil berdiri.

"Muaaaaahhh....sshhh...aaaahhh...sluurpp.. sluurpp...sluuurppp....mhhhh" suara desah dan bibir kami beradu.

Ku lepaskan pagutanku di bibir bu Mike. Ku rebahkan tubuhnya di kasurku. Kini aku sudah berada di samping bu Mike. Lalu ku cumbu lagi bibir indahnya. Pelan tapi pastu agar bu Mike tetap nyaman.

"Muaaaaaahhh....sluuurppp sluurppp.... emmhhhh mmmuahhhhh....slup..sluppp...sluuuurpppp"

Tanganku tidak tinggal diam, kuremas payudara bu Mike, menjelajahi tubuhnya.

"Mmhhhhh.....sluurppp... ahhh..... shhhhhhh...aaahhhh...mmmuahhhh.."

"Teruss sayaaang....aaaahhh... shhhh....mmmhhhh...aaaaahh"

Ku lepas ciumanku. Berpindah posisi ke atas tubuh bu Mike. Ku telusuri wajah dan tubuh bu Mike dengan lidahku.

"Sluurpp..sluurppppp..muahhhh...sluuurpppp" kujilat leher dan bagian belakang telinga bu Mike.

"Sluuurppp..sluurpll..sluppp..sluuurppp"

"Aaaaahhh...shhhhh sayaaang... aaaaaahhhh...mmhhhhh... bu Mike mendesah, memejamkan matanya menikmati perlakuanku.

Jilatanku turun ke dada bu Mike, sambil perlahan ku buka pengait bh nya. Terpampanglah dadanya yang putih, mulus, dan kencang. Lalu ku hisap puting sambil meremas payudaranya.

"Sluurpppp....sluurppppp...mmmhh mmuahhhh....sluurpppp"

"Aaahhh..terus sayaaang....ahhh nikmaaaat... mmhh aaaaahhh... shhhh...."

"Sluurpppo...sluuppp..sluurpppp... mhhhh sluurppppp...."

"Aaaahh shh.. iya sayaang mmhh...isep nenen ibu sayaangg... emmhhh shhhhh aaaahhh..... enak banget...aaaaahhh..."

Aku turun ke arah selangkangan bu Mike, sambil menjilati perutnya. Perlahan ku turunkan celana dalam yang ia pakai. Nampak sudah basah. Dan terpampanglah kemaluan bu Mike. yang sudah becek.

Ku masukan jari ku ke memeknya, lalu ku jilati klitoris bu Mike.

"Slurrrppp sluurppppp.... mhhhhh.... sluurpppp mmuaahhh...."

"Clokkk...clokkk...clokkk...crrrtttttt ....crrrrtttt..."

Kocokan tanganku di memek bu Mike makin cepat, ku hisap klitorisnya kuat kuat..

"Aaaaaaahhhhhhhh......Ibu mau keluar sayaaanggg.... aaaaahh ahhh........"

"Dion sayaaang!!!!!! Aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhh........."

Tubuhnya bergetar hebat, menjepit mepalaku di selangkangannya

"Aaaaaaaahhhhhh ibu sampe... aaaaaaaaaahhhhh...."

"Seerrr.....ser......."

Cairan nikmat bu Mike keluar dari memeknya membasahi mukaku. Lalu ku biarkan bu Mike menikmati sisa sisa orgasme nya. Nafasnya pelan pelan mulai teratur namun tetap berat. Matanya terpejam. Perlahan matanya terbuka, melihat ke arahku yang berada di sampingnya.

Mike : "Enak banget sayaaaang." kata bu Mike memelukku.
Aku : "Ibu abis puasa berapa tahun kok bisa nikmat banget gitu bu? hehe..." kataku sambil mengelus rambut bu Mike.
Mike : "Gatau, lama...gak ngitung." jawabnya singkat.
Aku : "Ini ibu kos ku yang paling cantik udah dibikin enak kok malah jutek sih?" tanyaku bercanda.
Mike : "Ihhhh Dion, ini enak banget. Lama ibu gak ngerasain sepuas ini. Baru pake lidah sama jari aja kamu dah bisa bikin ibu keenakan. Gimana kalo pake yang ini?" katanya sambil meremas kontolku yang masih terbungkus celana kolor.
Aku : "Belum lega ya sayang kalo belum pake kontol? hihi... Plaaakkk!!" kutampar pantat bu Mike karena gemes."
Mike : "Ihh Dionnn..Ibu mau lagi." katanya sambil mengelus kontolku.
Aku : "Tapi Dion pipis dulu ya bu."
Mike : "Iyaaa"

Aku bangkit dari kasurku. Melihat situasi sekitar kamar kos. Ternyata sepi. Aku berjalan menuju kamar mandi. Ku menjumpai mbak Tia sedang menjemur pakainnya. Melihat mbak Tia yang mengenakan tangtop dan celana ketatnya kontolku pun bangun lagi.

Aku : "Pagi mbak Tia." Sapaku.
Tia : "Eh mas Dion ngagetin aja. Tumben jam segini baru bangun?" tanyanya.
Aku : "Iya mbak, gaenak badan nih. Jadi gabisa berangkat kerja."

Ku lihat matanya mengarah ke kontolku.

Tia : "Aduh mas Dion pagi pagi kok dah ngaceng gitu." katanya vulgar.
Aku : "Ehh mbak, maklum tampungannya penuh." kataku menutupi kontolku sambil berjalan ke kamar mandi meninggalkan mbak Tia.

Selesai dari kamar mandi aku balik ke kamarku. Mbak Tia sudah tidak ada, mungkin sudah masuk ke kamarnya. Ku buka pintu kamarku, bu Mike sedang duduk bersandar, memakai selimutku untuk menutupi tubuhnya dan menghisap sebatang rokok. Wajahnya cantik sekali, nampak ceria.
Aku : "Ibu sukaa telanjang gitu? kan ada baju sama celana, malah pake selimut. hihi....."
Mike : "Iiiihh kan ibu belum puasin kamu Dion. Masa ibu enak sendirian."
Aku : "Brarti ini harus di buka buu." kataku bercanda sambil menarik selimut yang menutupi tubuh bu Mike.
Mike : "Sekarang dah berani nih godain ibu, telanjangin ibu?" katanya tersenyum genit.
Aku : "Menurut ibu?" pancingku memegang dagunya.
Mike : "Dasar kamu Dion."

Tanpa sadar kami sudah berciuman, saling memagut bibir.

"Muahhhhhh....muahhhhh... sluurppppp... sluurpppp.."

"Emhhh aaaaahhh...sssshhh...aaaaaaah...."

Ku remas payudaranya yang masih cukup kencang, memainkan putingnya yang tegak mengacung.

"Aaaahh sayaaaang....emmhhhhh... suka ya sama tete ibu? emhhh aaaaaaaahhhhh....."

"Muahhhhh....slluppp.. sluurpppppp... aaaahhh ssssshhh...."

Ku lepas ciumanku, perlahan aku mengarahkan jilatanku di dada bu Mike. Ku hisap tete kirinya, lalu ku remas dengan lembut payudara kanannya. Perlahan tapi pasti, aku ingin membuatnya nyaman menikmati sentuhan yang dia inginkan.

"Sluuupppp....sluurppppp... shhhh aaahhh.... slurpppp.....nggggghhhh....sluurppp mmuahhhh"

"Aaaahhh.....geli dion...ngggghhhhh... terusin sayaang.... ibu suka... aaaahhh shhhhh.." Desah bu Mike sambil memejamkan matanya menikmati perlakuanku.

"Dion bakal bikin ibu puas." kataku dalam hati.

"Muaahhhh....sluurppp sluppp slupppp....sluurppppp...shhhhh...."

Jilatanku mulai turun ke selangkangan bu Mike, ia lalu melebarkan kakinya. Memamerkan keindahan kewanitaannya yang basah. Langsung ku julurkan lidahku, memanjakan aset berharga miliknya. Kumainkan belahan vaginanya dengan lidah ku yang naik turun

"Sleeppppp....sluurppp....sluppp... sluurppppp...."

"Dion sayaang....nghhhh.. kamu tau apa yang bikin ibu puassss.... aaaaahhh... ssshhh.... ibu sukaaa aaaaahhhh... emmmhh....."

Ku lihat cairan kental meleleh dari vagina ke lubang anusnya. Tanpa pikir panjang kujilat semua lubang milik bu Mike.

"Sluuirpppp..sluuurppppm...sleppp sleeeepp.... sluuurppppp.."

Sesekali ku tusuk lubang pantat bu Mike dengan lidahku.

"slppp...clokkk...clokkk.cllokkkk......"

"Aaaah....sayaaang...kok enak banget disitu....shhh aaaaahh....ibu belum pernaah seenak ini Dion... emmmmhhh..... aaahhh shhh....."

"Muahhhhh...sluurppp...ibu beruntung, Dion juga baru pertama kali jilatin lobang pantat, yaitu pantat ibu. Dion suka jilat punya ibu... mmuahhhh.... sluurppppp...slepp slrppp sleppp......crrtt slerrpppp..."

"Sssshhh....sayaaang mmmhhhhh....aaaaahh shhhh.....ibu mau kontol kamu... emmhhh"

Bu Mike menjauhkan kepalaku dari selangkangannya, lalu duduk bersimpuh dengan lututnya. Ia membuka kaos dan juga celana kolorku. Terpampanglah kontolku yang siap memanjakan nya "Ibu gamau telanjang sendirian."

Bu Mike merebahkanku, berganti dia yang menjelajahi tubuh ku dengan lidahnya.

"Slupp..sluurpppp...mmuahhhh...sluurppppp..."

Ketiak ku pun jadi sasarannya.

"Sluuuupppp mmuahhh... sluurpp sluurpppp...."

"Emhhh...geli sayaaang...emhhhhh aaaahh... shhhh.... aaaahh..."

Tangannya mengelus kontolku dengan lembut, pelan, tapi membuatku semakin bernafsu hingga kontolku tegang maksimal.

Tidak ada bagian tubuhku yang terlewat dari jilatannya. Hingga tibalah dia di hadapan kontolku.

"Kamu sekarang boleh nakal sama ibu nak, nggak usah sama tangan pemilikmu lagi. Muaahhhhhh"

Aku tersenyum melihat tingkah bu Mike yang secara tidak langsung menyindirku waktu kejadian kontolku yang tegang di mobilnya.

Sejurus kemudian, bu Mike sudah memainkan lidahnya di ujung kontolku. Sambil meremas tandon spermaku.

"Giliranku puasin kamu ya sayaaang." katanya sambil mengedipkan matanya genit.

"Slupppp...sluurppppppp...sluppp...sleppppp... ngghhhhh... sluuppp sluurpppp...."

"Ini kontol siapa sih nikmat bangettt, berurat,keras banget gini. Ibu bisa ketagihan sama kamu nak. Aaaaaahhhh....."

"Mhhhhhh....Mike sayaaaang.... aaaaaahhhh.... shhhhhhh....kontolnya buat kamu..."

"Mmhhhh....sluurppp....memekku basah banget sayang.... ssshh sluurppp... sluuurpppp muahhhhhh"

Tiba tiba bu Mike menghentikan kulumannya, lalu mengarahkan vaginanya di kontolku. Perlahan dia turun menepatkan kontolku di tengah belahan memeknya.

"Nggghhhhhhhhh........" Lenguhku saat bu Mike menduduki kontolku. Terasa hangat, basah, licin.

Perlahan bu Mike menggoyangkan memeknya maju mundur. Basah sekali memeknya. Ia lalu menunduk mencoba memagut bibirku.

"Muahhhhhh...sluurppp...aaaaahh... shhhhh aaaaahh...ahhhhhhh...shhhhh aaaahhhhh.."

Kupeluk tubuhnya erat dengan tangan kananku, lalu ku letakkan tangan kiriku di pantatnya yang montok. Aku tidak mau diam saja dengan kesempatan ini. Aku ingin membuat bu Mike lebih basah, lebih menikmati gesekan kelamin kami dengan sesekali menekan kontolku di belahan memeknya.

"Aaaahhhh...ssshh ahhhhhh....Dion...mhhh muahhhhh....sluurpp sluurppp.... ssssshhhh aaaaaaaahhh...nggghhhh"

"Sssshhh...aaaahhh....Nikmat sayaaaang... emmhhhhh ahhhhh... shhh aaaaaaaaahhh"

"Muahhhhh...mmhh muahhhhhh...sluurppppp... sluurpppp aaaaaaahh..."

Tanganku tidak tinggal diam di pantat bu Mike, ku remas perlahan dengan lembut. Sesekali menyentuh dan memainkan anus bu Mike.

"Aaaaahhh...geli sayaaaang... emmhhh ahhhhh.... aaaahh...terusss emmmhhh....aaaaaahhh..."

"Ibu baru pertama kali ngerasain pantat ibu dimainin sayaaaang...."

Kurasakan memek bu Mike semakin becek, semakin nikmaaaat. Bu Mike melepaskan pelukanku, duduk diatas kemaluanku. Masih menggoyangkan memeknya di kontolku. Lalu tanganku merayap ke dada. Ku remas lembut tete bu Mike.

"Enggghhhh...sssssh..aaaahhh sayang..emmhhhh...bu Mike mau kaya gini terus sama Dion aaaaahhh....ssshhh...aaaaahhh."

"Mike mau kontol Dion, aaaahhh masukin Dionn...."

Dengan segera ku membalikkan badan bu Mike, kini ku berada di atasnya. Kuarahkan kontolku ke memeknya. Perlahan ku masukkan.

Aku : "Dion mau puasin memek ibu ya."
Mike : "Pelan pelan saayaang, kontol kamu gede banget emmhhh....."
Aku : "Tahan ya Mike."

Pelan pelan kudorong kontolku masuk ke memek bu Mike. "Blesssss..."

Mike : "Nnngggghhhhhh....memek ibu kamu apain Dion...nghhhhh aahhhhh... penuh banget... sssshhhhh..."
Aku : "Memek ibu mau Dion manjain."

Ku dorong maju mundur kontolku di memek hu Mike, ku tindih tubuhnya, lalu ku jilati leher bu Mike.

"Plokk...plokk....plokkkkk...."

"Aaaah...sayaanghhh...mhhh kontol kamu enak banget. mmmhhhhh..."

"Sluurpp..sluppp...sluuurrppppp ...mmhhh mmuahhhhh.... sluurpp sluurppp..." jilatanku pindah ke sekitar telinganya.

"mmhhh...aaaaahhh... jangan di telinga sayang.. nggghhhh ibu gak kuat...aaahh shhhhh aaaaaahhh...."

Ku percepat goyanganku di memek bu Mike.

"Plokkkk...plokkk...plokkkk.....plokkkk..."

"Aaaahh....ahhhh...aaaaahhh Dion aaaahhh shhh aaaaaahh....."

"Mmhhh sluuurpp...slup sluppp sluuppp mmhh muahhh....memek ibu enak banget... nggghhhh"

"Ini memek kamu sayaangghhhhhh....tubuh ibu milikmuuuu....ssssshhh ..."

"Aaaahhhhh....ibu gak kuat Dion...aaaahhh ahhhhh ahhhh......."

Semakin ku percepat goyanganku di memek bu Mike. Ia mengejang, cengkraman otot di vaginanya kuat sekali.

"Dionnn... ibu gak tahan sayaang... aaahh.... ibu mau keluar... ahhhh shhh ahhhh....."

"Plokkk...plokkk...plokkkk....plokkk"

"Puasin sayaang, puasin memek ibu aaahh ahhhhhh......"

Tiba tiba tubuhnya menggelinjang, pantatnya naik.

"Plokkk..plokk..plokkk..plokkkk... ahhh bu Mike sayanghhhh....nikmattt...."

"Ibu keluar sayaaangghhhh.. aaaaaaaaaaahhhhhhh......."

Kucabut kontolku. Bu Mike mendapatkan orgasme dan squirtnya. Menyemburkan seluruhnya hingga membasahi badanku.... Aku senang sekali bisa memuaskannya. Ku biarkan tubuhku basah tersiram cairan kenikmatannya.

"Aaaaaaaaahhhhhhhhhh......"

Bu Mike tergeletak lemas di bawahku, mendapatkan puncak kenikmatan nya yang kedua. Matanya terpejam, nafasnya tak beraturan. Cairan dari liang kewanitaannya keluar mengalir.

Lalu ku berbaring di sampingnya, memeluk tubuhnya yang lemah. Ku pandangi parasnya yang cantik.

Aku : "Ibu cantik sekali.", kataku sambil mengelus keningnya, menyingkirkan rambut yang menutupi wajahnya.
Mike : "aaaaahhhh..ahhhh shhh.. ahhhh" bu Mike masih menikmati sisa orgasmenya.

Ku berikan ciuman ku di pipi dan di matanya.

"Muahhhh...muahhhh.."
"Emuahhh..muahhh"

Bu Mike membuka matanya, beralih menghadapku.

Mike : "Kamu belum ya sayang?"
Aku : "Belum bu."

Tiba tiba bu Mike berjongkok di depan mukaku. Membuka kakinya lebar, lalu mengarahkan vaginanya di mulutku. Mukaku terbenam di liang kenikmatannya. Aku menjulurkan lidah, dengan cepat bu Mike menggesekan memeknya di mulut dan wajahku.

"Engghhhh, kamu hebat sayaang mmhhhh.... ahhhh ....ssshhhhh....

Setelah sekian lama, bu Mike berdiri, berpindah di atas kontolku. "Ibu gak mau egois sayang." katanya sambil meludahi telapak tangannya, lalu meratakan ludahnya di batangku.

Dia genggam kontolku, sambil perlahan menurunkan memeknya hingga kontolku hilang di telan memek bu Mike.

"Blesssss..."

"Aaaaaah...." bu Mike memejamkan matanya saat kontolku masuk memenuhi vaginanya.

Perlahan bu Mike mulai menggoyangkan memeknya. cengkraman otot di memeknya lumayan kuat, kontolku serasa dihisap dan diurut memek bu Mike.

"Aaaah..... memek ibu sempit sekali.... Dion suka bu...aaaahh shhhhhh..."

Bu Mike tidak memperdulikanku. Tetap melanjutkan goyangan memeknya. Tampak cairan kental keluar mengalir dari memek bu Mike ke batangku. Dia benar benar nafsu, dan menikmati hubungan ini.

Tempo goyangan bu Mike naik, semakin cepat memompa batangku dengan memeknya.

"Sssshhhhhh... ahhh... terus sayaanghhh... mmhhh puasin kontol kamu di memek ibu... ahhhh shhhh..."

"Aaaahh ssshh aaaaahhh buu.... nikmat sekali memek ibu... ahhhh sshhh aaaaahhh..." kataku sambil meremas kedua payudaranya.

"Kontol kamu juga nikmat sayaanghhh ssssshhh...."

"Sshh aaahhh...bu Mike... aaaah shhhh....aaaahhh.."

Ku rasakan ada yang mendesak di batang kemaluanku. Dengan cepat ku peluk bu Mike, lalu kubaringkan dia dengan kontol yang masih berada di dalam memeknya.

Ku goyangkan maju mundur kontolku di memek bu Mike dengan cepat. Kurasakan jepitan memeknya semakin kuat.

"Plokkk..plok..plokkk..plokkkk...plokkk..plokkk.."

"Ahhh... Mike sayaanghhhhh.... Dion mau keluar.... ahhhh ssshh aaaaahhh....."

"Ibu juga sayaangg....mmhhhh aahhh..."

"Aaahhh cepet sayaanghhhhh aaahhh.... ibu gakuaaat.... ahhhh Dionn..... Ibu keluar lagi sayang.... aaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhh..."

Kucabut kontolku, lalu beranjak mengarahkan kontolku di wajahnya. Ku lihat bu Mike memainkan memek dengan jarinya dan mendapatkan squirtnya yang menyembur membasahi kasurku.

"Aaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhh......"

Aku tak mau kalah, ku kocok kontolku di depan wajah bu Mike. Tak berapa lama, aku memuntahkan sperma ku di wajahnya...

"Mikee...Dion keluar....."

"Aaaaaaaaaahhhhhhh..."

CROT....CROTT..CROT..CROTTTTT..CROTTTTTT..."

Spermaku menyembur membasahi wajah bu Mike. Lalu ia membuka mulutnya, membersihkan sperma yang tersisa di kontolku.

"Ahhh sayaaang..."

Setelah itu, aku berbaring di samping bu Mike. Dia berputar membalik badan dan menghadapku. Nafasnya terengah engah.

Mike : "Dion udah berani mejuhin muka ibu ya sekarang." katanya sambil mencolek hidungku.
Aku : "Emmhh maaf bu, Dion bingung harus keluarin dimana. Dion gamau bikin ibu marah."
Mike : "Iya Dion sayang, ibu gapapa kok. Tapi boleh gak ibu minta tolong?"
Aku : "Makasih ya bu... Ibu mau minta tolong apa? Dion siap."
Mike : "Bersihin muka ibu ya sayang."

Dengan sigap kuambil tissue, saat akan membersihkan wajahnya, aku terkejut, banyak sekali pejuhku yang menyembur di muka bu Mike.

Aku : "Maafin Dion ya bu, jadi ngotorin muka ibu." kataku sambil membersihkan wajah bu Mike dari pejuhku.
Mike : "Gapapa sayaaang, ibu suka kok." katanya tersenyum manja.

Wajah bu Mike sudah bersih. Aku kembali merebahkan tubuhku di sampingnya. Ku peluk mesra tubuhnya, lalu ku cium keningnya. "Muahhhh.."

"Makasih Dion kesayangan ibu." bu Mike membalas mengecup keningku.

Setelah hening beberapa saat, bu Mike kembali bersuara.

Mike : "Dion, di balik kamu yang nyebelin, yang asal bicara, yang suka becanda gajelas, ternyata kamu bisa lembut sama perempuan."
Aku : "Dion juga gatau bu kenapa kaya gitu. Hehe "
Mike : "Ibu suka caramu memperlakukan ibu, nggak maksa, justru kamu lebih banyak memanjakan ibu."
Aku : "Udah ah bu, Dion jadi malu."
Mike : "Ah kamu ini malu kok gak pake baju, berani nyemprot ibu pake pejuh, bikin ibu keenakan sampe pipis. Hihi"
Aku : "Kalo itu mah nafsu bu. Hahaha..."
Mike : "Haha dasar kamu ini Dion."
Aku : "Bu, Dion boleh minta sesuatu ?"
Mike : "Iyaaa, apa sayangku? "
Aku : "Uhhh udah sayang sayangan aja, jadi enak. hihi."
Mike : "Dasar ah Dion, mulai mulutnya." Ibu Mike cemberut. "Dion mau minta apa dari ibu?"
Aku : "Dion mau bersihin memek ibu boleh?"
Mike : "Kalo Dion mau ya gapapa." katanya sambil melebarkan kakinya.

Aku mengambil handuk kecil lalu ku basahi dengan air hangat, sama seperti saat aku membersihkan memek Lilis. Bu Mike tersenyum manis melihat tingkahku.

Kali ini aku duduk di samping bu Mike yang sedang berbaring telentang. Lalu bu Mike menyandarkan kepalanya di pahaku menghadap ke kontolku. Tangannya yang lembut memainkan batang kemaluanku, hingga ke bijiku.

Aku : ""Ibu tangannya nakal juga yaa kalo liat kontol. Hihi..."
Mike : "Abisnya kontol kamu biki ibu puas, sampe keluar 3 kali."

Aku : "Bawa aja kontol Dion bu, biar ibu bisa puas tiap hari. hahaha"

Entah apa yang terlintas di pikiranku, tiba tiba aku ingin mengabadikan momen berduaan yang tak pernah ku duga ini. Ku beranikan diri untuk bertanya pada bu Mike.

Aku : "Bu, boleh nggak Dion foto bareng sama ibu sekarang? Buat kenang kenangan aja."
Mike : "Kok aneh aneh sih Dion, tar foto nya kesebar gimana?"
Aku : "Ya jangan sampe ada yang tau bu hehe. Lagian cuma kita berdua."
Mike : "Tapi janji ya Dion? Pokonya Kalo ada apa apa sama ibu, kamu yang pertama bakal ibu cari. " ancamnya.
Aku : "Dion janji bu gak bakal aneh aneh." kataku meyakinkan nya.

Aku teringat hp ku masih rusak.

Aku : "Gak jadi bu foto berduanya. Dion lupa kalo hp Dion rusak."
Mike : "Udah gapapa, foto pake hp ibu aja dulu. Nanti biar ibu sembunyiin. Terus kalo hp kamu udah aktif pasti ibu kirim deh.

Kami pun foto berdua, masih dalam keadaan bugil. Dan bu Mike santai santai saja, mungkin sudah percaya denganku.
Aku dan bu Mike kembali berpakaian. Kulihat bra dan cd nya masih tergeletak.

Aku : "Loh itu kok gak dipake bu?"
Mike : "Iya Dion, sengajaa...buat kenang kenangan ke kamu, karena kamu udah puasin ibu. Dan kamu yang pertama kali mencicipi tubuh ibu setelah suami."
Aku : "Tapi gapapa ibu gak pake bra gini?" kataku sambil meremas tetenya.
Mike : "Ihhh Dion iseng banget sih..ibu dah biasa gak pake bra kok, kalo mau tidur pasti kulepas."
Aku : "Hehe abisnya gemes sama tete ibu. Dion suka."
Mike : "Nah makanya bra sama cd ibu buat Dion. Biar kalo sange tar gak ngerepotin ibu. Hahahaha"
Aku : "Paling juga ntar ibu duluan yang kangen sama kontol Dion. Haha...."
Mike : "Hihh baru dimintain tolong sekali aja udah kepedean kamu Dion."
Aku : "Abisnya seneng sih bisa puasin ibu." kataku tersenyum.
Mike : "Mukanya biasa aja gausah genit. Meriang mu sembuh kan?"
Aku : "Eh iya bu, udah entengan dikit ini. Manjur ya obat dari ibu. Brarti kalo Dion meriang boleh minta obat ke ibu lagi dong? Hahahaha...."
Mike : "Dih dikasih malah ngelunjak. Dah ah ibu mau pulang aja, daripada nanti diperkosa sama kamu. Hiiii takuut."
Aku : "Takut ketagihan yaa bu Mike? hahaha.."

Aku beranjak dari kasurku, melihat keadaan di luar. Aku tidak ingin penghuni kos yang lain curiga karena bu Mike keluar dari kamarku. Setelah memastikan keadaan aman, bu Mike pun keluar menuju mobilnya. Bu Mike pun berlalu sambil melambaikan tangan. Lalu aku berjalan menuju kamar mandi untung kencing. Tiba tiba ku dengar suara perempuan.

"Ehemmmmm...."

"Seperti suara mbak Tia." batinku.

Ah aku tidak peduli, aku bergegas ke kamar mandi. Lalu kembali ke kamarku. Ku rapikan kamarku yang berantakan karena persetubuhanku dengan bu Mike. Kemudian ku simpan bra dan cd kenang kenangan darinya. Entahlah akan bertambah lagi atau tidak pakaian dalam wanita di lemari pakaianku ini. Ku pikir tadi lama juga bu Mike berada di kamarku.

Lalu ku berbaring di kasur, menatap langit langit kamarku. Kamar ini menjadi saksi bahwa aku sudah memuaskan penghuni kos dan pemiliknya. Aku tidak pernah berpikir akan seberuntung ini. Tiba tiba ku terlelap.

Suara ketukan pintu pun membangunkan tidurku. Ina memanggilku berkali kali. Cukup lama ku tertidur, lalu tersadar ternyata sudah pukul 5 sore.

"Masss, bangun mas Dionn. Mas Dion gapapa kan? Ini Ina mas."

Dengan tubuh yang lemas, aku bangun berjalan membukakan pintu.

Aku : "Iya Ina sayang ini udah bangun kok." Kataku sambil membuka pintu.
Ina : "Ah lega mas Dion masih bangun."
Aku : "Enak ajaaa, masa iya aku gak bangun lagi."
Ina : "Ya justru itu Ina lega, abisnya susah banget bangun sih."
Aku : "Kan sekarang udah bangun hehe... Makasih ya dah bangunin mas." ku tersadar bahwa kontolku mengacung tegang. Entah Ina memperhatikan atau tidak. Tapi dia tampak biasa saja
Ina : "Hmmmmm...mas udah makan?"
Aku : "Udah sih bubur yang kamu beliin tadi."
Ina : "Hah, baru makan sekali mas? Abis ini Ina beliin makan ajadeh."
Aku : "Gausah Na, kita makan bareng aja. Mas yang bayarin. Itung itung ucapan makasih mas, karena Ina dah baik, udah peduli sama mas."
Ina : "Ah apasih mas. Emangnya mas Dion udah sembuh?"
Aku : "Udah enteng kok Na, cuman tinggal pusing dikit. Ntar buat mandi juga dah ilang."
Ina : "Syukur deh mas kalo gitu. Maaf ya Ina gak nemenin mas seharian."
Aku : "Udah gapapa, lagian Ina kerja juga kan. Gak ditemenin juga mas gapapa kok. Yaudah tar jam 7 kita makan ya."
Ina : "Yaudah Ina ke kamar dulu ya mas, mau ganti baju, geraaaaahhh. Mas buruan mandi sana, baukkk!!!" katanya berjalan meninggalkanku sambil menjulurkan lidahnya.
Aku : "Siapa suruh cium cium bau badan. Cium tuh di sini nih." kataku sambil menunjuk bibirku.
Ina : "Bodoooooook!!!" katanya berlalu.

Tiba tiba seorang perempuan mengendarai motor memasuki kos, berhenti di dekatku. Ternyata ojek online. Lalu dia menghampiriku sambil mengeluarkan sesuatu dari tasnya.

Ojol : "Permisi, go-send untuk mas Dion."
Aku : "Oh iya saya sendiri mbak. Dari siapa ya?"
Ojol : "Gatau, rahasia mas kata pengirimnya."

Ku lihat dia memerhatikan bagian bawah perutku. Lalu ku menyadari bahwa kontol ku masih tegang. Aku bingung harus melakukan apa, daripada keliatan canggung akhirnya ku biarkan saja. Tidak masalah, itung itung pameran. Hihi..

Aku : "Oh iya mbak" kataku menerima paket yang dibawanya. "Makasih ya mbak."

Aku : "Mbakkkk? Mbaakkk? Halooo...."
Ojol : "Ehhhh..e.. iyaa mas..maaf."

Tiba tiba ia mendekatkan bibirnya ke telingaku.

Ojol : "Punya barang gede masa cuma dikandangin gitu mas?" katanya berbisik lalu mengelus kontolku dari luar celana.
Aku : "Aah mbak ini lho. Makasih ya mbak."
Ojol : "Iya mas sama sama."

Sebelum ia memacu motornya, sempat kulihat dia tersenyum lalu mengedipkan mata kanan nya kepadaku. Akupun hanya mengangguk dan tersenyum.

Ku dikejutkan dengan suara Ina. Ku lihat pintunya terbuka dan kepalanya muncul dari celah pintu.

Ina : "Siapa massss?" tanya nya setengah berteriak.
Aku : "Eh...hihhhh ngagetin aja. Ini ada paket."
Ina : "Oooohhhh." lalu menutup pintu kamar.

"Laaaah itu bocah kenapa dah gajelas amat." batinku sambil masuk kembali ke kamar.

Saat membuka paketku, tiba tiba ku teringat dengan perempuan tadi. Berani juga dia di hadapan orang yang tidak dia kenal. "Aaah sudahlah.."

Aku terkejut saat melihat paket yang telah ku buka. Di dalamnya terdapat 1 unit handphone berlogo apel mirip dengan yang bu Mike pakai, baru masih dengan segelnya dan sebuah amplop. "Ini mah hp mahal." kataku dalam hati. Perlahan ku buka amplopnya. Ternyata berisi sejumlah uang, kartu perdana dan secarik kertas.

"Ini buat Dion, maaf ya gara gara ibu, kamu jadi sakit. Uangnya bisa kamu pake buat benerin hp mu. Jangan menolak, ini permintaan maaf dan ucapan terimakasih ibu. Ibumu tersayang, Mike."

Begitulah isi suratnya.

"Kenapa bu Mike sebaik ini padaku?" tanyaku dalam hati. Sebenarnya aku sungkan menerima ini semua, tapi tak bisa menolak. Bisa bisa bu Mike kecewa lalu marah padaku.

"Aaaaah entahlah.." Ku colokkan charger di hpku. Lalu mandi.

"Naaa, mandi." kataku berteriak saat melewati kamar Ina.

"Iya udah mas." jawab Ina.

Selesai mandi, ku aktifkan nomor perdana dan hp dari bu Mike. Belum lama aktif, ada nomor asing menelponku. Ternyata bu Mike.

Aku : "Halooo, ini siapa?"
Mike : "Ini ibu kesayanganmu Dion."
Aku : "Emmmmm yang suka buang buang daleman ya?" Godaku.
Mike : "Ihhh Dionn."
Aku : "Hehe becanda bu Mike sayang."
Mike : "Kamu ini ditungguin daritadi kemana ajaaa?"
Aku : "Tadi abis buka hp langsung mandi dulu bu. Sekalian di charge. Maaf maaf."
Mike : "Huhhh kamu ini, untung ibu sabar nunggu. Kalo ngga pasti daritadi dah nyamperin kamu."
Aku : "Iya iya sayaaang maaf." kataku merayu.
Mike : "Hmmmmmm...gimana kamu dah sembuh Dion?"
Aku : "Udah dong, kan udah diobatin sama dokter Mike. Hahaaa..."
Mike : "Hahahaha dasar kamu ini."
Aku : "Bu, Dion gaenak kalo ibu harus nerima ini semua."
Mike : "Ohhh, jadi anak ibu udah berani nolak nih? Gaenak ya sama ibu? Yaudah keluar aja dari kos ibu."
Aku : "Ya jangan gitu buuuu. Ntar Dion tidur dimana?"
Mike : "Ya tidur di rumah ibu aja. Biar enak. Haahaa..."
Aku : "Hmmm dasar emak emak nafsuan." ledekku sambil tertawa.
Mike : "Awas ya kalo sampe minta lagi ke ibu" nadanya kesal.
Aku : "Emmm minta gak yaaaaaa...Dion maunya dikasih aja deh bu. Heheheh...."
Mike : "Auk ah Dion, ibu mau makan aja. Bete di ledekin mulu sama anak bandel. Kamu mau ikut makan gak di luar? Biar ibu samperin kalo mau."
Aku : "Enggak bu, makasih. Tadi ada janji sama Ina, Dion mau traktir Ina makan. Gantiin bubur yang di makan Dion tadi pagi, sama terimakasihnya Dion gitu."
Mike : "Eleleee kamu ini. Yaudah, jangan aneh aneh sayang."
Aku : "Senengnya jadi anak kesayangan ibu. Kecup keningnya dulu sini.. mmuaaahhh"
Mike : "Muahhhh...."

"Masss Dion, jadi makan gak? Ina lapeeeer." terdengar suaranya di luar kamarku.

"Iyaa tunggu bentar Na."

Aku : "Udah dicariin Ina nih bu, Dion juga laper."
Mike : "Iyaa, yaudah sana sayang"
Aku : "Nanti lagi ya...Daaah..
Mike : "Daaaah..." tuuut....tut...tut...

Aku bergegas menghampiri Ina yang sudah menunggu di depan kamarku.

Ina : "Mas Dionnnnn!!!" Teriaknya sambil menutup mata.
Aku : "Kenapa Na?" Tanyaku sambil mengamati diriku sendiri.

Ternyata aku belum berpakaian, hanya mengenakan handuk yang melilit pinggangku, itupun melorot. Mungkin Ina melihat kontolku. hehe..

Aku : "Astagaaa..maaf Na, gak sengaja."

Ku ambil handuk ku, lalu ku tutup pintu kamarku. Dengan tergesa ku berpakaian. Aku takut Ina salah paham dan marah kepadaku. Setelah itu, akupun keluar kamar. Ina masih di depan, berdiri memunggungi kamarku.

Aku : "Udah nih Na, maaf ya gak sengaja."
Ina : "Mas Dion apasih, kurang ajar gitu ke Ina."
Aku : "Beneran gak sengaja Naaa.. Jangan marah dong."
Ina : "Huh sebel."
Aku : "Udah jangan cemberut gitu ah cantik. Yuk makan."
Ina : "Awas aja kalo sampe kaya gitu lagi."
Aku : "Nggak bakal lah, janji deh."
Ina : "Yaudah yuk mas, Ina laper hehhee..."

Akupun merasa lega karena Ina sudah tersenyum kembali.

Ina : "Eh mas, sekalian jalan jalan aja yuk? Ina butuh refreshing ini hehe..."
Aku : "Emmm, naik apa Na?"
Ina : "Pinjem motor suaminya mbak Tia aja."
Aku : "Emang boleh?"
Ina : "Ya gatau, ayok coba aja dulu." kata Ina sambil menarik tanganku."

Ina : "Mbak Tiaaaa." Panggil Ina sambil mengetuk pintu.
Tia : "Iyaaaa bentaaaar."

Mbak Tia membuka pintu sambil merapikan rambutnya yang acak acakan. Kulihat puting hitam menonjol di dadanya dibalik baju tidurnya yang tipis.

Tia : "Ehh dek Ina sama mas Dion. Ada apa?"
Ina : "Ini mbak, Ina sama mas Dion pengen jalan jalan, tapi bingung mau naik apa. Terus tadi Ina liat motor suami mbak, kalo lagi kosong boleh pinjem gak?"
Tia : "Oh iyaa bentar, tak tanyain dulu ya.. kalo mbak kan tau sendiri gapernah pake motor. Hihi..."
Ina : "Hehe iya juga ya."
Tia : "Boleh kok Na, gak mau pergi kemana mana juga. Ini kuncinya, suratnya ada di jok motor ya."
Ina : "Asiiiikkk, makasih banyak mbak Tia."
Aku : "Makasih ya mbak."
Tia : "Iyaa, sama sama. Hati hati ya Dion bawa motornya "
Aku : "Siap bu bos!!"

Di tengah perjalanan ku bertanya kepada Ina.

Aku : "Ina mau makan dimana?"
Ina : "Gak tau mas Dion, Ina bingung..hehee..."

Dari kejauhan ku lihat sebuah warung makan sangat ramai. Ku perhatikan nama warung makan tersebut adalah SOTOLEGI. Ku hentikan motorku di parkiran warung makan tersebut. Lalu kami berdua pun turun.

Aku : "Ina doyan soto kan?"
Ina : "Doyan kok mas, emang ini jualan soto ya?' tanyanya bingung.
Aku : "Hihhh itu depanmu tulisan apa?"
Ina : "So...to..le...gi...oh iya ada sotonya."
Aku : "Emang soto Inaaaaaaa, liat tuh mereka juga lagi makan soto. Untung dah kaya ade sendiri."
Ina : "Kalo sama adeknya harus sabaar dong yaaa." kata Ina sambil menempelkan kepalanya di lenganku.

Setelah makan, kami berjalan mengelilingi kota X yang cukup ramai ini. Entah karena kenyang atau cape, tiba tiba saja Ina menyandarkan kepalanya di bahuku. Saat berhenti di lampu merah, sengaja rem kuinjak dalam, iseng aja ngerjain Ina. Helm yang kami pakai berbenturan "Brakk!!" Tubuh Ina pun membentur tubuhku hingga semakin maju. Lalu ku hanya tertawa.

Ina : "Ihhh mas Dion, kageeeeet!!"
Aku : "Siapa suruh jalan jalan malah tidur."

Saat meperbaiki posisi duduk, ku merasakan benda kenyal yang menempel di punggungku. Dan ternyata adalah payudara Ina.

Ina : "Hihh..... gasukaaa... mas Dion menang banyak." Ina nampak kesal mencubit perutku.
Aku : "Awwww....Makanya jangan tidur. hahaha... lagian yang maju juga kamu sendiri kok."
Ina : "Tapi kan gara gara mas Dion ngerem mendadak."
Aku : "Hehee abisnya malah ditinggal tidur, kan jadi gak ada temen ngobrol."
Ina : "Iyaadeh maaf, Ina ngantuk soalnya. Pulang aja yuk mas?"
Aku : "Yaudah yukkk sayang."

Ina tidak menjawab, hanya kembali menempelkan kepalanya di bahuku. Kini tangannya dilingkarkan di perutku. Lama kelamaan pegangan tangan Ina melemah, turun kebawah hingga berada tepat di kontolku. Ah sudahlah kubiarkan saja.


0 komentar:

Posting Komentar