Mbah Samin : Denis, masuk !
loh kok dia tahu namaku ?
Aku pun masuk ke kamarnya, aroma menyan langsung menyambutku.
Mbah Samin : Masalahmu perihal cewek kan ? Kamu diputusin kan ?
Denis : Loh kok mbah bisa tahu ?
Mbah Samin : Siapa dulu dong. Mbah... Hehehehehe. Lalu apa yang bisa mbah bantu ?
Denis : Saya dendam mbah sama mantan saya. Tapi saya gak mau balikan sama dia, ada yang efektif gak mbah ?
Mbah Samin : Ada, tapi agak berbahaya dan mainin nafsu dia.
Denis : Owh saya mau mbah.
Mbah Samin : Saya namain sperma hitam, itu bukan bikin dia hamil, tapi bikin dia horni terus karena sperma nya bakalan bikin ngegatelin vagina dia dan kalau dia lagi subur sperma nya bakalan masuk ke sel telurnya ngelipat gandain spermanya dan bisa bertahan di air.
Denis : Wah saya pengen mbah. Caranya gimana ?
Mbah Samin : Kamu cuma ngasih sperma mu aja, kalau kamu mau nargetin orang lain cukup tambahin spermamu lagi ke sperma hitam ntar dia bakal nambah sendiri. Ini taruh disini.
Mbah Samin pun ngasih aku wadah dan aku pun nge coli untuk ngambil sperma ku dan ku kasih ke mbah. Mbah Samin punngasih jampi-jampi dan ramuan di spermaku dan tiba-tiba spermaku jadi hitam.
Mbah Samin : Ini, masukan ke bak mandinya dan ketika dia mandi dia bakal tertarik dengan aromanya. Meskipun dia gayungan dia bakal tertarik untuk masuk ke bak mandi dan spermanya bakal masuk ke vaginanya. Setengah wadah ini aja cukup.
Denis : Wah oke mbah.
Keesokan harinya akupun menuju rumah Riris, aku sengaja tidak mengabarinya terlebih dahulu, karena takutnya dia sudah mandi sebabnya aku ingin melancarkan rencanaku untuk menaruh sperma hitam di bak mandinya. Ketika aku sampai aku pun memanggilnya dan Riris pun keluar.
Riris : Loh, Denis ? Tumben ke rumah gak ngabarin.
Denis : Aku emang cuma kebetulan lewat aja, sama kangen rumahmu aja.
Riris : Kangen rumah atau kangen aku ?
Denis : Emang orang putus boleh ngangenin mantan ?
Riris : Yah gak gitu juga, ya udah deh masuk.
Foto Riris
Akupun masuk ke rumahnya, karena masih siang, jadi kedua orang tuanya masih bekerja. Setelah lulus S1, dia masih menganggur, jadi dia hanya di rumah. Meskipun dia punya tubuh bohai, tapi aku belum pernah ngejamah tubuhnya, paling hanya sebatas ciuman. Karena hal itu aku sangat menyesal. Alasan dia minta put us juga gak masuk akal, yaitu ingin melanjutkan S2.
Riris : Owh iya, mau minum apa ?
Denis : Ah, gak usah repot-repot aku disini cuma bentar kok.
Akupun mengobrol dengannya, seputar keluarganya dan rencananya S2. Sudah dirasa lama, akupun melancarkan rencanaku, akupun meminjam kamar mandinya dengan alasan ingin buang air kecil.
Saat di kamar mandi, sesuai dengan petuah mbah Samin, aku pun menuangkan setengah dari sperma hitam itu, ketika menuangkan sperma itu, spermanya langsung bercampur dengan air dan larut tidak ada gumpalan-gumpalan lendir.
Denis : Rasakan, dengan begini kamu akan horni tiap hari. (Gumamku dalam hari)
Setelah itu aku pun keluar
Denis : Ris, aku pulang dulu yah aku masih ada urusan di Rumah
Riris : Owh oke, makasih yah udah dateng.
Sambil berjalan pulang ke rumah aku pun mengabari Mbah Samin lewat WA.
Denis : Mbah udah, saya masukan spermanya ke bak mandinya. Terus abis itu cara kerjanya gimana Mbah ?
Mbah Samin : Ketika dia mandi dia akan sadar kalau ada aroma yang berbeda dari airnya, dia akan tertarik untuk berendam disana. Benih-benih sperma hitam akan masuk ke vaginanya. Meskipun dia masih perawan, benih itu akan menggerogoti selaput daranya tanpa dia sadari, dan membuat dia horni. Karena makanan dari sperma hitam itu adalah cairan orgasmenya, sperma hitam akan memperbanyak dirinya dengan membuahi sel telur atau sperma orang lain yang masuk ke rahimnya dan dia akan jadi mandul dan ketika sudah banyan dia akan mencari inang baru yaitu perempuan lain, ketertarikan akan laki-laki nya masih ada artinya dia akan menjadi bisexual. Meskipun ada darah putih dalam rahimnya, darah putih akan kalah dan tugas dari darah putih akan digantikan oleh sperma hitam.
POV RIRIS
setelah Denis pulang, akupun bersiap untuk mandi. Aku melepas bajuku dan dalamanku dan terpampang jelaslah tubuhku dengan payudara yang sebesar 32C dan vagina yang terawat rapih ditambah wajahku yang oriental, jika ada pria didekatku pasti nafsu syahwatnya langsung tak terbendungkan. Aku pun masuk ke kamar mandi, menutup pintu kamar mandi. Meskipun tidak ada orang di rumah ada baiknya untuk berjaga-jaga. Akupun mengguyur tubuhku dan membasahi tubuhku, merasakan tiap momen air mengaliri tubuhku. Namun, setelah tiga kali aku menggayung air aku merasakan ada aroma yang berbeda.
Riris : Kok airnya wangi yah ? (Aku pun bertanya dalam hati)
Aku pun merasakan air yang membasahi tubuhku rasanya membuatku rileks, namun nafasku menjadi agak berat. Aku pun mencoba berendam didalamnya. Meskipun bak mandiku berbentuk kotak akupun melangkahkan kaki ku kedalam sana dan meringkuk duduk dan merasakan air yang ada di seluruh tubuhku. Saking rileksnya aku merasakan agak ngantuk dan aku menjadi setengah sadar. Akupun tidak menyadari kalau tangan kanan sudah bermain di mulut vaginaku, rasanya nyaman sekali dan agak geli. Tangan kiri ku bermain di payudaraku.
Uuuuuhhhh.... Uuuhhhmmmm.....
Rasanya nyaman sekali, aku tidak mengetahui kalau aku sudah dipenuhi nafsu birahi. Aku memang pernah bermasturbasi tapi tidak pernah seenak ini dan akupun melakukannya ketika aku memang sedang tidak tahan. Aku pun memasukan jari tengahku ke dalam vaginaku.
Uuuummm.... Ooooowwwhhhhh..... Aaaaaahhhh.....
Akupun mempercepat gerakan jariku, namun rasanya kurang puas. Aku pun memasukan jari manis dan jari telunjukku. Aku tidak pernah tidak sepuas ini dan bahkan menambah jariku. biasanya aku hanya menggunakan jari tengahku saja dan kali ini aku menggunakan tiga jariku. Ditambah, aku masih perawan dan vaginaku masih rapat dan dengan tiga jariku aku merasakan jariku terasa tercengkram oleh vaginaku dan berkedut-kedut vaginaku.
Oooooohhhhhh..... Oooowwhhhhh.... Ooooowwwwhhhhh
Aku pun menjerit sejadi-jadinya karena orgasme ku kali ini lebih dari biasanya. Namun, setelah orgasme aku merasa gatal lagi. Aku mulai agak penasaran dan melanjutkan masturbasiku. Kali ini dengan menggerak-gerakan ujung jariku keatas dan kebawah. Oooouuuuwwwwhhhhh rasanya nikmat sekali. Aku belum pernah melakukan masturbasi dengan varian lain. Jadi gerakan yang ditimbulkan bukan hanya maju mundur tetapi ditambah dengan keatas dan kebawah di ujung jariku. Aku pun meremas kencang payudaraku dan akupun tidak menyadari di payudara mana aku merabanya.
Ouuuuuuuuhhhhhh...... Aaaaahhhhhhh......
Ahhhh... nikmat sekali, tapi rasanya kenapa masih agak gatal. Namun, gatal yang ku rasakan sudah agak mereda tetapi masih sedikit gatal. Karena aku takut jika kegiatan masturbasiku membuat selaput daraku pecah, akupun keluar dari bak dan melanjutkan kegiatan mandiku. Ketika aku menyabuni badanku, entah kenapa aku hanya berputar-putar di sekitar vaginaku saja dan payudaraku. Menyabuni vagina dan payudaraku sudah ada sekitar 10 menit dan aku merasakan cairan hangat mulai merembes keluar vaginaku dan lebih kental dari biasanya. Aku tidak menghiraukannya lagi dan aku masturbasi lagi dan kali ini aku merasakan cairan vaginaku karena aku sudah keluar dari bak mandi. Kakiku mulai lemas dan aku terpaksa duduk di lantai kamar mandi. Vaginaku berkedut-kedut lagi dan cairan merembes keluar dari vaginaku. Akupun melenguh kepuasan.
Ooooouuuhhhhh..... Ouuuuuhhhhhhh..... Aaaaahhhhhh.....
Aku sudah orgasme yang ketiga kalinya dan rasanya lelah sekali. Akupun mempercepat kegiatan mandiku dan keluar dari kamar mandi. Aku merasa sangat lelah dan tidak memakai pakaian karena aku sudah bodo amat dan langsung tidur dengan keadaan telanjang.
Aku pun terbangun, dan menyadari aku masih telanjang. Aku melihat HP ku dan menunjukan sudah jam 8 malam. Akupun melihat keluar jendela dan belum melihat mobil orangtuaku. Aku merasa lapar dikarenakan daritadi kelelahan bermasturbasi sejak di kamar mandi dan langsung tidur dalam keadaan telanjang. Akupun malas memakai baju dan langsung keluar kamar dalam keadaan telanjang dan mengambil makanan di meja makan. Aku kembali ke kamar dan makan di kamar.
Setelah selesai makan aku keluar lagi untuk mencuci piring dan kembali rebahan di kamar.
Drrrtt... Drrrttt...
HP ku bergetar
Riris : Denis ? Kok tumben nelpon ? (kataku dalam hati dan langsung mengangkat telpon dari Denis)
Riris : Halo ?
Denis : Hai ris ? masih di rumah ?
Riris : Iya, tumben kok nelpon ?
Denis : Yah mau ngobrol aja. Bokap Nyokap belum pulang kan ?
Riris : Yah, belum sih.
Akupun mengobrol dengannya yang isinya curhatan dia di kampus dan nanyain feedback ketika aku pacaran sama dia, padahal aku baru mutusin dia seminggu yang lalu. Entah mengapa aku larut dalam pembicaraanya, akupun sampai tidak sadar kalau ternyata tanganku mengusap vaginaku.
Ehhhmmm....
Denis : Ris. kamu kenapa ?
Riris : Ahhh... enggak apa-apa.
Akupun tidak memperdulikannya dan menaruh hp ku dan aku tidak menyadari bahwa aku tidak sengaja menekan loud speaker.
Auuuuhhh... Ooooowwwhhh....
Aku pun membelai mulut vaginaku.
Denis : Kamu mau tau rasanya kontol dimasukin ke memek gak ?
Riris : Oouuuuhhhh... Aku ngerasss.... ssain sekarang. (Aku mulai memasukan jari tengah dan jari telunjuku di vaginaku)
Denis : Riiiss.. vaginamu ssseerret yaaaahhh....
Riris : Awwhhh iyaaahhh.... Aku kan masih perawan.
Akupun menambahkan dengan jari manis ku
Riris : Ooooouuuuwwwwhhhh... Kontolmu gede juga yah
Denis : Aaaahhh... iya sayang
Aku mulai meremas payudaraku
Riris : Kamu mau netek gak sayang ?
Denis : Aaaahhh iya.
Aku pun membayangkan kalau Denis menghisap susuku. Ooooowh rasanya enak sekali. Apakah ini yang biasa orang bilang surga dunia.
Riris : Sayaaaaanggg.... Ouuuuhhhh.... Aku mau keluaaarrr
Denis : Ouuuuh bareng sayaaaanggg....
Riris : Ooooouuuuhhh..... Ooooooowwwhhhh..... Aaaaaaahhhhhhh
Denis : Oooooooowwwwwhhhhh..... Sayang makasih yah phone sex nya.
Deg... aku pun menutup telpon ku.
"Astaga, aku phone sex !?? Kenapa aku tiba-tiba phone sex sama Denis ?" Aku tidak menyadari kalau aku phone sex. Aku langsung meringkuk dan menangis. "Apakah karena aku masturbasi di kamar mandi tadi, aku jadi nafsuan ? sebelumnya aku tidak pernah se nafsu ini dengan diriku."
POV DENIS
Hahaha.... ternyata dia sudah kemasukan sperma hitamku dan akhirnya aku phone sex sama Riris. Aku punya ide untuk menjebaknya dan bisa mendapat extra dari jebakan itu. Lebih lagi ketika aku sedang phone sex. Aku mengisi sperma hitamku dengan sperma putihku. Dan jadilah sperma putihku menjadi sperma hitam. Dengan cadangan ini aku bisa menjebak banyak temanku, terlebih aku masih punya cadangan Riris untuk menambah selirku karena sperma hitam yang ada di vaginanya bisa menginfeksi perempuan lain.
Aku pun menangis, aku lelah karena nafsu ini jadi aku memakai bajuku dan mencoba tidur, meskipun vaginaku masih terasa gatal. Nafasku tak teratur karena gatal yang ada di vaginaku meskipun tidak segatal tadi.
Dalam tidurku, aku merasa vaginaku makin gatal, gatalnya menggerogoti dari bibir vaginaku hingga rahimku dan aku mimpi basah. Dengan posisi sedang tidur, setengah sadar aku menendang-nendang kakiku menggesek-gesekan kedua pahaku untuk menggaruk vaginaku tetapi masih gatal. Aku mendesah-desah "Oooooowwhhh..... Ooouuuhhhh... Aaaaaaahhhh.....". Aku meremas-remas payudaraku dengan tangan kedua tanganku, karena nikmat yang kurasakan meledak-ledak, namun aku mencoba menahan agar tanganku tidak menjamah vaginaku. Aku menggigit bibir bawahku. Rasanya vaginaku menginginkan sesuatu untuk dimasukan. Aku pun menyerah, aku tidur menyamping, tangan kiri ku meremas celana dalam bagian depan dan tangan kananku meremas bagian belakang dan menggesek-gesekannya maju mundur sambil merapatkan kakiku dan menggesekan kedua pahaku. "Ooooooowwwhhhh" sensasinya luar biasa di saat orgasme dalam keadaan setengah sadar aku tak kuasa membendung teriakan ku. Ouuuuuhhhhh.... OOOOOOWWHHH..... AAAOOOOOOOUUUUUWWHHHHH....." lenguhanku panjang menandakan sensasi orgasme luar biasa yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya. Akupun kembali tidur.
Aku terbangun jam setengah 6 pagi, dan memang tumben aku bangun sepagi ini. biasanya bangun pagiku jam setengah 8 karena aku sudah lulus S1 sehingga tidak ada kegiatan. Namun, astagaaa, aku melihat celana dalamku, celana tidurku bahkan spreiku basah semua. Apakah aku mengompol ? Ketika aku raba dan cium itu cairan kewanitaanku. Tetapi ketika aku cium aromanya tidak pernah sewangi ini, aku tidak pernah menggunakan sabun kewanitaan yang berbeda. Tapi rasanya aromanya sangat berbeda dan lebih wangi. Aku menghirup dengan nafas beratku, aku seperti meresapi aromanya saking meresapinya aku mengemut jariku."Eeeehhhmmm.... Slurp... Slurp...Ehmmm..." rasanya pun enak. Aku tidak pernah sebelumnya menyicipi cairan kewanitaanku, karena aku pikir jijik. Karena keenakan, aku mengusapkan seluruh telapak tanganku ke sisa-sisa cairan di celana dalamku, dicelanaku dan juga di sprei ku "Eeehhhmmm.... Ehhhmmmm.... Slurp.... Plok.... Plok...." Aku memasukan tanganku di mulutku, menghisap dan menjilatnya. Ketika rasanya sudah mulai habis, aku melepas celana tidurku dan celana dalamku, merebahkannya di tempat tidur dan menghadapkan bagian selangkangannya ke arah wajahku dan menjilati bagian selangkangannya. Aku membayangkan diriku menjilati vagina diriku yang lain; diriku yang masih suci, yang masih polos namun sudah telanjang dan aku menjilati vaginanya. Eeeehhhhmmmmm betapa nikmatnya. Membayangkannya mebuat vaginaku mulai gatal lagi.
Tidak merasa puas, akhirnya aku menungging di sprei ku dan kepalaku menghadap ke area sprei yang basah karena cairan kewanitaanku dan aku menjilat-jilatinya. Tanpa sadar vaginaku mulai gatal lagi dan aku membuat gerakan pinggulku ke atas dan kebawah dan memaju mundurkan diriku kedepan dan kebelakang. Karena meja riasku menghadap langsung ke tempat tidurku, aku melihat pantulan diriku "Oooowhh... betapa cantik, sexi dan erotisnya diriku. Kalau diriku mengetahui jika sex itu seenak ini dan diriku ternyata sangat menarik untuk dilihat ketika sedang horni, bahkan aku saja terangsang melihat bayanganku sendiri.... Oooowhhh.... Aku pasti seminggu yang lalu tidak memutuskan Denis dan bercinta dengannya terlebih dahulu." kataku dalam hati.
Karena gatal itu menggerogoti lagi vaginaku. Akupun merubah posisiku, seolah-olah aku bercinta dengan kasurku dan vaginaku tepat berada diatas bekas cairan kewanitaanku. Aku menggerakan pinggulku maju-mundur awalnya lambat kemudian agak cepat. Aku melihat diriku di cermin, melihat diriku yang sedang bercinta dengan kasur. Meskipun aku melihat bayanganku di cermin masih memakai baju dan celana, aku membayangkan diriku telanjang dan banyak tangan yang menggerayangi tubuhku, akhirnya aku membuka bajuku dan dalamanku, akupun telanjang bulat. Aku merasakan gatalnya menjalar, bukan hingga rahimku saja, tetapi hingga pusar dan menjalar hingga payudaraku bahkan ke pangkal ketiakku. Akupun mengusapkan tanganku keseluruh tubuhku dimana seluruh rasa gatal itu menjalar.
Ooouuuuuhhh..... Ooooouuuuwwwhhhh.....
Akupun melihat kembali bayanganku dan tiba-tiba membayangkan bayangan diriku menumbuhkan penis dan membayangkan bayangan itu semakin mendekatkan dirinya menuju diriku yang asli dan memasukan penisnya ke vaginaku.
OOOOOOOUUUUUUWWWWWHHHHHH......
Akupun mendesah sejadi-jadinya dan kepalaku mengadah keatas, padahal aku hanya membayangkan tetapi rasanya nikmat sekali. Aku pun mempercepat goyangan pinggulku diatas kasur. Rasanya vaginaku penuh, dan ada yang ingin meledak disana.
Oooouuuhhhh...... OOOOOUUUUUUWHHHH...... Deniiiiisss...... Ririiiiiisssss..... Settooppphhhh.....
Benar saja cairan vaginaku kelau begitu deras sepertinya ada satu gelas besar. Akupun hanya mematung dan setengah sadar dan tiba-tiba. Bruk. Aku menjatuhkan diriku di atas kasur. Ketika aku mulai sadar kembali, tiba-tiba ada rasa sakit di dadaku. Rasa bersalah yang amat luar biasa hingga dadaku sakit. Akupun memakai kembali bajuku dan segera membereskan kamarku dan mencuci spreiku, takut jika kedua orang tuaku sudah bangun dan melihat aku telanjang dan menyadari bahwa kasurku penuh cairan kewanitaan.
Pagi setelah itu, akupun mandi, membersihkan badanku dan menahan nafsuku. Berharap aku bisa mengontrolnya dan menghindariku dari imajinasi liar sisi lainku. Karena aku bukanlah orang yang gampang nafsuan. Aku pun mengganti bajuku dan keluar kamar.
"Ris, makan, sini sarapan"
Ibuku ternyata masih di rumah.
Riris : Loh, belom berangkat mah ?
Mamah : Ini ntar lagi, papamu lagi kedepan mau manasin mobil.
Riris : Owh oke
Mamah : Eh iya, tumben kamu nyuci, biasanya kamu cuma nyuci daleman aja, terus sisanya di loundry, terus banyak lagi.
Riris : Ehhh... Iya mah ehm,daripada nganggur di rumah, buang-buang duit cuma buat nge loundry mending nyuci sendiri. (Padahal kenyataannya semua cucian itu, aku cuci karena semua terkena cairan vaginaku)
Mamah : Owh yaudah, yang penting airnya jangan banyak-banyak.
Mamah dan Papah pun berangkan dan aku merendam cucianku dan ku tinggalkan untuk makan. Di meja makan tiba-tiba gatal itu datang lagi, akupun mencoba menghiraukannya dan lanjut untuk makan, karena aku memang lapar dan kelelahan karena aku menggauli kasurku sendiri. "Kalau dengan kasur saja aku sudah lelah, bagaimana dengan kontol laki-laki asli ? Owh, astaga mengapa aku memikirkan itu ?" Entah mengapa aku selalu berpikiran ngeres akhir-akhir ini setelah sex phone dengan Denis. Meskipun vaginaku mulai basah, aku mencoba menahan godaan nafsu ini. Aku mencoba memperlambat kunyahan makananku sehingga aku menghindari kegiatan masturbasiku.
Seusai makan aku melanjutkan kegiatan mencuciku. Ketika aku melihat rendamanku, aku mencium bau wangi, wangi yang sama dengan air ketika aku mandi. Ketika aku mencium air rendamanku, benar saja baunya sama. Wanginya membuat nafasku memberat kembali dan gatal di vaginaku makin menguat. Aku mengangkat rendamanku dan menaruhnya di mesin cuci, tetapi maksudku bukan untuk mencuci, melainkan aku menurunkan celana dan celana dalamku aku bermaksud merendamkan vaginaku di ember rendaman itu dan menyibakan airnya di vaginaku.
"Riris.... Ririiisss..."
Akupun tersadar kembali, ketika ada seseorang memanggilku di depan rumahku. Aku mengatur nafasku dan menaikan celanaku kembali.
"Iya sebentar" Teriaku.
Aku keluar untuk mengecek siapa yang memanggilku. "Deniiis !!?" Akupun berlari kedalam dan menutup pintu rumahku kencang-kencang.
Denis : Riiisss.... aku cuma mau ngobrol, iya kemarin itu salahku aku gak ngehentiin kamu atau nutup telpon kemarin. Aku tau kamu bukan cewek murahan dan tiba-tiba kamu begitu aku tau kamu punya masalah.
Akupun membuka pintu dan menyuruh ia masuk. Akupun sebenarnya juga ingin meminta maaf soal kemarin.
Riris : Sekarang, aku mau tau, kamu mau ngapain kesini ?
Denis : Aku cuma mau ngobrol, kamu pasti ada masalah.
Riris : Aku gak punya masalah
Denis : Terus kenapa kemarin kamu melenguh-melenguh nafsuan pas aku nelpon ?
Riris : Lalu kenapa kamu gak ngeberhentiin aku ?
Denis : Bukan itu pertanyaannya, aku tau kamu bukan cewek murahan. Kamu mutusin aku, buat ngejar S2, tapi nyatanya kamu ngemulai phone sex sama aku. Terus kalau aku kasih liat kontolku, kamu mau ngusir aku gak ?
Deg. Dengan tiba-tiba dia berkata begitu benar saja aku merasa marah, namun yang terjadi vaginaku yang daritadi sudah gatal dan ingin melancarkan aksiku di tempat mencuci tadi tiba-tiba mulai meningkat rasa gatalnya. Aku ingin berdiri untuk menamparnya tapi tidak bisa karena gatal itu membuat diriku secara refleks merapatkan kakiku dan mulai menggesekan vaginaku dengan pahaku.
Denis : Kamu kenapa ?
Riris : Eeenggak... Aaa.. Aku gak apa-apa.
Denis : Bener, ini, aku tunjukin kamu kontolku. Kamu mau ngusir aku atau enggak ?
Denis pun melorotkan celananya dan menunjukan penisnya, dan "Astagaaa.... kelihatannya keras dan sepertinya ukuran panjangnya 20 cm. Apa muat di vaginaku ? Ooooowh kenapa aku memikirkan hal itu dan mengapa vaginaku makin gatal ?" Kataku dalam hati.
Denis : Kenapa kamu gak berdiri dan mengusir aku ? Apa aku harus masturbasi dulu baru aku diusir ? Oke.
Dia pun mengeluarkan botol yang diluarnya dilapisi seperti kulit, dia pun membuka botol itu dan menaruh sesuatu di tangannya seperti gel berwarna hitam dan dia oleskan di penisnya. "Oooowh penisnya mengkilap dan baunya menggodaku, baunya hampir mirip seperti air kamar mandiku kemarin, tapi lebih kuat. Ooooowh" kataku dalam hati sambil menggesekan pahaku lebih kencang. Aku mencoba berdiri, dalam hatiku aku harus mengusirnya tetapi melihat pemandangan ini ada rasa yang lain. "Uuuuuhhhmmmm.... aku ingin tahu apa rasanya penis sepanjang itu masuk ke vaginaku.... Aaaahhh tidak, aku masih perawan, pasti sakit. Tapi perasaan ini makin kuat dan aroma yang sangat kuat ini, dengan tanganku aku mendorong diriku beranjak dari tempat duduku dan aku berdiri, tetapi karena nafsuku yang sejak pagi tadi tak terbendung, aku mendekat ke dirinya namun bukan untuk mengusirnya namun untuk memegang penisnya dan "membantu" mengocoknya.
Denis : Ooooowwhhh.... Kamu ngapain ??
Riris : Akhhuuu.... Akkhhhuuu....
Aku makin mendekat dan membuka pahaku dan meletakannya penisnya di dekat vaginaku.
Denis : Dasar, kamuuu, wanita murahhhaaannn...
Denis pun melepaskan tanganku dari penisnya
Riris : Buuukkkhaaan, akhhhuuuu bukan wanita murahhhaaaan. (Aku setengah sadar antara diriku dan nafsuku.
Denis : Aku bakal ngeperkosa kamu, kalau kamu nolak, aku bakal narik kembali kata-kataku.
Riris : Jaaangghaaan Dheen... Ouuuwwhhh.... (tanganku yang kiri meraba mulut vaginaku yang masih tertutup celana dan tangan kananku menahannya)
Denispun memegang pinggulku dan menggotongku ke kamarku. Ia melemparkan badanku diatas kasur.
Denis : Aku gak akan ngikat kamu, aku cuma nelanjangin kamu, tapi kamu harus nolak aku, kayak kamu seminggu yang lalu mutusin aku.
Aku sudah tidak tahu seperti apa bentuk diriku, aku seperti orang strees dan berteriak sejadi-jadinya, karena perasaan campur aduk, takut, marah, sedih sekaligus nafsu. Dia melepas bajuku tapi tidak merobeknya, melainkan membukanya dengan sangat pelan. Akupun sudah telanjang.
Denis : Kamu basah banget sayang.
Riris : Ooooouuuuwwhhhh......
Dia mengusapkan tangannya di mulut vaginaku, dan mengocokan jarinya ke vaginaku. Hanya berselang 2 menit aku akan orgasme, dia malah melepaskan jarinya.
Denis : Gimana ?
Riris : Jaaaaa.... Nghhhaaaannn..... Ouhhh....
Denis : Jangan apa hmm...
Riris : Hooouuuhhhh.... Hhhooooouuuuuuhhhh....
Denispun kembali memasukan jarinya, kali ini dengan tiga jari dan melakukannya dengan agak cepat. Lalu tiba-tiba dia mencabutnya lagi.
Denis : Katanya kamu bukan murahan, kok kamu mau keluar lagi ? Hmmmm, kamu munafik yah sekarang.
Riris : Hooouuuhhh.... Houuuhh... OOOOUUUWWWWHHH... Deniiiiiiissss..... cukup masukin ajaaaahhh kontolmu. Aku tahu kamu pasti juga gak tahan.
Denis : HAHAHAHA.... Dasar cewek munafik. Tapi aku mau satu taruhan lagi, kalau kamu udah gak perawan, kamu bakal jadi budak seksku dan cari cewek-cewek lain yang masih perawan dan sebelum kamu kasih cewek itu ke aku, kamu mesti gagahin dia. Setuju ?
Riris : Setujuuuu.... Akhhuuuu.... masiiihhh perawan.
Denispun memasukan penisnya ke dalam vaginaku dan oooooowwwhhhhh.... rasanya nikmat sekali, berbeda dengan aku digagahi oleh jariku, kasur ataupun jarinya. Sepertinya rasanya penuh di vaginaku dan pas sekali dengan dinding kemaluanku. Dan rasanya aku mau orgasme.
Riris : Ooooouuuuhhh...... Hoooouuuuhhhh.... OOOOOOWWWHHHHH.....
Denis : Ooooowwwhhhh... kamu muncrat banyak banget sayang.... kontooolll ku sampe basah semua gini, sampe kemana-mana lagi. Ini memek apa selang air sayang ? Hahahaha....
Riris : Udah kamu diem ajhhaaaaaa.... kamu juga.... Ehhmmm keenakan kan.
Denis : Kamu keenakan apa kesakitan sayang ? Hmmm
Riris : Iyaaahhh.... Enakhh sayang....
Sudah sekitar 15 menit kontolnya berada di memekku. Aku sudah tidak peduli lagi dengan harga diriku, yang penting hal ini bisa terselesaikan.
Denis : Oooowwwhhh.... Sayang, benthar lagi.... Aku keluar....
Riris : Aku jughaaaa...... Kamhhuuu, tahan yah aku keluar dulu.... Kamu keluar diluar ajhaaa.... Aku takut hamiiilll.....
Denis : Hmmmm masih jaim yaaaaahhhh.....
Riris : Oooooowwwwwhhhhhh...... Aaaaakkhhhhhhh..... daaaaahhhhh sanaa, cabut kontolmu....
Denispun mencabut kontolnya dan mengeluarkannya di toketku. Akupun mengusapinya spermanya dari toket hingga memekku. Namun tiba-tiba.
Plak... Denis menamparku dan aku meringis menahan sakit.
Denis : Itu buat ganti sakitnya, karena kamu udah gak perawan.
Riris : Apa-apaan kamu bilang aku udah gak perawan ?
Denis : Nyatanya kamu kesakitan gak ? lihat kasurmu kamu keluar darah gak ?
Denis benar, tidak ada bercak darah sama sekali dan selama aku berhubungan dengannya tidak terasa sakit. Akupun meringkukan badanku dan mulai menangis. Namun, Denis memeluku.
Denis : Kamu memang udah gak perawan, aku maafin kamu, meskipun kamu harus mencari perawan buatku dan bakal banyak cewek yang bakal aku gagahi. Sebenernya, aku masih sayang kamu.
Entah mengapa kata-kata itu malah menenangkan aku, padahal dia sendiri yang telah membuat diriku serendah ini. Apa ini sebab aku memutuskannya ?
POV DENIS
Dalam hatiku, aku benar-benar menang. Semenjak dia kemasukan sperma hitamku dia sudah tidak perawan kok. Karena sperma hitam itu menggerogoti selaput daranya. Terlebih saat ini dia ada di masa subur dan pastinya sel telurnya sudah terbuahi oleh sperma hitamku, tetapi dia tidak akan hamil melainkan makin horni dan makin banyak sperma hitamku di dalam rahimnya. Tinggal menunggu kapan dan siapa inang baru yang akan dia cari. Aku tahu beberapa temannya yang lebih wah dari dia. Tapi ketika aku berkata sayang kepadanya, aku jujur dari dalam hati bahwa aku sayang dengannya.
Denis : Ris, sejak kapan kamu udah gak perawan ?
Riris : Aku... Eng... Enggak tau, yang aku... hiks tau... semenjak kemarin... aku tiba-tiba jadi... hornian (Jawabnya sambil menangis)
Denis : Aku gak begitu ngerti, masalahmu semenjak kamu mutusin aku. Aku gak peduli apa kamu selingkuh atau gimana, karena kita saat ini gak pacaran kan ?
Riris pun memegang tanganku.
Riris : Please... nis, kamu udah gagahin aku. seenggaknya jangan ninggalin aku.
Denis : Jadi, kamu mau balikan ?
Riris : Iyaa... aku mau balikan sama kamu.
Denis : Ya udah, syarat yang tadi kamu harus jalanin dan kamu gak boleh cemburu. Tapi aku janji gak akan ninggalin kamu.
Riris : Iya. Tapi aku mau cerita sama kamu.
Dia menceritakan bagaimana kemarin nafsunya meledak-ledak dan bagaimana dia bisa berimajinasi setinggi itu. "Ternyata efek lain selain bahwa sperma hitam itu akan mencari inang baru, dia akan mengirimkan signal ke otak agar Riris bisa berimajinasi dan memberi hasrat untuk menjadi lesbian. Waah hebat juga." Kataku dalam hati.
Denis : Hei sadar, kamu baru aja nge-sex sama aku. Kamu bukan lesbian.
Riris : Hmmm, iya juga yah.
Denis : Mungkin, kamu butuh temen ngobrol cewek buat diajak curhat. (Padahal aku sedang mensugestinya untuk melancarkan rencanaku yang lain, untuk bisa nge-sex sama temen-temennya)
Riris : Mungkin kali yah.
Denis : Temen deketmu Tania kan ? Mungkin dia bisa diajak ngobrol ? Ajaklah dia ke rumahmu, ajak nginep. Aku tau kamu anak tunggal jadinya gak ada yang bisa diajak curhat.
Riris : Iyah, mungkin besok aku ajak dia ke rumah.
Hehehe. Berhasil akhirnya aku bisa nyicipin memeknya Tania. Jujur, body Tania lebih wah ketimbang Riris, dia juga salah satu idola kampus, tapi karena dia judesnya minta ampun, aku bisa jadi yang pertama nyicipin memeknya.
Foto Tania
Denis : Ya udah. Kamu ada kerjaan apa di rumah, aku tau kamu capek dan sendirian di rumah. Bokap Nyokap pasti ada ngasih kerjaan.
Riris : Enggak kok. Aku tadi nyuci baju sama sprei ku aja tadi, gara-gara kemarin kemuncratan squirt ku.
Denis : Ya udah, aku yang cuci. Kamu istirahat aja. Kamu capek kan hornian terus sama barusan nge layanin kamu ?
Riris : Iya. Makasih yah sayang.
Akupun mencuci pakaian dan spreinya. Meskipun sebenarnya hal ini gak usah aku lakukan, tapi untuk bangun kepercayaan lagi kalau aku cowok baik-baik dan biar dia gak curiga sama aku jadi aku kerjain aja. Setelah menjemur pakiananya dan spreinya. Akupun lapar karena juga sudah kelelahan. Karena aku melihat di meja makannya masih kosong, maka masak saja seadanya tapi hanya untuk berdua saja. Setelah memasak akupun kembali ke kamar Riris. Aku melihat Riris tidur, namun yang berbeda adalah geliatnya, kedua pahanya mulai menggesek-gesek selangkangannya, agak kasihan melihatnya harus tersiksa oleh nafsunya sendiri.
Denis : Ris bangun. (Dia pun bangun namun dengan nafas yang berat)
Riris : Nis, tolooonggg.... (Dia menuntun tanganku ke vaginanya)
Denis : Wow.. wow... wow... Mending sekalian mandi aja sayang. Badanmu lengket kan ? Sekalian abis mandi kita makan yah sayang. Kamu pasti lapar.
Melihat dia seperti ini sangat jarang, dengan matanya yang sayu dan lenguhan manjanya. Padahal selama pacaran dia yang paling mandiri dibandingkan aku. Pengalaman yang jarang sekali, aku bisa mandi dengan Riris. Di kamar mandi dia kembali melancarkan aksinya. Ketika sabun sudah menyelimuti seluruh badan kami, dia menuntun tanganku ke Vaginanya.
Denis : Sayang. 69 aja yuk ?
Riris : Huuuh, kayak gimanaaah ituuhh ?
Haduh dasar Riris, dia masih polos, pengalaman sexnya masih sedikit
Denis : Kita tiduran, kamu diatas aku di bawah tapi hadapnya berlawanan, aku hisap memekmu, kamu hisap kontolku.
Riris : Aaaah gak jijik apa sayang ?
Denis : Malah kamu ngerasain keenakan.
Diapun tidur diatas badanku dan langsung menyodorkan memeknya ke hadapanku. "Owh. memek yang indah, meskipun dia mengangkang terlihat sangat sempit. Awalnya aku jilat saja memeknya dari atas ke bawah.
Riris : Hoouuuhhh....
Denis : Enakan sayang ?
Riris : Iyaaaahhh,,, Emmm.... Enaaakkhh sayang
Lalu aku sembulkan clitnya dengan lidahku dan ku hisap-hiap
Riris : Iyaaaah.... Auuuuhhh.... disitu sayang
Lalu ketika mulai basah, aku julurkan lidahku di lubang memeknya.
Riris : Hmmmm Oooowwhhhh...
Ketika dia membulatkan mulutnya aku paksakan dan mendorong pantatku dan masuklah kontolku ke mulutnya. Bukannya menolak dia malah menghisap kontolku. Jelas saja, karena kepala kontolku bukan ku lumri sabun, tetapi sperma hitam yang ku lumurkan dan botol itu ada di ssebelahku.
Denis : Hhhhmmmm.... Enaaaakkkkhhh.... jilaaathhh tengahnya sama lubangnya sayang....
Owwhhh rasanya enak sekali, baru kali ini dia mau melakukan blowjob. Aku pun memaju-mundurkan kepalaku di memeknya agar lidahku bisa masuk ke lubang memeknya. Mungkin karena Riris sudah terangsang berat, dia pun juga ikut memajumundurkan pinggulnya. Hampir ada seperempat jam kami melakukan itu dan akupun sudah hampir diujung.
Denis : Sayaaaangggg.... Akkkhhhh Akkhuuu... entar laghii keluar.... hisap yaaah....
Riris : Ehhhmmmm.... Ehhhmmmmm (desahnya tak jelas karena tertahan kontolku)
Ketika aku hampir keluar, aku memasukan sebagian sperma hitam ke mulutku, lalu aku ludahkan ke dalam lubang memeknya. Setelah itu "Ouuuuuuuhhhhhh" jeritku dan Riris. Kami pun sudah seperti kerasukan serigala karena orgasme yang begitu kuat. Akupun melihat carian yang agak cair berwarna hitam berada di clit nya. Lalu aku colok-colokan lagi agar masuk kedalam memeknya. "Ehhhmmm... masuk sana. berikan aku benih kehornian pada Riris dan Tania esok hari," Kataku dalam hati.
Riris : Ehhhhmmm kamu liar yah, ngeludah di memek ku. hangat yah ternyata.
Denis : Gimana kamu mau kalo kita nge-sex mending dimasukin aja yah. Aku punya obatnya (Padahal obatnya yah sperma hitam. Kamu gak bakal hamil dan plusnya, kamu horni terus.)
Riris : Iya deh aku coba
Setelah itu kami pun mandi dan melanjutkan dengan makan.
Denis : Sayang, besok lagi yah, aku mesti pulang dulu.
Riris : Iyah, makasih yah Sayang buat hari ini.
Ririspun menciumku. Akupun berlalu, berjalan menuju rumah. Rencana selanjutnya aku siapkan begitu matang. Ada suatu benda yang bakal membuat dia dan Tania bakal jatuh dalam nafsu tak terbendung dari sperma hitam.
Setelah Denis pulang aku langsung masuk ke kamarku. Rasanya puas sekali hari ini, nafsu yang terbendung dari kemarin sudah lumayan reda dan gatal di memekku berkurang, meskipun masih ada sedikit.
Drrt... Drrt...
"Ehh.. Telpon, tumben mamah nelpon"
Riris : Halo mah ?
Mamah : Ris, kamu bisa jaga rumah sampe lusa gak ? Mamah sama Papah soalnya mau ke Cianjur, ada urusan kantor. Mamah juga udah bilang ke Tania suruh nemenin kamu.
Riris : Owh ya udah deh mah. Nanti kalo Tania udah nyampe aku kabarin kok.
Mamah : Oke deh nak, hati-hati yah.
Riris : Oke mah.
Waaah kebetulan banget. Mamah ke Cianjur sama pas banget Tania mau kesini. Aku juga mau ngobrol sama dia. Owh iya, aku harus ke tempat cucian si Denis kerjanya bener gak yah ? Ketika ku lihat, wah ternyata sudah terjemur semua pakaian dan sprei ku. Ketika aku mau keluar tempat cucian, aku melihat tempat baju kotornya mamah. "Hmm apa sekalian aku cuci yah ?"
Akupun mendekat dan membuka tempat baju kotor mamah, ketika ku buka berapa terkejutnya aku ada sebuah penis mainan. Yang membuat aku lebih terkejut adalah bentuknya yaitu penis mainan itu ada 2 batang penis di ujung kiri dan ujung kanan, ditengahnya Ada 4 bola besar mungkin aku perkirakan sebesar hati ayam dan kuperkirakan panjang penis itu masing-masing 25cm.
"Oouuuuhhh... Aku horni lagiiiihhhh.... Apa aku coba ngocok pakai ini yah ?" Akupun menuju kamarku namun aku hanya membuka celanaku saja, takut kalau Tania datang. Ku gosok-gosokan kepala kontolnya di mulut vaginaku hingga ke clitku. "Ooouuuuuhhh... Hhhmmmm..." Rasanya berdesir di vaginaku. Ku gosoka pelan saja dan aku menyibakan vaginaku dan memasukan penis itu. "Oooooowwwhhhh.... Guratannya sekali" aku maju mundurkan penis itu, rasanya nikmat. Guratan-guratan yang jelas itu, cengkraman dinding vaginaku dan gesekan yang ku buat, benar-benar membuatku melayang.
Ketika aku melihat ke cermin, aku melihat bayangan diriku yang mempunyai dua alat kelamin. Di depan cermin aku melihat diriku yang sedang memainkan kontolku namun di kenyataannya aku mengocok memekku. Seperti nya bayangan kemarin aku memiliki penis menjadi nyata saat ini.Aku membayangkan pula yang sedang dimasuki kontol itu adalah Tania dan aku yang menyodoknya. "Oooouuuuhh Taniaaaahhhh... Memekmu legit deeehhh...". Aku merasakan hangat di vaginaku, bukan hanya aku mau orgasme tetapi kontol itu makin hangat. "Riris... Riris..." Aaahhh jangan-jangan itu Tania. Astaga, ini hampir di ujung aku menutup mulutku agar tidak ketahuan olehnya. "Hmmmpphhh... Hmmmmppphhhh... Iyaaaaaaahhhhh..." Astaga, aku teriak. Aku tidak sengaja mengeluarkan teriakan Karena penis tadi mengeluarkan cairan dari dalamya. Peduli amat dengan cairan itu, aku langsung mengeluarkan penis itu dan memakai celanaku. Akupun keluar menjemput Tania.
Halo namaku Tania, umurku 24 tahun. Saat ini aku sedang kuliah di ....... Kalau di kampus mungkin aku dijuluki Ratu yang gak punya Raja. Karena parasku memang cantik, meskipun payudaraku hanya 32B. Tapi dengan kulitku yang putih dan tinggiku yang 171cm itulah yang membuat aku dijuluki Ratu. Tapi karena judesku yang minta ampun, aku sampai ditakuti oleh para cowok.
Tania : Riris... Riris...
Riris : Iyaaaaaaaaahhhh...
Tania : Ya ilah Ris, gak usah kenceng-kenceng juga kali. (Kataku dalam hati.)
Riris pun keluar dan mempersilahkanku untuk masuk.
Riris : Tan... Tan... Ngapain lo bawa tas segitu gede.
Tania : Ini gak cuma baju. Ada snack juga. Jadi enak kalo mau nonton ada selingannya sama gak usah keluar lagi.
Riris : Ya udah, bawa masuk gih ke kamar gw. Sekalian gw juga mau curhat sama lo.
Akupun menuju kamarnya dan menaruh tasku di sana. Aku juga langsung tiduran Karena hari ini memang penat Karena kuliahku yang padat. Akupun ngobrol dengan Riris, perihal masalahnya, mulai dari dimana dia akan S2, sampai masalah ortunya. Akupun menyinggung soal Denis.
Tania : Gimana, lo udah putus kan sama si Denis ?
Riris : Sebenernya gw balikan lagi.
Tania : Lah kok gitu.
Riris : Susah Tan, jelasinnya.
Tania : Denis itu yah muka aja pas-pasan, pinter gak juga lah. Baik, yah gak juga, soalnya dia orangnya pendiem kok.
Akupun sengaja berkata demikian, karena sebenarnya aku suka sama Denis, tapi dia gak pernah nembak aku dan aku juga belum mau pacaran. Pengalaman pertama dan terakhir aku pacaran sekitar SMA kelas 2 dan itupun gak begitu mulus, Karena aku hampir diperkosa oleh mantanku dan teman-temannya.
Riris pun tidur membelakangi ku.
Riris : Eeeehhhhmm... Diaaahh... Baiiikkkhhh kok.
Tania : Loh, Ris. Lo kenapa ?
Riris : Looo... Tau gaaakhhh... Kenapaah gw balikan sama Deniiissshh...
Tania : Iyaahhh... ??? (Astaga aroma apa ini ? Rasanya wangi sekali. Lalu mengapa badanku rasanya jadi agak panas dan mengapa nafasku jadi berat dan malah mendesah.)
Riris : Karena gw udah ML sama dia !!
Riris pun berbalik badan dan membekapku dengan sapu tangan. Tangan kirinya menggenggam tangan kananku. Aku berusaha tidak bernafas agar aku tidak menghirup apa yang dia bekapkan ke wajahku. Tapi aku tak kuat dan aku hirup dan ternyata aroma yang sama. Namum karena sangat dekat aroma itu makin kuat, aku mencoba menghirupnya, berharap tidak terjadi apa-apa terhadap diriku.
Namun yang terjadi, aku makin lemas, tapi lemas yang begitu mengenakan. Payudaraku menjadi begitu sensitif, vaginaku menjadi lembab dan rasa hangat yang ada di badanku meningkat. Riris mengubag posisinya menjadi diatas badanku dan dia melepaskan dekapannya.
Riris : Coba kita lihat, apa Ratu paling judes ini menolak untuk jadi lesbian ? Katanya, kamu udah gak tertarik sama cowok. Coba kalo sama cewek, kita lihat.
Tania : Riiiss... Awwwhhh... Loooh gilaa yaaaahhh... Gw masiiiihh normal Aaawwwwhhhh...
Riris pun mengocok vaginanya dan setelah itu, memasukannya ke dalam vaginaku. Benar-benar sensasi yang belum pernah ku rasakan.
Tania : Aaaaawwwhhhhhh....
Riris : Iyaaahhh... Begitu Sayang... Mendesaaaahhh... Teruuussss... Karena loooohhhh... Udaaahhh basaaaahhhh...
Entah mengapa kata-kata tersebut seperti pujian buatku dan malah membuatku makin basah dan secara tidak sadar, aku menggoyangkan pinggulku keatas dan kebawah mengikuti irama jarinya keatas dan kebawah. Tak sadar pula ternyata kamipun sudah telanjang.
Tania : apaaahhh... Apaan ini Riiiiissss... Sadaaaarrr... Riiiiissss... Gw iniiiihh... Cewek.
Riris : Enggaaakkhh... Loooo, yang harusnya sadar. Gw ini yang cewek. Kenapa lo malah ikutan horni.
Tania : Oooouuuhh... Ooowwwhhh... Ouuuuhhhh...
Aku hanya menggelengkan kepalaku, menolak kenyataan yang terjadi pada diriku. Lalu Riris duduk diatas vaginaku. Vaginaku yang indah yang tidak berbulu Karena tiap minggu selalu ku cukur. "Ouuuuhhhh" nikmat sekali. Akirnya Riris berpindah, vaginanya mengapit vaginaku dan dia menggesekannya. "Ooooouuuhhh... Tuhaaaan... Aphaaa... Akuuu melawan kodratku." Tapi sisi baiknya aku tidak akan hamil. Akhinya aku menyerah dan aku mulai menggesekan vaginaku ke vagina Riris. Tetapi selang beberapa menit kemudian, saat aku hampir orgasme dia menghentikan pergerakannya.
Riris : Eeeeeehhhhhmmmm... Enaaaakkkhhh khaaannn... Thaaannnn... Sekarang looooohhhh... Ngaku kalo loooo... Lesbian khaaannn....
Dibuatnya perasaanku mengambang antara orgasme atau tidak, secara spontaneous aku berkata.
Tania : Iyaaaaaahhh.... Gw emang lesbian Riiiiisss... Ayo Riiiisss... Gw udaaaah gak tahaaaann... Ouuuuuuwwwwwhhhhh....
Kami pun melanjutkan kegiatan persetubuhan kami dan sesaat kemudian...
Ouuuuuuwwwhhh... OOOOOOOOHHHHH.... OOOOOHHHHHH.....
Srut.. Sruut.. Sruuutt..
Cairan orgasme kami berceceran kemana mana. Disekeliling kamar Riris mungkin terlihat bercaknya dan paling banya cairan orgasme Riris masuk ke vaginaku.
Tania : Ris, makasih yah udah ngasih aku kenikmatan ini yang aku gak bisa dapetin Dari cowok lain.
Riris : Iyaaah sama-sama, kan kita temen kan.
Tania : Iyaaaah Sayang.
Akhirnya kami berpelukan, berbagi kehangatan dan terlelap.
Akupun terbangun dari tidur ternikmatku dan melihat Riris masih tertidur. Aku masih tidak percaya kalau aku adalah seorang lesbian. Di satu sisi aku merasa senang karena aku tidak perlu merasakan sakitnya hamil dan menjadi seorang ibu, tetapi disatu sisi aku merasa agak sedih karena aku mungkin tidak bisa merasakan cinta seorang laki-laki. Ditambah dengan pengalaman buruk yang aku terima dari seorang laki-laki dan Denis yang tidak pernah mengungkapkan perasaannya kepadaku, mungkin aku mulai meyakinkan diriku menjadi seorang lesbian. Aku melihat jam "Ahh, sudah jam 5 sore", mungkin untuk memperbaiki moodku dan merasa badanku sudah sangat lengket, aku memutuskan untuk mandi.
Karena badanku yang sudah telanjang, aku hanya mengambil handukku dan masuk ke kamar mandi, "Ehhhmm... begitu enaknya air yang langsung membasahi badanku" akupun menikmati siraman air yang membasahi tubuhku dan setiap sentuhanku yang lembut untuk menyabuni seluruh badanku. Namun, aku agak curiga ketika aku melihat sebuah botol aneh yang sebelumnya tidak pernah aku lihat di kamar mandi Riris. Sebuha botol yang dilapisi kulit binatang. Akupun merasa curiga dan merasa ingin tahu apa isi botol tersebut, pertama aku buka tutupnya dan menghirupnya "Ehhhhmmm.... wangi sekali, apa ini sabun yah ?" tanyaku dalam hati. "mungkin ini sabun khusus kewanitaan milik Riris, pantas wanginya hampir sama. "Aaah, aku pakai saja, mungkin Riris bisa makin menyukaiku."
Akupun menuangkannya di tanganku, warnanya hitam pekat, makin lama aku menghirupnya entah mengapa nafasku menjadi makin berat dan tiba-tiba aku menjadi terangsang kembali. Payudaraku mengencang dan di sekitar putingku menjadi agak gatal, vaginaku menjadi gatal. "Astaga, ternyata ini sebabnya aku jadi terangsang dengan wangi vagina Riris." Akupun mengusapkan sabun itu ke vaginaku, meraba vaginaku dan mengolesi vaginaku disetiap sudutnya, jariku mengelilingi dinding vaginaku dengan sabun itu. Dikarenakan aku yang sudah dipenuhi nafsu, aku malah bermasturbasi. Merasa ada yang kurang, aku malah menambahkan sabunnya lagi, padahal seluruh cairan vaginaku yang bercampur degan sabun itu sudah luber kemana-mana.
Ooooouuuuhhhh.....Hhhhhmmmmm..... Aku pun menggigit bibir bawahku menahan rasa nafsu ini, dan tangan kananku yang sudah gatal ingin menggenggam sesuatu dan aku meremas payudaraku menggenggamnya seperti meremas balon air... Aaaaahhhh..... kenyal rasanya dan nikmat sekali. Aku memasukan ketiga jariku dan memutar-mutarnya kekiri dan kekanan.... Eeeeehhhhmmmmm..... Aaaauuuuuhhhhh..... rasa apa ini, entah mengapa aku menjadi liar begini. Aku memasukannya lebih dalam, Oooooooouuuuhhhh.... Oooouuuuuhhhhh...... AAAAAUUUUUUHHHHH..... rasanya orgasmeku lebih meledak-ledak dibanding tadi ketika aku bersetubuh dengan Riris. Akupun membaringkan tubuhku di lantai kamar mandi karena aku sangat lemas, orgasme barusan membuatku sangat puas. Namun, sensasi aneh terjadi.
Tiba-tiba ditengah tubuhku yang lemas ini gairahku bangkit lagi dan birahiku memuncak "Auuuuhhhhh.... aphaaaaaaa.. aaaaauuuuuuwwwww.... apa-apaaann ini, ouuuuwwwhhh..... ssshhhhiiiittt..." Seketika vaginaku lebih gatal dari sebelumnya , putingku mengeras dan lebih keras dari yang tadi dan secara refleks aku duduk bukan dan menggesek-gesekan vaginaku di lantai "Hauuuhhh... Hauuuhhh... Hauuuuhhh.... creessttt... creeessttt..." setiap kali aku mendesah, vaginaku memuncratkan cairannya. Aku menggelengkan kepalaku tidak kuat karena rasanya vaginaku menginginkan sesuatu untuk diisi. Aku melihat benda yang bentuknya seperti penis namun terbuat dari karet. Dengan cepat aku menyergapnya dan memasukan ke vaginaku. Penis itu langsung melesak masuk kedalam vaginaku. Aaaauuuuhhhh.... rasanya enak sekali. Baru saja sekali sentakan penis itu, aku dikejutkan oleh sebuah suara
Tok... Tok... Tok... Riiiisss... ??
Itu suara Denis. Tanpa pikir panjang bukannya aku menghentikan kegiatan bermasturbasiku, aku dengan sigap membuka pintu kamar mandi dan menyergap Denis.
Tania : Nis, Fuck me... Fuck meeee.... auuuhhh...
Denis : Heeyy, Tan... Taniaa... apa-apaan ini heh...
Tania : Bodo amat kamu mau ngomong apa... Fuck me...
Aku langsung menyeret Denis ke dalam kamar mandi dan membuka bajunya, hingga kancing bajunya lepas dari bajunya dan langsung kubuka celana dan celana dalamnya. Aku seolah-olah menjadi monster yang sedang lapar. Iya aku adalah monster yang lapar nafsu birahi.
Denis : Tan sadar, kamu mau memperkosa aku ?
Tania : Fuuucck meeeee.... i know you want it Deeenn.... (Geramku, sambil melotot, dan mulutku mengeluarkan liur seperti kegilaan.)
Denis : Taaann... I love you... but not in this waaaayyy....
Tidak memperdulikan omongannya aku langsung mengarahkan penisnya ke vaginaku dan melakukan gaya women on top.... "Haaaahhh.... Haaaaaawwwwwhhhh..... AAAAAAWWWWWHHHH.... rasanya berbeda sekali ketika disetubuhi oleh Riris, rasanya ada yang memuaskan vaginaku, entah mengapa aku menikmatinya, meskipun aku sudah dicap lesbian.
Denis : Taaaaaaannn... pleaseee... aaaawwhhh....
Tania : Kenapaaaa ???? Hhhhmmmm.... Keenaaaakhann yaaaaaahhhh..... Aaaawwhh rasain tuh sempitnya vaginaku.... auuuhh...
Denis : Aaaaaawwwwhhh.... Yeeeesssss.... I begging you... give me moreeeee....
Tania : Apppphaaaaaa.... gw gak ngerti....
Denis : Iyaaaaa.... terus kocokin gw pake memek looooo..... aaaawwwhhhh....
Hahahaha.... akhirnya lo tunduk juga sama gw. Rasain tuuuh... Aaaaaaauuuhhhh.... haaaaaaaauuuuuhhh..... Oooooooooowwwhhhh.... setiap aku mengocok vaginaku dengan penisnya, aku selalu keluar namun dengan cairan yang sedikit demi sedikit dan ternyata gerakanku dibalas olehnya dan dia memaju-mundurkan penisnya.... Ooooouuuuuuwwwwhhhhh..... sudah 15 menit rasanya aku mengaduk vaginaku dengan penis Denis dan tiba-tiba.
Denis : sekarang kamu tiduran, biar aku yang layanin kamu........
Tania : Ooooooouuuuuhhhhh.... Ooowwwkkkeeeee.....
Akupun tiduran dan membiarkan Denis menyetubuhiku.
Tania : Ooooouuuuhhhh yes Deeeennnn.....
Denis : Iyaaaaaaahhh.... Memekmu sempit tapi becek terus.... Hhhmmmmm enak taaaannnn....
Tania : Peniiiisssmuuu ooooowwwhhh enak juga Deeennn..... Haaauuuhh...
10 menitpun berlalu kami melakukan gaya missionary. Hingga akhirnya.
Tania : Deeeennnnn.... Aku mau meledaaaakkkhhhh....
Denis : Iyyyeeeeessssshhhh..... aku keluar di dalem yaaaakkkhhh....
Tania : Iyaaaaahhhh.... Keluarin Deeeennn....
Kamipun orgasme bersama-sama dan "Cresssssttttt..... Creeeessssstttt...." dua kali aku menyemburkan cairan kewanitaanku dan sangat banyak sekali, ada sekitar satu botol air mineral 600 ml. Dikarenakan sangat banyaknya cairan vaginaku, sperma Denis akhirnya luber di mulut vaginaku.
Tania : Ooooooowwwhhhh... I win... gw bisa ngentot sama lo Den....
Denis : Hosh... Hosh.... Gila lo yah.... selama ini gw respect sama lo dan ternyata apa yang gw lakuin ke lo ini hasilnya.
Plak...
Sebuah tamparan mendarat di pipiku.
Tania : Woooyyy... harusnya lo puas bisa ngentot sama gw yang jaim sama cowok.
Denis : Gw bukan suka tubuh lo.... Gw cinta sama lo, selama ini gw macarin Riris buat ngedeketin lo dan buat dia percaya kalo gw cowok baik-baik, dan ternyata lo lebih murah daripada Riris dan gw salah ngelindungin lo dari pemerkosaan pas lo SMA... Dan ternyata sekarang lo udah gak perawan.
Plaaakk... tamparan yang lebih keras menampar pipiku dan hingga tergores berdarah dan akupun menangis menyadari hal itu. Denis pun meninggalkan kamar mandi dan aku memojokan diriku di kamar mandi sambil menangis. Aku jatuh serendah-rendahnya, karena selama ini ternyata ada laki-laki yang memperhatikanku.
POV DENIS
Akupun meninggalkan kamar mandi dan tersenyum menang, Riris yang sedari tadi pura-pura tidur melihat ke arahku dan aku mengacungkan jempol kearahnya. Aku tiduran di samping Riris.
Denis : Sayaaangg.... kamu masih salah, dia udah gak perawan loooohh...
Riris : Hah, masa ??? Aaaahhh... sayang ma... maaf...
Denis : Tetep kamu mesti dihukum. Malam ini hukumannya.
Riris : Tapi sayang, kata-kata kamu di kamar mandi itu serius ?
Denis : Aku gak mau, gara-gara kamu dia jadi lesbian. Aku bukan cinta tetapi lebih ke kasihan dengannya.
Aku sedaritadi semenjak Tania datang ke rumah Riris aku memantaunya dan menyusun rencana dengan Riris, karena Riris aku beri hukuman untuk mencari perawan untukku, aku yang memberinya instruksi melalui chat di hp. Dan rencana untuk membuat Tania serendah itu datang dari aku, namun aku tidak ingin membuat dirinya sebagai lesbian. Karena aku mau meyakinkan dia bahwa ada laki-laki yang masih bisa dipercaya dan aku tidak mau tindakan Riris yang bodoh untuk meyakinkan Tania bahwa dia adalah lesbian semakin menjerumuskan dia ke pandangan bahwa semua laki-laki itu berengsek.
Aku masih di kamar mandi, menangis, meringkuk, meratapi nasibku yang secara sengaja karena nafsuku, aku berhubungan badan dengan Denis. Denis yang merupakan orang yang paling aku hormati dan palinku sayangi, meskipun aku belum pernah menyatakan cinta kepadanya. Denis yang telah melindungiku, menjagaku dan kenyataannya aku telah memperkosanya. Apa aku telah menjadi perempuan murahan ? Aku membuka kran kamar mandi berharap tangisanku tidak terdengar oleh siapa-siapa. Namun, ternyata..
Riris : Taaann... Lo gak apa-apa kan ?
Tania : Aakkh... Hiks... Gak.. Gak apa-apa Ris (kataku sambil mengusapkan air mataku)
Riris : Serius ? Gw masuk yah. Boleh gak ?
Tania : Iya boleh
Aku membuka pintu kamar mandi dan Riris masuk dan sudah dalam keadaan telanjang.
Riris : Tan ! Lo kenapa ? (Dia melihat mataku yang sembab)
Tania : Ris, sorry... Gw having sex sama Denis
Riris : Lo gila apa kenapa !? Gw kira lo temen gw tapi lo malah nusuk gw dari belakang
Tania : Sorry Ris, gw yang kelewatan gw gak bisa nahan diri gw.
Riris pun malah langsung mendekap badanku dengan tangan kanannya dan tangan kirinya menjamah vaginaku.
Tania : Riiiiss !! Please stop ! Ampun Ris gw gak mau lagi.
Riris : Rasain nih akibatnya karena lo udah ngerebut Denis dari gw.
Tania : Riiiisss ! Please hiks... Haah.. Gw minta maaf... Hiks... Riiss. (Tangisku pecah kembali)
Tiba-tiba Riris pun menghentikan aksinya dan malah memelukku
Riris : Gw malah iri sama lo Tan... Lo yang selalu diperhatiin sama Denis dan gw cuma diperalat sama Denis buat dapetin lo.
Aku tak bisa berkata apa-apa, kalau kubilang ini semua salah Denis, apalah aku yang melampiaskan nafsuku kepadanya. Tapi aku juga tak bisa menyalahkan Riris saat ini. Aku merangkulnya dan mengelus punggungnya.
Tania : Gw yang salah Ris. Gw yang terlalu jual mahal ke cowok, sampai Denis gak bisa ngungkapin langsung cintanya ke gw.
Riris : Lo tau kenapa, cintanya Denis memang harusnya ke Lo. Denis udah cerita semua ke gw dan gw ngerti maksudnya. Gw juga rela kok kalo lo sama Denis ketimbang lo jadi pure lesbian.
Akupun terkejut mendengarnya dan mematung didekapannya. Perasaan senang itu tidak bisa digambarkan.
Riris : Udah jangan bengong gitu.
Tania : Bukan Ris, jadi gw bukan lesbian kan Ris.
Riris : Yah, bukan. lo cuma seneng melampiaskan hasrat sexual lo ke hal lain aja. Misalnya kayak gini.
Riris mendekatkan wajahnya ke wajahku dan ia mulai mencumbuiku, aku menikmatinya dan aku membalas ciumannya dan bersilat lidah. Entah mengapa, setelah cumbuan itu aku merasa begitu mengantuk dan akupun tidak sadarkan diri.
Aku terbangun dan sudah tertidur di kamar Riris dan "Aaaaauuuuuuhhhhhh....." aku melenguh sekeras-kerasnya, vaginaku gatal sekali. "Tahan taaaaaan. Kamu harus jaga dirimu taan." Tapi mengapa tanganku terikat begini. Tiba-tiba pintu kamar terbuka dan aku melihat Denis.
Tania : Deniiiiisss..... Auuuhhh... hiks... why you did this to me ?
Denis : Ini hukuman buat kamu, karena kamu udah memperkosa aku. Sekarang, kamu harus tau rasanya diperkosa dan disituasi dimana gak ada yang nolongin kamu. Apa kamu bakal jadi murahan ?
Tania : Please.... Oooouuuuhh Den. Maafin aku, aku janji bisa naaahh..... aaaaauuuummm.... (aku tidak bisa melanjutkan kalimatku karena Denis sudah menyergap vaginaku dan mengusapnya)
Denis : Apa yang bisa kamu tahan, buktinya ini udah basah.
Tania : Deniiiiiiiiissssssss..... Auuuuuhhhhh.....
Denispun langsung menyergap kakiku dan membukanya lebar dan memendamkan wajahnya di vaginaku. Dia menjilat vaginaku keatas dan kebawah, dari clitorisku hingga pangkal bibir vaginaku. "Aaaaaahhh..... Aaaaaaaaaaaauuuuuuhhhh". Cairan vaginaku makin banyak, bukannya jijik dan menghindar, Denis malah menghisapnya "OOOOOOOOOWWWWWWHHHH" benar-benar sensasi yang berbeda dari persetubuhan pertamaku tadi, karena aku yang memaksanya dan aku tidak tahu harus menyuruhnya apa. "Apa jangan-jangan dia bukan memperkosaku tapi melayaniku..... Aaaaaah tidak tan, jangan berpikir demikian, dia yang menyiksamu sampai diikat begini." Tiba-tiba sebelum aku orgasme Denis menghentikan hisapannya. Berhenti dihisap oleh Denis, refleks aku menutup kedua kakiku dan menggesek-gesekan pahaku, berharap aku bisa orgasme.
Denis : Loh kok ditutup Udahan apa belom puas ?
Tania : Ooooowwwhhhh.... Uuuuddd..... Aaaaaaahhhh....
Denis : Yakin ? kok kamu malah gesek vaginamu pake paha kamu ?
Tania : Ooooooooowwwwhhhhh....
Denis : Jangan main sendiri laaah.
Denis pun membukakan kakiku lagi dan membenamkan wajahnya kembali "Sluuuuurrpp.... cleeeep... sluurpp" Suara itulah yang kudengar karena cairanku sudah membanjir. "Ooouuuuuuhhhhhhhh...... Aku mohon den lanjutkan ini..... Ehhhhmmm jangan berhenti" kataku dalam hati. Akupun ingin meledak untuk kedua kalinya namun lagi-lagi dia menghentikan aksinya, tetapi dia hanya terdiam. Aku yang merasa tersiksa dengan gelombang orgasme yang batal untuk kedua kalinya, mengatupkan kakiku kembali dan berusaha untuk menggapai orgasme. Melihat diriku yang tersiksa, Denis malah mendekatkan wajahnya ke wajahku dan berbisik di telingaku dan membelaiku
Tania : Actually, i love you Tan. Biarkan aku memuaskan dirimu dan aku akan tanggung jawab jika kamu hamil.
mendengar hal itu aku merasa sangat gembira dan karena sudah dilanda nafsu
Tania : IYYYYAAAAAAAAHHHH...... PLEASE DEN.... AKU UDAH GAK TAH....Eeeeehhmmmm.....
Denis malah langsung mencumbuku, lidahnya menjelajahi seluruh mulutku. Akupun tak mau kalah dan membalas cumbuannya. Tak terasa ikatan di tanganku sudah terlepas, ternyata Denis melepaskannya, aku langsung memeluknya dan tak terasa pula kalau penisnya sudah diarahkan di vaginaku. Dia menggenjot vaginaku dengan penisnya "Oooooouuuuuhhhh..... Terus deeeeeennn" kataku dalam hati. Akupun secara refleks menggoyangkan pinggangku keatas dan kebawah, mengikuti irama gerakannya. Gelombang orgasme itu datang kembali dan akhirnya aku melepas cumbuanku dan "OOOOOOOOOOOOWWWWWWHHHHHHH" banjir sudah kasur Riris dikarenakan cairan orgasmeku yang sangat banyak.
Denis : Kok kamu keenakan duluan
Tania : Haaahhh.... Kamhu sih tadi... ngelepas cumbuanmhuuuu.... di vaginaku.... dua kali lagghiiiii.... (jawabku dengan nafas yang terengah-engah)
Denis : Kamu harus dihukum yaaaaahh... karena kamu keluar duluan (Katanya sambil menggenjotku kembali)
Tania : Owwwhhh.... Iyaaaahh.... Iyaaaahhh.... Dheeennn hukum akhuuu... Berikan aku benihmu Dheeeeennn.
Denis menggenjotku, aku yang sudah kelelahan karena orgasmeku tadi yang sudah sangat meledak aku hanya pasrah saja. Namun, tiba-tiba staminaku kembali lagi, namun aku yang sudah terbuai oleh janjinya untuk memuaskanku, aku hanya dengan manja menggeliat. 10 menit berlalu.
Tania : Deeeeeennnn.... Aaaaaakkkhhh.... Aku mau keluaaaaarr...
Denis : Tahan yaaaah.... Kitaaa keluar bareng-bareng sayang.
Tania : Iyaaaaahhhh..... Iyaaaaaaaaaahhhhhh..... Aaaaaaaaaakkkkhhhhhh
Denis : Iniiiiihhh sayaaang, terima benih kuuuuu..... Akkkkhhh
crooot... crot... crooot..
Aku dan Denis pun tumbang dengan penis yang masih tertancap di vaginaku. Denis pun membelai rambutku dan mencium keningku.
Denis : Makasih yah sayang, kamu udah rela ngasih tubuhmu.
Tania : Enggak... Aku yang harusnya makasih, karena udah muasin aku.
Denis : Sayang, aku mau ngasih tau kamu.
Tania : Apa itu sayang ?
Denis : Kalau ada orang yang kamu benci, di kampus terutama, pakailah insting tubuhmu. Tubuhmu tau apa yang harus kamu lakukan
Aku tidak mengerti apa maksudnya tetapi aku hanya mengangguk saja dan kami berdua tidur di ranjang itu.
Malamnya setelah Denis menyetubuhi aku, aku mendapat berita mengejutkan
Denis : Tan, aku takut kalau kamu gak bisa hamil
Tania : Haah !! Kamu tau darimana ?
Denis : Aku yakin pas kamu horni di kamar mandi tadi sore dan memperkosa aku, itu bukan karena dirimu yang gak bisa nahan nafsu. Aku yakin ada sesuatu di rahim kamu dan itu membuat kamu jadi horni
Tania : Den... Please keluarin !!
Denis : Kamu yakin ?
Akupun kebingungan karena tiba-tiba vaginaku gatal kembali. "Ehhhmmmm...." Akupun merapatkan kakiku lagi, berharap Denis tidak menyadari aku sedang gatal. Namun hal itu gagal dan Denis membuka pahaku dan membenamkan wajahnya di mulut vaginaku. "Aaaaaaaahhh" Denispun mencumbu vaginaku, lidahnya bermain di liang kewanitaanku endusan hangatnya di clitorisku membuat diriku melayang. "Aaaaawwwhhh.... Iyaaaaah Deenn... Teruuuuusssss....". Akupun dibutakan karena nafsu, padahal ada suatu penyakit yang bersarang di vaginaku dan terpaksa harus mandul. Apakah aku harus memelihara hal ini atau aku ingin membuangnya ? "Aaaaaaahhhh.... pikiranku serasa kacau. Lalu tiba-tiba pikiranku membisikiku sesuatu "Jangan, kamu harus mengeluarkannya, siapa tahu itu menjadi penyakit untukmu dan itu akan membuatmu mandul." Kata pikiranku yang masih polos, namun, pikiranku yang lain berkata "Jangan kamu dengarkan dia, ini berkah buatmu, akhirnya kamu bisa merasakan nafsu setelah sekian lama. Mungkin kamu bisa menyebarkan nafsumu di teman-teman bahkan orang yang membencimu. Daripada kamu harus memiliki anak dan harus mengurusnya, betapa rumitnya nanti hidupmu." Dalam keadaaan bingung, aku hampir merasakan orgasme.
Tania : Aaaaahhh.... Deniiiiisss.... Biarin aja benda itu dirahimkuuuu.... Akhhh... Akhuuuuu.... Keenakaaaaaannnnn...... AAAAAAAAAHHHHHH.
Denis : Serius ?!! Okee
Tania : Haaah... Tapi.. Aku minta satu hal.... Haaah.
Denis : Apa itu ?
Tania : Nikahin aku. Aku mohon, aku gak mau kehilangan kamu dan janji kamu selalu lindungin aku.
Denis : Iyah aku janji.
Paginya
Riris : Tan. Bangun, lo kuliah kan hari ini.
Tania : Eeeeh iya. Gw mandi dulu yah. Terus, lo sama Denis ntar ?
Riris : Iyah, sama gw minjem Denis yah, selama dia di Rumah gw. Lagian, gw kemarin denger lo berdua romantis amat.
Tania : Iyaaa, lo pake sana. Selama dia masih punya gw.
Riris : Iya-iya, dasar istri pertama.
Akupun meninggalkan Riris dan mandi, ganti baju dan berangkat.
Denis : Loh, sayang, kamu gak makan dulu ?
Tania : Eeeh. Gak usah, ntar aku makan di kampus aja.
Denis : Ris, minjem kotak makanmu yah, buat Tania.
Riris : Ooowh, pake aja.
Tania : Ya ampun sayang, kok repot-repot.
Denis : Yah, gak apa-apa daripada kamu laper di jalan.
Tania : Makasih yah sayang.
Akupun mencium kening Denis dan mengambil kotak makan Riris.
Riris : Tan, ati-ati yah dijalan.
Tania : Iya Ris.
Akupun berpamitan dan berangkat, diperjalanan ada aku merasa beban tas ku tidak seberat ini tadi, aku membukanya dan aku melihat bukan hanya bekal dan botol minum. Ada sebuah tabung kaca yang di dalamnya ada cairan hitam, kalau aku ingat ini adalah sabun yang membuat aku horni seharian dari kemarin, apa aku buang saja yah ? Aaah tidak mungkin ini bisa berguna, aku juga melihat sebuah plastik obat yang berisi serbuk yang aku tidak tahu apa isinya dan dildo yang sempat aku gunakan kemarin. Setelah aku mendengar bahwa ada sesuatu di vaginaku aku merasa aneh dan merasa ada yang berbeda dengan tubuhku, aku merasa ada yang hidup disana, meskipun saat ini aku tidak hamil. Sesampainya di kampus, dengan rasa aman tentunya, karena aku belum merasa gatal di jalan menuju kampus tadi. Namun, aku melihat seseorang yang paling aku benci di kampus, karena semenjak aku menjadi mahasiswa baru mereka yang selalu menjebakku mulai dari mengajak aku clubbing hingga aku pernah dijadikan PSK online. Mereka adalah Dea dan Siska.
Ketika aku melihat mereka, entah mengapa tiba-tiba, vaginaku menjadi merasa gatal. Apa jangan-jangan aku bernafsu karena melihat mereka ? Atau jangan-jangan benda yang ada di vaginaku memiliki pikiran. Tidak mungkin, karena aku yang melihat mereka, bukan vaginaku. Ini murni nafsuku. Astaga, aku bernafsu dengan mereka yang aku musuhi ?
Dea : Eeeeeh lihat nih si nerdy, ngeliatin kita. Ngapain lo ngeliatin begitu, gak suka sama gw
Siska : Biarin aja De, udah masuk aja daripada telat kita masuk kelas.
Dea : Biarin. Ini anak mesti dikasih pelajaran, Gw kesel liat muka dia, dia yang udah ngebeberin kabar gak bener ke pacar gw.
Siska : Biarin ntar kena karma nya kok De.
Akupun hanya diam mematung, mungkin karena vaginaku yang gatal.
Dea : Eeeh denger yah, kalo lo sampe manas-manasin hubungan gw sama Hendri, gw gak bakalan kasih ampun ke lo sama Denis.
Entah mengapa aku memiliki rencana untuk membuat dia jadi lesbian. Kalau Denis benar apa yang di rahimku bisa melindungiku dan jikalau benda itu membuat aku horni semoga rencanaku berhasil. Kelasku memang dimulai sebentar lagi, namun aku menuju ke toilet dan mulai melancarkan aksiku. Aku melepas celana dalamku dan aku bermasturbasi. Aku mulai meraba mulut vaginaku yang basah dengan jariku, teringat di dalam tas ku ada dildo, maka aku ambil dildo ku itu lalu mengusap-usapkannya. "Ehhhhmmmmm....Mppphhh...." Aku berusaha menutup mulutku supaya tidak terdengar oleh orang jika ada yang masuk ke dalam toilet, kugesekan dildo itu keatas dan kebawah di bibir vaginaku, lalu setelah basah, aku memasukan dildo itu ke vaginaku "Ehhhhmmmm.... EEEEEHHHMMMM" Aku mendongakan kepalaku ke atas dan dengan mataku yang melotot karena terasa sangat sempit sekali dildo itu di vaginaku dan rasanya nikmat sekali, aku memaju-mundurkan dildo itu, dan tangan kananku meraba payudaraku. Merasa sudah hampir orgasme dan kelasku dimulai sebentar lagi aku mempercepat gerakan dildo dan makin meremas payudaraku, akupun ingat aku membawa botol minum, aku mengeluarkan air dari botol itu dan mengarahkannya ke dildoku supaya cairan kewanitaanku ditampung oleh botol itu dan "Owwwhhh.....OOOOWWHHH... HOOOOOOWWHHH...." "Crssst... Crssssstt....Crssstt..Crssst..." Lumayan banyak juga cairan kewanitaanku, ada sekitas setengah botol namun yang kulihat warna cairan itu berwarna kuning agak pekat, apa ini yang dimaksud Denis ? Lalu aku membuka tutup toilet yang berisi penampungan air dan menuangkan cairan kewanitaanku disana, berharap rencanaku berhasil. Akupun keluar dari toilet dan masuk ke kelas.
Huft hari ini hari mengajar lagi, aku harus menggantikan Bu Tasya karena hari ini tidak masuk, dan kelas yang ku ganti ini isinya hampir semua semester atas. Owh iya aku lupa memperkenalkan diri, namaku Silvi dan umurku 29 tahun. Aku saat ini masih menjabat sebagai asisten dosen, dan beberapa kali lagi aku mengajar aku sudah bisa diangkat menjadi dosen. Ketika aku masuk ke kelas aku melihat salah satu mahasiswi masih keluyuran, dia berlari mungkin karena takut terlambat.
Bu Silvi : Eeeeh. Tania yah. Kok tumben telat.
Tania : Owh saya baru abis ke toilet bu. Ini juga mau masuk kok bu.
Bu Silvi : Owh ya udah bareng sama ibu, ibu juga mau ke kelasmu, Bu Tasya hari ini gak masuk.
Aku dan Tania masuk ke kelas. Langsung aku mengajarkan beberapa catatan yang diberikan Bu Tasya kepadaku.
Bu Silvi : Hari ini ibu cuma ngasih tugas aja dari Bu Silvi, ini buat kisi-kisi UAS, kerjain, kalo udah selesai taruh aja di meja ibu. Gak ada yang boleh keluar ruangan kalo belum selesai. Kecuali ke toilet.
Lumayan lama juga, aku menunggu para mahasiswa mengerjakan soal, apa memang soalnya susah. Aku mencoba mengerjakan satu soal di lembar jawaban. Beberapa soal aku kerjakan tidak terasa waktu sudah setengah jam aku mengerjakan soal. Akupun merasa ingin pipis dan aku keluar dari kelas dan menuju ke kamar mandi.
"Aaaaahhh... leganya." Aku mencebokan vaginaku. Beberapa lama aku menyibaki vaginaku dengan air semprotan toilet aku merasa ada yang aneh, nafasku memberat dan badanku terasa hangat. Akupun meraba vaginaku dan mencolok-colokan vaginaku dengan jari tengahku "Ehhhm...Ehhhmm....Ooooowwhh.....Ehhhmm". Rasanya seperti tersengat-sengat listrik. Aku yang setengah sadar mencoba mematikan semprotan air itu. Setelah air itu berhenti aku mencoba merilekskan badanku dan beranjak dari sana. Aku kembali ke kelas, namun tiba-tiba rasa gatal itu muncul lagi. Kenapa aku jadi terangsang kembali, apa vaginaku mulai sensitif,padahal biasanya aku bisa mengatasi nafsuku, apalagi hal seperti mencebokan vaginaku di toilet duduk adalah hal yang biasa. Astaga aku sudah tidak tahan. Aku harus bagaimana ? Aku melihat diantara mahasiswa dan ternyata di kelas itu ada Dea dan juga Siska, mahasiswi yang bermasalah.
Bu Silvi : Dea, Siska kemari.
merekapun kaget karena dipanggil, mungkin karena mengira ketahuan mencontek.
Bu Silvi : Kedepan sama ibu.
Aku, Dea dan Silvi keluar kelas
Siska : Bu, maaf bu kita emang nyontek bu tadi.
Dea : Enggak bu, cuma Siska aja bu tadi yang nyontek.
Padahal bukan itu maksudku menyuruh mereka keluar.
Bu Silvi : Udah, ibu tahu kalian nyontek, ketimbang ibu kasih tau ke bu Tasya, mending ibu aja yang hukum kalian.
Aku dan kedua mahasiswi itu masuk ke kamar mandi dan menyuruh Siska duduk di toilet yang baru saja aku pakai.
Bu Silvi : Lepas celana dalammu dan cebokan vaginamu disana.
Dea : Loh apa-apaan ini bu, ini pelecehan namanya.
Bu Silvi : Diam kamu dan lihat saja.
Siska membuka celana dalamnya, karena ia memakai rok dan menyalakan kran air untuk mencebok vaginanya. Baru 30 detik berselang, tiba-tiba Siska merasa mulai gelisah.
Bu Silvi : Gimana ? kamu ngerasa apa
Dea : Bu stop. Sis, lo gak apa-apa kan.
Dea pun mendekati Siska, namun tiba-tiba, Siska malah mencumbu Dea. Akupun juga merasa tidak tahan, namun aku mencoba menahannya beberapa saat agar mereka berdua meresapi cumbuannya. Setelah 2 menit cumbuan itu dan merasa mereka sudah larut dalam cumbuan aku membuka celana milik Dea, mengambil sebagian air cebokan itu dan mengusapkannya di vagina Dea dan mengusapkannya keatas dan kebawah. Dea yang merasa keenakan langsung mendesah dan melepas cumbuannya "Oooooowwwwhhh"
Bu Silvi : Gimana Enak kan Dea
Dea : Hoooohh... Dasaar dosen binaaall...
Bu Silvi : Gantian sekarang kamu yang duduk
Siska yang hanya menurut langsung mengantikan posisinya dan mendudukan Dea di toilet itu.
Siska : Lo bakal keenakan kok De, nikmatin aja De, Iyaaaah kan bu.
Bu Silvi : Kamu mahasiswa bermasalah tapi nurut yaaaahh...
Siska : Iyaaah bu.
Aku langsung mencumbu Siska, aku yang memakai terusan dan dia yang memakai rok dengan mudah kami mencumbu dan saling mengorek vagina.
Siska : Ooooowwwhhh
Bu Silvi : Ooooowwwwhhh.... Yaaaaaahhh... begitu sayang.
Aku yang meraba vagina Siska, merasa vaginanya sangat basah, karena cairan cintanya dan air toilet itu. Selang beberapa lama, kami hampir orgasme.
Bu Silvi : Siiiiiss... Bentar dulu sayaaang...
Siska : Kenapa buuuu.....
Bu Silvi : Ituuuh, liat temen kamu. Main solo.
Siska : Iyaaaaah... kasihan yah, yuk puasin bu.
Dea : Apaaaa.... Apaaan ini buuu.... Ooooowwhh...
Bu Silvi : Kamu udah biasakan, kan kamu udah gak virgin, ibu tau dari Tania koook
Dea : Taniaa... Sialan loooohh... Anjir, gw jadi becek gini.
Bu Silvi : Daripada kamu ngeluh mending main sama kita
Aku dan Siska pun duduk di paha Dea, aku yang sudah tidak tahan langsung memaju-mundurkan pinggulku dan bersetubuh dengan paha Dea. Tanganku dan tangan Siska meraba vagina Dea yang sudah basah dan tangan kami yang satu lagi meraba payudaranya. Diserang dari segala arah Deapun mengerang.
Dea : "Ooooooooowwwwwhhhhh"
Dea tidak mau kalah, ia pun meraba payudara kami diremasnya payudara kami. Kami saling melayani satu sama lain dan erangan kami saling beradu.
Dea : Hoooooouuuuhhh...... Ouuuuuhhh
Siska : OOOOOOWWWWWHHH....
Bu Silvi : Hoooouuuuhhh....Aaaaaahhhh.... Ehhhhmmmmm....
Setelah 10 menit kami saling beradu kami pun orgasme. "Oooooooouuuhhhhhh..... Oooooooouuuuhhh.....Haaaauuuhhh.....AAAAAAAAHHHHHH...."
Bu Silvi : Makasih yah kalian, udah muasin ibu.
Siska : Owwwwhhh... enggaaakkk... kami yang makasih udah dibawa kesini.
Dea : Ibu binal yaaaahh... Tapi bener loh bu, aku belom pernah ngerasain lesbian sebelumnya.
Bu Silvi : Akhirnya kamu ngerasain kan.
Aku yang tidak menyadari bahwa ternyata pintu bilik toilet kami tidak tertutup rapat, ternyata seseorang sudah ditunggu oleh seseorang
Tania : Astagaaa ibu.... apa-apaan ini.
Bu Silvi : Ibuuu.... Ehhhmmmmm.... Ibuu diperkosa dan jadi bahan lesbian mereka.
Tania : Anjir, gila loh yah De, Sis. Asdos pun lo pake juga yah.
Tania pun menarikku dari pangkuan Dea. Perdebatan mereka berduapun memanas
Dea : Aaaaaaahhhh.... Asdos lo tuuuuuuh.... yang binal. (Katanya sambil mendesah, karena Siska meraba vaginanya)
Tania : Kalo asdos gw binal, lo lebih binal dan murahan. Lo juga keenakan kan jadi lesbian ?
Dea : Siiiiss... Udah.. Ini anak bener mesti dikasih pelajaran.
Deapun menyingkirkan Siska dari pangkuannya yang masih horni dan Dea menyergap dan berusaha untuk menjambak Tania. Namun yang mengejutkan adalah ketika Dea ingin menyergap Rambut Tania, Tania malah menyergap tangan Dea dan membalikan tangannya kebelakang. Hal ini membuat badan Dea membusung dan lehernya mendongak keatas, yang paling mengejutkanku adalah Tania mencumbu leher Dea.
Tania : Lo mau main kasar atau mau main alus ?
Dea : Anjir, leeep... lepaaaasssin gw sialan.
Tania menjatuhkan tubuhnya dan menimpa Dea. Jilatan Tania menjalar mulai dari leher hingga dibawah dagu. Aku yang melihat mereka berdua saling mencumbu, aku melihat Siska yang sedang masturbasi.
Bu Silvi : Siiiis... pakai celana dalammu. Kita pindah yuk.
Siska : Haaaaaaahhh.... Iyaaaaaaahhh....
Aaaaaaahhh.... Anjir. Entah kenapa gw suka sama permainannya Tania, sampai gw banjir lagi. Aku merasa jilatan Tania turun, yang tadinya di leherku tiba-tiba kemeja bagian atasku sudah terbuka dan diangkatnya BH ku dan dijilatnya payudaraku. "Aaaaauuuwwwwhh...Haaaaahh" Sejak kapan payudaraku terasa sangat sensitif. Apalagi yang dia jilat adalah bongkahannya bukan puting ku. Tidak pernah aku merasa seenak ini dijilat payudaraku, apa aku merasa sudah biasa dijilat oleh laki-laki dan ketika dijilat oleh perempuan rasanya begitu enak, apalagi yang menjilatku adalah musuh terbesarku. "Ooooooouuuuhhhhh"
Tania : Kenapa lo ? Keenakan Hmmm ? (Tanyanya menantangku)
Dea : Hooohh... Enggaaaaakhh...
Tania : Terus kenapa lo mendesah-desah gitu ? Sangean lo ?
Tania melanjutkan aksinya menjelajahi payudaraku, aku yang merasa sudah hanyut dalam permainannya mulai pasrah dan membiarkannya memainkan diriku lebih lama. Aku yang merasa sudah melayang tiba-tiba merasakan suatu benda tumpul menghujam vaginaku.
Dea : Oooooowwwhhh.... Taaaaannn.... Hmmmmm....
Tania : Hahahahaha.... ternyata bisa sangean juga yah lo sama gw.
langsung dilepasnya benda itu dan aku yang tiba-tiba sadar melihat benda itu adalah dildo yang kedua ujungnya adalah penis. Bukannya memarahinya aku malah langsung melompat dan ingin merebut dildo itu supaya masuk ke vaginaku. Tetapi apa daya gerakannya lebih cepat aku yang melompat kearahnya, dia malah merubah posisinya menjadi tiduran dibawah tubuhku dan langsung mencolokan vaginaku dengan jarinya
Tania : Basah juga ternyata.
Dea : Ooooowwhh please tan... masukin gw gak tahan lagi.
Tania : Tadi jaim, sekarang pasrah juga.
Dea : Iyaaaah Taaaaann... Owwwhhh... gw ngakuuuuhhh.... Gw sangean sama looo... Oooowwhh...
Tania : Akhirnya ngaku juga lo cewek binal. Lebih binal dari bu Silvi
Dea : Iyaaaaaaaahhh... Gw emang binal Taaaannn.... Cepet masukiiiiiinnn..... Aaaaawwwwhhhhh
Bukannya memasukan Dildo itu, Tania malah menjilati vaginaku "Ooooooowwwwwhhhhh... gila, enak banget." Aku memang sudah beberapa kali dijilat vaginanya tapi gak pernah seenak ini. Apa ini yang dimaksud enaknya jadi lesbian ? Setiap kali Tania mencumbu vaginaku aku selalu orgasme, astaga aku tidak tahan lagi. "Oooooooowwwhhhh" ketika aku hampir keluar Tania pun berhenti.
Tania : Kenapa ? Keenakan ?
Dea : Oooooowwwhh.... Iyyaaahhhh Tan... pleaseeeee.... lanjutin...
Tania : Gantian dong. Masa lo doang aja yang keenakan.
Aku yang tak tahan langsung menarik celana dalamnya dan langsung mengarahkan vaginanya ke wajahku dan langsung ku cumbu vaginanya. Rasanya berbeda sekali ketika aku melakukan blowjob kepada laki-laki. Aku seperti merasakan mencumbu vaginaku sendiri dan rasa cairan vagina Tania begitu enak.
Dea : Ehhhmmmppphh.... Ehhhmmmppphh.... Pssss.... Sluuurrpp.... Sluuurrrpp
Tania : Ooooowwhh.... Iyaaahhh.... Teruuusss Deee....
Banjirlah seluruh wajahku dengan cairan vaginanya dan aku yang merasa haus dengan cairannya itu langsung melahap semua cairannya itu. Namun disaat dia hampir orgasme dia malah menarik dirinya dari hisapanku
Tania : Deee... lo mau yang lebih enak gak ?
Dea : Iyaaah... Gw kepengen...
Tania langsung memasukan dildonya kedalam vaginanya dikarenakan dildo tersebut memiliki penis dikedua ujungnya dan memiliki kedua kantung biji pelir di tengahnya maka terlihat Tania seperti memiliki penis.
Tania : Siniiihh... Genjot gw...
Akupun langsung mendekati Tania dan menggenjot dildo yang menancap di vaginanya. "Aaaaaaahhh... Rasanya benar-benar seperti bersetubuh dengan laki-laki, namun sensasinya lebih enak." Setiap kali aku menggenjot dildo itu lebih dalam, rasanya disekitar dildo itu makin basah karena cairan cinta kami berdua. Sepuluh menit pun berlalu aku dan Tania rasanya akan orgasme "Oooooowwwwhhh... Ooooowwwhhh.... Haaaaauuuuuhhhh... Taaaaaannn.... Gw keluaaarrr" "Oooooohhh... Iyaaaaaaahhhh.... Deeeeee.... Gw juga mau keluar" Disaat kami orgasme dildo itu juga seperti mengeluarkan cairan dari dalamnya. Sepertinya tiap kali kami menggenjot dildo itu, cairan yang ada di biji pelir dildo itu terpompa.
Tania : Oooooowwwwhhh... Enakan jadi lesbian De ?
Dea : Haaaahh... Iyaaah Tan... Gw juga suka body lo Tan.
Tania : Heeh.. Akhirnya lonte pun juga suka sama body gw.
Aku yang pasrah dari permainannya tadi, aku tidak bisa marah kepadanya ketika dia berucap demikian. Malahan aku merasa terpuaskan karena permainannya tadi. Kamipun memakai baju kami kembali dan keluar dari Toilet itu.
Akupun keluar dari toilet itu dan berjalan menuju kelas untuk mengambil tas ku. Hp ku berdering ternyata ada telpon dari adikku.
Mona : Kak, lo udah selelsai kelasnya ?
Dea : Udah, emang kenapa ?
Mona : Ntar, abis gw selesai kelas, anterin gw balik ke rumah yah, gw mau ambil tugas gw.
Dea : Owh ya udah gw tunggu di mobil yah.
Mona : Okeee
Mona adikku memang satu kampus denganku, meskipun hanya berbeda 2 tahun dariku, dia memang mirip denganku. Namun, apakah dia seliar diriku aku juga tidak begitu tahu.
Tania : Siapa ?
Dea : Adek gw, gw duluan yah, gw mau nganter adek gw.
Tania : Owh yaudah, hati-hati yah sayang (Ledeknya)
Dea : Anjir, gw masih suka sama cowok, gw belom lesbian.
Tania : Berarti lo bi-sex.
Dea : Terserahlah apa kata lo.
Akupun keluar dari kelas meninggalkan Tania di dalam. Aku sampai di parkiran dan menunggu Mona. Tiba-tiba vaginaku kembali gatal. "Anjir, kok gw horni, horni sama siapa gw ?" Aku pun membuka celanaku dan mulai ber masturbasi. Aku berharap tidak ada yang melihatku, dan untungnya aku sudah di dalam mobilku. Aku mulai meraba vaginaku dan ternyata sudah basah. Aku memasukan tiga jariku di tangan kananku dan mulai mengocokan vaginaku "Ooooooowwwhhhh.... Shhhhiiiiitt... Enak banget." entah berapa lama aku melakukan solo player, namun yang lebih membuatku terkejut adalah tangan kiriku mengocok persneling mobilku. "Hmmmm kalo aku ngocok pakai persneling mobilku gimana yah rasanya ?" Aku pun melihat situasi disekitarku dan parkiran pun gak terlalu banyak orang.
Akupun mengarahkan vaginaku ke persneling mobilku dan mulai menggoyangkan badanku ke atas dan ke bawah. Rasanya penuh sekali vaginaku. "Aaaaaaaahhhh....." rasanya seperti mengocok penis, ujungnya terasa besar dan empuk "Oooooowwhhh..... Crrrsssttt..... Crrrsssttttt.... Crrrssstttt..." Setiap kali aku menggenjot persneling mobilku aku selalu keluar. Namun aku menghentikan kegiatanku itu lalu tiba-tiba entah mengapa aku berpikir untuk orgasme di kursi penumpang di samping aku menyetir. Aku menggesekan vaginaku di kursi penumpang "Owwwwhhh.... Hooooohhhh... Crrrrrrrrssssssttttt....... Crrrrrsssssstttt" Aaaahhh... cairan vaginaku banyak sekali keluar.
Merasa puas, aku memakai kembali celana ku dan melihat sekitarku dan ternyata tidak ada yang menyadari perbuatanku tadi, apakah mereka tidak melihat mobil ini bergoyang yah ? Setelah 5 menit aku menunggu, akhirnya Mona datang.
Mona : Sorry agak lama.
Dea : Ya udah masuk gih. Kelasnya yang nyuruh lo ngumpulin tugas masih lama gak ?
Mona : Masih sih.
Mona pun duduk
Mona : Kak, kok kursinyaaaa.... Aaaahhh... Bass...Aaaaaahhh....
Dea : Dek, lo kenapa ?
Mona : Aaaaaaahhh.... Aaaaaaahhh
Mona menggesek-gesekan pahanya. Aku tahu kalau dia sedang horni.
Dea : Dek.... bilang aja lo lagi horni kan ?
Mona : Tapi lo kan kakak gw.
Dea : Yah gak apa-apa kan kita sama-sama cewek. Kalo lo sama cowok, lo ntar pecah perawan.
Mona : Iyaaahh... Gw pengen.
Akupun menidurkan kursinya dan membuka celananya. Vaginanya yang indah terpampang jelas dan aku membenamkan wajahku di vaginanya. Aku menyeruput vaginanya yang basah itu. "Kaaaaaaaaaakkk.... Aaaaaauuuuuhhh" Aku mengusapkan tanganku ke kursi mobilku yang masih basah dan mengusapkan sisa cairan kewanitaanku di vaginanya. Dia membuka pahanya dan tangannya mencengkram keras kursi mobilku, menahan segala kenikmatan yang ku berikan. "Aaaaaaaaaahhh.... Kaaaaaaaaaaak..... Enaaaaaaakkk..."
Dea : Enakkan dek ?
Mona : Iyaaaah, enak banget.
Dea : Pindah ke belakang yuk
Mona : Iyaaaahh.
Mona pun tiduran di kursi belakang dan merasa ia ingin dilayani lagi. Aku malah mendudukan Mona dengan menyender di pintu belakang. Aku yang juga sudah melepas celanaku langsung duduk dan menggesekan vaginaku dengan vaginanya. Entah mengapa dia juga selalu orgasme ketika aku menggesekan vaginaku ke vaginanya. Kami pun beriringan menggoyangkan pinggul kami dan saling bertukar cairan kewanitaan. "Aaaaaaawwwhhh.... Aaaaaaawh... Haaaaaaauuuhhhh...." Setelah kurang lebih sepuluh menit kamipun mencapai orgasme terbesar kami "Ooooooooowwwhhhh.... Oooooooooowwwwhhh...... Hoooooooowwwhhh...." "Hooooooooowwwwhhhhh......Aaaaaaaaaaaahhh....... Crrrrrsssstsst.... Crrrrrrrsssssstttt....."
Dea : Aaaaaahh... Enak dek ?
Mona : Iyaaaaahhh... Gw istirahat dulu... Gw gak kuat.....
Dea : Iyah tidur aja, ntar kalo udah nyampe rumah gw bangunin.
Monapun langsung tertidur, namun tiba-tiba "Tok.. tok..tok.." "Anjir, jangan-jangan gw ketahuan" setelah ku buka jendela mobilku ternyata orang itu adalah Denis.
Dea : Denis !? Lo ngapain disini ? Bukannya hari ini lo gak ada kelas.
Denis : Harusnya gw yang nanya lo abis ngapain.
Dea : Bukan urusan lo. (Aku langsung menutup kaca mobilku)
Denis : Serius bukan urusan lo ? (Denis pun menahan kaca mobilku dengan tangannya dan ia mengambil sebuah kamera mini.)
Dea : Sialan, apa-apaan lo !? Lo ngerekam !!?
Denis : Iya. Emang kenapa !? Gak boleh ? Bukan urusan lo kan kalo rekaman ini sampe kesebar. Pacar lo gimana sampe tau kalo lo lesbian sama adek lo sendiri ?
Dea : Please Den. Jangan disebar, gw gak masalah kalo nama gw yang kecemar. Tapi jangan adek gw.
Denis : Oke, anter gw ke rumah lo. Gw mau kasih kejutan buat lo.
Dea : Oke, tapi lo yang nyetir. Gw lemes, ngerti kan gw abis ngapain.
Akupun berpindah kursi ke kursi penumpang dan Denispun mengantarku ke rumah. Di sepanjang perjalanan, kami hanya diam. Namun Denis membuka pembicaraan.
Denis : Gimana tadi, enak gak main sama adek lo sendiri ?
Aku hanya diam mematung, memalingkan wajahkh dari hadapannya. Namun sisa cairan kewanitaanku dan adikku di kursi yang kududuki malah membuat diriku kembali horni. "Astaga, sudah dua kali aku horni, ini kali ketiganya. Apa cairan kewanitaan kami bisa merangsang vagina tiap orang yah ? Apa benar lesbian menurut sebagian orang bisa menular ?" Aku yang berpikir demikian mulai membuat diriku gelisah dan merapatkan kedua kakiku.
Denis : Kenapa ? Lo horni lagi ? Dasar, nafsu lo tinggi juga.
Aku yang tidak memperdulikan Denis mulai menggesekan pahaku dan menggigit bibir bawahku agar suara desahanku tidak keluar. Namun "Ehhhmmmm... Heee... Ehmmmm..." Tetap saja suara nafasku yang dilanda rasa terangsang keluar dari rongga mulutku. Aku menahan diriku agar tidak mudah terangsang dihadapan Denis.
Perjalanan ke rumahku masih ada sekitar 3km, namun Denis memberhentikan mobilku.
Dea : Kooook... Berhentii siiiiih Den, kan rumaaaaah.... Gw masih jauuuuhhh...."
Denis : Iya, tapi lo mau ini kan ?
Denis membuka resleting celananya dan terpampang penis yang mengacung, ukurannya mungkin 20cm. Lalu Denis mengambil sebuah botol dan menuangkan cairan berwarna hitam dari botol itu dan mengoleskannya ke Penisnya dan jadilah penis itu seperti mengkilap dan baunya sangat wangi. Hampir mirip baunya dengan cairan kewanitaanku namun wanginya lebih tajam, membuat diriku terangsang.
Dea : Iyaaaaaaahh.... Gw mauuuuhhh Den...
Denis : Tunggu dulu. Kasihan tuh adeklo kalo tau lo pengen main sama gw. Tunggu sampe rumah, gw masuk rumah, lo bangunin dia, suruh dia mandi abis itu anter dia balik ke kampus.
Dea : Cepetaaaaan.... Deeen... Gw gak sabar...
Denis : Iyah, bentar lagi juga sampe kok.
Denis memacu kendaraanku dengan lebih cepat padahal sebentar lagi dia akan masuk komplek perumahanku. Kamipun sampai di rumahku.
Denis : Dah, gw keluar, masuk duluan ke rumah lo, lo bangunin Mona, kalo dia udah bangun suruh dia mandi.
Dea : Ya udah, sana, siapin surprise gw yang bener.
Denis berlalu, kemudian aku membangunkan Mona.
Dea : Moooon... Bangun... Mandi dulu ntar ambil tugas lo
Mona : Eeehhmmm iyaaahhhh kaaak.
Dea : Ya udah. Sana cepetan, udah jam 12. Kelas lo jam 2 kan.
Mona : Iya-iya kak.
Setelah menyuruh Mona mandi, aku menuju kamarku dan melihat apa nasibku selanjutnya. Ketika ku buka pintu kamarku, hanya ada Denis yang sudah telanjang di kasurku. Namun tiba-tiba ada suara yang memanggil namaku "Hallo Dea." Aku memalingkan badanku ke belakang dan melihat ada Riris juga; mahasiswa kelulusan semester kemarin namun dia sama seperti Denis juga sudah dalam keadaan telanjang.
Aku yang masih tercengang melihat keindahan tubuh Riris, dengan tiba-tiba Riris menyergapku, mendorongku ke tempat tidur dan membekapku dengan sebuah sarung tangan. Aku tidak bisa bernafas terpaksa menghirup sarung tangan itu. Rasanya wangi sekali, wangi yang sama dengan bau cairan kewanitaanku dan wangi yang sama seperti penis Denis.
Riris : cepet sayang, telanjangin Dea.
Denis : Oke
Berapa menit aku dibekapnya dan rasanya diriku melayang seluruh syarafku terasa sangat sensitif, tanganku ingin menggerayangi seluruh tubuhku dan di dalam tubuhku terasa hangat sekali. Riris melepaskan bekapannya dan membalikan badannya dan mulai memainkan vaginaku. Mulai dari menghisap, menjilat hingga mengusap vaginaku, semua dia lakukan "Oooooooowwwhhh.... Ririiiiisssss.... Aaaaaawwwwhhh..."
Aku juga tidak mau kalah. Vagina Riris yang terpampang di hadapanku ku rekahkan dan ku jilat, mulai dari clitorisnya hingga pangkal vaginanya. Kujilat dari atas kebawah "Aaaaaawwwhhh... Haaaaaauuuhhhh..." cercau Riris. Lalu tiba-tiba aku rasakan di tangan kananku, aku menggenggam sesuatu dan kulihat, itu penis Denis. Aku yang sudah menggenggam penis itu langsung melakukan hand job. "Oooowwhh iyaaaahh... Teruss Deee..."
Cercauan kami saling beradu, cairan orgasmeku dan Riris saling memucratkan satu sama lain dan inisiatif kami selalu sama yaitu saling menghisap ketika kami akan keluar, saat aku akan orgasme aku mempercepat gerakan handjobku di penis Denis "Ooooowwwhhh.... HOOOOOOHHHH.... OOOOOOOOOOOOHHHHHHHH" "Crooot.. Croot.... Ssssrrrttt...Crssssstt...Crrssssssssttt" Aku dan Riris saling mengeluarkan orgasme terbesar kami dan Denis pun juga orgasme mengeluarkan spermanya. Yang unik, tiba-tiba sperma yang putih itu selang beberapa detik seperti menghitam dan aku membersihkan penis Denis dari spermanya dengan menghisap dan menjilatnya.
"Cklek" suara pintu kamarku tertutup kami pun terkejut ada yang melihat aksi kami. Aku menyangka pasti Mona. Denis mengejarnya, aku yang sudah lelah hanya mendengar percakapan mereka dan Riris membalikan badannya, memeluk diriku dan mulai menggerayangi diriku lagi. Akupun juga membalas usapan-usapannya.
Denis melihat Mona yang hanya mengenakan handuk karena ingin mandi memastikan apakah benar Mona melihat perbuatannya tadi.
Denis : Mon, lo bener ngeliat kita bertiga tadi ?
Mona : Iya. Sorry, gw juga ngerekam lo bertiga
Denis : Owh terus apa yang lo rasain, lo nafsuan gak tadi.
Mona : Gw... Gw gak sebejaaaatthhh... Elooohh... (Mona yang tidak bisa mengatur nafasnya karena dia bermasturbasi saat merekam kejadian itu, namun dia belum sempat orgasme.)
Denis : Serius, lo gak mau yang dibawah ini ?
Kata Denis sambil menunjuk penisnya dan Mona hanya memalingkan wajahnya, menutupnya dengan tangan nya. Namun tiba-tiba Denis memeluknya dan berkata.
Denis : Mon, lo beda sama kakak lo, ini kali pertamanya kan lo tau seks itu kayak apa. Gw gak mau lo jadi lesbian dari kakak lo. Gw mau lo normal.
Namun Mona membalas memeluk Denis, karena vaginanya bersentuhan dengan penis Denis, Mona yang sudah terangsang hebat langsung menggoyangkan pinggulnya "Owwwwhhh.... Hmmmm...". Denis yang mengetahui hal itu langsung melepaskan Mona.
Denis : Mon, jangan disini, kita balik ke kamar kakakmu, tapi kita harus sepakat dulu, kalau aku bisa kasih kamu kenikmatan itu kamu gak akan nyebar video itu.
Mona : Iya Deeen, aku janjiiiii....
POV DENIS
Aku dan Mona kembali ke kamar Dea dan melihat Dea dan Riris saling menggerayangi satu sama lain. Aku pun mengejutkan mereka untuk menghentikan perbuatan mereka.
Denis : Hoy!!!!
Riris : Sayang !! Kamu ngapain sih aku lagi enak sama Dea nih.
Denis : Daripada berduaan mending berempat lebih enak, tapi kita bikin games.
Riris : Games apa sayang.
Denis : Kita main Roulette sex, tapi siapa yang bisa muasin aku, dia yang menang, tapi kalau dia orgasme pertama kali sebelum aku dia kalah. Posisinya satu orang WOT sama aku, disebelahku ada satu orang yang digerayangin memeknya sama yang WOT, satu lagi orang itu ngeyot toket orang yang WOT sambil memeknya di oral sama orang yang sebelahku.
Riris : Well, oke.
Mona : Gw boleh... WOT duluan gak ?
Riris : Enak aja, gw kan yang deket sama Denis, kok lo minta duluan ?
Denis : Ssstt... Biarin aja Ris, biar dia ngerasain gimana sex itu. Gimana De, lo setuju kan ?
Dea : Iya, terserah lo.
Semua orang sudah berada di posisi masing-masing, aku tiduran disebelahku ada Dea, mungkin dia mager dan kesal dengan perbuatanku ke adiknya diatasku ada Mona dan Riris ada di atas wajah Dea memampangkan vaginanya di depan wajahnya.
Denis : Siap mulai.
Mona yang pertama kali melakukan WOT, meskipun vaginanya sudah basah dia masih meleset memasukan penisku ke vaginanya tandanya dia masih rapat sekali vaginanya ditambah rangsangan yang diberikan Riris di toketnya membuat dia kesulitan. Namun, "Bleeesss" akhirnya penisku masuk juga di vaginanya "Aaaaaaahhh rapat sekali" meskipun sudah agak basah masih sulit untuk memasukan seluruh penisku ke vaginanya. Alhasil baru setengah penisku yang masuk "Ooooowwwhh... Penismu enak Deeeenn..." Secara insting Mona pun mulai menggerakan pinggulnya keatas dan kebawah.
Dea : Deeeek... Lo... Emmmphhh... Ahh... Jangan mau... Sluuurrpp... Enaknya aja, gerayangin memek gw dong....
Mona : Aaaaaahhh.... Aaaaaahhh... Iyaaaaah kaaaaakkkhhh...
Tangan kananku Mona mulai merekahkan vagina Dea dan menggesek-gesekan jadi tengahnya di vaginanya.
Dea : Eeeennn... Naaaaaaah.... Gituuuuhhh adekku...
Mona : Haaaahhh... Iyaaaaaahh.... Iyaaaah kak...
Namun di saat yang bersamaan. "Oooooowwwwhhhhh.... Hooooooouuuuuhhhhhh.... Ooooooohhhhhhh" setelah hanya 5 menit Mona pun orgasme.
Denis : Nah Mon, lo belom bisa muasin gw. Mungkin lain kali yah Mon.
Dea : Mon, gw kentang nih, gimana sih dek !
Mona : Iyaaah sorry, tapi lo gak bakalan kentang sama oral gw ntar.
Dea : Iya loh yah awas sampe gw kentang lagi.
Sekarang giliran Riris yang menggenjot diriku. Akupun jujur mulai agak bosan dengan vagina Riris hingga sering kali aku meminta ganti gaya sex dengan Riris. Dengan gaya WOT sepertinya sudah biasa, namun merasa agak kentang dengan vagina Mona sebelumnya, mungkin membuat diriku agak tergairahkan.
Riris : Bener WOT aja sayang ?
Denis : Iyah sayang aaaaannnd go!
Riris dengan vaginanya yang basah langsung memasukan penisku ke vaginanya genjotannya memang biasa tetapi karena penisku yang sudah tegang karena Mona tadi memberikan sensasi tersendiri bagiku dan Riris. "Oooooowwhh... Kok lebih tegang sayang" "Aaaaaaah apa sayang ?" "Peniiiiiiiissss...Muuuuh..."
Di lain posisi. Dea yang menghisap toket Riris juga merasa keenakan karena oralan Mona.
Dea : Aaaaahh plok.... Gitu.... Sluuurp adekku sayang.... Ooooowwwhhh.... Toket lo bagus juga Ris... Sluuuuurrrppp..... Sluuurp... Plok"
Riris : Ooooowwwwhh thx Deee.... Aaaawwwwhh...
Setelah berselang 10 menit.
Riris : Ooooowwhhh.... Sayaaaaang.... Aku keluaaaaarrr.... Oooooowwwwhhh Hoooooooohhhh.... Aaaaaaaaahhhh... Heeeeh eeeeehhmmm... Log kamuuuh belom keluar sayang...
Denis : Kamu kalah sayang (padahal sebentar lagi saja aku akan keluar)
Gantian kali ini Dea yang menggenjot aku, salah satu ayam kampus yang paling populer di kampus kami.
Denis : Lo daritadi kepengen kan ?
Dea : Iya, tapi awas sampe gw gak puas.
Denis : Dua cewek udah tumbang lo mau bukti apa lagi ? Go!
Dea mengarahkan penisku ke vaginanya dan benar saja ketika sudah masuk semua penis itu "Oooooooouuuuuhhhhh.... Eeeehhhmmm" cercau Dea "Oooowwwwhhh gimana De, enaaaaakkkhhh dari penis yang pernah lo cobaaaaa... Aaaaahhhh" "Eeeeeehhhhmmm okeeee laaaaaahhhh"
Mona : Aaaaahh kak Ririiiiiiiisssss.... Oralmu enaaaaakkkkhhh Aaaaawwwwhhhh....
Riris : Sluuuurrrpp... Srrrrtttt.... Srrrrrttttt mmmphhhhh.... Terimakasih sama kakakmu, fingering nya di memek kakak enak banget.... Slurp... Sluuurrrppp jadinya kakak nafsuan..."
Denis : Ooooooowwwwhhh enak banget Deeeee...
Dea : Aaaaaaaawwwhhhh..... Aaaawwwhh.. Penis lo juga enak Deeenn...
Denis : Tapiiii serius gw mauuuu keluaaaaarrrr...
Dea : Bareng Den....
"Aaaaaaaaaawwwwwwhhhhh...... Haaaaaaaaaahhhhh........ AAAAAAAAHHHHHHH...." "Crooottt... Crooot.. Croot... Crrrrssssstt... Crsssstt..."
Aku melihat Dea mendongakan kepalanya "apakah dia merasa begitu puas" tetapi saat dia melihatku kembali dia tersenyum kepadaku dan matanya terlihat menjadi hitam semua "Astaga, apa ini, aku harus lapor si Mbah" tiba-tiba dia menjatuhkan dirinya di badanku setelah ada 3 detik dia pun tersadar.
Dea : Aaaawwwhhh Den, enak banget tadi. Gimana yang lain enakan ?
Mona : aaaahh iyah kak enak banget. The yah Den, ide nya. Gw puas banget.
Denis : Eeehh.. He he iyaah (jawabku antara puas dan takut)
Riris : Ya udah pada mandi sana, biar nanti Denis yang anter kalian ke kampus.
Kamipun langsung mandi dan bergegas ke kampus, mengecek apakah tugas Mona sudah dibawa. Kami langsung pergi.
Dea : Thx yah buat hari ini.
Mona : Iyah thx yaaah.
Riris : Iyaaah, kalian belajar yang bener yah. Owh iya sayang aku ada urusan sama dosen sebentar yah.
Denis : Ah iya.. Iya oke aku tunggu disini.
Riris : Oke.
Setelah semua perempuan itu pergi aku langsung mengontak Mbah Samin
Denis : Mbah ini Denis Mbah.
Mbah Samin : Waaah gila kamu Denis. Ini namanya perkembangan besar.
Denis : Maksud mbah ?
Mbah Samin : Kamu lihatkan tadi mata si Dea saat kamu bersetubuh dengan nya ?
Denis : Mbah tau apa artinya itu ?
Mbah Samin : Dea sudah mencapai tahap kesempurnaan. Dea sudah tidak perawan sebelum terinfeksi sperma hitam dan bukan hanya itu saja, dia meminum sperma hitam dari kelaminmu dan cairan kewanitaan yang sudah terinfeksi sperma hitam ditambah vaginanya sudah dimasuki cairan kewanitaan orang yang terinfeksi dan sperma hitammu.
Denis : Lalu di tahap kesempurnaan apa yang terjadi ?
Mbah Samin : Seluruh tubuhnya akan wangi seperti wangi sperma hitam, maka semua wanita mana pun yang mencium tubuhnya akan tergila-gila padanya dan dia akan membagi-bagikan sperma hitam kepada semua wanita yang terpikat kepadanya tanpa lelah, jadi tiap kali orgasme energinya akan terisi kembali. Namun.
Denis : Namun apa mbah.
Mbah Samin : Kesadarannya sudah terkurung, saat ini dia hanyalah budak sperma hitam, dia tidak bisa mengendalikan tubuhnya, bahkan perkataannya dikendalikan oleh sperma hitam.
Denis : Apakah saya dalam keadaan bahaya ?
Mbah Samin : Tidak anakku, genetik spermamu yang jadi sperma hitam kan berubah, jadi tidak akan ketahuan itu sperma siapa.
Aaaaaah lelah sekali rasanya setelah aku digagahi oleh Denis. Aku membuka mataku dan rasanya aku ingin mengulet dari tidurku, tetapi aku tidak bisa menggerakan badanku dan tidak bisa membuka mataku. Namun tiba-tiba penglihatanku nampak kembali tanpa membuka kelopak mataku. Aku melihat diriku berjalan dan aku berada di kampus. Ada apa ini, aku tidak bisa menggerakan badanku dan aku hanya bisa melihat.
Suara : Ooooh. Udah bangun yah ?
Dea : Siapa ?
Suara : Gw sekarang diri lo. Gw dulu ada di rahim lo dan sekarang gw hidup jadi diri lo.
Dea : Lo ngapain di badan gw ?
Suara : Gw dari dulu di badan lo, tapi sekarang gw dikasih kesempatan hidup. Tapi tenang aja gw bakal ngasih lo kenikmatan.
Dea : Woy, gw gak pernah nyuruh lo buat tinggal di badan gw.
Suara : Gw emang dari dulu, semenjak lo puber gw tinggal di badan lo. Gw sel telur lo. Tapi entah kenapa gw jadi hidup dan ngambil alih badan lo.
Dea : Jadi lo anak gw ?
Suara : Yah bisa jadi. Tapi kalo gw jadi diri lo. Gw bukan anak lo, tapi gw masih bagian dari diri lo. Udah diem, jangan banyak nanya situasi kampus lo lagi kacau.
Aku yang masih kebingungan dengan apa yang terjadi aku, melihat apa yang dilihat diriku yang lain. Aku berada di lorong dekat kamar mandi kelas olah raga. Kamar mandi itu biasa digunakan setelah kelas olah raga dan mahasiswa biasa mandi disana.
Halo aku Hesti, mahasiswi semester 6. Aku saat ini mengulang mata kuliah olah raga. Body ku, aku menganggapnya lumayan lah dengan tinggi 162cm, payudara 34c, dan wajahku yang oriental menurutku banyak pria yang melirikku. Apalagi ketika saat praktik olah raga banyak pria yang melihat body ku, mungkin aku adalah antara 3 wanita yang biasa dilirik oleh para pria di kelas kami. Karena hal itu kami bertiga jadi teman dekat semenjak semester pertama. Hari ini setelah matkul olah raga kami ngobrol di ruang loker sebelum mandi.
Yeni : Hes, Gimana tadi matkul olah raga ?
Hesti : Yah biasa, banyak yang lirik.
Yeni : Ya ilah, itu mah biasa, yang mau gw omongin si Johan. Lo masih suka nge lirik Johan ?
Hesti : Uuuummm... Kalo itu sih, yah iyah sih dia ganteng tapi gw masih belum liat sifat aslinya.
Winda : Ya ilah, masih ngomongin cowok ?
Yeni : Iya-iya yang baru putus
Hesti : Gak usah dimasukin hati Win, gw malah seumur-umur belom pernah pacaran.
Winda : Tapi emang lo beneran suka sama Johan ?
Hesti : Gw sendiri belom tau suak apa enggak.
Yeni : Udah kelamaan nih, yuk mandi, udah lengket nih.
Winda : Siapa yah yang dari tadi ngajak ngobrol soal cowok ?
Yeni : Iya-iya gw yang ngajak.
Kami bertiga pun mandi di bilik kamar mandi yang berbeda. Semburan air shower yang membasahi tubuhku merilekskan tubuhku dan membersihkan badaku yang lengket akibat keringat. Aku membasahi rambut, wajah dan tangan hingga seluruh tubuhku. Entah berapa lama aku menikmati membasuh tubuhku tanpa menyabuni tubuhku. Akupun tidak sadar aku meraba vaginaku, aku belum pernah masturbasi sebelumnya, karena aku sendiri seorang yang taat dengan agamaku dan aku berusaha untuk menahan nafsuku dan tidak melakukan seks sebelum menikah. Namun "Hhhhmmmm..." tak sadar aku meraba mulut vaginaku dan clitorisku. Astaga, kenapa aku ini ?
Winda : Heeeessss... Looo... kenapa ?
Hesti : Enggak... Hmmm gak apa-apa.
Astaga, suaraku terdengar oleh Winda. Sudah, cukup, akupun langsung mengambil sabun lalu menyabuni diriku. Aku menyabuni diriku dari tubuh bagian atasku, lengan, perut dan kakiku. Tak lupa aku menyabuni vaginaku, namun seperti tadi aku bukannya menyabuni malah bermasturbasi. Aku membuka mulut vaginaku dengan tangan kananku, jari telunjuk dan jari manisku dan mengusapi clitorisku dan hampir mencolokan vaginaku dengan jari tengahku. "Oooooowwhh.... Enak sekali" ini pertama kalinya aku bermasturbasi dan rasanya enak. "Oooooowwwhhh... Tuhan cobaan apa ini... Apa mungkin Tuhan mau aku lebih bisa mengkontrol nafsuku ?" Payudaraku terasa gatal dan keras dan rasanya aku ingin menahan nafsuku. Aku berusaha menggenggam sesuatu agar bisa menahan nafsuku namun aku tak mau menggenggam payudaraku. Tetapi semakin aku menahan diriku, aku malah ingin melakukan sesuatu dengan payudaraku. "Noooooo... Aaawwwhhh.... Pleaseee... tahan... Aku gak mau melakukan ini..."
Winda : Heeeeeesssss... lo serius gak apa-apa ?
Hesti : Ehhh... Iyaaaaahhh... Gak apa-apa Win (Aku langsung menutup mulutku)
Yeni : Heeeeessss.... Kalo ada apa-apa.... Bilang aja yaaaaaahhhh....
Hesti : Iya Yeeenn...
Kesadaranku kembali dan karena perasaan takut, aku menghentikan kegiatan memuaskan diriku sendiri. "Huh betapa leganya ?" kataku dalam hati. Aku menyalakan kembali shower kamar mandi ku dan membilas tubuhku. Beberapa menit setelah aku membilas tubuhku dan keramas aku mendengar seperti desahan antara Yeni dan Winda. "Eeeeeeehhhmmm... Oooooowwwhhh.... Sssssstttt" Akupun menyadari bahwa daritadi ketika Winda dan Yeni memanggilku mereka seperti mendesah. Aku mempercepat keramasku dan membilas rambutku dan ingin melihat apa yang mereka lakukan. Aku keluar dari kamar mandiku dan melilit tubuhku dengan handuk. "Oooooowwwhhh... Hoooooohhh... Aaaawwwhhh" "Plok.... Plok... Plok... Plok..."
Hesti : Win... Yen... Kalian ngapain ?
Aku membuka bilik kamar mandi Winda dan ternyata kosong. Apa jangan-jangan mandi bareng ? Tapi kan mereka tadi masuk ke bilik mereka masing-masing. Aku lalu membuka bilik kamar mandi Yeni. Akupun terkejut dan menutup mataku karena aku melihat mereka sedang bersetubuh.
Hesti : Astaga... Kalian ngapain ?
Yeni : Aaaaaawwwwhhh... Ketahuan deeeh Win...
Winda : Gimanaaaaaah.... Ajak gak ?
Yeni : Ajak aja... kan daritadi emang Hesti pengen.
Hesti : Kalian salah paham... Aku gak mau...
Winda : Jujur aja, desahanmu tadi nikmat banget loooooh
Yeni : Iyaaaah... Kamu dari tadi pengen kan ?
Hesti : Enggak... Aaaaawwhh... (Yeni menyergap vaginaku dan menggeseknya dengan tangannya.)
Yeni : Kamu yang mendesah pertama kali. Jujur aja.
Hesti : Iyaaaah... aku yang mendesah pertama kali... Tapi aku sadar Tuhan gak bakal suka hal ini.
Winda : Tapi kenapa sekarang Tuhan ngasih hawa nafsu ?
Hesti : Aku percaya.... Aaaaaaaawwwwhhh..... Iniiiiiihhhh.... cobaan
Aku berusaha menahan gejolak nafsuku dan menutup pahaku. Namun yang aku lakukan malah mempermudah tangan Yeni masuk lebih dalam kedalam liang vaginaku. Sadar apa yang Yeni lakukan aku membuka vaginaku.
Yeni : Win... sekarang...
Winda langsung menyergap vaginaku dan menghisapnya.
Hesti : Wiiiiiiiinnnn..... Aaaaaaahhhh.... Pleeeaaassseee... Ini dosa
Yeni : Heeeessss... Aaaaawwwhhh... Ini berkat Wiiiiinnnn... Kamu artinya masih normal dan masih punya hawa nafsuuuu....
Hesti : Iyaaaaaaaahhhh.... Aku memang normal... Tapi bukan sama kalian.... Kalian kan perempuan....
Yeni : Ini berkat Heeeesssss.... Ketimbang sama cowok.... dan perawanmu pecah.... Tuhan ngasih kita nafsu dan masih jaga keperawananmu.... Aaaaaawwwwhhh
Aku melihat mereka saling memuaskan nafsu. Winda yang menghisap vaginaku dan mencolok vagina Yeni. Yeni yang berada di atas tubuhku langsung menghisap payudaraku. Nafsu birahi yang daritadi menggangguku tiba-tiba kembali. Tapi tunggu... Apa benar ini mengganggu... Apa jangan-jangan apa yang dikatakan Yeni benar... Ini adalah berkat bukan kedosaan ? Aaaaaaaahhh... Aku jadi bingung... Namun rasa bingung itu tiba-tiba hilang dan aku dilanda rasa nikmat yang luar biasa, berbeda ketika aku bermain solo tadi. Hisapan Winda di vaginaku membuat diriku melayang. Aku menahan desahanku dengan menggigit bibir bawahku.
Hesti : Ehhhhhhmmmmm.....Heeeeeemmmmmmmm.....
Winda : Sluuurrrpppp.... Plok.... Sluuurrrrppp...
Hesti : Wiiiiiinnnnn.... jangaaaaaaannnn....
Winda : Plok... jangan apa ? Jangan berhenti ? Udah Tuhan ngasih hal ini karena kita masih normal
Yeni : Iyaaaaah terima aja Heeeeessss....
Hesti : Noooo.... eeeeeehhhhmmmm.... pleaseeeeee....
Entah berapa menit mereka memainkan tubuhku. Namun setelah beberapa lama aku merasa ada sesuatu yang ingin meledak dari tubuhku. Rasanya aneh, aku mengenjankan tubuhku, dan mengepalkan tanganku. Namun, "Plok.... Aaaaaahhh.... Gimana, ini berkat kan ? Yen stop yen" Winda menghentikan kegiatannya dan tubuhku terasa bergetar dan karena mereka menghentikan kegitannya di tubuhku, tubuhku merasa minta dipuaskan tanganku meraba vaginaku, namun aku mengatupkan kakiku karena pikiran dan hatiku masih bergulat mengenai apakah artinya kejadian ini. Apakah ini berkat atau dosa ?
Winda : Heeeeessss.... Kalo kamu masih anggap ini dosa. Tubuhmu tersiksa loooohhh...
Yeni : Kalo kamu belum siap. Kamu keluar ke ruuang loker gih dan ganti baju.
Mendengar perkataan Yeni, aku mencoba berdiri dan keluar dari kamar mandi. Langkahku terasa berat dan tiba-tiba tubuhku sepertinya memiliki pikirannya sendiri, tubuhku menjatuhkan diriku dan kakiku terbuka beruntung tanganku masih menopang tubuhku, yang aneh aku menggoyangkan pinggulku.
Yeni : Naaaaah... kan aku udah bilang, ini berkat Hes. Buktinya kamu masih disini dan tubuhmu sendiri ngajaran dirimu buat nge-sex.
Aku yang sudah menginginkan nafsu serasa membenarkan apa yang dikatakan Yeni.
Hesti : Haaaaahh... Haaaaaaaahhhhh.... HAAAAAAHHHH.... Iyah Yeeeeennnn... Ini berkaaaaatttt.... Owwwwwhhh pleaseeee... puasin gueeeeeee..... Aaaaaaawwwhhhh....
Winda : Naaaaah gitu Heeeeesssss... lo denger suara Tuhan.
Winda yang melihat diriku melakukan hal itu langsung membalikan tubuhku dan mengarahkan vaginaku ke vaginanya. Winda pun langsung menggesekan vaginanya ke vaginaku.
Hesti : Aaaaaaaaahhhh... Wiiiiiiin terus..... enak wiiiiiinnn
Yeni : Enak kan ? sekarang coba puasin gw
Hesti : Gimana.
Yeni : Isep vagina gw.
Aku yang tak bisa berpikir lagi langsung mengiyakan dan Yeni mengarahkan vaginanya di wajahku. Aku menyukai hal ini, aku yang dulu melihat seks sebagai kedosaan sekarang aku membuang hal itu dan menganggapnya sebagai berkat. Sepertinya sudah sepuluh menit berlalu. Gesekan vaginaku dan vagina Winda makin cepat, vagina kami bertiga makin basah dan vagina Yeni tiap kali aku menjilatnya memuncratkan cairan vaginanya dan pada akhirnya "Aaaaaaaaahhh.... Aaaaaaaaahhhh..... AAAAAAWWWWWHHHHHHHH" "Sssssssrrrrrrrttttsss.... Ssssssssrrrrrrrttttssss..... Crrrrrrrrrsssssttttttt......" Diriku serasa melayang dan aku tak sadarkan diri.
POV YENI
Setelah dipuaskan oleh Hesti, rasanya lemas sekali. Aku pun menggeletakan diriku di lantai kamar mandi.
Winda : Gimana Hes ? Enakkan ?
Yeni : Heeeesss ?
Aku dan Winda melihat Hesti dan ternyata dia tak sadarkan diri.
Winda : Waduh gimana nih Yen ? Hesti pingsan ?
Yeni : Tenang Win, gw bakal list di ruang loker apa ada orang atau enggak, siapa tau ada yg mau bantu ?
Winda : Tapi masih bau klimaksnya Hesti nih. Ntar kita disalahin ngapa-ngapain Hesti.
Yeni : Ya udah lo mandiin Hesti gih. Gw nyari bantuan.
Aku pun pergi meninggalkan mereka berdua dan menuju ruang loker. Disana terlihat ada Sinta yang sedang menunggu gilirannya untuk mandi.
Sinta : Duh lama banget sih kalian mandinya. Gw juga pengen mandi nih.
Yeni : Gw ngerti Sin, tapi si Hesti pingsan. Lo bisa bantuin gw gak ?
Sinta : Aduh, lake acara pingsan lagi ? Untung gw bawa kotak P3K.
Yeni : Lo bawa ? Aaaah syukur deh.
Sinta memang relawan palang merah di kampus ini. Dia pernah melakukan pelatihan dengan tim PMI. Aku dan Sinta langsung masuk ke kamar mandi.
Sinta : Si Hesti pingsan kenapa ?
Winda : Dia kepeleset, kayaknya shampoo nya tumpah.
Sinta : Waduh bahaya juga.
Sinta mengoleskan minyak angin yang ada di kotak P3K nya. Dia oleskan di hidung dan pelipisnya. Sekitar 10 detik kemudian, Hesti pun tersadar.
Hesti : Aaaahh... Si... Sinta ? Gw... Gw kenapa ?
Sinta : Katanya lo kepeleset di kamar mandi terus pingsan.
Aku melihat gelagat Hesti makin aneh. Hesti mengepalkan kedua tangannya dan menendang-nendang kakinya.
Hesti : Siiiiiinnn.... Aaaawwwwhhhh... Kooook.... Ms V gw.... Gatel.... Aaaawwwhhh...
Sinta : Heeessss... Lo horny boleh tapi gak disini dan jangan sama gw juga.
Hesti pun menerkam Sinta dan dengan mudah membuka lilitan handuk Sinta di badannya. Aku pun berbisik dengan Winda.
Yeni : Win... Lo apain Hesti.
Winda : Gw juga gak tau, gw rencananya mau bopong dia di kamar mandi tapi Hesti berat banget. Jadi gw basuh aja vaginanya dia pake air sama shampoo nya.
Yeni : Lo gila apa pikun ? Lo gak tau air di kamar mandi itu yang bikin kita jadi horny ?
Winda : Shit, gw lupa.
Aku melihat Hesti yang sedang mencumbu Sinta, Hesti juga menggerakan pinggulnya di vagina Sinta bagian atas yang ditumbuhi bulu kemaluannya, gerakan itu pula membuat payudara mereka saling bergesekan. Setiap kali Hesti menggerakan pinggulnya, cairan kewanitaannya keluar. Akhirnya, Hesti melepaskan cumbuannya dan mendaratkan bibirnya di payudaranya. Langsung Sinta meminta tolong untuk melepaskan Hesti dari tubuhnya.
Aku dan Winda membantu melepaskan cumbuan Hesti. Aku berusaha melepaskan tubuh Hesti bagian bawah dan Winda tubuh bagian atasnya. Di saat kami ingin melepaskan tubuh Hesti, yang terjadi adalah Hesti menyemprotkan cairan vaginanya ke vaginaku, hal itu dilakukan sebanyak 3 kali dan sebagian cairan vaginanya masuk ke vaginaku. Spontan vaginaku terasa gatal, tak ada hasratku untuk melepaskan Hesti dan akhirnya nafsuku memuncak dan tubuhku meminta untuk dipuaskan.
Lalu aku menerkam Winda, membalikan tubuhnya dan menggesekan vaginaku di vaginanya.
Winda : Yeeeeen... Lo horny juga ?
Yeni : Aaaaahhh iyaaaaah wiiiiin.... Puasin gw sekarang..... Aaaaaahhhh
Cairan vaginaku merembes keluar menelusuri vaginanya. Setelah berapa lama akhirnya Winda membalas gerakanku dan Winda merubah posisiku kami berdua mengapit vagina kami masing-masing dan saling bergesekan. Aku juga melihat akhirnya Sinta mau melayani Hesti. "Aaaaahhh.. Aaaaaaawwwwwwhhhhh.... Hhhhaaaaaaaahhhhh.... Sssssshhhhhh....... Aaaaaaahhhh" desahan kami saling beradu. Sekitar sepuluh menit kami pun klimaks. "Haaaaaaaaaaaahhhhhh..... Aaaaaaaaaaahhhhhhh..... AAAAAAAWWWWWHHHHHHHHHH" "Crrrrrsssssttttt.... Crrrrrrsssssstttttt..... Sluuuuuuuurrrrrrrrrrrr."
Aku dan Winda menggeletakan tubuh kami di lantai kamar mandi. Namun sesaat kemudian kami melihat Hesti dan Sinta berdiri, bergandengan tangan dan keluar dari kamar mandi. Kami yang penasaran akhirnya juga ikut keluar, mereka juga keluar dari ruang loker. Aku menyadari diri mereka masih telanjang dan berusaha mengejar mereka agar tidak keluar. Namun, kami malah ikut keluar. Disana sudah ada mahasiswi-mahasiswi kelas olah raga selanjutnya. Bukannya malu dan menurup tubuh kami, vaginaku kembali basah dan insting tubuhku langsung menerkam salah satu dari mahasiswi itu.
POV DEA
Aku berada di lorong kelas olah raga dan aku melihat 4 pasang mahasiswi saling mencumbu. Mahasiswi lain nya panik berhamburan.
Suara : Waaah... Sudah dimulai ternyata ?
Dea : Apa-apaan ini ?
Suara : Tenang aja, ini permulaan. Akan Ada surga di bumi. Lo juga bakal ikut jadi penikmatnya.
Aku pun menghampiri salah satu mahasiswi yaitu Lina. Kami satu angkatan hanya saja beda kelas. Namun bukan aku yang berkehendak untuk menghampiri Lina, tetapi tubuhku
Dea : Lin, ada apa ini ?
Lina : Gak tau De, tiba-tiba anak-anak kelas olah raga sebelumnya keluar dari ruang loker tapi masih telanjang. Kayaknya mereka kerasukan.
Dea : Owh gitu.
Tubuhku langsung merangkul Lina dan memeluknya. Anehnya Lina tak berontak dan nafasnya pun memeberat.
Dea : Lin, kamu mau tau rasanya surga ?
Lina : Haaaaahhh... Aaaaahhh... Iyaaaahh De.
POV DENIS
"Shit, jadi diri Dea sekarang bukan Dea. Lalu gimana Tania, jangan-jangan dia masih di kampus ? Bisa jadi Dea bikin cewek-cewek satu kampus jadi horny. Gw harus tau dimana Tania sekarang." Aku yang panik segera menelpon Tania, menanyakan dimana lokasinya saat ini.
Denis : Halo Tan, kamu dimana ?
Tania : Aku dari tadi nungguin kamu, tapi kamu gak dateng-dateng, jadi aku pulang sendiri.
Denis : Kamu gak apa-apa kan ?
Tania : Enggak, tapi kayaknya kamu jangan ke kampus sekarang. Soalnya aku nyebar penyakit itu di kampus dan korbannya, Dea, Siska sama Bu Silvi.
Denis : Tenang aja, Dea udah aku tanganin. Tapi Siska sama Bu Silvi yang masih di kampus, dan kayaknya mereka nyebar penyakit itu ke semua anak kampus.
Tania : Jadi, kamu di kampus sekarang ? Den, tas ku ketuker sama tas orang yang pakai tas yang sama kayak punyaku.
Denis : Waduh, kok bisa. Tapi kamu pulang dulu aja, seengaknya aman di rumah, nanti ceritain aja semua ke aku kejadian hari ini.
Tania : Oke, aku tunggu kamu di rumahku.
Aku yang mendengar hal itu langsung menyusul ke tempat dimana Riris berada. Berharap aku masih sempat sebelum Dea menghancurkan pikirannya.
"Deniiiiiiiissssshhhhh... Sssssssshhhhh.... Aaaaaaahhhh" aku menoleh ke belakang, melihat pemandangan yang bisa dibilang mengerikan tetapi juga menggairahkan. Aku melihat Lina yang di bopong oleh Dea, dan aku terkejut melihat bagaimana reaksi seseorang jika bertemu dengan Dea. Aku melihat Lina, di sisi bibirnya mengeluarkan liur yang banyak, payudaranya mengacung keras hingga dapat ku lihat payudaranya menyembul keluar dari sis atas baju yang ia pakai, ia menyeret kakinya dan tak kuat untuk berjalan karena kulihat dari celananya seperti mengompol dan aku yakin itu pasti cairan vaginanya yang merembes keluar.
Denis : Dea ! Kamu apain Lina ?
Dea : Ooowh. Lina. Aku gak apa-apain Lina. Iyahkan Lin ?
Lina : Dheeeennn.... Niiiiisssshhhh..... Haaaaaahhhhh
Dea : Aku bakal ngasih dia dan kamu surga, Den, kamu tenang aja, diri kamu dan dia bakal masih di dunia ini, tapi kalian akan menikmati kenikmatan seumur hidup.
Denis : Hmm, Jadi gitu toh ? Jadi sebenernya siapa dirimu ? Apa kamu bener-bener Dea, kalau bukan, kamu mau tau siapa dirimu sebenernya ? (tanyaku berusaha memutar pikirannya)
Dea : Denis, apa kamu gak lihat kalau aku benar-benar Dea.
Denis : Atau, kamu adalah anak dari Dea ?
Dea : Ja... Jangan sok tau kamu, atau kamu sekarang jadi gila ?
Denis : Owh begitukah ? Jadi sekarang ada anak yang menghina orang tuanya, iyakan "my child"
Dea : B... Bohong... Ini semua bohong kan ?
Denis : Kalau aku bohong, mengapa Lina, ngejar-ngejar aku ketimbang cowok lain ?
Aku masuk ke dalam mobil Dea, menutup pintunya dan menutup kacanya, namun di dalam mobil, aku membuka celanaku dan terlihatlah penisku yang mengacung tegang. Mereka yang melihat penisku, seperti kesetanan dengan agresif membuka pintu mobil Dea. Mereka berdua langsung masuk dan menerkam diriku.
Dea : Yeeeeesssss.... Yeeeeessssssss.... I know who i am right now. I'm your child. Aaaaaawwwwhhhhh... rasa panas apa ini... Akhhhhh.... Aku... Aku
Denis : Yeaaaahhh... Aaaaaahhh... Terus Deaaa... Terus....
Dea mengurut penisku dengan tangannya, keatas dan kebawah sedangkan Lina, membuka baju dan celananya di bangku belakang dan menurunkan bangkuku. Lalu Lina menindihku dan mengulum kepala penisku. Vaginanya mengarah kepadaku dan kujilati vagina Lina.
Dea : Liiiinnn... gw juga pengen Lin.
Denis : Dea sayang, rebahkan dirimu di kursi sampingku dan buka bajumu, lalu gesekanlah vaginamu dengan celana Lina yang sudah basah. Papa, mau merawanin Lina dulu. Kamu maukan dia ngerasain "surga"
Dea : Iyaaaaaaahhhh.... Paaaaaaaahhhh....
Dea menuruti perkataanku dan menggesekan vaginanya dengan celana Lina yang sudah basah. Digesekannya celana Lina keatas dan kebawah.
"Aaaaaaaawwwwwhhhhh.... Liiiiiiiinnnn"
Disisi lain, aku yang menghisap vagina Lina mulai kewalahan karena sangat banjir vaginanya dengan cairan cintanya. Lina yang tidak tahan langsung berkata "Deeeeeeennnn.... Please masukin", aku sesaat berpikir, apakah aku harus membuat Lina sama seperti Dea atau aku buat dia selamanya tersiksa dengan hawa nafsunya. Selama yang aku tahu, Lina masih perawan. Aku harus membuat dia ketagihan seks. Namun aku juga ingin merasakan memecahkan perawan. Selama Dea tidak bercinta dengan Lina dan Lina tidak meminum cairan vagina seseorang yang sudah terinfeksi, ini akan aman.
Denis : As you wish Lin.
Lina : Ooooowwwhhhh.... Yeeeesssssss Deeeen....
Aku memasukan penisku, dan dikarenakan sangat banjir vaginanya melesaklah penisku ke dalam vaginanya.
Lina : Aaaaaaaawwwwwwwhhhhhhh.... Yesssssshhhhhh
Terasa sangat sempit vaginanya dan penisku terasa diremas oleh dinding vaginanya dan benar saja, baru kepala penisku yang masuk sudah terasa seperti ada penghalang di vagina Lina. Dugaan ku benar Lina masih perawan. Tetapi, dibantu oleh cairan vaginanya dan remasan vaginanya dengan mudah ku sentakan penisku dan "Bleeeesssshhhh" masuklah penisku kedalam sana.
Lina : Deeeeeeeennnnnn.... Assssssshhhhh.... Sakiiiiiittt.... Awwww....
Denis : Tenang aja kok Lin..... Aaaaaaaaahhh... Bentar lagi kamu bakal keenakan kok.
Selang sepuluh menit aku menggenjot Lina, tiba-tiba Dea yang sudah amat basah yang mencampur antara cairan vaginanya dan cairan vagina Lina bekas dari celananya melakukan hal yang diluar dari rencanaku.
Dea : Liiiiinnn... Kamu haus khaaaaannnnn....
Lina : Haaaaahhh... Haaaaahhh... Iyaaaaaahhhh
Namun bukan Dea yang menyodorkan vaginanya ke mulut Lina, namun, Lina yang merangkul pinggul Dea dan mendekatkannya ke mulutnya dan menghisap vagina Dea. Aku yang tak bisa membiarkan hal itu tak bisa berbuat apa-apa dan membiarkan Lina melakukannya, terlebih dia suka dan ku anggap yah sudahlah.
Sluuurrpp.... Sleeerrrppp... Plok...Plok...Plok. Begitulah suara kami saling beradu. yang dihimpit oleh aku dan Dea terasa seperti sandwich yang dihimpit 2 buah roti dan pada akhirnya. "Aaaaaaaaahhhhh... Aaaaaahhhhhh..... AAAAAAAHHHHHHH....." Banjirlah seluruh mobil Dea dengan cairan cintanya dan cairan cinta Lina. Akupun juga berhasil membuahi Lina dan Lina pun langsung tertidur.
POV TANIA
Astaga tas ku tertukar, aku melihat isi di dalamnya. Ada pakaian berupa dress tidur, rok, kemeja, pakaian dalam, bra dan cd. Milik siapakah ini. Apakah aku harus melaporkannya ke polisi. Namun saat ku buka lagi isi tas itu, ada sebuah foto, foto seorang penyanyi yang saat ini sedang tenar-tenarnya "Via Valen ??"
Aku keluar dari mobil dan menuju ruang dosen untuk mengumpulkan tugasku. Aku sempat berpikir, apa yang terjadi ketika Tania ada di kampus. Tapi ketika ku lihat disekeliling tidak ada yang berubah dan sepertinya tidak ada kejadian aneh. Berpikir demikian vaginaku menjadi gatal kembali, namun karena sudah terbiasa, sepertinya aku bisa meng-handle nya.
Aku masuk ke ruang dosen, dan disinilah pertanyaanku terjawab. Aku melihat, ruang dosen sangat-sangat chaos. Aku melihat, sudah seperti sex party, entah siapa yang memulai tetapi sudah sangat kacau. Ada 2 perempuan yang ku kenal yaitu Bu Silvi asdosku dan Siska, ada juga 3 orang lainnya yang aku tahu yaitu, Yeni, Winda dan Sinta. Namun tidak hanya mereka, ada 3 laki-laki yang ku tahu, Daniel yang merupakan pacar dari Siska, Pak Johan dosen dari kelas lain yang ku kira umurnya sekitar 40an tahun dan Reyhan pacar dari Sinta. Daniel dan Reyhan menggenjot pacarnya masing-masing, Sinta dan Siska, mereka berdua mencolok dan menghisap vagina Bu Silvi, Pak Johan menggenjot Yeni dan Yeni menghisap vagina Winda.
Mereka saling memuaskan satu sama lain, Sinta dan Siska bersamaan mencolok vagina Bu Silvi, memasuk-keluarkan jari mereka dan vagina Bu Silvi mengeluarkan orgasmenya "Aaaaaahhh.... Aaaaaaahhhh.... Aaaaaaahhh". Tanpa sadar, tangan kananku memainkan payudara kananku dan tangan kiriku sudah memainkan vaginaku. "Aaaaawwwhhh.... Hmmmmmpppssss...." Aku juga secara tak sadar mendesah. Bu Silvi melihat ke arahku, dan.... "Ririiiiiiiiissssss.... Aaaaaaaawwwwhhhhh....Kamu mau ngumpulin tugas yaaaaaaaaahhhhh...." Akupun terkaget, karena aku tersadar bahwa aku sudah memainkan dirku sendiri "Kamu ngumpulin tugas apa mau ini ?" Bu Silvi menunjukan vaginanya yang sudah basah. Aku yang tersadar, langsung lari meninggalkan ruang dosen, namun, aku kurang cepat dan aku langsung disergapnya.
Ia melorotkan celanaku dan merobek bajuku. Langsung terpampanglah vaginaku yang sudah daritadi basah dan peyudaraku yang masih tertutup bra namun sudah mengacung. Dihisapnyalah vaginaku
Riris : Aaaaaaawwwwhhhh.... Buuuuuu.....
Bu Silvi : Jangan panggil aku bu.... Hhhhhmmmmppp... Aaaaaaahhh.... Sluuuuurrppp... panggil aku kak
Riris : Aaaaaaahhh.... Iyah kaaaaaakkkk.....
Oooowh enak sekali hisapan Kak Silvi, ia menghisap vaginaku clit ku dan lidahnya bermain liar dalam vaginaku. Ia menjilati seluruh liang kewanitaanku, dijilatnya keatas dan kebawah, keluar dan masuk "Ooooooooouuuuuuhhhh...." permainan lidahnya luar biasa. Merasa dilanda kenikmatan yang sangat luar biasa, akupun merebahkan tubuhku di lantai. Lantai yang dingin menambah birahi dalam tubuhku, tanganku menggerayangi payudaraku, meremas-remasnya. Melihat hal itu Kak Silvi ingin meremas payudaraku.
Riris : Aaaaawwwhhhh... Jangan... Kaaaaakkhh (Aku langsung menepis tangannya yang ingin menjamahku)
Kak Silvi : Kenapa ? Hhmmmmm.... Sluuuuuuuurrrppp... Kamu gak kuat yaaaahh ?
Riris : Aaaaaahhh.. Iyah kaaaaakkhhh....
Kak Silvi : Kamu mau langsung dimasukin sama mereka ? Atau mau sama kakak aja ?
Riris : Ahhh... Akkhhhuuu... Cuma mau sama kakaaaaaakkhhhh... Aaaaakkkhhh...
Kak Silvi langsung membenamkan lagi kepalanya di vaginaku.... Ooooooouuuhhhh..... Namun tiba-tiba seseorang mendekati wajahku dan mencumbuku. Aku yang sudah terbawa nafsu, langsung membalasnya entah siapapun itu. Namun, dia melepaskan cumbuannya dan jelaslah siapa yang mencumbu aku, ternyata adalah Siska
Siska : Kamu udah gak kuat yah ?
Riris : Ooooowwwhhh.... Iyaaaahhh... Sis
Siska : Daripada ngeremes sendiri, mending remes punyaku.
Aku terkejut melihat payudara Siska yang lumayan besar. Logis juga dengan tubuhnya yang sedikit bingsor, terlihat payudaranya sangat proporsional dengan tubuhnya. Ketika ku remas, astaga, empuk sekali dan terarsa dia sudah sangat tegang. Ia pun kembali mencumbuku dan kulihat ternyata Daniel sudah sangat kelelahan menggagahi Siska, Daniel merebahkan dirinya dan mengatur nafasnya, tetapi, tiba-tiba, Winda datang dan memaksa Daniel untuk memuaskannya. Ini baru pemandangan yang tidak logis, entah mengapa seluruh wanita disini sangat bergairah dan binal. Aku sempat berpikir, apakah ini ulah Tania ?
Setelah sepuluh menit vaginaku dijelajahi oleh Kak Silvi, aku membalas cumbuanku lebih liar untuk Siska, aku menghisap lidahnya dan ia pun terkaget karena liarnya cumbuanku dan dia tidak bisa mengimbanginya, akhirnya aku mengeluarkan orgasme pertama ku "Ooooooowwwwhhh..... Hhhhhmmmmmppphhh.... Kaaaaaaaakkkkkkhhhhh..... AAAAAAWWWWWHHHHHH" "Seeeerrrrr..... Sssssssssssrrrrrrrrttttt..... Crrrrrrsssshhhhhhh" 4 kali vaginaku menyemburkan cairannya di mulut Kak Silvi.
Kak Silvi : Enak kan ?
Riris : Mmmmmpppphhhh.... Pppppaaaaahhhh.... Aaaaaaaahhhh..... Kakak hebat deeeehhh (kataku sambil melepaskan cumbuanku)
Siska : Ooooowwwwhhh... Hooooossss.... Hoooooossss.... Kamu juga hebat Ris, aku sampe ngos-ngosan ngeladenin kamu.
Kak Silvi : Kamu belom kebiasa Sis.
Siska : Ah... Hehe iyah kak, kan aku baru pertama kali coba.
Kak Silvi : Meskipun baru pertama kamu udah hebat kok.
Siska : Ah biasa aja.
Kak Silvi melihat Pak Johan yang menggagahi Yeni dengan gaya doggy-style dan terlihat Yeni sudah hampir mencapai klimaks. Tiba-tiba Kak Silvi melepaskan Pak Johan dan Yeni. Yeni seperti merasa ada yang hilang darinya dan terlihat Yeni memaju mundurkan bokongnya, Winda yang melihat hal itu langsung membalikan tubuhnya, merebahkan Yeni, mengangkangkan kakinya dan menggaulinya. Suara mereka berdua langsung bersautan "Aaaaaaawwwwhhhh.... Yeeeeessssss.... Yessss... Win" "Aaaaaawwwwwhhhh.... Yeeeeeennnnn..... Oooooowwhhhhhh"
Kak Silvi menggoda Pak Johan dengan binalnya sambil mengelus penisnya.
Kak Silvi : Paaaaaakkkhhhh..... Mau gagahin Riris gakhhhhh ?
Pak Johan : Aaahh... I... Iiiya... Dek....
Langsung pak Johan menindih tubuhku dan mulai memasukan penisnya ke vaginaku.... "Aaaaaaaaaahhhhh" Rasanya penuh sekali aku tak yakin dapat masuk sepenuhnya penis itu dalam vaginaku. Namun pak Johan dengan ganas menyentaknya dan "blesssssshhh" masuklah penis itu "AAAAAAAKKKHHHHH...." Masih terasa sakit dalam vaginaku meskipun vaginaku sudah banjir.
Riris : Aaaaaakkkkkhhh... Sakit Paaaaaakkkkkhhhh....
Kak Silvi : Tugas kamu gak bakal kakak periksa dan kamu langsung auto "A" tapi kamu harus bisa ngalahin pak Johan.
Riris : Aaaaaakkkkhhhh... Please.... Aku gak kuat Kaaaaakkkkkkhhhh...
Kak Silvi : Tenang aja, kamu bakal keenakan kok ntar.... Kakak juga bakal bantu kamu.... Gimana pak ? Enakan punyanya Riris ?
Pak Johan : Aaaaaaaahhhhh... Iyaaaahhhh... Rapet banget ini dek....
Kak Silvi : Tenang aja, kakak bakal bantu kamu Ris. Kamu haus kan ? Inih minum
Bukan minuman yang Kak Silvi sodorkan kepadaku namun, vaginanya yang sudah banjir. Aku langsung menyergap kedua paha kak Silvi, menjilat, menghisap dan menyeruput vaginanya. Selang 10 menit, benar saja, rasa sakit itu berganti nikmat. Nikmat yang sangat penuh dalam vaginaku.
Riris : Aaaaaaawwwwhhh.... Iyaaaaahhh... Hhmmmmmpppphhhh.... Paaaaaaahhhh.... Iyaaaah pak terus.... Aaaaawwwwhhhh
Kak Silvi : Aaaaaahhh.... enak kan Ris ?
Riris : Iyah.... genjotannya enak kak....
Kak Riris : Apa kakak bilang..... Aaaaaaaahhhh... Isepan kamuuuuuhhhh.... Aaaaawwwhh enak juga.
Namun tak lama kemudian Pak Johan....
Pak Johan : Aaaaahhh.... Riiiiiissss.... Bapak.... Aaaaahhh.... AAAAAAHHHHHH....
Dia menyemburkan spermanya di dalam vaginaku dan Pak Johan langsung ambruk. Aku yang belum mencapai orgasme merasa kesal, padahal sebentar lagi aku juga akan klimaks. Namun, "Brak" Denis, Lina dan Dea masuk ke ruang dosen. Melihatku yang digagahi oleh Pak Johan membuatnya marah, hal itu terlihat jelas di matanya.
Denis : Riris ! Kamu ngapain disini ? Ada apa ini ?!
Riris : A.... Aku... (Melihat Denis yang marah aku jadi takut)
Kak Silvi : De.... Deniiiiissshhhh.... Aaaaaaaaahhh... Kakak pengen penis mu Den.... (Entah mengapa dalam situasi seperti ini Kak Silvi masih bisa menggoda Denis dan meraba celananya, padahal Denis sudah marah seperti kesetannan.)
Denis : Sil, I'm sorry.
Kak Silvi : Yeah ?...
Buk, Denis menyikut leher bu Silvi dan langsung pingsan. Denispun langsung membopong Kak Silvi, Dea menyelimuti tubuhnya dan tubuhku dengan kain agar tidak terlihat apa yang terjadi dengan kami. Kami langsung menuju ke mobil dan membawa kami entah pulang atau kemana. Namun, aku melihat ada yang aneh, ada seseorang yang tertinggal. Iya, itu Lina. Namun, Denis tidak berbalik arah, katanya di kampus sudah sangat berbahaya. Aku tidak tau apa yang terjadi, sepertinya sangat serius.
Lina : So, let's play the requiem.
Siska : Liiiiinnnn.... Lo pengen "party" bareng kan ?
Lina : Oooowh jelas dong Sis.
Pintu ruang dosenpun langsung tertutup dan terdengar hanya suara desahan. "Aaaaaaaahhhh.... Haaaaaaaawwwwwhhhhh.... Yeeeah Liiiiinnn" Namun selang 10 menit kemudian suara desahan para wanita itu masih terdengar namun juga ada suara rintihan dari laki-laki "Aaaaaaaahhhh.... Aaaaaaaaahhhh.... AAAAAAAAAAHHHHH..... Liiiiiinnnn..... Ja..... ngaaaaaaannnnn..... Raaaaaakkhhhh"
Seseorangpun keluar dari ruang dosen dan ternyata itu Siska.
Siska : Aaaaaahhhh.... Now, i'm reborn. Tubuh ini lumayan juga buat kupakai. Proporsional namun berisi. Hmmmm aku harus cari mangsa baru.
Di dalam ruang dosen terlihat ada 3 orang wanita yang entah tertidur atau tak sadarkan diri, Winda, Yeni, Sinta dan wait ? Siska ? Kupikir yang barusan keluar itu Siska ? dan lebih aneh lagi Pak Johan, Reyhan dan Daniel. Kondisinya mengenaskan tubuh mereka kering hanya tinggal tulang dan kulit dan sepertinya keadaan mereka tewas. Apa yang terjadi dengan Lina dan mengapa ketiga pria ini tewas. Nantikan episode berikutnya.
"Sis, gw bakal buat lo keenakan. Ini surga versi gw yang bakal lo nikmatin." Itulah diriku saat ini, yang baru pertamakali menikmati seks dan itu ketika aku meminta dari Denis. Entah mengapa saat ku bangun. Aku memiliki "super power" ini. Iya, aku bisa merubah wujudku menjadi wanita lain ketika aku menyetubuhi wanita itu dan aku menjadi wanita itu. Sekarang aku memiliki tubuh Sisca dan aku masih punya 3 tubuh lainnya yang perlu kupuaskan selamanya.
Aku keluar dari ruang dosen, mencari siapa lagi mangsa yang bisa aku setubuhi. "Aaaaaahhh... Haaaaauuuuhhh.... Aaaaaaawwwwhhh" Aku mendengar suara desahan di salah satu kelas dan aku membukaruang kelas itu, dan ternyata itu adalah Rina dan pacarnya Kelvin, Rina itu juniorku, seharusnya saat ini dia kelas olahraga. Aku baru ingat, tadi saat sebelum dia kelas olahraga untuk ganti baju dia tertular black sperm dari Yeni. Aku menunggu diluar dan mengamatinya, Rina dan Kelvin melakukan WOT dan Rina membelakangi Kelvin sehingga Kelvin dapat dengan leluasa menjamah Rina, mulai dari leher, payudara, perut hingga gundukan kemaluannya yang sangat bersih. Jamahan demi jamahan dilakukan Kelvin, hingga Kelvin mencupang Rina "Aaaaaawwwwhhhh.... Viiiiiiiiinnnn..." Ciuman Kelvin turun dari leher, membuka ketiak Rina dan menciumnya dan menjalar ke pangkal payudara kana Rina.
Aku yang melihat hal itu, juga merasa terangsang. Aku yang melihat tubuhku yang adalah tubuh Sisca merasa sangat terangsang, karena memang ini bukan tubuhku dan memang pemandangan mereka berdua sangat binal sehingga tubuhku menjadi panas. Aku menjamah payudaraku yang tegang dan memasukan tanganku ke selangkanganku. "Hhmmmmmpppphhhh... Eeeeeehhhmmmm...." Aku yakin Sisca saat ini sedang sangat terangsang.
"Uuuuhhh.... Uuuummm... Aku dimana... Kenapa semuanya gelap" Aku tersadar, namun aku tak bisa membuka mataku. Aku merasa kedinginan, aku meraba tubuhku dan ternyata benar, aku masih telanjang. Entah mengapa muncul rasa panik dan takut. Dalam gelap aku berusaha meraba dan mencari bajuku. "Siiiiissss.... Siiiiissscaaaa.... Aaaaaaaaauuuhhhh..." Aku mendengar suara seorang perempuan, entah suara itu benar-benar nyata dan perempuan itu benar-benar ada di sekitarku atau hanya hayalanku.
Suara : Tenang Sisca. Aku ini nyata kok, aku bakal ngantar kamu ke surga. Surga yang bisa kamu nikmatin selamanya.
Sisca : Enggak, gw mau hidup normal. Please, gw nyesel, please gw gak mau lagi, balikin penglihatan gw... Hiks.. Hiks... (Aku berusaha memohon dan berharap ini hanyalah mimpi)
Aku mulai berpikiran yang tidak-tidak, mulai dari apakah aku ini sudah mati atau jika ini kenyataan bahwa aku sudah mati, dan benar bahwa kehidupan setelah kematian itu ada neraka macam apa yang akan aku dapat. Tiba-tiba, aku merasakan sebuah tangan mulai menjamah kemaluanku dan payudaraku. Refleks, aku mengatupkan kedua pahaku dan berusaha menyilangkan tanganku di dadaku, tetapi tanganku tak bisa digerakan. Bukan karena ada yang memegangnya, tetapi seperti lumpuh. Kedua pahaku ku katupkan, namun aku tidak merasakan sebuah tangan, anehnya aku merasakan sebuah tangan yang meraba kemaluanku. "Noooo... How, thiiiiissss......iiissssss..... Eeeeeeeehhhhhmmmm happeeeeeeennnnn...... Ooooooowwwwhhh ???" Tangan tersebut sangat halus di kemaluanku, menyeruak bibir vaginaku dan memainkannya tanpa menyentuh klitorisku. Rabaan tangannya di payudaraku juga sangat membuatku bergairah. Tangan itu menggenggam gundukan kedua gunungku, namun tidak menyentuh putingku. "Aaaaaaaaaaaaaahhhhhh.... Sssssssssssssshhhh...." Handjob nya di tubuhku membuat tubuhku merasa penasaran dan tidak sadar, aku menggoyangkan pinggulku. "Aaaaaaaaaahhhh.... Nooooooo.... Dooooon't sssssssshhhh.... pleaseeeee....." Aku yang sebenarnya meminta untuk dihentikan, karena saking terangsangnya aku malah meminta lebih.
POV LINA
Aku melihat Rina dan Kelvin sudah seperti kesetanan.
Rina : Aaaaaaaahhhhh.... Viiiiiiinnnn.... Give me moreeeeee..... Aaaaauuuuhhhhhh
Kelvin : Nooooooo.... Tooo.... Muuucchh...
Rina : Viiiinnnn... Pleaseee...
Kelvin melepaskan melepaskan cumbuannya dan merebahkan badannya dan "Aaaaaaaahhhhh...... Aaaaaaaaahhhh.... AAAAAAAAKKKHHHHHH...." Kelvin pun klimaks dan langsung lemas sambil tiduran dan mengatur nafasnya. Aku yang sudah tak tahan karena melihat mereka, mempercepat permainan tanganku dan dengan sengaja mendesah agar mereka melihat ada aku juga di ruangan ini.
Lina (In Sisca's body of course): Aaaaaaaaaaaauuuuuuhhhhh.... Riiiiiiiinnnn.... Kamu pengen kaaaaaaannnn..... Ka.....muuuuuuhhhhhh.... Hmmmmm... belum klimaks khaaaaaaaaaannnn....
Rina : Sisca, sejak kapan kamu disini ? (Rina yang panik, langsung menarik bajunya dan berusaha menutup tubuhnya)
Lina : I'll give you heaven, but latter yaaaaahhh...."
Aku mendekati Kelvin, menggenggam penisnya dan mendekatkan tubuhku ke tubuhnya. Ia menghirup aroma tubuhku dan benar saja, tiba-tiba Kelvin bangun dan tenaganya sudah seperti terisi kembali. Aroma tubuhku setelah bersetubuh dengan Denis sepertinya berubah, seperti campuran antara Feromon dan Adrenalin, Setiap orang yang menghirupnya dapat langsung terangsang dan energinya seperti terisi, namun yang sebenarnya terjadi detang jantungnya akan bekerja lebih cepat dan mempermudah dirinya tewas.
Lina : Viiiiiiiinnnn.... I wanna this. (Kataku sambil menggenggam penisnya dengan lebih keras.)
Kelvin : Aaaaaaahhhh... Siscaa.... kamu nakal yah.
Lina : Iyaaaaaahhh... dong Vin, mesti dong. Rin, kamu harus belajar dari aku.
Aku melihat Rina, nafasnya mulai memberat, sepertinya ia sudah terangsang. Aku memainkan, menjilat dan menghisap penis Kelvin. Lumayan panjang untuk ukurannya, kalau ku perkirakan sekitar 7 inci. Namun, sesaat kemudian, Kelvin menghentikan aksiku. Ia mengangkatku dan mencumbuku, cumbuan dibibirku sangat mengirahkan. Tak mengira efeknya bisa sampai seperti ini, Kelvin sangat bertenaga mencumbu diriku. Cumbuan itu bukannya turun malah naik ke leher dan menjelajahi telingaku.
Lina : Aaaaaaahhhh.... Hmmmmmpppphhh.... Viiiiiinnnnn.... Kamu hebat sayaaaaanggg....
Kelvin : Slllllrrrppp.... Plok... Aaaaaaahhhh... Aku bakal puasin kamu Sis....
Lina : Aaaaaaahhhh... Yeeessssss.... Give me more honeeeyyy....
Di tempat yang berbeda, Sisca merasakan yang aku rasakan. Sebuah lidah yang mencumbunya, menjelajahi tubuhnya mulai dari telinga hingga payudaranya. "Aaaaaaaaahhhhh..... Noooooooo.... Pleasseeeeee... Sssssssshhhhhh... Somebody fuck meeee..... Aaaaauuuhhhhh." Dia menggeliatkan tubuhnya di lantai, karena tangannya tidak bisa berbuat apa-apa, meskipun sebagian dirinya lumpuh kuakui gerakan tubuhnya sangat sensual. Jika aku tidak bisa menahan cumbuan Kelvin ini. Aku akan menggeliat sepertinya.
Cumbuan Kelvin mulai turun, menjelajahi leherku dan ia membenamkan kepalanya diantara kedua payudaraku."Aaaaaaaahhhh.... Sssssshhhh.... Astaga, dia benar-benar pandai membuatku terangsang, padahal dia tidak menyentuh putingku." Cumbuannya kemudian turun kearah perutku dan menjilat sekitar pusarku. "Aaaaaaaaaahhhh.... Padahal seharusnya aku yang membuatnya tersiksa dengan nafsunya sendiri, tetapi malah aku yang merasakan nafsu ini." Tak sadar kepala Kelvin sudah berada di depan vaginaku tetapi yang ia jelajahi hanyalah bibir vaginaku saja. Diriku yang sudah dilanda nafsu, malah memaju-mundurkan pinggulku agar Kelvin bermain dengan klitorisku dan menghisap vaginaku yang sudah basah. Tetapi, kelvin malah melepaskan cumbuannya, hal itu membuatku panas dingin tak karuan.
Kelvin : Gimana ? mau aku lanjutin ?
Lina : Oooooowwwwhhhh.... Yeeeeesssss... Yesss Viiiiinn... Pleaseeee....
Kelvin mengarahkan penisnya ke vaginaku, namun hanya baru menggesekan penis itu di bibir vaginaku. "Oooooowwwwhhh.... Viiiinnnnn... Jangan main-main terus... Udaaaaaaahhh... Masukin ajaaaaaaahhhhhh.... Aaaaaaaahhhh...." mendengar hal itu, Kelvin langsung memasukan penisnya ke vaginaku. Penis itu tidak sebesar punya Denis, namun karena lebarnya yang hampir mencapai 10cm membuat vaginaku sangat penuh, meskipun vaginaku sudah banjir, namun gerakan Kelvin di vaginaku sangat seret. "Oooooooowwwwwhhhh... Viiiiiinnnnn.... Aaaaaaaaahhhhhhh..... AAAAAAAAAHHHH..." Kelvin mulai memaju-mundurkan penisnya dengan gaya misionary. Aku yang tak tahan dengan goyangan Kelvin di penisku, hanya bisa mendesah dan menggenggam payudaraku. Tiba-tiba seseorang menindih wajahku dan menghadapkan vaginanya ke mulutku. Aku tahu Rina sudah sangat terangsang, pasti ia meminta untuk dipuaskan.
Rina : Sis, daripada kamu mendesah gak karuan, mending hisep vaginaku.
Aku tidak bisa membalasnya, dan yasudah aku langsung saja menghisap vaginanya. Aku tidak bisa melihat kegiatan Rina dan Kelvin, karena wajahku tertutup oleh vagina Rina. Selang 15 menit, akhirnya aku merasakan Kelvin ingin orgasme dan pada saat inilah, aku menunjukan siapa diriku yang sebenarnya. Dari dalam vaginaku, aku merasakan sebuah benda yang menjalar disana, seperti ada 5 sulur tentakel dan tentakel itu melilit penis Kelvin.
Kelvin : "Ooooooooowwwwhhhh.... Ssssssshhhh.... Siiiiiiiiissssss... Aku mau keluaaaarrr...."
Lina : Iyaaaahhh.... Keluarin aja di dalem sayaaaaanggg.... Aaaaaaaahhh... Aku juga mau keluar....
Kelvin pun mengejang dan menyemburkan spermanya, namun tanpa ia sadari, semburannya sangat banyak, hal ini dikarenakan vaginaku juga menghisap nya dan tentakel yang ada di vaginaku memeras penisnya, seperti tangan pemerah susu. "Oooooowwwwhhhh.... Yesssssss.... Siiiiiiiisssss.... Oooooowwwwhhhhh.... Aaaaaaaahhhh... Aaaaaaaaaahhhhh... AAAAAAAAAAHHHHH... TOOO MUCH... TOO MUCH.... AAAAAAAAAAARRRRRRGGGGGGHHHHHH" Kelvin pun tergeletak jatuh, sementara aku langsung menjamah tubuh Rina, tangan kananku ku masukan dalam vaginanya, tangan kiriku menjamah payudaranya dan mulutku mencumbu bibirnya. Rina yang sudah daritadi dilanda nafsu karena ku hisap dan kujilat vaginanya langsung orgasme "Aaaaaaaaahhhh.... Siiiiiiiiissssss... Ooooooooowwwwhhh... OOOOOOOWWWWWWHHHH" cairan vagina Rina membasahi lantai dan kulihat dia akhirnya tertidur setelah hyper-orgasme itu. Aku yang menjamah tubuh Rina, langsung kuingat bagaimana bentuk dan lekuk tubuhnya dan aku berubah menjadi Rina. Namun, aku yang tidak terlau tertarik dengan tubuh Rina dan aku tidak bisa memakai kembali tubuh Sisca, langsung aku berubah ke diriku yang semula.
BACK TO SISCA
Setelah pemerkosaan yang nikmat namun tak kasat mata itu selesai, akupun terkulai lemas. Beristirahat sembari mengatur kembali nafasku. Namun tiba-tiba, suara itu kembali terdengar.
Suara : "Sis, Rest In Peace. Or Should i say, have a sex in peace.... Hahahaha"
Sisca : Hah... Maksudnya apa.
Suara itu tak membalas, namun tiba-tiba ada sesuatu yang menjalar di vaginaku dan keluar dari sana "Uuuuuuuuuhhhhh... What is thiiiiissss.... Aaaaaahhhh" Rasanya seperti sebuah sulur yang sangat banyak, ada yang kearah atas tubuhku, ada yang kebahwa menjelajahi pahaku dan ada yang kebelakang, menjelajahi bokongku. Rasanya geli namun nyaman sekali. Aku menggeliat "Aaaaaaahhhhh.... Hhhhhhmmmmm...." Benda itu menyelimuti tubuhku seperti sebuah baju latex. "Aaaaaaaahhhh.... Yeeeessssssshhh... Aaaaaaaaaahhhh" Setelah kakiku semuanya tertutup, bagian atas tubuhku juga dibungkusnya. Menjalar dari perut, payudara, leher dan akhirnya wajahku juga tertutup dan rasanya aku tertidur. Namun, dalam tidurku aku merasakan banyak tangan yang menjamah tubuhku, jamahan yang sangat sensual dan vaginaku rasanya disumpal oleh penis yang sangat besar. "Oooooooowwwwhhhh.... Oooooooowwwwhhhhhhh.... Aaaaaaaahhhhh..."
PENGANTAR UNTUK NEXT CHAPTER
POV DENIS
Akupun menyetir dengan cepat mobilku, menjauhkan "selir-selirku" dari kampus neraka itu. Aku masih belum yakin akan seperti apa "super power" yang dipunyai Lina ketika dia di tahap kesempurnaan. Apakah sama seperti Dea atau bisa jauh lebih parah ?
Dea : Den, kok lo buru-buru amat ? Terus kok lo ninggalin Lina ?
Denis : Gue cuma gak mau kalian kenapa-kenapa ? Tingkahnya si Lina makin aneh setelah gw berhubungan badan sama dia.
Dea : Laaaah...?!!! Terus adek gue gimana !!???
Denis : Gak apa-apa, Mona udah gue suruh balik juga. Sekarang dia lagi OTW di bus.
Riris : Den, tapi kenapa lo bawa Bu Silvi juga ?
Saat Riris bertanya demikian, aku hanya diam saja. Sebenarnya aku dan Silvi dipertemukan secara tidak sengaja waktu aku SMA pada perjalanan ke Singapura. Waktu itu aku berlibur bersama orang tuaku, karena memang setelah UN aku libur sangat lama dan dia sedang melakukan penelitian untuk tugas akhir dan tanpa kami ketahui ternyata dia satu hotel denganku. Aku sempat berkenalan dengannya, ngobrol bareng ketika ia senggang dikarenakan saking dekatnya kami, bahkan ia memanggilku dengan julukan "kid" karena memang jarak umur kami terpaut 4 tahun. Ia pun diajak day off sehari bareng orang tua kami ikut jalan-jalan dan jujur aku sempat suka dengannya, namun dikarenakan liburanku lebih singkat dari penelitiannya, aku pulang ke Indonesia duluan dari dia. Kami sempat hilang kontak. Namun, tidak disengaja, kami ternyata satu kuliah dengannya. Aku yang terlalu canggung dan dia yang sibuk karena menjadi asisten dosen, dan dikabarkan ia akan mengambil S2, aku tidak sempat mengobrol dengannya. Inilah kesempatanku bisa berduaan dengannya, bukan dengan dia yang dipengaruhi oleh black sperm, namun dengan dirinya yang asli.
Denis : Dea, Riris, aku antar kalian ke rumah kalian masing-masing. Aku mau jemput Tania.
Riris : Lalu Bu Silvi ? Yang penting kalian aman dulu. Aku dan Tania yang akan membicarakan masalah Bu Silvi. Dea, Gue kasih tau, kalau sebenernya yang bikin Bu Silvi jadi binal itu sebenrnya Tania. Dia dari awal ngincer Lo yang seharusnya kena penyakitnya tapi malah kena ke Bu Silvi. (Sebenernya bukan itu alasan asli aku membawa bu Silvi, meskipun benar aku akan menjemput Tania).
Setelah aku mengantar mereka kerumah mereka masing-masing, aku menelpon Tania.
Denis : Tan, kamu dimana ?
Tania : Aku di rumah. Lagi ada ortu juga.
Denis : Aduh, bisa ijin gak. Aku jemput kamu dan aku lagi sama Bu Silvi, aku cek dia juga bawa blangko surat pengantar penelitian. Kita ke apartemenku, tapi kamu bilang bakal penelitian seminggu.
Tania : Aku coba yah.
Denis : Terus tas mu gimana ?
Tania : Nah itu, ini tas nya pembantunya Via, mau diapain ?
Denis : Ntar kita bicarain.
Akupun mencoba menyadarkan Bu Silvi. Bu Silvi yang sedari tadi pingsan hanya duduk disebelah. Aku mengambil minyak kayu putih dan mengusapkan ke hidungnya. Ia pun bangun. Namun, tetap saja seringai wajahnya masih menampakan kebinalannya.
Silvi ; Deeeeeennnnn.... Please..... Give meeeeeeee......
Aku memberhentikan mobilku dan "Plaaaak" sebuah tamparan aku daratkan ke pipinya.
Silvi : Kamu kurang ajar, udah kamu yang bikin aku pingsan, aku kasih tubuhku. Kamu malah nampar aku ?
Denis : Is this really you ? Mana Silvi yang dulu yang sering manggil aku "kid" ? Mana Silvi yang dulu yang selalu dengerin curhatan orang-orang yang butuh sama dia Mana Silvi yang dulu yang bisa nyisain waktu buat aku ? Waktunya bukan tubuhnya ? Aku butuh itu Vi.
Silvi : Bukan itu maksudku, but... i can't hold this. Gak tau kenapa aku bisa kayak gini.
Denis : Hold yourself. Nanti kita bicarain. Kamu bawa blangko pengantar penelitian kan ? Tulis namaku sama nama Tania, aku mau izin sama orang tuanya Tania.
Silvi : Malsuin izin penelitian ? Kamu gila yah ?
Denis : Tenang, gak usah pake cap juga bisa. Yang penting ortunya percaya.
Silvi : Ya Udah.
Akupun sampai di rumah Tania dan benar saja, ayahnya Tania sudah menunggu di depan gerbang. Silvi pun keluar dan membicarakan tentang projek yang sebenarnya palsu itu. Ayahnya Tania seperti menyetujuinya dan keluarlah Tania membawa 2 buah tas, ayahnya juga tidak menaruh rasa curiga dengan 2 tas tersebut. Diperjalanan ke apartemen ku. Mereka berdua hanya diam saja. Entah hubungan intim seperti apa yang sudah mereka lakukan dan melihat raut mukaku yang sudah sangat marah, membuat suasana makin kelam.
Kami pun sampai di apartemenku. Aku mempersilahkan kedua perempuan itu masuk terlebih dahulu dan aku yang terakhir. "Cklek" pintupun tertutup dan...
Silvi : Aduuuhhh... Akhhhh... Dennnn... Please jangan sakitin aku...
Tania : Deeeennn... Salahku apa
Aku menjambak rambut mereka berdua dan ku hempaskan tubuh mereka di tempat tidur.
Denis menjambakku dan menghempaskan tubuhku ke kasurnya, begitu juga dengan Tania. Aku begitu takut, mata Denis sangat marah. Apa yang akan Denis lakukan kepadaku dan Tania. Aku merangkul pundak Tania, berusaha menenangkannya, karena Tania sangat ketakutan melihat tingkah Denis dan tangisnyapun pecah.
Denis : Tan, kamu tau siapa aja yang udah keinfeksi dengan penyakitmu ?
Tania : Awalnya cuma Bu Silvi... hiks... dan aku gak tau efeknya bisa sampai seperti itu.
Denis : Dan kamu tau siapa Bu Silvi itu ?
Tania : Asdos ? (Tania pun kebingungan, tidak mengerti apa yang Denis bicarakan)
Denis : Tan, kamu gak tau apa-apa, sebaiknya kamu keluar dan denger pembicaraanku dengan Bu Silvi.
Tanpa bicara lagi, Tania pun keluar dari kamar Denis. Ketika pintu tertutup Denis langsung memandangku dengan penuh amarah.
Denis : Sekarang kamu tau kan gimana kalau aku marah ?
Silvi : Kid, please jangan apa-apain aku ataupun Tania. Kalau kamu marah, salahin aja aku. Tania gak ada urusannya. Aku yang gak bisa nahan nafsuku Den.
Denis : Vi, semenjak kita ketemu, aku udah suka sama kamu. Cuman kita terpaut jauh umur aja, aku jadi canggung buat ngungkapin ini. Tapi sekarang malah kelakuan kamu kayak gini. Gimana aku bisa respect sama kamu ?
Silvi : Deeeennn... Please. Kalau aku nyakitin hati kamu, karena kelakuanku. Aku minta maaf. Please bisa kita ulang semua dari awal.
Denis : So, janji gak bikin diri kamu semurahan tadi ?
Silvi : Iyah kid, aku janji.
Denis memelukku. Hal yang belum pernah ia lakukan selama ini kepadaku. Pelukannya hangat di tubuhku, Denis yang tadi sangat marah bisa ku luluhkan 180 derajat. Namun disaat seperti itu, Tania malah masuk ke kamar.
Tania : Okay, that's enough. Kamu lebih sayang aku atau Silvi ?
Denis : Well. Aku gak bisa nentuin sekarang. Aku sayang kalian berdua, aku gak bisa nentuin sekarang.
Tania : Kalau gitu, aku bakal bikin kamu gak respect sama Silvi. Kamu harus lihat betapa binalnya dia.
Silvi : Noooo.... Tan... Please jangaaannnn.... Mmmmppphhh....
Tania langsung menyambar bibirku. Dia melumat mulutku, memainkan lidahnya dan aku berusaha untuk tidak membalasnya. Tangannya mencengkram kepalaku, namun cengkraman itu tidak lama berubah menjadi belaian yang sangat lembut. Dia membelai rambut yang menutupi telingaku, membelai belakang telingaku, turun ke leherku, bahkan hingga membelai belahan dadaku yang masih tertutup kaos. Aaaaaaaaahhhh... Sensasinya tak tertahankan, sampai-sampai aku yang tadi menolak untuk bermain lidah dengannya malah ikutan membalas permainannya. Entah sejak kapan dan karena aku menikmati lumatannya, tangan kanan Tania, menyelinap masuk dari bawah kaosku dan memainkan payudaraku dan tangan kirinya dengan jeansku yang sudah terbuka kancing dan resleting nya sudah menyelinap masuk ke cd ku, memainkan belahan vaginaku. "Aaaaaaaaaahhhh.... Taaaaaaannnn.... Emmmmhhhhhpppp..... Aaaaaaaaaaaahhhhh" Dia melepas lumatannya dan lidahnya menelusuri pipiku, naik ke belakang telingaku dan sesekali ia memasukan lidahnya di lubang telingaku. "Aaaaaaaaahhhh.... damn you Taaaaaaannnnn...." Aku masih dalam keadaan berdiri, tiba-tiba ia memepetkan diriku ke arah kasur, aku terpaksa harus mundur dan kamipun merebahkan diri kami di kasur.
Lumatannya di telingaku, lalu turun ke arah leherku, ia menjelajahi leher di sisi kiriku dan mencupang leherku. Dia melepaskan cupangannya lalu jilatannya turun kearah belahan dadaku, ia membuka kaosku dan menjelajahi gundukan payudaraku. "Aaaaaaaaaaahhhh... Taaaaaaannnn..." Aku yang sudah dilanda nafsu memegang payudaraku lalu mengarahkan putingku ke mulutnya. Namun yang ia lakukan malah mencupang gundukan payudaraku yang kiri. Cupangannya lalu menjelajahi belahan dadaku lalu ke dada kananku.
Silvi : Aaaaaaaaaaahhhh.... Taaaaaaannnnn... Give me more..... Aaaaaaaaaauuuuhhhh.... Hmmmmmmm.
Tania : Mmmmmmppphhh... Aaaaaaahhh... See, sebinal ini ternyata Silvi. Aku yang masih bisa pertahanin martabatku sebagai perempuan. Gak kayak dia.
Silvi : Nooo... Please, Tan, kalau kamu lakuin ini.... Please jangan buat Denis marah. (Akupun tersadar dari nafsuku)
Tania : Aku mau nunjukin ke Denis, seberapa lajangnya kamu dan cuma aku yang pantes buat Denis, aku gak peduli Denis bakal apain kamu, yang penting aku lebih baik daripada kamu. So, gimana Den ?
Denis pun mendekat, namun yang ia lakukan bukannya marah namun, memeluk erat kami berdua dan membelai rambut kami.
Denis : Vi, yang kamu lakuin itu manusiawi kok, kamu diserang sama Tania dan kamu jadi nafsu itu manusiawi kok. Kamu, juga sama Tan, manusiawi banget kalau kamu mau bersaing sama Silvi. Aku belum bisa nentuin sekarang, tapi yang penting aku sayang kalian berdua.
Entah mengapa Denis seperti mengerti perasaan kami. Bahkan tingkahnya selanjutnya menunjukan bahwa ia tahu apa yang kami butuhkan. Tiba-tiba tangan kiri Denis menyergap vaginaku dan memainkannya, sedangkan tangan kanannya membelai rambut Tania dengan penuh sayang dan mencium keningnya. "Aaaaaaaaahhhh... Deeeeeennnn... If you want this, I'll give you" aku langsung menurunkan celanaku dan celana dalamku. Tangan Denis yang sudah leluasa langsung mencolokan jari tengan dan telunjuknya ke dalam vaginaku. "Aaaaaaaaaaahhhhh..... Aaaaawwwwhhhh... Kiiiiiiddd..." Aku merasakan liang vaginaku sangat basah, aku sudah tidak peduli lagi apa yang ia lakukan terhadap Tania. Aku yang dilanda nafsu, langsung menyergap kedua payudaraku. Kecepatan tangan Denis yang keluar masuk di liang vaginaku dan ditambah licinnya vaginaku membuat aku makin becek dan tiba-tiba "Aaaaaaaaahhhh... Deeeeeeeeennnnn.... Iyaaaaaahhhh.. Iyaaaaaaaaaaahhh... Aaaaaaaahhhh.... OOOOOOOOOWWWWWWHHHH....." "Crrrrrssssstttt... Sssssssssssrtttttt... Ssssssssssssshhhhhhsssshhh" Aku terlalu lelah dengan orgasmeku, aku terengah-engah dan aku tertidur.
POV TANIA
Aku yang sedang menikmati kasih sayang Denis, tak terasa tubuhku juga ingin disetubuhi juga ditambah dengan suara desahan Silvi yang sudah mengalami orgasme, tubuhku panas dingin menahan nafsu ini. Namun, insting tubuhku dan pemikiran liarku, aku juga ingin menyetubuhi Silvi. Terlintas dipikiranku sebuah ide.
Tania : Sayang, lihat deh Silvi. Masa segitu aja dia udah lemes, padahal baru di fingering doang.
Denis : Kenapa ? mau juga kamu di fingering ?
Tania : Enggak, aku mau nguatin Silvi juga, biar dia kuat di ranjang.
Aku kembali membuat Silvi "warm up" aku jilat tubuhnya, dari belakang telinganya hingga pangkal lehernya dan karena Silvi sudah telanjang bulat, tangan kiriku menyapu mulut vaginanya, dan tangan kananku mengusap-usapkan pangkal payudaranya hingga ke ketiaknya. "Eeeeeeeeehhhhhmmmmm..... Aaaaaaahhhhh......" Lenguh nya. Tak sampai 3 menit, vaginanya mulai basah kembali. Aku oleskan cairan kewanitaannya ke tanganku dan ku arahkan kemulutnya "Ehmmm... Slurrrrpppp.... Plok..." Dihisapnya sampai habis cairan itu. Entah karena belum begitu pulih kesadarannya atau karena sangat menikmati "warm up" dariku, dan karena cairan pelumasnya yang keluar makin banyak yang keluar, jilatanku akhirnya turundari leher, melalui belahan payudaranya, perut hingga akhirnya aku mendaratkan jilatanku di vaginanya. "Srrrrttt... Srrrrtttt... Sluuuuuurrrrppp... Sluuurp... Plok" "Aaaaaaaahhh.... Iyaaaaaaahhh... Yeeeeeessssshhhh... Taaaaaaannnnn... Aaaauuuwwwhhhh" tak peduli dengan lenguhannya, kujilat dan kuhisap vaginanya, kutampung cairan pelumasnya di mulutku dan aku naik kembali ke bibirnya lalu aku melumat bibirnya. Kupaksa ia minum cairannya sendiri, dan makin ia merasakan cairannya dan menelannya makin liar balasan lidahnya ke lidahku "Eeeeeeehhhmmmm... Hmmmmmmm" tak sadar aku pun ikut larut dalam kenikmatan permainan lidahnya.
Aku tak ingin, hal ini cepat selesai dan malah aku yang kalah dalam permainan ini. Mengetahui karena infeksi dari penyakitku sudah dapat membuat cairan vaginanya membuat dirinya makin sensitif, aku kembali mecolokan jari tengah dan telunjuk ke vaginanya. Ku oleskan cairannya dari leher, turun ke payudaranya ke gundukannya serta putingnya. Kuoleskan pula di pinggangnya, paha bagian dalam dan bagian luarnya.
Silvi : Ehhhhmmmm... Hmmmmmppp.... Paaaaaaaaaaahhh.... HAAAAAAAAHHHH... Ooooowwwwhhh... Touch me Taaaannnn.... Touch meeee
Tania : You want more... Aku bakal kasih kamu, tapi kamu juga ikut puasin aku. (Kataku sambil melepaskan baju dan celanaku)
Silvi : Yeeessshhhh... Yesssssssssshhhhh... Yeeeeaaaaaahhhh....
Aku membalikan badanku. Memampangkan vaginaku yang sudah basah ke wajahnya dan wajahku ke vaginanya yang lebih basah dari vaginaku. Dengan pahanya yang sudah licin karena pelumasnya, dengan mudah aku membuka pahanya dan aku belai paha bagian dalamnya yang putih itu. "Oooooowwwhhh.... Owwhh... Yessshh..." Sebegitu senitifnya pahanya karena cairan kewanitaannya. Akupun mendaratkan mulutku kemulut vaginanya. Kumainkan clit nya, ku gigit dengan lembut daging kecil itu dan kusebakan mulut vaginanya dengan lidahku. "Ooooooooowwwwhhh.... Aaaaaaaahhh.... Iyaaaaaahhh..." Tak berapa lama, Silvi pun membenamkan wajahnya kearah vaginaku, tangannya menggapai payudaraku dan meremasnya, remasannya sangat nikmat, telapak tangannya menyentuh putingku dan jari-jarinya tidak hanya meremas gundukan payudaraku, namun juga membelainya. "Aaaaaaawwwwwhhhhh... Yeeeesssshhh Viiiiiii... Aaaaaaahhhh" permainan lidahnya dan karena sudah ku berikan cairan pelumas di mulutnya, lidahnya juga semakin kasar membuat rasa gatal tersendiri di vaginaku. "Crrsstt... Crrssstt... Crrsstt..." vaginaku berkedut-kedut dan mengeluarkan cairan orgamse tiap detiknya meskipun sedikit demi sedikit sudah membuat vaginaku sangat gatal " Aaaaahhh... Aaaaaahhhh... Aaaaaauuuhhh... Aaaaaawwwhhh" Lenguhku seiringan dengan orgasmeku. 10 menit berlalu, kami mempercepat permainan lidah kami.
Silvi : Ooooowwwwhhh... Yessssssshhhhh... Teruuuussssss... Aaaaaaaaaahhh.... Iyaaaaaaahhhhhh Gitu Taaaaaannnn... Aaaaawwwhhh
Tania : Ssssssshhhh... Sluuuuuurrrpppp... Sluuurrpppp... Psssssshhhhh.... Aaaaaahhh iyaaaahhh.. Don't stop Viiii....
Namun aku terkejut dengan Denis tiba-tiba sudah di depanku dan memampangkan penisnya yang besar.
Denis : Terus... Kamu isep clitnya, aku bakal masukin penisku. (Dengan mudah penisnya masuk ke vaginanya yang sudah basah itu)
Silvi : AAAAAAAAAHHHH... Awwwwwwwhhhhh... Yeeeeessssshhhh.... Deniiiiiisssss... Yeeeeessssshhhh
Silvi terlihat kaget karena ia sudah di penetrasi oleh Denis, aku yang makin tidak leluasa dengan pergerakan Denis, namun tanggung sedikit lagi Silvi akan keluar, malah mencupang clitoris Silvi. Silvi seperti orang kesetanan, tangannya direnggangkan, dadanya membusung dan cengkramannya di sprei Denis makin kencang "AAAAAAAAHHHH... IYAAAAAAHHHH... AAAAAAAAAAHHH... OOOOOOOOHHHHH" "Crrrrrrrrrssssssssstttttt.... Crrrrrrrrrrssssssssttttttt.... Crrrrrrrrrrrrsssssssssssstttttt" Silvi memuncratkan cairan orgasmenya. Sangat banyak, hingga kukira itu adalah kencingnya. Namun, karena Denis yang baru memulai permainan, tidak peduli dengan hyper orgasme nya Silvi. Ia terus menggenjot Silvi. Meskipun barusan Silvi sudah dilanda hyper orgasme itu, ia masih menggenjotkan pinggulnya. Akupun naik kemulutnya, seakan mengerti Silvi pun menarik pahaku dan menjilati vaginaku. Ia menjilat mulut vaginaku keatas dan kebawah, menghisap clitorisku dan menyedot liang kewanitaanku, seakan-akan ia haus dan belum minum seharian. "Aaaaaaaahhh.... AAAAAAAAAHHHHH..... Iyaaaaaahhh Viiiiii.... Yeeeeeeesssss.... Yesssssssshhhhh... Aaaaaaaahhhh...." Cercauku. Akupun juga seperti orang kesetanan, aku memaju mundurkan pinggulku, mengikuti irama gerakan lidahnya, menggesek-gesekan vaginaku ke lidahnya dan tanganku ku arahkan ke payudaranya. Aaaaaaaaaaahhhhh rasanya nikmat sekali.
Selama 15 menit kami melakukan demikian. Silvi pun makin keras melilitkan tangannya di pahaku, aku yakin dia akan orgasme lagi. Ia tak tahan dengan gerakan dan serangan-serangan yang sudah aku dan Denis lancarkan. Namun yang terjadi, ketika Silvi akan mencapai puncaknya, ia juga semakin kuat menghisap vaginaku. Aku juga kewalahan mengimbangi permainannya "Hmmmmmpppphhhh..... Emmmmmmppphhhhh..... Ehhhhhhhhmmmmmmmppppphhhhhh.... Aaaaaaaaaahhhhhhhh...." "Crrrsssssttt..... Crrrrrrrrrrrssssssssssttttt..... Crrrrrrrrrrssssssstttttttt...." "Haaaaahhh.... Haaaaahhh..... haaaaahhh...." Silvi yang sudah dua kali diterjang hyper orgasme dan sudah berkali-kali orgasme, tertidur pulas.
Aku yang merasa nanggung dan sedikit lagi aku juga akan orgasme, sedikit kesal juga, namun ketika aku berbalik badan. Denis mengeluarkan Penisnya yang masih mengacung keras dan sepertinya ia belum klimaks. Spontan aku seperti terhipnotis, mendekati dirinya dan membelai penisnya. Aku membelainya, mengurut penisnya dan mengarahkan penis itu ke vaginaku. Aku membelai vaginaku dengan penisnya, dirasa sudah cukup aku membelai vaginaku dengan penis itu, aku memasukan penis itu ke vaginaku, merebahkan tubuhku di kasur dan memaju-mundurkan tubuhku. "Aaaaaaaaaaaahhhh.... Iyaaaaaaaahhhh.... Aaaaaaaaahhhh" Denispun membenampakn wajahnya ke leherku, namun ia membisikan sesuatu.
Denis : Ketahuan kan. Kamu juga sama binalnya.
Tania : Gak apa-apa sayang. Kamu juga belom klimaks kan ?
Denis : Hahaha... Kamu, cari kesempatan aja.
Denispun akhirnya menggerakan pinggulnya dan memompa vaginaku dengan Penisnya yang besar itu. Karena Denis juga membenamkan wajahnya di leherku, ia juga tak luput untuk menjilat leherku. "Aaaaaaaaaaahhhh.... Iyaaaaaaaaahhh... Hmmmmmm Begitu sayang" Cercauku seraya ku dongakan leherku agar ia makin leluasa menjilati leherku. Entah sampai mana jilatan itu, tak sadar tubuh bagian atasku sudah basah dan lengket karena jilatannya. 10 menit ia memompa vaginaku, lalu.
Tania : Aaaaaaaahhhh.... Sayang..... Aaaaaaaahhhh... Aku mau keluar
Denis : Tahan bentar yaaaaaahhhh.... Aaaaaakkhhhh... Aku ntar lagi juga
"Aaaaaaaahhh..... Aaaaaaaaaahhhhh.... AKKKKKHHHHH.... OOOOOOOWWWWWHHH...." "Crrrrrrsssstttt..... Crrrrrsssttttt... Crooooott...Crroott... Crooot..." Cercau kami berdua, yang dilanda orgasme. Denispun memeluk tubuhku dan melepaskan penisnya. Serasa lega penis itu keluar dari vaginaku, namun terasa juga ada yang hilang dari sana.
Denis : Taaaaaannn.... Aku sayang sama kamu taaannn... Tapi please. Silvi udah aku anggep sebagai kakakku sendiri, kamu yang akur yah sama Silvi. Aku yakin Silvi itu orang baik, dia bakal jagain kamu juga kok.
Tania : Aku juga salah kok Den. Udah salah nilai Silvi. Aku kira kamu bakal ngeduain aku dan ngegantiin aku sama Dia.
Denis : Yah, wajar kok. Itu manusiawi.
Tak sadar, ada sebuah tangan yang membelai pipiku dan ternyata itu Silvi. Silvi sepertinya sudah terbangun dan mendengar pembicaraan kami.
Silvi : Tan... anggep aja aku ini kakak kamu. Aku ini anak tunggal dan juga yatim piatu. Aku tinggal sama pamanku, jadi aku gak ada orang yang bisa buat aku curhat. Aku bakal lindungin kamu sama Denis kok. Aku sayang kalian berdua, jadi aku bakal ngelindungin kalian.
Tangiskupun pecah dan aku memeluk Silvi.
NEW CHAPTER : CELEBRITY GET POSSESSED
POV DENIS
Setelah menikmati tubuh Silvi dan Tania, akupun memanggil Tania untuk keluar membicarakan dan melenacarkan rencana utamaku sebenarnya. Karena sudah ada Tania disini, aku menanyakan apakah dia membawa tas yang berisi pakaian Via Valen.
Denis : Tan, kamu bawa tas nya kan ?
Tania : Owh iya, aku bawa kok.
Denis : Ya udah, kita langsung aja balikin. Tapi, aku bakal selipin ini di tas nya.
Aku mengambil sebuah tabung reaksi besar yang berisi Black Sperm milik ku yang sudah kututup dengan sumbat agar tidak tumpah.
Tania : kamu yakin mau bikin artis jadi budakmu ?
Denis : No, no, no, no. Aku cuma mau bikin cewek-cewek diluaran sana tersiksa karena nafsu nya yang gak bisa di handle termasuk para artis dan lagi, Via gak bakalan tau darimana botol ini berasal dan jikalau dia lapor polisi, yang bakalan dicari itu pembantunya. Karena di botol ini aku udah kasih sidik jari pembantunya, yang ada di tas itu.
Tania : Kalau mau kamu begitu, aku nurut aja deh, yang penting kita aman-aman aja.
Aku membawa tas itu dan ditemani Tania sebagai saksi, yang akan menjelaskan kronologis kejadiannya. Kamipun sampai di rumah Via, memencet bel rumahnya dan untungnya Via ada di rumah.
Denis : Permisi kak Via, saya mau mengembalikan ini, saya yakin ini punya kakak.
Via : Kamu siapa yah ? Darimana kamu dapet tas itu ?
Denis : Owh saya Denis kak.
Via pun mengecek isi tas itu.
Via : Iya ini milik saya, tapi kok kamu bisa tau ?
Denis : Saya denger beritanya kalau pembantunya kakak, ngambil baju-baju kakak dan perhiasan kakak dan kebetulan tas teman saya tertukar dengan tas pembantu kakak di bus.
Taniapun menjelaskan bagaimana krinologis tas nya bisa tertukar dengan tas pembantunya. Mendengar hal itu, Via pun mengerti.
Via : Owh gitu toh ceritanya, ya udah, karena kamu udah balikin tas ini dan perhiasan kakak serta pakaiannya dan buat nuker tas kamu, ini.
Via pun menyodorkan uang sejumlah 500 ribu.
Tania : Apa gak berlebihan kak, tas ku bisa ku ganti kok.
Via : Gak apa-apa biar kakak aja yang ganti. Kan juga salah pembantu kakak.
Tania : Wah, makasih deh kak.
Kamipun mengucapkan terimakasih dan pergi.
Wah, baik banget tuh anak, balikin pakaianku dan perhiasanku, komplit lagi. Harusnya aku kasih lebih. Aku membongkar tas itu dan memasukan pakaianku di lemariku, dan benar saja, semuanya komplit. Tetapi, aku melihat sebuah botol dalam tas itu, isinya cairan hitam. Ku buka tutup botol itu. Hmmm wangi, jangan-jangan ini sabunku yang ia ambil dari kamar mandi. Benar-benar aneh pembantuku, entah sejak kapan dia mengidamkan tubuhku, sampai-sampai sabunku ia ambil.
Sudah sore juga, sebaiknya aku mandi, entah mengapa ketika aku menghirup wangi sabun itu, rasanya aku ingin mandi dengan sabun itu di bathtub ku, dan tiba-tiba aku membayangkan aku mengusapkan tanganku, turun ke payudaraku dan perutku, aku angkatkan kakiku dan kuusapkan kakiku naik, makin naik ke pahaku dan hingga ke pangkal pahaku. "Aaahhh... Hmmm" apa, apa yang kulakukan. Huft, entah mengapa jadi begini, ya sudah lebih baik aku menyiapkan mandiku saja.
Aku mengisi bathtub ku dengan air hingga setengah penuh. Lalu aku menunangkan setengah sabun itu dan, karena botol itu agak besar, panjangnya sekitar 20cm dan diameternya kira-kira 5cm. mengaduknya dengan tanganku dan wanginya makin keluar, dan semakin wanginya keluar semakin nafasku memberat, aku pun tidak sabar untuk masuk ke dalamnya. Aku membuka towelku dan masuk ke dalam bathtub. Aku mengusapkan air sabun itu ke tubuhku mulai dari leherku, kemudian tanganku, akupun semakin bernafsu namun aku masih sadar dan tidak ingin mengusap payudaraku, meskipun sudah tegang aku mengusap pinggangku dan perutku. Namun yang terjadi adalah rangsangannya makin kuat. "Aaaaauuhh... Hmmmm...." tak sadar akupun menlenguh. Seperti dalam bayanganku aku mengusap kakiku dari pangkalnya dari mata kakiku naik ke betisku dan ke pahaku. "Eeeeeehhhmmm....Hmmmmm..." makin terangsanglah diriku, semakin aku mengusap pahaku, tanganku makin melesak ke dalam pahaku dan makin naik ke selangkanganku dan sampailah di bibir vaginaku, entah mengapa secara tak sadar aku mengusap payudaraku, apakah karena aku makin terangsang. "Aaaaaaaaaahhhh.... Hmmmmm.... Haaaaaahhhhh...."
Semakin bernafsulah diriku, dan tanganku mempercepat rangsangannya di bibir vaginaku, ku bukakan bibir vaginaku dengan kedua jariku sadar atau tidak, sepertinya air di bathtubku memiliki pikiran dan masuk ke dalam vaginaku. "Aaaaaaaaaaaahhh... Haaaaauuuuhhh.... Haaaaaaaaahhh....." rasanya nikmat sekali. Remasan di payudaraku ku turunkan untuk memuaskan vaginaku, tangan kananku kugunakan untuk melebarkan bibir vaginaku dan ketiga jari tangan kiriku ku masukan dalam vaginaku dan kugerakan dengan cepat "Aaaaahhh.... Aaaaaahhhh.... Haaaaaahhh.... Aaaaauuuuuhhh" Tidak hanya kugerakan maju dan mundur tetapi aku juga menggaruknya di dalam vaginaku dan menyentuh G-Spotku "Aaaaaaaahhh..... Yeeeessshhhh..... Haaaaaahhh.... Aaaaaaahhh". Tetapi semakin aku ingin mencapai orgasmeku, payudaraku makin keras dan putingku malah makin gatal, kalau aku lepaskan kocokanku dalam vaginaku, orgasmeku tidak puas, tetapi payudaraku ku akui sangat gatal, dan gatal yang tidak pernah kurasakan selama ini. "Aaauuuhh.... Aaaauuuhhh... Aaauuuhhhhh" aku menggelengkan kepalaku, terasa bingung, orgasmeku tidak keluar-keluar dan malah makin gatal kedua area sensitifku.
tiba-tiba terbesit di pikiranku, untuk membuka kran bathtubku dan menyirami vaginaku, aku berusaha untuk berdiri, namun tidak bisa, yang kulakukan hanya merangkak. Aku membalikan badanku namun dengan air yang bergelombang di bathtubku, malah membuat arus, dan malah membuat air di bathtubku masuk ke vaginaku sedikit demi sedikit "Aaaaahhh...Haaaahhh... Haaauuuhh.." Entah sepertinya air itu hidup dan masuk kedalam area kewanitaanku. Aku berhasil menggapai kran bathtubku, membuka kran itu dengan full dan ku hadapkan air itu ke vaginaku "Aaaaaaaaaahhhhh.... Haaaaaaaahhhh.... Aaaaaaaaaahhhhhh..." dengan vaginaku yang dimainkan oleh air kran itu rasanya enak, dan aku bisa leluasa mengusap dan meremas payudaraku. Tetapi, aku belum bisa mencapai orgasmeku "Noooo... Noooo.... Aku belum puaaaaasssshhh... Aaaaaahhh...." Lenguhku, dan sepertinya vaginaku ingin diisi sesuatu.
Aku melihat botol itu, dan rasanya bisa kubuat untuk memuaskan vaginaku. Aku berusaha untuk berdiri untuk menggapainya karena ada di atas westafle ku. Aku mendapatkannya dan dengan cepat aku memasukan botol itu ke vaginaku. Dengan air kran yang deras membasahi bagian atas bibir vaginaku dan botol itu ku keluar masukan dengan cepat rasanya nikmat sekali. "Aaaaaaaahhhh.... Haaaaaaahhhhh... Aaaaaaaahhh.... Iyaaaaaaahhhh... Haaaaauuuuhhhh... Aaaaaaaooooowwwwwwhhh....." Lenguhku makin keras, makin keras aku meremas payudaraku, dan rasanya sudah terpenuhi apa yang aku dan vaginaku mau. Entah sudah berapa lama aku mengocok vaginaku, dan akhirnya aku sampai di klimaksnya "Aaaaaaaahhhhh.... Haaaaaaaaahhh.... Iyaaaaaaahhhh...... HAAAAAAAAAAAAAHHHHH..... AAAAAAHHH.... Haaaaahhhh" "Crrrrsssssstttt.... Crrrrrrrrssssssssstttttttt..... Crrrrttt.... Crrrrrttt" Lenguhku dan beriringan dengan cairan orgasmeku. Aku mulai mengatur nafasku kembali, "Plop botol itu terlepas dari vaginaku saat aku lepaskan tanganku dari botol itu. Karena kelelahan, aku tertidur di bathtubku.
5 JAM KEMUDIAN
Astaga, aku tertidur di bathtub, rasanya ini masturbasi terenaku di kamar mandi hingga aku bisa tertidur di bathtubku. Akupun berdiri, dan entah mengapa setelah melakukan hal terlerang itu, tubuhku rasanya segar sekali. Benar-benar berenergi dan rasanya stamina memenuhi seluruh tubuhku. Sepertinya ini bukan sabun yang biasa aku pakai, tetapi ini benar-benar mengenakan aku, bukan hanya secara nafsu saja, tetapi juga penambah stamina. Apa aku, bagi-bagikan saja ke teman-temanku sesama artis, daripada terjerumus narkoba lebih baik, ini saja, sepertinya bisa buat menandingi suami diranjang juga bisa.
Akupun membeli tabung reaksi itu dan memasukannya dengan air mandiku itu. Hmmmm... pertama siapa dulu yah ?
Keesokan harinya, aku cepat-cepat bangun dan mempersiapkan diriku, karena hari ini aku ada job di salah satu tv nasional. Tidak lupa aku membawa botol-botol yang berisi air mandiku kemarin, terlihat air itu makin hitam pekat dan makin mengental sama seperti sabun itu. Aku sampai di studio statiun tv itu dan melihat di ruang make up, melihat dua presenter yang akan membawakan acaranya. Sandra Angelia, Miss Indonesia tahun 2008 dan artis muda yang saat ini sedang meroket yaitu Natasha Wilona. Lalu ada pasangan artis Ruben Onsu dan Sarwendah. Disana pula aku melihat penyanyi lainnya seperti Judika, Ari Laso dan composer seperti Winky Wiryawan, namun satu orang yang ingin aku kerjai yaitu Isyana Sarasvati. Setelah melihat mereka, matakupun tertuju kepada salah satu wartawan disana yang sedang meliput. Aku melihat name tag nya, namanya Anna Thealita, dia terlihat begitu cantik dan seksi meskipun dibalik seragamnya, tetapi ia tidak bisa menyembunyikan dadanya yang busung tersebut dan kuperkirakan sekitar 34D.
Aku pun bersiap-siap menggunakan make up dan berias, sambil melihat-lihat keadaan sekitar dan juga melihat tas mereka. Aku mengetahui dimana tas Isyana, Sarwendah, Sandra dan Natasha karena aku satu ruang rias dengan mereka. Namun incaranku si wartawan itu, aku tidak mengetahuinya. Karena aku ditempatkan di opening, maka ketika aku kembali ke ruang rias pastinya sudah kosong dan bisa langsung melancarkan rencanaku.
Setelah opening, akupun kembali ke ruang rias dan benar saja, ruangan rias kosong. Langsung saja aku mencari tas mereka. "Tas Isyana, Sandra dan Sarwendah sudah, tinggal tas Natasha." Ketika aku ingin membuka tas Natasha, ada yang masuk ke ruang rias. "Mbak, Via, kok balik ke ruang rias ?" Aku terkejut dan menjatuhkan sabunku dan memecahkan botolnya. Ternyata yang mengejutkanku adalah incaranku, Anna Thealita.
Botol itu pecah dan cairan itu mengeluarkan wewangian yang aku, ingat, wewangian yang membangkitkan gairah nafsuku, namun aku menahannya, agar dia yang terbangkitkan nafsunya. Anna pun mendekatiku, membantuku memungut pecahan-pecahan botol itu. "Aduh maaf yah mbak, jadi ngagetin." Aku mengambil tissue dan berpura-pura mengelap sabun itu padahal tidak sama sekali kulap dan kutaruh tissue itu saja diatas genangan sabun itu, sambil aku melihat bagaimana reaksinya.
Anna : Hmm... Aaaahhh... Kok panas banget yaaaahhh.... Mbak Viaaaa... Matiin AC nya yaaaahhh...
Via : Eeeehhh.. Enggak kok.. Perasaan kamu aja kali
Reaksinya mulai menjalar ketubuhnya, karena ia berjongkok, ia mulai merapatkan pahanya dan menggesekannya.
Anna : Mbak.... Aaaaahhh, bisa minta tolong.... buangin kacanya ?
Via : Aaahh... Iyaaahh...
Aku mengambil tas Natasha, memasukan botol sabun baru ke tas tersebut lalu melihat Anna sedang bermasturbasi, memuaskan dirinya sendiri. Tangannya mulai menjelajahi dengan lihai lehernya lalu turun ke pangkal payudaranya, terlihat seperti memeluk dirinya sendiri. Lalu tangannya naik dan memeras payudaranya dengan tangan yang menyilang. "Aaaaaaaahhhh.... Hhhhmmmm...." Ia memeras payudaranya berulangkali hingga terlihat kakinya lemas dan merebahkan dirinya di lantai. Tangan kanannya turun dan meraba vaginanya di luar celananya. "Aaaaaauuuhhhh.... Ooohh Yeeessshhh... Aaaaaahhhh..." Tanpa ia sadari aku berada diatas tubuhnya dan membuka bajunya, tanpa perlawanan dan dengan ia menikmati permainan solonya dengan menutup mata, ia jadi tidak menyadari ada tangan yang meraba dan membuka bajunya. Kulucuti bajunya dan branya, dan ketika ia memasukan tangannya ke dalam celananya, aku membuka celananya dan celana dalamnya. Jadilah Anna yang saat ini telanjang bulat dan tidak ada benang yang menutupinya lagi. Tangannya leluasa meraba tubuhnya dan ketika ia telanjang ia menggeliatkan tubuhnya kekiri dan kekanan seperti cacing kepanasan. "Aaaaaaahhhh.... Aaaaaaaaaaauuuhhh...... Aaaaaahhh... Oooohhh Yeeessshhh... Aaaaaahhh..." Begitu lenguhnya.
Tak ia sadari, geliatannya malah menimpa tumpahan sabun itu dengan pahanya, jadilah kedua pahanya terlihat licin dan menggoda. Ia pun meraba sabun yang menumpahi pahanya dan mengusapkannya ke seluruh kakinya. Mulai dari telapak kaki, betis, tulang kering paha bagian luar hingga paha bagian dalam ia usapi. Karena aku membawa 10 botol sabun itu, akupun mulai mengerjainya. Kubukakan sabun itu dan menuangkannya diatas tubuhnya. Dimulai dari lehernya lalu menjalar kepayudaranya dan perutnya. Sengaja aku tidak menuangkannya ke vaginanya, agar ia yang meminta sendiri. Ia mengusapkan cairan yang menumpahi dirinya, sambil menggeliat dan melenguh ia meraba dirinya hingga mengkilap karena sabun itu. "Aaaaaaahhhh.... Yeeeeessssss.... Yeeeeesssshhhh.... Aaaaaaaauuhhh"
Anna : Aaaaaaaaahhhh.... Aaaaaaaauuuuhhhh... Mbak Viaaaa.... Aaaaaahhhh... apa ini... rasanya nikmat sekali..... Aaaaaaaahhhh
Via : Tenang aja, ini sabun kecantikan kok. Kalo kamu pakai, cowok-cowok bakal makin tertarik sama body kamu. Artis-artis lain juga pake kok.
Anna : Aaaaaaaahhhh... Ini.... bukannya obat perangsang yaaaaaahhh.... Ooooooowwwwhhh...
Via : Tapi kamu suka kan ?
Anna : Hmmmmppphhh... Tapi ini salah mbak... Aku kan belum nikah... belum punya suami... Inikan zinah.
Via : Sarwendah juga pake kok buat ngelayanin suaminya di ranjang, makanya mbak balik buat ngasih ini ke mereka. Kamu sih salah ngangetin Mbak, jadinya kayak gini. Mbak selesaiin yah ? Kamu mau kan ?
Anna : Aaaaaaaahhhh.... Iyaaaaaahhh....
Bukannya memberhentikan gerakannya, aku malah membuka kedua pahanya, lalu menyodorkan satu botol full sabun itu ke vaginanya. "Aaaaaaaaaaaahhhhh.... Ooooooooowwwwhhhh.... Mbaaaakkk... Pleaaassseeee.... Aaaaaaaaaahhhh... Noooo.... Yeeeessssssshhh... Aaaaaaahhh... Noooo... YEEEESSSSSSSHHHHH... Aaaaaaaahhhh...." Pikiran Anna kacau, dan akhirnya ia kalah dengan nafsunya. Satu botol itu habis ditenggak oleh vaginanya. Sepertinya ia sudah tidak perawan, vaginanya bisa menenggak habis satu botol full sabun itu.
Anna : Mbak Pleaseeeeee..... Aaaaaaahhhh.... Garukin Miss V kuuuu.... Aaaaaaaaaaahhhh Gatel banget....
Via : Aku garukin yah
Aku lalu memasukan ketiga jariku dan memaju-mundurkan jariku sambil membengkokkan jariku untuk menyentuh G-spot nya. "Aaaaaaaaahhhh... Oooooowwwwwhhh.... Yeeeesssssshhhh.... Yeeessshhhhh...."Erangnya.
Via : Gimana ? Enak kan ?
Anna : Ooooowwwhhhh.... Iyaaaaaahhhh... Iyaah mbak... Ehhhmmmm Enak banget... Lanjutin mbak....
Aku melepas genjotan jariku lalu memasukan botol itu ke vaginanya dan "Blesshhh" Karena vaginanya yang sudah basah dan licin, botol itu langsung melesak masuk kedalam vaginanya kubiarkan sejenak botol itu didalam vaginanya dan beberapa saat kemudian kugenjot botol itu. "Owwhh Yesssshhh... Yeeesshhh... Aaaaauhhhh....". Kumaju-mundurkan botol itu dengan tempo cepat. Erangannya makin mengganas dan berselang 10 menit.
Anna : Mbaaaaaa.... Aaaaaakkkhhh.... Aku mau pipis mbaaaaakkkk....
Via : Keluarin aja... kamu bakal puas kok
Anna : Aku keluar yaaaahhhh.... Aaaaaahhhhh.... Aaaaaauuuuhhhhh.... HAAAAAAAAHHHHH.....CRRRSSSSSSSTTTT.... Crrrrsssstttt.... Crrrrrttt...
Semburan cairan vaginanya begitu deras dan selang kemudian, ia tergeletak dilantai dengan nafasnya yang memburu. Takut karena akan ada orang lain datang aku langsung mengelap tumpahan cairan vaginanya dengan celana dalamnya, memakaikannya lagi ketubuhnya semua bajunya. Karena ia tertidur kubopong dia keluar menuju mobilku, beruntungnya tidak ada orang dikoridor. Kunyalakan mobilku dan ac nya. Namun, tak lupa aku ikat dia di dalam mobil dan ku bekapkan dia dengan kain. Aku berencana untuk menculiknya dan menjadikan ia budak seksku.
0 komentar:
Posting Komentar